cover
Contact Name
Arifa Chan
Contact Email
uppublikasi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
uppublikasi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 23561297     EISSN : 25287222     DOI : -
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar (JTIDP) published by Indonesian Center for Estate Crops Research and Development is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from area of agricultural science on industrial and beverage crops.
Arjuna Subject : -
Articles 407 Documents
Keefektifan Minyak Cengkeh, Serai Wangi, dan Ekstrak Bawang Putih terhadap Penyakit Vascular Streak Dieback (Ceratobasidium theobromae) Pada Kakao Harni, Rita; Baharuddin, Baharuddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ceratobasidium theobromae merupakan patogen penyebab penyakit vascular streak dieback (VSD) pada tanaman kakao, dapat menurunkan produksi bahkan kematian tanaman. Penyakit ini sulit dikendalikan karena berada dalam jaringan pembuluh. Penelitian bertujuan menguji keefektifan minyak cengkeh dan serai wangi serta ekstrak bawang putih terhadap C. theobromae penyebab penyakit VSD. Penelitian telah dilakukan pada perkebunan kakao rakyat hasil sambung samping berumur 2 tahun yang terserang penyakit VSD di Desa Andomesinggo, Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara dari bulan April sampai Desember 2013. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok (RAK) 6 perlakuan dengan 6 ulangan, masing-masing perlakuan diamati 15 tanaman. Perlakuannya adalah minyak cengkeh, serai wangi, cengkeh + serai wangi, ekstrak bawang putih, fungisida kimia ditiokarbamat (sebagai pembanding) dan kontrol (tanpa perlakuan). Ekstrak dan minyak diaplikasikan setiap bulan dengan konsentrasi 5 ml/l, dengan cara menyemprotkan suspensi ke seluruh bagian tanaman (250 ml/pohon). Pengamatan gejala serangan, perkembangan penyakit, persentase dan intensitas serangan dilakukan setiap bulan, sedangkan tingkat keefektifan fungisida nabati dihitung pada akhir pengamatan. Hasil penelitian memperlihatkan minyak cengkeh, serai wangi, dan bawang putih dapat menurunkan persentase dan intensitas serangan penyakit VSD pada tanaman kakao. Persentase penurunan intensitas serangan terbesar dan nyata diperoleh pada perlakuan minyak cengkeh dan serai wangi, masing-masing 38,6% dan 31,6% dan keduanya potensial digunakan sebagai fungisida nabati untuk mengendalikan penyakit VSD.Kata kunci: Kakao, VSD, minyak cengkeh, minyak serai wangi, ekstrak bawang putihVascular streak dieback disease caused by Ceratobasidium theobromae is a major disease that causes yield loss and even kill a mature cocoa tree. This disease is difficult to control due to located inside the vascular tissue. The objective of this research was to study the antifungal activity of clove oil, citronella oil and garlic extract against C. theobromae causing VSD disease. The research was carried out at cocoa plantations which derived from side grafting and attacked by VSD disease in Andomesinggo Village, Besulutu District, Konawe Regency, Southeast Sulawesi, from April to December 2013. The design used in this study was a randomized block design with 6 treatments and 6 replications, each treatment consisted of 15 plants. The treatments used were clove oil, citronella, clove + citronella, garlic extract, chemical fungicide (as a comparison) and control (without treatment). The extracts and oil applied every month at a concentration of 5 ml/l, by spraying the suspension onto all parts of the plant (250 ml/tree). Observation of attack symptoms, progression of the disease, the percentage and intensity of the attacks were carried out every month, whereas the level of effectiveness of botanical fungicides is calculated at the end of experiment. The results showed that clove oil, citronella and garlic extract can reduce the percentage and intensity of VSD disease attacks on cocoa plant. The highest percentage of the reduction of disease intensity were obtained in the use of clove oil and citronella at about 38.6% and 31.6% respectively, and both of them are potential to be used as botanical fungicide to control VSD disease.
