cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Alamat Kantor Editor Jurnal Jalan Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111 Jawa Barat, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Plasma Nutfah
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 14104377     EISSN : 25491393     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Plasma Nutfah (BPN) is an open access scientific journal published by The Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development (ICABIOGRAD), The Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD), Ministry of Agriculture. This peer-refereed journal covering the area of genetic resources including exploration, characterization, evaluation, conservation, diversity, traditional knowledge, management and policy / regulation, of all kinds of genetic resources: plants, animals, fishes, insects and microbes. Manuscripts submitted to this journal are those that have never been published in other journals. This journal is published in one volume of two issues per year (June and December). We invite authors to submit the manuscripts to this journal in English or Indonesian. Detail information about the journal, including author guidelines and manuscript template, is available on the website (http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bpn). The manuscript should be submitted electronically through our submission system. Buletin Plasma Nutfah (BPN) is an open access scientific journal published by Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development (ICABIOGRAD), Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD), Ministry of Agriculture. BPN Accredited by Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic of Indonesia (No. 21/E/KPTP/2018) for period of 2016-2020. This peer-refereed journal covers the area of genetic resources including exploration, characterization, evaluation, conservation, diversity, traditional knowledge, management and policy / regulation related to genetic resources: plants, animals, fishes, insects and microbes which has never been published in other Journal
Arjuna Subject : -
Articles 296 Documents
Karakterisasi Plasma Nutfah Kangkung Yenni Kusandriyani; nFN Luthfy
Buletin Plasma Nutfah Vol 12, No 1 (2006)
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v12n1.2006.p30-33

Abstract

Characterization of Ipomoea reptans germplasm collection were done in order to describe the accessions and to utilize as working collection materials for breeding program. Description was aimed to identify the new collections of 15 accessions I. reptans which were taken from IVEGRI (Indonesia Vegetable Goverment Research Institute) germplasm collection. The experiment was carried out in Subang station (100 m asl) in dry season 2002. Each accession were planted 40 plant per plot of I. reptans with plant distance 20 x 30 cm. The plants of were fertilized with stable manure 20 t/ha and NPK (15 : 15 : 15) 500 kg/ha. The result of the study was a description of genetic resources that will be exchanged and utilized in breeding for high yielding varieties of I. reptans with better quality. AbstrakKarakterisasi plasma nutfah kangkung dilakukan untuk mendapatkan deskripsi sifat tanaman dan sebagai bahan working collection yang akan digunakan sebagai bahan dalam program pemuliaan. Penelitian mencakup 15 nomor aksesi kangkung di Kebun Percobaan Subang (100 m dpl) Jawa Barat pada musim kemarau 2002, tiap nomor dari masing-masing aksesi ditanam sebanyak 40 tanaman. Tanaman diberi pupuk kandang domba dengan takaran 20 t/ha dan NPK (15 : 15 : 15) 500 kg/ha. Hasil penelitian ini menghasilkan deskripsi plasma nutfah tanaman kangkung untuk pertukaran informasi mengenai sumber genetik yang akan digunakan dalam pemuliaan untuk mendapatkan varietas unggul dengan kualitas yang lebih baik.
Karakterisasi dan Evaluasi Aksesi Pepaya Introduksi nFN Sudjijo
Buletin Plasma Nutfah Vol 14, No 2 (2008): December
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v14n2.2008.p81-84

