cover
Contact Name
Akhmad Farid
Contact Email
jurnalkelautan@trunojoyo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkelautan@trunojoyo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kelautan : Indonesian Journal of Marine Science and Technology
ISSN : 19079931     EISSN : 24769991     DOI : -
Core Subject :
This journal encompasses original research articles, review articles, and short communications, including: Marine and fisheries ecology and biology, Marine fisheries, Marine technology, biotechnology, Mariculture, Marine processes and dynamics, Marine conservation, Marine pollution, Marine and coastal resource management, Marine and fisheries processing technology, Salt technology, Marine geology, physical and chemical oceanography.
Arjuna Subject : -
Articles 376 Documents
STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI TIMUR LAUT KABUPATEN ACEH BESAR DAN PIDIE PADA TAHUN 2002 – 2014 Ridha Riani Zahara Lubis; Thaib Rizwan; Syahrul Purnawan; Maria Ulfah; Syarifah Meurah Yuni; Ichsan Setiawan
Jurnal Kelautan Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v11i2.3894

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai di sepanjang pantai timur laut Kabupaten Aceh Besar dan Pidie pada tahun 2002 hingga 2014 dengan interval selama dua tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2016 dimulai dari pinggir pantai Desa Krueng Cut, Aceh Besar sampai Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie. Metode Penelitian memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan penginderaan jauh, dengan mengambil data citra satelit Landsat 7 dan Landsat 8 yang diproses menggunakan ArcGIS 10.5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan garis pantai yang terjadi sangat signifikan untuk perubahan abrasi maupun sedimentasi.Kata Kunci: Garis Pantai, Abrasi, Sedimentasi, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG), ArcGIS 10.5.ABSTRACTThis study aims to determine the shoreline changes along the northeastern coast of Aceh Besar and Pidie districts in 2002 to 2014 at intervals of two years. This research was conducted in January - February 2016 starting from coastal village of Krueng Cut, Aceh Besar until Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie. The research method utilizes Geographic Information System (GIS) and remote sensing technology, taking Landsat 7 and Landsat 8 satellite images processed using ArcGIS 10.5. The results of this study indicate that the shoreline changes that occur are very significant for abrasion and sedimentation changes.Keywords: Coastline, Abrasion, Sedimentation, Remote Sensing, Geographic Information System (GIS), ArcGIS 10.5.
SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto
Jurnal Kelautan Vol 8, No 1: April (2015)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v8i1.809

Abstract

Sebaran sedimen tersuspensi (Total Suspended Solid (TSS)) dapat dipelajari secara horizontal maupun vertikal. Akumulasi sedimen tersuspensi (TSS) secara horizontal sangat dipengaruhi oleh arus permukaan maupun gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Keterdapatan TSS ini diduga berpengaruh terhadap sebarannya pada profil vertical. Kedua kondisi sebaran sedimen tersuspensi (TSS) berpengaruh terhadap optimalisasi penetrasi cahaya matahari di perairan. Sedimen tersuspensi (TSS) menjadi salah satu factor fisika yang penting sebagai indicator kondisi perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran Total Suspended Solid (TSS) di perairan Kabupaten Bangkalan. Materi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh air dan data parameter lingkungan (pasang surut dan kecerahan) yang diambil pada 7 stasiun pada bulan Agustus-September 2013 di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan. Metode gravimetric (SNI-06-6989.3-2004) digunakan untuk analisa Total Suspended Solid (TSS). Data parameter lingkungan dianalisa secara deskriptif. Analisa TSS menunjukkan nilai yang berbeda pada beberapa stasiun penelitian untuk setiap minggunya. Konsentrasi TSS terendah sebesar 35 mg/L (Stasiun 3, profil permukaan, minggu pertama) dan tertinggi sebesar 620 mg/L (Stasiun 4, profil dasar, minggu pertama). Secara umum, konsentrasi TSS secara vertikal (dari permukaan-dasar) cenderung semakin besar, diduga dipengaruhi oleh jenis substrat dan parameter arus yang berpeluang untuk menimbulkan pengadukan di profil dasar. Kondisi lingkungan (kecerahan dan arus) menunjukkan bahwa daerah dengan konsentrasi TSS yang tinggi cenderung memilki nilai kecerahan yang rendah dengan kecepatan arus yang lebih besar.Kata Kunci: kecerahan, pola arus, Total Suspended Solid (TSS) DISTRIBUTION OF TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) IN THE VERTICAL PROFILE IN THE MADURA STRAIT WATERS BANGKALAN DISTRICTABSTRACTDistribution of suspended sediment (Total Suspended Solid (TSS)) can be studied through horizontal and vertical. Accumulation of suspended sediment (TSS) horizontally greatly influenced by surface currents and waves generated by the wind. TSS discovery is supposed to influence the spreading on a vertical profile. The second condition of distribution of suspended sediment (TSS) effect on optimizing the penetration of sunlight in the water. Suspended sediments (TSS) became one of the important physical factor as an indicator of water conditions. This study aims to determine the distribution of Total Suspended Solid (TSS) in the waters of Bangkalan. The main material used in this study is an example of water and environmental parameter data (tidal and brightness) taken at 7 stations in August-September 2013 in the Madura Strait, Bangkalan. Gravimetric method (ISO-06-6989.3-2004) is used for the analysis of Total Suspended Solid (TSS). Environmental parameters data were analyzed descriptively. TSS analysis shows different value on some of the research station for TSS. Concentration per week low of 35 mg / L (Station 3, surface profile, the first week) and the highest was 620 mg / L (Station 4, the basic profile, the first week). In general, concentrations of vertical TSS (from surface-basic) tends to be greater, might be influenced by the type of substrate and flow parameters are likely to cause agitation in the basic profile. Environmental conditions (brightness and current) shows that areas with high concentrations of TSS tend to have the value of a low brightness with the larger speed of currents.Keywords: brightness, current patterns, Total Suspended Solid (TSS)
ANALYSIS OF SEA WATER POLLUTION IN COASTAL MARINE DISTRICT TUBAN TO THE QUALITY STANDARDS OF SEA WATER WITH USING STORET METHOD Perdana Ixbal Spanton; Abdul Aziz Saputra
Jurnal Kelautan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v10i1.2671