Pengaruh Tanaman Sela terhadap Pertumbuhan Tanaman Karet Muda pada Sistem Penebangan Bertahap Ferry, Yulius; Pranowo, Dibyo; Rusli, Rusli
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peremajaan bertahap pada perkebunan karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu alternatif model peremajaan yang dapat dilakukan petani secara mandiri. Persentase penebangan diduga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karet dan tanaman sela. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh jenis tanaman sela (jagung dan kacang tanah) terhadap pertumbuhan tanaman karet muda pada penebangan bertahap telah dilaksanakan di kebun karet rakyat di Way Kanan, Lampung Utara, mulai Januari sampai Desember 2012. Penelitian dirancang menurut rancangan petak terbagi. Sebagai petak utama adalah persentase penebangan yang terdiri dari (P1) 30%, (P2) 50%, (P3) 70%, dan (P4) 100%, sebagai anak petak adalah jenis tanaman sela, yaitu jagung dan kacang tanah. Ulangan 3 kali, ukuran petak 170 pohon, total percobaan 2.040 pohon. Hasil penelitian menunjukkan pada persentase penebangan 30%, 50%, dan 70%, tanaman sela jagung tidak berpengaruh terhadap diameter batang tanaman karet muda, tetapi apabila dengan tanaman sela kacang tanah maka diameter tanaman karet muda menjadi terhambat. Persentase penebangan 70% tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sela jagung maupun kacang tanah.Kata Kunci: Hevea brasiliensis , penebangan bertahap, jagung, kacang tanahThe gradual rejuvenation in rubber plantation (Hevea brasiliensis) is one alternative of rejuvenation model that able to be carried out by farmers. Hypotetically, the difference in logging percentage can effect on the growth of young rubber plant and intercrops. The objectives of this research was to investigate the effect of intercrops (corn and peanuts) on the growth of young rubber plant in gradual logging system. The research has been carried out in smallholders rubber plantation in Way Kanan, North Lampung, from January to December 2012. The study was designed by split plot design with 3 replications. The main plot are the logging percentage, (P1) 30%, (P2) 50%, (P3) 70%, and (P4) 100%, and the subplot are the kind of intercrops: corn and peanuts. The results showed that corn as intercrop in logging percentage of 30%, 50%, and 70% did not effect on the stem diameter of young rubber, but if peanut as intercrops can inhibit the growth of stem diameter of young rubber. The logging percentage of 70% did not effect on the growth and yield of corn and peanut as intercrops.
Perubahan Cadangan Karbon pada Peremajaan Karet Rakyat Supriadi, Handi; Ferry, Yulius
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peremajaan tanaman karet (Hevea brasiliensis) memberikan konsekuensi menurunnya cadangan karbon sehingga diperlukan teknik untuk meminimalisasi kehilangan tersebut. Penelitian bertujuan menganalisis perubahan cadangan karbon pada penebangan tanaman karet tua sebanyak 30%, 50%, 70%, dan 100% yang diikuti oleh penanaman karet muda dengan tanaman sela (jagung dan kacang tanah). Penelitian dilaksanakan bulan Januari sampai Desember 2013 pada pertanaman karet rakyat umur 25 tahun di Kecamatan Way Tuba, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah penebangan tanaman karet tua 30%, 50%, 70%, dan 100% yang masing-masing diikuti dengan penanaman karet muda dan tanaman sela (jagung dan kacang tanah). Variabel yang diamati: (1) bobot segar dan kering (biomassa); (2) kandungan karbon terikat (fixed carbon); dan (3) cadangan karbon pada pertanaman karet, jagung, kacang tanah, dan tanaman karet muda. Hasil penelitian menunjukkan penebangan karet sebanyak 30%–100% dari populasi menurunkan cadangan karbon sebesar 7,4–24,29 ton C/ha. Penanaman karet muda dan tanaman sela (jagung dan kacang tanah) dapat berkontribusi terhadap penambahan karbon sebesar 0,98-3,28 ton C/ha sehingga kehilangan karbon akibat penebangan tanaman karet tua berkurang menjadi 6,29–22,92 ton C/ha.Kata kunci: Hevea brasiliensis, peremajaan, cadangan karbon, tanaman selaRejuvenation of rubber tree (Hevea brasiliensis) can lead to a reduction of carbon stocks. Therefore, appropriate methods are needed to minimize such losses. The objective of this study was to analyze the changes on carbon stocks in the rejuvenation of rubber with logging system of 30%, 50%, 70%, and 100% and intercrops between the young rubber plantation (maize and peanuts). The research was conducted from January to December 2013 at smallholder rubber plantation in Way Tuba District, Way Kanan Regency, Lampung when the trees were 25 years old. The design used was a randomized block design with three replications. The tested treatments were logging of old rubber plants at 30%, 50%, 70%, and 100%, which then followed by planting of young rubber plants and intercropped (maize and peanut). The variables measured were: (1) fresh weight and dry weight (biomass); (2) fixed carbon content; and (3) carbon stocks on rubber plantation, maize, peanuts, and young rubber plants. The results showed that rubber logging at about 30%–100% could reduce carbon stocks by 7.4–24.29 ton C/ha. However, planting of young rubber plants as well as intercropped (maize and peanut) may contributed to the carbon enrichment up to 0.98-3.28 ton C/ha. Hence, the loss of carbon due to logging system turn out to be 6.29–22.92 ton C/ha.