Abstract

New varieties of papaya can be obtained from the exploration of germplasms, conventional breeding, genetic engineering and the introduction of new cultivars from overseas. This study was conducted at Sumani Experimental Field of the Indonesian Tropical Fruit Research Institute from April 2006 to March 2007. This study aimed at characterizing papaya accessions based on their morphological characters listed as descriptor published by IBPGR (1988). The plant materials used were 3 accessions, of papaya introduced from India, namely SR-01, SR-02, SR-03, and 1 local variety. From three papaya accessions observed, SR-03 produced ideal fruit size (840 g), sweet (13.21o Brix of total soluble solid), firm flesh texture, 25.20 mm of pulp thickness, orange to red flesh colour. This accession was promising for further development. AbstrakPlasma nutfah merupakan salah satu subtansi sumber daya genetik yang dapat dimuliakan untuk merakit varietas baru. Sumber plasma nutfah dapat diperoleh melalui rekayasa genetika, eksplorasi maupun introduksi. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sumani, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, menggunakan material benih tiga aksesi pepaya introduksi dari India, terdiri dari (SR-01, SR-02, SR-03) dan 1 varietas lokal, dimulai dari bulan April 2006-Maret 2007. Penelitian bertujuan untuk memperoleh data base karakter dari aksesi pepaya tersebut. Metode penelitian menggunakan Descriptor List for Papaya. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa nomor aksesi SR-03 memiliki ukuran buah ideal, rasa manis, kenyal, dan berproduksi sepanjang tahun, bobot buah 840 g, tebal daging 25,2 mm, padatan total terlarut (PTT) 13,21o Brix, warna jingga.
Morfologi dan Pertumbuhan Bibit Lada Hasil Persilangan Sri Wahyuni; Rudi T. Setiono
Buletin Plasma Nutfah Vol 11, No 2 (2005)
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v11n2.2005.p60-64

Abstract

Pepper (Piper nigrum L.) is a dimorfic plant which has ototrop and plagiotrop climbing stem. The plant was propagated vegetatively. The use of one node cutting as a seedling was widely used because it was economical for planting material. The aim of this research was to observed seedling growth and morphological variation of several numbers of cros combination of pepper. The result showed that there were variation in growth and morphological of cuttings of each cros combination either from different parents or the same parents. The growth of cros combination from the same parents incline to have equal rate. The best growth of cuttings were cros combination of LH N2xBk(1), LH4.-5-5, and LH4-5L. AbstrakLada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman memanjat bersifat dimorfik, mempunyai dua macam sulur, yaitu sulur panjat yang bersifat ototrop dan sulur buah yang bersifat plagiotrop. Untuk keperluan perbanyakan tanaman digunakan setek. Penggunaan setek satu ruas telah banyak berkembang karena menghemat penggunaan bahan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan tumbuh dan keragaan morfologi bibit yang berasal dari setek satu ruas dari nomor-nomor tanaman hasil persilangan. Penelitian dilakukan di rumah atap Balittro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan keragaman morfologi bibit lada tanaman hasil persilangan beragam. Keragaman bukan hanya terjadi antarnomor persilangan dengan tetua yang berbeda, namun terjadi pula antarnomor persilangan dengan tetua yang sama. Kecepatan tumbuh dan jumlah ruas terbaik adalah nomor persilangan LH N2xBk(1), LH4.-5-5, dan LH4-5L. Nomor persilangan dengan tetua yang sama cenderung memiliki laju pertumbuhan yang sama pula.
Kajian Heritabilitas dan Heterosis pada Persilangan antara Kacang Tunggak dengan Kacang Panjang Lestari Ujianto; nFN Idris; Uyek M. Yakop
Buletin Plasma Nutfah Vol 18, No 1 (2012): June
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v18n1.2012.p9-17

