cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
KURVA S JURNAL MAHASISWA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 1,106 Documents
ANALISIS KERUSAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN RUAS JALAN SULTAN SULAIMAN KOTA SAMARINDA WIBOWO, CANDRA
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat berperan penting dalam mengalirkan arus lalu lintas. Saat ada ruas jalan yang terjadi kerusakan, maka akan berdampak yang cukup besar pada arus lalu lintas. Kerusakan jalan dapat dianalisis untuk mengetahui penyebab terjadinya dan alternatif penyelesainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan dan nilai kondisi perkerasan jalan sehingga dapat menentukan cara perbaikannya. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pavement Condition Index (PCI). berdasarkan nilai prioritas Direktorat Jenderal Bina Marga dan Manual Pemeliharaan Rutin Untuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi. Penelitian dilakukan dengan mencari data primer dengan mengukur luasan masing-masing kerusakan dengan menggunakan mistar . Data sekunder didapat dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Propinsi Kalimantan Timur Bidang Bina Marga. Berdasarkan hasil evaluasi kondisi perkerasan jalan Sultan Sulaiman (Sta.0+000 sampai dengan Sta.9+000), Pavement Condition Index (PCI) sebesar 52,57 untuk rata-rata secara keseluruhan berdasarkan rating nilai PCI antara 41 s/d 55 dalam kondisi (sedang) dan nilai yang diberikan oleh Bina Marga sebesar 10 berdasarkan nilai prioritas bina marga antara 7 s/d 10 maka dilakukan pemeliharaan rutin.
PERENCANAAN KONSTRUKSI SHEET PILE, PADA PERKUATAN TEBING SUNGAI KARANG MUMUS, JALAN, S. PARMAN KOTA SAMARINDA HARTONO, TRIE
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Structural calculations on retaining walls are calculated, according to accurate data in the field, laboratory data. with the goal of calculation is to reach a constant value that is at its maximum value because the main factor in handling these landslides is a technical standard and then associated with safety factors. So that the vulnerability of the landslide area, especially in the Karang Mumus River Cliff, Precisely on the Road, S.Parman can be solved by the reinforcement of the river cliffs using sheet piles, it is expected that the settlement using this method can overcome the problem of landslides in other areas not only Tebing Sungai Karang Mumus, Samarinda city only, but in other areas in Indonesia, especially in East Kalimantan. Observation in the field shows that knowledge in college is equipped with knowledge and insight in the field, especially in the field of field management to achieve successful projects.
PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KESEHATAN RS.DIRGAHAYU SAMARINDA MICHAEL, LAMBI SAPANG
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rencana anggaran biaya (RAB) adalah besarnya biaya yang diperkirakan dalam pekerjaan proyek yang disusun berdasarkan volume dari setiap item pekerjaan pada gambar atau bestek. Biaya awal digunakan untuk studi kelayakan, alternatif desain yang mungkin, dan pemilihan desain yang optimal untuk sebuah proyek. Hal yang penting dalam pemilihan metode estimasi biaya awal haruslah akurat, mudah, dan tidak mahal dalam penggunaannya. Metode SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken) 1921, dengan kata lain bahwasanya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Metode penelitian dalam melakukan analisa Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu dengan SNI dan BOW. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana perbedaan analisa harga satuan pekerjaan ditinjau dari kompenen pekerjaan, proses pengerjaan, indeks dan biaya antara metode BOW dan metode SNI. Selain itu untuk mengetahui metode yang efisien untuk digunakan dalam penyusunan anggaran biaya yang ditinjau dari pemakaian, kemudahan, dan keuntungan dari segi waktu dan biaya. Dari hasil perhitungan pada pembahasan penelitian tentang Perbandingan Estimasi Anggaran Biaya Antara Metode SNI Dan BOW Pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kesehatan RS.Dirgahayu Samarinda, maka Metode SNI mempunyai hasil anggran biaya yang lebih ekonomis yaitu sebesar Rp. 2.895.475,500,00 dibandingkan dengan metode metode BOW yaitu sebesar Rp3.230.975.400,00 Dari kedua metode tersebut mendapatkan selisih yang sangat besar yaitu Rp335.499.900,00. Hal ini terjadi karena nilai koefisien untuk metode SNI lebih rendah dibandingkan dengan metode BOW.