Factors Determining Profit of Rubber and Oil Palm Smallholders in Batanghari, Jambi Dewi, Triana Gita; Nurmalina, Rita; Rifin, Amzul
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

scarcity causes the competition of land use for rubber and oil palm plantation. Hence, the decision of land use is based on the differences of profit. The higher profits, the higher incentive to farmers for developing a commodity. Land scarcity also leads smallholders to improve both rubber and oil palm without use more land. Hence, it is important to analyze the determinant factors of profit in these commodities. Hence, the specific objectives were to identify factors determining rubber and oil palm smallholders profit in Batanghari, Jambi and to compare the profit generated by rubber and oil palm smallholder. Survey method was conducted from October to December 2012 through direct observation and interview techniques. Analysis method used in this research is ordinary least square (OLS) where this method is developed in two regression models and descriptive analysis. The results show that in rubber plantation, factors determining profit are land size, tree age, number of productive tree, district, farmer age, herbicide, and labor, while in oil palm plantation, factors influencing profit are tree age, number of productive tree, district, NPK, and herbicide. Based on average profit generated in planted period, oil palm plantations is more profitable than rubber plantation, they are Rp. 9.387.561,00 and Rp. 8.763.116,00 per ha per year, respectively.Karet, kelapa sawit, ordinary least square, laba 
Identifikasi Karakter yang Berpengaruh terhadap Hasil Biji Beras Kopi Arabika di Kabupaten Garut Menggunakan Analisis Lintasan Bertahap Randriani, Enny; Dani, Dani; Sulistiyorini, Indah; Wardiana, Edi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterkaitan antara karakter vegetatif, komponen buah, komponen biji, dan hasil biji beras pada tanaman kopi merupakan hal penting dalam program pemuliaan dan seleksi. Model saling keterkaitan antar karakter tersebut adalah model sebab-akibat dan dapat dianalisis melalui analisis lintasan bertahap (ALB). Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakter-karakter yang berpengaruh terhadap hasil biji beras kopi Arabika di daerah Garut, Jawa Barat melalui penggunaan analisis lintasan bertahap (ALB) dan model persamaan struktural (MPS). Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Mulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bulan Januari sampai Desember 2013 pada ketinggian tempat 1.300 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Andosol. Penelitian menggunakan metode survei dengan pengambilan contoh secara acak terhadap lima genotipe kopi Arabika, yaitu ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, dan S 795. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga karakter yang berpengaruh positif secara langsung, yaitu jumlah ruas pada batang, tebal buah, dan bobot 100 biji gabah. Karakter panjang cabang primer berpengaruh positif secara tidak langsung, sedangkan karakter jumlah cabang sekunder dan jumlah ruas cabang primer berpengaruh negatif secara tidak langsung. Karakter-karakter tersebut dapat digunakan sebagai kriteria seleksi pada populasi kopi Arabika di daerah Garut, Jawa Barat.Kata kunci: Kopi Arabika, seleksi karakter, analisis lintasan bertahap, model persamaan strukturalThe linkage between the vegetative characters, fruit components, production seeds component and rice seeds of the coffee plant is important in breeding and selection programs. Models of interrelations between these characters are causal models and can be analyzed through sequential path analysis (SPA). The objective of this study was to identify of several characters affecting on green bean yield of Arabica coffee in Garut, West Java by using sequential path analysis (SPA) and structural equation modeling (SEM). This research was conducted in the Marga Mulya Village, Cikajang District, Garut Regency, West Java, with altitude about 1300 m above sea level and Andosol type of soil, starting from January to December 2013. The research was conducted in survey method with random sampling method on the Arabica coffee genotypes such as ABP-1, ABP-2, ABP-3, AGK-1, and S795. The results showed that there are three characters having directly positive effect on green bean yield: number of internodes on stem, fruits thickness, and weight of 100 beans. On the other hand, length of primary branches has indirectly positive influence, while number of secondary branches and number of internodes on primary branches has indirectly negative influence. These characters can be used as selection criteria on the population of Arabica coffee in Garut, West Java. 