Abstract

Study of Heritability and Heterosis on Hybridization between Cowpea and Longbean. Lestari Ujianto, Idris, and Uyek M. Yakop. The objectives of this research were to study the success rate of crossing and heritability on interspecific hybridization between several NTB local varieties of cowpea and several varieties of long bean. This research consisted of 3 stages i.e. (1) hybridization between cowpea and long bean; (2) evaluation of F1 generation; (3) backcrossing between F1 with both parents. The observed data is analyzed to estimate the degree of crossability, value of broad sense heritability, coefficient of genetic variance. The result of this research indicated that: (1) interspecific crossing between cowpea NTB local varieties and long bean have different degree of successful with range 31 to 57% as well as on back crossing degree of successful with range 35 to 61%; (2) the characteristic of pod length and plant height indicated the high broad sense heritability value, and (3) there was hybrid vigor for diameter of pods on all cross combinations with heterosis and heterobeltiosis values ranging 11.4-27.0% and10.1-18.9% respectively. AbstrakTujuan penelitian adalah untuk mengkaji tingkat keberhasilan persilangan, pendugaan gejala heterosis dan daya waris sifat pada persilangan antarspesies beberapa varietas kacang tunggak lokal NTB dengan beberapa varietas kacang panjang. Penelitian terdiri atas tiga tahap kegiatan, yaitu (1) persilangan kacang tunggak dan kacang panjang; (2) evaluasi hasil persilangan antara kacang tunggak dan kacang panjang; (3) silang balik antara hasil persilangan yang unggul dengan kedua tetuanya. Data hasil pengamatan dianalisis untuk menduga tingkat keberhasilan persilangan, pendugaan nilai heritabilitas arti luas, dan pendugaan koefisien keragaman genetik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) persilangan antarspesies kacang tunggak varietas lokal NTB dengan kacang panjang memiliki tingkat keberhasilan persilangan yang berbeda berkisar antara 31-57%. Demikian juga untuk silang balik tingkat keberhasilan persilangannya berkisar antara 35-61%; (2) sifat panjang polong dan tinggi tanaman menunjukkan nilai duga heritabilitas arti luas yang tinggi; (3) terdapat vigor hibrida untuk diameter polong pada semua pasangan persilangan dengan nilai heterosis berkisar antara 11,4-27,0% dan nilai heterobeltiosis 10,1-18,9%.
Karakteristik Penampilan Pola Warna Bulu, Kulit, Sisik Kaki, dan Paruh Ayam Pelung di Garut dan Ayam Sentul di Ciamis Achmad Gozali Nataamijaya
Buletin Plasma Nutfah Vol 11, No 1 (2005)
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v11n1.2005.p1-5

Abstract

A study on the appearance characteristics of Pelung and Sentul chicken breeds: feathers, skin, scales, and beak colour, using 250 birds each breed was conducted in the regencies of Garut and Ciamis. Good quality male Pelung was wellknown, even abroad, and valued extremely high, as a very unique song bird while Sentul was recognized as dual purpose local chicken breed. Most Pelung hens feather were black (61%), besides dark brown (20%) and brownish yellow (19%). It’s skin were white (89.5%) or dark (10.5%), with black (80%) or pale yellow (20%) beak. While the scales were black (98%) or white (2%). The feathers colour of all male Pelungs were combination of black, red, and yellowish red. Sentul hens possessed grey (72%), reddish brown (24%), and golden yellow (4%) feathers colour and white skin. The beaks were white (68.5%), black (20%), whitish grey (7.5%) or grey (4%) while its scales were white (63%) or black (37%). All male Sentuls were grey feathered with white (90%) or black (10%) beaks while its skin were all white, however its scales were black (90%) or grey (10%).Key words: Chicken, colour pattern, Pelung, Sentul AbstrakPengamatan terhadap karakteristik penampilan, pola warna bulu, kulit sisik kaki, dan paruh pada 250 ekor ayam Pelung dan 250 ekor ayam Sentul dilaksanakan di Kabupaten Garut dan Kabupaten Ciamis. Ayam Pelung jantan terkenal bahkan ke mancanegara dan bernilai ekonomi sangat tinggi sebagai tipe ayam penyanyi sedangkan ayam Sentul dikenal sebagai ayam lokal tipe dwiguna. Warna bulu ayam Pelung betina sebagian besar adalah hitam (61%) dan sisanya coklat hitam (20%) serta kuning gambir (19%), warna kulitnya putih (89,5%) di samping kehitam-hitaman (10,5%). Paruh berwarna hitam (80%) atau kuning muda (20%), sisik kaki sebagian besar berwarna hitam (98%) yang lainnya berwarna putih (2%). Ayam Sentul betina berbulu abu-abu (72%) selain warna coklat kemerah-merahan (24%) dan kuning keemasan (4%). Kulit ayam Sentul betina berwarna putih (100%), paruhnya berwarna putih (68,5%), hitam (20%), putih abu-abu (7,5%) atau abu-abu (4%) dengan sisik kaki berwarna putih (63%) atau hitam (37%). Ayam Sentul jantan berwarna bulu abu-abu (100%), berparuh putih (90%) atau hitam (10%) dengan kulit berwarna putih (100%), sisik kaki berwarna hitam (90%) atau abu-abu (10%).Kata kunci: Ayam, pola warna, Pelung, Sentul.
Karakterisasi dan Observasi Lima Aksesi Padi LokalDataran TinggiToraja, Sulawesi Selatan Yusuf Limbongan; Fadjry Djufry
Buletin Plasma Nutfah Vol 21, No 2 (2015): December
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v21n2.2015.p61-70