Abstract

The sea water is a component that interacts with the terrestrial environment, where sewage from the land will lead to the sea. Waste containing these pollutants will enter into coastal waters and marine ecosystems. Partially soluble in water, partially sinks to the bottom and was concentrated sediment, and partly into the body tissues of marine organisms. This study was conducted to determine the level of pollution of sea water on the coast in the district of Tuban. This research was conducted in the Coastal Water Tuban, East Java. The main material used in research on Analysis of Water Pollution in Coastal Sea on Tuban. The method used in this research is using storet method and compared to the quality standards of the Environment Decree No. 51 in 2004. Based on the analysis of testing at five sampling point’s seawater around Bodies Tuban, obtained by sea water quality measurement results either in physics, chemistry, and microbiology varied. The level of pollution of sea water around Coastal Tuban obtained by using Storet Method average value of analysis is -4.2 included in class B are lightly blackened, while using values obtained Pollution Index average pollution index of 3.60 is included in the category lightly blackened. Keywords: Analysis of the pollution level of seawater on the coast in Tuban, Quality Standards of Sea Water, Storet Method.
KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI FITOPLANKTON DI WADUK SELOREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Asus Maizar Suryanto
Jurnal Kelautan Vol 4, No 2: Oktober (2011)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v4i2.877

Abstract

Penelitian dilakukan di waduk Selorejo pada bulan April-Mei 2008. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelimpahan dan komposisi fitoplankton di waduk Selorejo. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali setiap minggu pada 4 stasiun. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 120 – 930 ind/ml. Data kualitas air diperoleh suhu perairan yaitu berkisar antara 24 – 260C, kecerahan 32 – 55 cm, warna air warna hijau dan coklat keruh, pH 8 – 9, nitrat 0,33 – 1,04 mg/l, dan fosfat 0,9 – 0,55 mg/l. Sebagai usaha untuk menjaga kondisi perairan waduk Selorejo disarankan perlunya penanganan dan upaya manajemen bagi masyarakat sekitar tentang pemanfaatan dan pelestarian perairan sungai dan juga waduk Selorejo bagi kehidupan manusia. Kata Kunci : Fitoplankton, Waduk Selorejo, Kualitas Air 
FITOFARMAKA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens) UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus Forsskal 1775) TERHADAP SERANGAN BAKTERI Vibrio alginolyticus Etika Oktaviani; Esti Harpeni; W Wardiyanto
Jurnal Kelautan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v12i1.4997