EVALUASI MANEJEMEN MUTU KONSTRUKSI GEDUNG RKB LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR THAMBRIN, MUHAMMAD
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia konstruksi sekarang ini lebih kompetitif dari sebelumnya terutama di Indonesia. Oleh karena itu, banyak perusahaan termasuk perusahaan kontraktor berusaha memenangkan  persaingan di industri konstruksi dengan cara meningkatkan mutu produk/jasa, sehingga dapat memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang di harapkan oleh konsumen. Mengapa evaluasi mutu atau pengujian sangat penting terhadap sebuah material yang ingin digunakan dalam sebuah pembangunan sebuah konstruksi, dikarenakan sering terjadinya kegagalan konstruksi yang disebabkan oleh kurangnya evaluasi atau pengujian mutu yang telah direncanakan dengan keadaan yang ada di lapangan. Bagaimana penerapan dan pemeliharaan sistem  manajemen mutu dengan melakukan peningkatan berkesinambungan kinerja perusahaan secara efektif dan efesien. Pelaksana/pengawas harus membuat, mendokumentasikan, menerapkan, dan memelihara evaluasi mutu dan melakukan peningkatan berkelanjutan secara efektif sesuai dengan semua yang telah direncanakan. Mutu konstrkusi merupakan salah satu indikator kinerja evaluasi mutu yang telah di terapkan sesuai atau tidak dengan perencanaan, sehingga harus ditingkatkan dari waktu ke waktu sejalan evaluasi dan pengjuian mutu agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
ANALISIS TIME COST TRADE OFF PADA KETERLAMBATAN PROYEK PEMBANGUNAN RUANG PRAKTEK SISWA (RPS) SMK NEGERI 11 SAMARINDA SETIAWAN, ANDIKA
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterlambatan dalam pelaksanaan proyek kontruksi dapat diatasi dengan melakukan percepatan dalam pelaksanannya agar dapat mencapai target rencana. Namun dalam pengambilan keputusan untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan tentu harus memperhatikan faktor pembiayaan sehingga hasil yang diharapkan yaitu biaya minimum tanpa mengabaikan mutu sesuai standar yang diinginkan.Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Keterlambatan adalah hal yang seringkali terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, salah satu cara untuk mengantisipasinya dengan melakukan percepatan yaitu metode Time Cost Trade Off (TCTO), melalui alternatif penambahan jam kerja yang di uji coba mulai dari 1 jam sampai 4 jam batas maksimum.Setelah melakukan percepatan dengan penambahan jam kerja lembur 1 jam sampai dengan 4 jam kerja lembur dipilihlah percepatan dengan penambahan jam lembur 1 jam. Kemudian dari percepatan 1 jam kerja lembur tersebut dicoba lagi percepatan hingga mendapatkan hasil 5 hari percepatan yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan tepat waktu sesuai rencana pelaksanaan. Dari 5 hari percepatan didapatkan nilai total cost sebesar Rp 850.061.105,06 yang mana memiliki nilai lebih besar dari pada 2 hari percepatan. Maka dipilihlah percepatan 5 hari untuk menghindari besarnya penambahan biaya akibat adanya percepatan sebesar Rp 3.563.685,42 Dengan ini waktu penyelesaian proyek selama 67 hari dapat dijadwalkan ulang (rescheduling).
PERBANDINGAN DURASI WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM) PADA PROYEK PEKERJAAN PEMBANGUNAN AULA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR MAYLAN, MAYLAN
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterlambatan jadwal pada proyek konstruksi merupakan salah satu masalah yang dapat merugikan berbagai pihak pada proyek. CPM sendiri adalah metode penjadwalan tradisional yang masih menggunakan waktu cadangan pada setiap aktivitas untuk melindungi aktivitas- aktivasnya. Penjadwalan awal proyek menggunakan metode penjadwalan tradisional berupa gantt chart yang kemudian di-breakdown kan lebih detail dan lengkap dengan hubungan antar aktivitasnya ke dalam bentuk CPM, dan kemudian akan dibandingkan dengan hasil dari penjadwalan yang ada dilapangan. Dibandingkan dari segi waktu, hasil penelitian ini didapatkan waktu untuk metode CPM adalah 193 hari lebih cepat dari penjadwalan dilapangan yaitu 210 hari maka didapatkan perbandingan waktu 17 hari pekerjaan.
ANALISA KINERJA RUAS JALAN PADA JALAN PULAU IRIAN DAN JALAN MULAWARMAN KAWASAN SAMARINDA CENTRAL PLAZA ( SCP ) KOTA SAMARINDA YASIN, IMAM FATNUR
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur, Samarinda merupakan salah satu kota dengan tingkat arus lalu lintas yang tinggi, khususnya ruas jalan Pulau Irian dan jalan Mulawarman. samarinda bagian selatan, dan arus keluar masuk dari kota bagian selatan Kaltim. Analisa dan evaluasi perlu dilakukan agar tercipta efisiensi pada ruas jalan Pulau Irian dan jalan Mulawarman. Analisa yang dilakukan mengacu pada manual sesuai dengan kondisi arus lalu lintas di Indonesia. Dalam hal ini dilakukan analisis menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Data lalu lintas dilakukan pada tanggal: Jalan Pulau Irian tanggal 25 Februari 2019 s/d 17 Maret 2019, jalan Mulawarman tanggal 18 Maret 2019 s/d 31 Maret 2019 pada jam sibuk.