Abstract

Local rice of Toraja Plateau, such as Pare Bau’, Pare Kombong, Pare Lallodo, Pare Ambo’, and Pare Lea, is one source of organic food which may improve national food security in the future. In order to determine the character and superiority of these five accsessions, characterization, and observation had been conducted in North Toraja and Tana Toraja district in 2011–2013. Observation was carried out on five genotypes of local superior rice and one genotype as check variety (Cisantana variety). The experiment used randomized block design that was repeated five times, therefore 30 plots were observed. The parameters of observations consist of the growth components, yield components, productivity, nutrient content, flavor and aroma, and resistance to pests and diseases. The results showed that the five accessions have morphological difference, sharp and distinctive aroma, delicious/fluffier taste, resistance to pest, good adaptability to the plateau (700–2.000 m above sea level), high protein content, low fiber and glucose content, high vitamin B content, and delicious rice. Heritability values for all components of quantitative trait were ranged from moderate to high.AbstrakPadi lokal dataran tinggi di Tana Toraja, antara lain Pare Bau’, Pare Kombong, Pare Lallodo, Pare Ambo’, dan Pare Lea, merupakan salah satu sumber pangan organik dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional pada masa yang akan datang. Untuk mengetahui karakter dan keunggulannya, telah dilakukan karakterisasi dan observasi kelima aksesi tersebut di Kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja tahun 2011–2013. Observasi dilakukan terhadap lima genotipe padi unggul lokal serta satu genotipe pembanding, yaitu varietas Cisantana. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang diulang 5 kali sehingga terdapat 30 petak observasi. Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan, komponen hasil, produktivitas, kandungan gizi, rasa, dan aroma, ketahanan terhadap hama dan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima aksesi berbeda secara morfologi, memiliki aroma yang tajam dan khas, rasa nasi yang enak/pulen, tahan terhadap OPT, daya adaptasinya baik pada dataran tinggi (700–2.000 m dpl), kandungan protein tinggi, kandungan serat dan glukosa rendah, kandungan vitamin B tinggi, dan rasa nasi enak/enak sekali. Nilai heritabilitas untuk semua komponen kuantitatif berkisar antara kriteria sedang sampai tinggi.
Peranan dan Dominasi Varietas Unggul Baru dalam Peningkatan Produksi Padi di Jawa Barat Indah Nurhati; S. Ramdhaniati; N. Zuraida
Buletin Plasma Nutfah Vol 14, No 1 (2008): June
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v14n1.2008.p8-13

Abstract

New released variety as a technology component contributed most to increased rice production. So far, in Indonesia have been released 184 varieties of rice included introduced variety from IRRI. In West Java, up to 2002, IR64 variety still dominated 42% area of lowland rice, followed by Way Apo Buru variety 19.1%, Ciherang 12.7%, Widas 6.9%, Cilamaya Muncul 2.3%, Memberamo 2.2%, and Cisadane 1.8%. Since 2004, Ciherang variety gradually replaced IR64. Several releaseed varieties such as Cigeulis, Situ Bagendit, and Mekongga started to be grown and widely accepted by farmer in Subang, Indramayu, Purwakarta, Cianjur, and Tasikmalaya. Rice productivity under lowland rice in West Java for the last five years is 5.31 t/ha and the lowest productivity was 5.15 t/ha achieved in year 2001 and the highest productivity was 5.50 t/ha in year 2003. AbstrakVarietas unggul baru merupakan komponen teknologi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan produksi padi. Hingga tahun 2004 Indonesia telah melepas 184 varietas unggul padi, termasuk varietas introduksi dari IRRI. Di Jawa Barat hingga tahun 2002, varietas IR64 masih mendominasi 42% areal pertanaman padi sawah, kemudian diikuti oleh varietas Way Apo Buru 19,1%, Ciherang 12,7%, Widas 6,9%, Cilamaya Muncul 2,3%, Memberamo 2,2%, dan Cisadane 1,8%. Pada tahun 2004, varietas Ciherang menggeser dominasi varietas IR64 dan terus berlanjut sampai saat ini. Beberapa varietas unggul yang baru dilepas seperti Cigeulis, Situ Bagendit, dan Mekongga mulai diminati petani dan berkembang di Kabupaten Subang, Indramayu, Purwakarta, Cianjur, dan Tasikmalaya. Produktivitas padi sawah di Jawa Barat selama lima tahun terakhir rata-rata 5,31 t/ha dengan produktivitas terendah 5,15 t/ha pada tahun 2001 dan tertinggi 5,50 t/ha pada tahun 2003.
Keragaman Karakter Morfologi Tanaman Ganyong Tintin Suhartini; nFN Hadiatmi
Buletin Plasma Nutfah Vol 16, No 2 (2010): December
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v16n2.2010.p118-125