Abstract

BSTRAKFitofarmaka di Indonesia sudah tidak asing lagi dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan-pengobatan tradisional. Tanaman sambung nyawa merupakan salah satu tanaman yang sudah banyak dimanfaatkan untuk pengobatan manusia karena memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat obat. Kandungan-kandungan tersebut seperti flavonoid, tannin, dan saponin. Selain untuk pengobatan manusia, daun sambung nyawa juga berpotensi untuk digunakan sebagai obat ikan dalam rangka pencegahan penyakit. Vibriosis merupakan salah satu penyakit bakterial yang disebabkan oleh Vibrio alginolyticus dan rentan menyerang ikan kerapu macan. Penggunaan antibiotik sintetik telah banyak digunakan tetapi menimbulkan banyak dampak buruk, sehingga perlu alternatif baru untuk pencegahan vibriosis. Salah satunya yaitu dengan penggunaan ekstrak daun sambung nyawa, hal ini didukung karena potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ekstrak daun sambung nyawa untuk meningkatkan ketahanan tubuh ikan kerapu macan sehingga dapat mencegah serangan bakteri Vibrio alginolyticus. Metode yang dilakukan meliputi ekstraksi bahan, uji fitofarmaka, uji in vitro, uji in vivo, uji hematologi, dan uji histopatologi. Dosis ekstrak daun sambung nyawa yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan tubuh ikan kerapu macan dan mencegah serangan Vibrio alginolyticus adalah dosis 700 ppm.Kata kunci : daun sambung nyawa, pencegahan, vibriosi
ASPEK REPRODUKSI LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN TELUK EKAS PULAU LOMBOK M Junaidi; N Cokrowati; Z Abidin
Jurnal Kelautan Vol 3, No 1: April (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i1.839

Abstract

Purposes of this research are to know some reproduction aspects of lobster, including sex ratio, gonad maturity level, size of first gonad mature, fekundity, and relationship of length-weight some. This research was conducted in June until November 2009 in Ekas Bay. During research 5 lobsters species were obtained, they are Panulirus homarus, P. versicolor, P. ornatus P. penicillatus and P. longiceps, with their of is well-balanced (1:1). Size of first gonad mature of P. homarus at carapace length 77,44 mm that happened during June - November with fekundity 28.000 - 96.000 granule, P. versicolor at carapace length 82,20 mm that happened during June - September with fekundity 16.500 - 71.000 granule, P. ornatus at carapace length 76,74 mm that happened during September - November with fekundity 47.000 - 87.000 granule, P. penicillatus at carapace length 69,84 mm that happened during June - November with fekundity 31.000 - 150.000 granule and P. longiceps at carapace length 68,47 mm that happened in June - August with fekundity 47.000 - 140.000 granule. Relationship of carapace length and body weight of five species, also male and female was described using linier regression equation and have negative allometrict pattern, where accretion of carapace length was quicker than body weight accretion.Keyword : reproduction aspect, lobster, Ekas Bay
KOMPARASI INDEKS KEANEKARAGAMAN DAN INDEKS DOMINANSI FITOPLANKTON DI SUNGAI CILIWUNG JAKARTA (Comparison Of Diversity Index And Dominant Index of Phytoplankton At Ciliwung River Jakarta) Marlenny Sirait; Firsty Rahmatia; P Pattulloh
Jurnal Kelautan Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v11i1.3338

Abstract

Fitoplankton merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Perubahan kualitas perairan sebagai akibat banyaknya beban nutrien yang masuk ke sungai Ciliwung akan berpengaruh terhadap kehidupan fitoplankton. Penelitian ini bertujuan untuk melihat komparasi indeks keanekaragaman (H’) dan Indeks Dominansi (D) fitoplankton di Sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Februari 2017 dari mulai hulu sampai hilir Sungai Ciliwung. Dari analisis indeks keanekaragaman dan indeks dominansi diperoleh perbedaan yang nyata, dimana semakin ke hilir indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton semakin rendah dengan kisaran 1,21 sampai dengan 2,6. Sebaliknya, indeks dominansi menunjukkan hasil bahwa semakin ke Hilir indeks dominasi lebih tinggi dibandingkan dengan bagian hulu dengan kisaran 0,09 sampai dengan 0,68. Dengan demikian indeks keanekaragaman dan indeks dominansi fitoplankton memiliki hubungan berbanding terbalik. Perbedaan indeks keanekaragaman dan indeks dominansi di sepanjang aliran hulu sampai hilir mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem di Sungai Ciliwung.  Kata Kunci: Ciliwung, indeks keanekaragaman, Indeks Dominansi, FitoplanktonCOMPARISON OF DIVERSITY INDEX AND DOMINANT INDEX OF PHYTOPLANKTON AT CILIWUNG RIVER JAKARTAABSTRACTPhytoplankton is a biological parameter that can be used as an indicator to evaluate the quality and level of fertility of a water. Changes in water quality as a result of the large load of nutrients entering the Ciliwung River will affect the life of phytoplankton. This study aims to see the comparative index of diversity (H ') and the Dominant Index (D) of phytoplankton in Ciliwung River from upstream to downstream. The study was conducted from December 2016 to February 2017 from upstream to downstream of the Ciliwung River. From the index analysis of diversity and index of dominance, there was a significant difference, where the downward index of diversity (H ') of phytoplankton was lower, ranged between 1,21 and 2,6 (the index of diversity ranging from low to medium).  Otherwise, the dominance index showed the opposite result. The more downstream the dominance index is higher than the upstream, ranged between 0,09 and 0,68. Thus the index of diversity and the index of phytoplankton dominance has a relationship inversely. Differences of diversity index and dominance index in upstream to downstream poses an imbalance of ecosystem in Ciliwung River.Keywords: Ciliwung, diversity index, Dominant Index, Phytoplankton
POTENSI EKOSISTEM MANGROVE DI TAMAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA PAPUA Yunus P Paulangan
Jurnal Kelautan Vol 7, No 2: Oktober (2014)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v7i2.798