PERENCANAAN KAWASAN WISATA SENTRAL TENUN DI KAWASAN KAMPUNG TENUN SAMARINDA FARISY, FADHEL AL
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata sudah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dan perkembangannya sesuai dengan sosial budaya masyarakat itu sendiri. Munculnya pariwisata di Indonesia dalam sejarah nusantara, diketahui bahwa kebiasaan mengadakan perjalanan telah dijumpai sejak lama.Dalam buku Nagara Kartagama, pada abad XIV, raja Hayam Wuruk telah mengelilingi Majapahit dengan diikuti oleh pejabat negara. Ia menjelajahi daerah Jawa Timur dengan mengendarai pedati. Dari sinilah, pariwisata di Indonesia terus berkembang sesuai dengan keadaan politik, sosial dan budaya masyarakatnya. Kemajuan pesat pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari usaha yang dirintis sejak beberapa puluh tahun yang lalu. ( Suwena & Ngurah, hal.5, 2017).Indonesia memiliki berbagai macam tempat wisata, diantaranya adalah wisata laut dan pantai, pegunungan, danau, hutan dan budaya. Salah satu tempat wisata budaya yang ada di Indonesia adalah Kampung Tenun. Kampung Tenun merupakan pusat pengerajin kain tenun yang ada di Kota Samarinda. Kerajinan tenun sarung ini pada mulanya dibawa oleh pendatang suku Bugis dari Sulawesi Selatan yang berdiam di kawasan Tanah Rendah atau saat ini adalah Samarinda Seberang sejak tahun 1668 yang menjadi cikal - bakal pendirian Kota Samarinda. Pada tahun 1985 pengerajin kain tenun mulai berkembang di Kawasan Kampung Tenun.Pada saat itu alat yang digunakan untuk menenun adalah Gedokan. Alat ini terbuat dari bahan kayu dan bambu yang fungsinya untuk mengaitkan benang lungsi. Menenun dengan menggunakan alat gedokan menghasilkan kain tenun yang berkualitas dan memliki nilai jual yang tinggi karena dikerjakan dengan sangat cermat dan teliti namun memakan waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya.Pada tahun 1980-an hingga saat ini, alat tenun beralih menjadi ATBM atau Alat Tenun Bukan Mesin. Alat ini dapat menghasilkan sebuah kain tenun dalam waktu satu atau dua hari, sehingga pengerajin tenun beralih menggunakan ATBM karena proses pembuatannya terbilang lebih cepat dari alat tenun Gendokan. Namun kualitas kain yang dihasilkan dari ATBM lebih rendah jika dibandingkan dengan kain tenun dari alat gedokan, karena apabila ada benang yang putus maka akan tampak pada kain yang dihasilkan.Pada tanggal 14 Maret 2012 lalu Kecamatan Samarinda Seberang ditetapkan sebagai Kampung Wisata Tenun Samarinda. Kawasan ini direncanakan sebagai salah satu obyek wisata andalan Kalimantan Timur dan rumah kelahiran dari Sarung Samarinda sendiri dijadikan Cagar Budaya Rumah Adat.Namun wajah atau ciri khas dari Kampung Tenun itu sendiri masih belum terlihat hingga saat ini. Penanda untuk kawasan wisata Kampung Tenun itu sendiri menggunakan gapura besar yang terletak dekat dengan Jembatan Pasar Sore dan Rumah Adat Cagar Budaya. Letak rumah rumah pengerajin tenun yang diteras rumah nya terdapat ATBM mayoritas berada di dalam gang gang sempit dan boardwalk dari kayu ulin sehingga kurangnya daya tarik wisatawan.Dari beberapa hasil survey didapat yaitu kurangnya sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan seperti tidak tersedianya area parkir bagi wisatawan yang ingin berkunjung, tidak tersedianya pusat informasi mengenai Kampung Tenun, aksesbilitas air yaitu dermaga tudak memenuhi standar keamanan, kurangnya toilet umum bagi wisatawan, tidak tersedianya pedestrian bagi pengunjung maupun bagi masyarakat sekitar.Melihat permasalahan yang ada di atas, sehingga pada perencanaan Kawasan Wisata Sentral Tenun akan dibangun prasarana kepariwisataan seperti Galeri, pusat informasi dan tempat pelatihan menenun atau workshop. Menyediakan fasilitas, sarana & prasarana penunjang wisata seperti area parkir, outlet penjualan kain tenun dan pujasera. Wisata Sentral Tenun ini juga dapat menjadi tempat edukasi bagi masyarakat sehingga dapat menarik wisatawan lokal.Diharapkan dengan adanya Perencanaan Kawasan Wisata Sentral Tenun di Samarinda yang didukung dengan fasilitas ataupun sarana dan prasarana penunjang pariwisata, dapat meningkatkan potensi wisata kampung Kampung Tenun yang juga terhubung dengan sejarah masjid tua Sirathal Mustaqiem damakam Lamohang Daeng Mangkona, dapat memfasilitasi pengunjung yang datang sesuai dengan kebutuhannya, dan juga membawa pengaruh positif terhadap masyarakat Kampung Tenun. Selain itu Perencanaan Kawasan Wisata Sentral Tenun ini juga diharapkan dapat menjadi ikon wisata khas Samarinda.