Abstract

Morphological Characteristics Variability of Canna (Canna edulis Ker.). Edible canna (Canna edulis) is the potential source of foodstuf. Edible canna have high carbohydrate and nutritions. The starch of edible canna can be exploited as a food materials and for industry. Evaluation and characterization were needed to get informations on characters of edible canna for genetic variability to improve edible canna varieties. Indonesian Center for Agricultural Biotechnology Research and Development has two groups edible canna collection, they are red edible canna and the white one. The result showed that morphological characters of 27 edible canna accessions were not different in their qualitative characteristics. Similarly in their 23 white edible canna have no difference qualitative characters. The red edible canna having red color on part of shoot, while in white edible canna having green color. The tuber of red edible canna having pink color and white color for white edible canna. The different were in the flower of white edible canna, there were 17 accessions having yellow color and 6 accessions having orange color. The quantitative characters of flowering, leaf length, leaf width, total leaf and leaf stalk length have low variability (<10%). The characters of number of tiller per hill, tuber weight per hill and plant hight have high coeficient variability with the range of 14-21%. The tuber weight per hill had negative correlation with stalk length leaf and number of tiller/hill. AbstrakGanyong (Canna edulis) merupakan sumber pangan potensial dengan kandungan karbohidrat dan gizi tinggi. Tepung ganyong bermutu tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan industri. Evaluasi dan karakterisasi ganyong perlu dilakukan untuk memperoleh informasi sifat-sifat unggul ganyong dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keragaman genetik varietas ganyong. Plasma nutfah ganyong yang dikoleksi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ada dua kelompok, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Hasil evaluasi dan karakterisasi terhadap 27 aksesi ganyong merah tidak terdapat perbedaan morfologis sifat kualitatif antar aksesi. Demikian juga pada 23 aksesi ganyong putih. Pada ganyong merah, bagian tajuk didominasi oleh warna merah, sedangkan ganyong putih didominasi warna hijau. Umbi ganyong merah berwarna merah muda dan ganyong putih berwarna putih. Perbedaan terdapat pada warna bunga, 17 aksesi ganyong putih berwarna kuning dan enam aksesi warna orange. Keragaman karakter morfologis sifat kuantitatif ganyong merah dan ganyong putih rendah (<10%), yaitu pada umur berbunga, panjang daun, lebar daun, panjang tangkai daun, dan jumlah daun. Nilai koefisien keragaman yang tinggi terdapat pada karakter jumlah anakan, bobot umbi, dan tinggi tanaman dengan kisaran 14-21%. Bobot umbi per rumpun berkorelasi negatif dengan panjang tangkai daun dan jumlah anakan per rumpun.
Peluang Perbaikan Varietas Lokal Padi Gogo Pasaman Barat Syahrul Zen; Abdul Aziz Syarif
Buletin Plasma Nutfah Vol 19, No 1 (2013): June
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v19n1.2013.p%p

Abstract

Local varietyis the major component in upland rice cultivation as well asbreeding material in variety improve-ment. Local upland ricevarieties have been adapted to specific location, preferred andadopted by farmers although they are late in maturity. Thesereasons make it majority of farmers in West Pasaman District(West Sumatra) still cultivate local upland rice varieties. Toknow the yield potential and agronomic characters of widelycultivated of upland rice in West Pasaman District, a varietytrial conducted in 2010. Five local varieties and one improvevariety planted a Randomized complete block arrangementwith three replications. Observa-tion conducted on agronomiccharacters and yield and yield components. The results showedthat local variteies were tall (153-171 cm) and late maturity(130-157 days). The local varieties also showed higher numberof spikelet/panicle (249-454) lighter 1.000 grains weight (<20g) and higher yield than improved variety (4.27-5.51 comparedto 2.85 t/ha). In general all plant characters showed highheritability estimate (except number of productive tiller/hillr).High estimated of genetic variation coefficient and geneticadvance were shown on number of grain per panicle. Based onthese genetic parameters, selection at early generation for highyield can conducted on number of grain per panicle.
Selection Resistance of Rice Germplasm Accessions to Bacterial Leaf Blight Dini Yuliani; Rina H. Wening; Sudir Sudir
Buletin Plasma Nutfah Vol 20, No 2 (2014): December
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v20n2.2014.p65-76