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki keanekaragaman hayati baik dari manfaat  ekologi maupun sosialnya. Ekosistem ini berperan dalam siklus ekologi di wilayah pesisir dengan ketergantungan biota perairan dan manusia terhadap keberadaannya. Manfaat ekonomi langsung dari ekosistem mangrove adalah kayu mangrove sebagai bahan bakar maupun sebagai bahan bangunan dan kawasan hutan yang dialih fungsikan sebagai area tambak. Kawasan ekosistem mangrove Taman Wisata Teluk Youtefa yang berada dekat dengan perkotaan, menjadikan kawasan tersebut berkaitan langsung dengan keberagaman aktivitas tersebut, seperti pemanfaatan kayu mangrove sebagai kayu bakar, bahan bangunan dan sebagainya yang mengakibatkan penurunan kualitas ekosistem mangrove. Selain itu terdapat aktivitas, seperti konversi lahan menjadi tambak, pemukiman dan industri, serta tingginya pencemaran dan sedimentasi dari lahan perkotaan. Sebagai upaya pengelolaannya berdasarkan konsep dan prinsip terpadu, maka perlu disusun rencana strategis pengelolaanya agar dapat berkelanjutan. Dari proses penyusunan tersebut, terlihat bahwa peranan stakeholder sangat dibutuhkan dalam setiap langkah penyusunan program. Selain itu, dimensi pengelolaan, yaitu ekologi, sosial ekonomi maupun kelembagaan menjadi pertimbangan utama sebagai satu kesatuan tahapan.Kata Kunci: Mangrove, Pengelolaan terpadu, Teluk YoutefaPOTENTIAL MANGROVE ECOSYSTEM IN YOUTEFA BAY TOURIST PARK, JAYAPURA CITY, PAPUAABSTRACTMangrove ecosystem has biodiversity, either in ecology or social use. This ecosystem plays a role in ecology cycle in coastal area with the reliance of aquatic biota and humans upon its existence. The location of mangrove ecosystem of Youtefa Bay Tourist Park that is near to the city placed it in direct contact with a variety of activities, such as the utilization of mangrove wood as a firewood, building material and others that threat the quality of the mangrove ecosystem to experience a decrease. Besides, there were activities such as conversion of land into fishpond, settlement and industry, and high level of pollution and sedimentation coming from the city. As a management effort that is based on integrated concept and principles, a strategic planning on its management is required to maintain its sustainability. From the arrangement, it can be seen that the role of stakeholders is extremely demanded in every step of program arrangement. In addition, the management dimension, namely ecology, social economy or institution become a primary consideration as a united stage.Keywords: Integrated Management, Mangrove, Youtefa Bay.
BIODIVERSITAS IKAN KARANG DI WILAYAH BENTANG LAUT LESSER SUNDA BANDA (KAB. FLORES TIMUR, ALOR DAN MALUKU BARAT DAYA), INDONESIA Fakhrizal Setiawan; Muttaqin Azhar; E Estradivari; Efin Muttaqin; Sukmaraharja A Tarigan; Tutus Wijanarko; K Khaifin; Nara Wisesa; Aditano Y Retrawimbi; M Muhidin; Hedra Akhrari; Sanca Sadewa
Jurnal Kelautan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v10i1.1349