STUDI PERENCANAAN PEMELIHARAAN JALAN RIMBAWAN, JALAN ANGGUR, JALAN PRAMUKA, JALAN IR. SUTAMI, JALAN CENDANA DI KOTA SAMARINDA RATU, WINALDI
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Winaldi Ratu Studi Perencanaan Pemeliharaan Jalan Rimbawan, Jalan Anggur, Jalan Pramuka, Jalan Ir. Sutami, Jalan Cendana di Kota Samarinda dibawah bimbingan Musrifah Tohir, ST.,MT dan Robby Marzuki, ST.,MT Jalan adalah prasarana Transportasi Darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Karena begitu pentingnya fungsi jalan, maka agar fungsi dari jalan itu sendiri dapat dimaksimalkan oleh penggunanya diperlukan kondisi jalan yang baik. Penelitian ruas Jalan Rimbawan, Jalan Anggur, Jalan Pramuka, Jalan Ir. Sutami, Jalan Cendana ini menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) dan Metode AASTHO 93, yang diuraikan berdasarkan jenis-jenis kerusakan jalan, tingkat kerusakan jalan, data CBR tanah dan data LHR. Dalam penelitian ini dapat dihasilkan penggolongan tingkat kerusakan pada setiap jalan seperti pada ruas jalan Rimbawan dengan nilai PCI 50 ( Cukup ) dan tebal lapis perkerasan AASTHO 93 yaitu 44 cm, Jalan Anggur dengan nilai PCI 46 ( Cukup ) dan tebal lapis perkerasan AASTHO 93 yaitu 84 cm, Jalan Pramuka dengan nilai PCI 47 ( Cukup ) dan lapis perkerasan AASTHO 93 yaitu 81 cm, Jalan Ir. Sutami dengan nilai PCI 0 ( Gagal ) dan lapis perkerasan AASTHO 93 yaitu 70 cm dan pada Jalan Cendana dengan nilai PCI 12 ( Sangat Jelek ) dan tebal lapis perkerasan AASTHO 93 yaitu 50 cm.
ANALISA MANAJEMEN LALULINTAS SISTEM 2 ARAH MENJADI 1 ARAH PADA JALAN LAMBUNG MANGKURAT DAN JALAN ACHMAD DAHLAN LAYSIA VIKKI, GREDA APRISTA
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tranportasi berperan penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Karena dengan adanya transportasi hubungan antar wilayah semakin lancar dan penghematan waktu serta biaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Pelayanan jasa transportasi yang baik akan meningkatkan jasa transportasi, karena orang menjadi lebih mudah dalam bertransaksi sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi. Jalan Lambung Mangkurat dan jalan Achmad Dahlan merupakan salah satu ruas jalan di kota Samarinda.Di ruas jalan ini banyak terlihat adanya kendaraan yang tidak dapat melakukan pergerakan dengan lancar di sebabkan volume kendaraan yang meningkat dan juga di sebabkan oleh adanya hambatan samping di sepanjang jalan.kemacetan yang terjadi terbilang cukup tinggi, terutama di pagi dan sore hari yang merupakan jam jam sibuk.atas dasar inilah, maka di lakukan penelitian diruas jalan manakah yang berdampak dari dirubahnya 2 lajur 2 arah menjadi 2 lajur 1 arah dengan menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) atau MKJI’97. Dari hasil analisis data sesuai di lapangan penerapan satu arah sangat efektif karena dapat mengurangi derajat kejenuhan dan waktu tempuh. dari hasil pengamatan di lapangan dapat saya simpulkan jalan yang berpengaruh terhadap penerapan 1 arah. yaitu jalan arif Rahman hakim, jalan danau toba, jalan danau jempang ,jalan pelita, jalan gerilya, jalan merdeka dan jalan biawan.