Abstract

Seleksi Ketahanan Aksesi Plasma Nutfah Padi terhadap Hawar Daun Bakteri. Dini Yuliani, Rina H. Wening, dan Sudir. Usaha budi daya tanaman padi di Indonesia selalu dihadapkan pada berbagai kendala, di antaranya serangan penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Pengendalian penyakit HDB dengan varietas tahan merupakan salah satu teknik yang murah dan mudah dilakukan oleh petani padi. Aksesi plasma nutfah sebagai sumber tetua untuk perakitan varietas tahan perlu diketahui reaksi ketahanannya terhadap penyakit HDB. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi ketahanan aksesi plasma nutfah terhadap penyakit HDB patotipe III, IV, dan VIII. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat pada Musim Hujan 2012/2013 dan Musim Kemarau 2013 dengan Rancangan Acak Terpisah. Petak utama adalah tiga patotipe Xoo, yaitu patotipe III, IV, dan VIII. Sedangkan anak petak adalah materi yang diuji, yaitu 20 aksesi plasma nutfah dan tiga varietas pembanding. Sebanyak 20 rumpun tanaman per petak diinokulasi Xoo dengan metode pengguntingan. Inokulasi dilakukan pada saat pertanaman menjelang stadium primordia. Ujung-ujung daun digunting sepanjang kira-kira 10 cm dari ujung daun dengan gunting inokulasi yang berisi suspensi bakteri Xoo umur 48 jam dengan kepekatan 108 cfu. Pengamatan keparahan penyakit HDB dilakukan dengan mengukur panjang gejala terpanjang pada umur dua, tiga, dan empat minggu setelah inokulasi. Hasil pengujian ketahanan terhadap HDB patotipe III, IV, dan VIII diperoleh tiga aksesi plasma nutfah yang berasal dari galur isogenik menunjukkan keparahan penyakit HDB tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding tahan Angke pada dua musim tanam. Galur isogenik tersebut, yaitu IRBB 55, IRBB 60, dan IRBB 61. Ketiga galur isogenik tersebut dapat dijadikan tetua tahan dalam perakitan varietas unggul baru tahan HDB. AbstrakRice cultivation in Indonesia has been faced with many obstacles, including the attack of bacterial leaf blight (BLB) that caused by bacteria Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Resistant variety was considered as the cheap technique to control BLB disease and could be used by rice farmers. Germplasm accessions as a source to build resistant varieties must be known their resistance to BLB disease. This study aimed at selecting the resistance germplasm accessions to BLB pathotype III, IV, and VIII. The study was conducted at the Experimental Station of the Indonesian Center for Rice Research in Sukamandi, Subang, West Java at wet season 2012/2013 and dry season 2013 with Split Plot Design. The main plot was three pathotypes Xoo i.e. pathotype III, IV, and VIII. The subplot was 20 germplasm accessions and three check varieties. A total of 20 hills of rice plants per plot were inoculated by Xoo with cutting method. Inoculation was conducted before the primordia stage. Inoculation of bacterial suspension containing Xoo aged 48 hours at a concentration of 108 cfu. Observations BLB disease severity was done by measuring the longest length of symptoms at the age of two, three, and four weeks after inoculation (WAI). The result showed that three germplasm accessions from near isogenic lines were not significantly different with the check varieties (Angke) in their resistance to Xoo pathotype III, IV, and VIII in two cropping seasons. The isogenic lines were IRBB 55, IRBB 60, and IRBB 61 can be used in the assembly of resistant new varieties to BLB.

Page 3 of 30 | Total Record : 296