Abstract

Sebanyak 62 titik penyelaman dilakukan untuk memberi gambaran mengenai ikan karang yang terdapat di wilayah perbatasan Propinsi NTT dan Maluku di Indonesia. Tutupan karang hidup menunjukan umumnya kondisi tutupan karang berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 62,51%. Ikan karang yang ditemukan dalam survei ini terdiri dari 468 spesies dalam 47 Famili ikan karang dimana biomassa ikan karang tertinggi terdapat Kab. MBD (Rata-rata 12.476,32 Kg/Ha) sedangkan yang terendah terdapat di Kab. Flores Timur (rata-rata 652,83 Kg/Ha). Nilai Kelimpahan ikan karang tertinggi terdapat di Kab. MBD (rata-rata 13.308 Ind/Ha) dan yang terendah terdapat di Kab. Flores Timur (rata-rata 1.502.23 Ind/Ha). Struktur komunitas ikan karang berdasarkan indeks shanon-weinner (H’) berada kategori sedang, nilai indeks keseragaman (E) masuk kategori labil dan nilai dominansi (C) masuk dominansi rendah sehingga ekosistem masih dalam kondisi baik. Kesamaan spesies ikan karang menggunakan hasil cluster analysis pada taraf penskalaan 66,37 % dan MDS (Multi Dimensional Scalling) mengelompokkan ikan karang kedalam 2 grup yaitu ikan karang di wilayah Kab. Alor dan Flores Timur dan Kabupaten Maluku Barat Daya di kolompok lainnya. Hasil dari analisis klatser dan MDS memperlihatkan Kab. Alor dan Flores timur di Provinsi NTT yang masuk wilayah geografis Lesser Sunda memiliki perbedaan ikan karang dengan Kab. Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku yang secara geografis masuk area Banda seascapes. Secara keseluruhan ikan karang di Kab. MBD memiliki potensi yang sangat tinggi dilihat dari kelimpahan, biomasa dan nilai ekologi lainnya. Lokasi ini bisa dikembangkan menjadi sumber protein hewani yang potensial bagi masyarakat disana maupun tingkat nasional.Kata kunci: Ikan karang, Biomassa, kelimpahan, Lesser sunda, Flores Timur, Alor, Maluku Barat Daya. REEF FISHES BIODIVERSITY OF LESSER SUNDA-BANDA SEASCAPE (EAST FLORES, ALOR AND SOUTH WEST MALUKU DISTRICT) IN INDONESIAABSTRACT A total of 62 dive sites were made to provide an overview of reef fish found in the border region of the Province of NTT and Maluku in Indonesia. Live coral cover shows the general condition of the coral cover is in good category with an average value of 62.51%. Reef fish found in this survey consists of 468 species in 47 Famili reef fish reef where fish biomass is highest Kab. MBD (average 12.476,32 kg.ha-1), while the lowest was in the district. East Flores (an average of 652,83 kg.ha-1). The value of reef fish abundance is highest in the district MBD (average 13.308 ind.ha-1) and the lowest was in the district East Flores (average 1.502,23 ind.ha-1). Reef fish community structure based-weinner Shannon index (H') was the medium category, evenness indice value (E) in the category volatile and the value of dominance (C) enters a low dominance so that the ecosystem is still in good condition. The similarity of species of reef fish using cluster analysis results at the level of scaling 66.37% and MDS (Multi Dimensional Scaling) breaks down into two groups of reef fish that reef fish in the district Alor and East Florest and district of Southwest Maluku in other group. Results of the cluster analysis and MDS showed Alor and East Flores regency in NTT Prvince incoming Lesser Sunda seascapes have different reef fish by the District of Southwest Maluku in Maluku Province incoming Sunda Banda seascapes. Overall reef fish in the district. MBD has a very high potential views of abundance, biomass and other ecological values. This location can be developed into a potential source of animal protein for the people there as well as national level. Keywords: Reef fishes, biomass, abundance, Lesser Sunda, sunda banda seascape
ANALISA SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN PANTAI KABUPATEN BANGKALAN PASCA JEMBATAN SURAMADU Aries Dwi Siswanto
Jurnal Kelautan Vol 3, No 2: Oktober (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i2.917

Abstract

Konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) merupakan satu parameter yang mengindikasikan laju sedimentasi.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) di perairan Kabupaten Bangkalan pasca pembangunan Jembatan Suramadu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan materi contoh air dan dianalisa Total Suspended Solid (TSS) dengan didukung oleh data sekunder berupa parameter hidrooseanograti dan sedimen. Metode ini dapat mendeskripsikan distribusi Total Suspended Solid (ISS). Hasilnya adalah konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) yang berbeda antar lokasi sampling. Ada kecenderungan bahwa nilai Total Suspended Solid (TSS) secara umum relatif berkurang dan variatif sesuai profil kedalaman.Kata Kunci : Total Suspended Solid (TSS), Sedimen

Page 2 of 38 | Total Record : 376