Evaluasi Hasil Grafting Sembilan Klon Kopi Robusta dengan Batang Bawah Lokal Pranowo, Dibyo; Supriadi, Handi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas kopi Robusta di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 685 kg/ha/tahun, penyebabnya karena benih yang digunakan petani bukan dari klon unggul dan perbanyakannya dilakukan melalui biji. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan benih unggul yang berproduksi tinggi (di atas 1.000 kg/ha) dan perbanyakannya dilakukan secara grafting. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat pertumbuhan dan keberhasilan grafting dari sembilan klon unggul kopi Robusta sebagai batang atas dengan lokal Sukabumi sebagai batang bawah. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Pakuwon, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi mulai bulan Maret sampai Juli 2013. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Perlakukan yang diuji adalah sembilan kombinasi grafting kopi Robusta sebagai berikut: (1) BP 42 + lokal, (2) BP 935 + lokal, (3) BP 308 + lokal , (4) BP 436 + lokal, (5) BP 913 + lokal, (6) BP 534 + lokal, (7) BP 239 + lokal, (8) BP 430 + lokal, dan (9) BP 358 + lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 5 bulan setelah grafting (BSG) pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan jumlah cabang serta tingkat keberhasilan pada kombinasi grafting kopi Robusta BP 430 + lokal lebih baik dibandingkan kombinasi grafting lainnya.Kata Kunci: Kopi Robusta, grafting, batang atas, batang bawah, pertumbuhan, tingkat keberhasilanProductivity of Robusta coffee in Indonesia were classified as low of about 685 kg/ha/year, due to did not use the superior clones and their propagation technique conducted by seeds. Efforts to address these issues are the using of high yielding superior seed (above 1,000 kg/ha) and then were propagated by grafting. The objective of this research was to evaluate the success rate and growth of grafted plants arised from nine clones of Robusta coffee with Sukabumi local rootstock. The study was conducted in a Greenhouse of Pakuwon Research Station, Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi. A randomized block design with 9 treatment of grafting combination and 3 replication were used in this study. The nine of treatment as follows: (1) BP 42 + local, (2) BP 969 + local, (3) BP 306 + local, (4) BP 436 + local, (5) BP 913 + local, (6) BP 534 + local, (7) BP 239 + local (8) BP 430 + local, and (G9) BP 358 + local. The results showed that the plant height, leaf number, leaf area, number of branches, and grafting success rate of BP 430 + local at 5 months after grafting (MAG) more higher than other grafting combination.
Pertumbuhan Batang Bawah dan Keberhasilan Okulasi Hijau Tanaman Karet pada Beberapa Ukuran Polybag dan Media Tumbuh yang Berbeda Rusli, Rusli; Heryana, Nana; Saefudin, Saefudin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Volume dan jenis media tumbuh sangat penting dalam mendukung pertumbuhan bibit karet (Hevea brasiliensis) untuk batang bawah. Penelitian bertujuan mengetahui pertumbuhan batang bawah dan keberhasilan okulasi hijau tanaman karet pada beberapa ukuran polybag dan komposisi media tumbuh. Pelaksanaan penelitian mulai bulan Januari sampai Desember 2013 di Kebun Percobaan Pakuwon, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor dan 3 ulangan. Faktor petama adalah ukuran polybag yang terdiri dari tiga ukuran: (1) 30 ´ 20 cm, (2) 35 ´ 20 cm, dan (3) 40 ´ 20 cm. Faktor kedua adalah media tumbuh yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang sapi dengan empat komposisi: (1) 1 : 0, (2) 3 : 1, (3) 2 : 1, dan (4) 1 : 1. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan bibit batang bawah pra okulasi, meliputi tinggi bibit, diameter bibit batang bawah, jumlah daun, dan persentase keberhasilan okulasi hijau. Hasil penelitian menunjukkan ukuran polybag berpengaruh positif terhadap pertumbuhan batang bawah tanaman karet umur 6 bulan setelah tanam. Semakin besar ukuran polybag (30 x 20–40 x 20 cm), semakin baik pertumbuhan batang bawah. Media tumbuh bibit yang terdiri dari tanah dengan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1 : 1 menghasilkan pertumbuhan batang bawah serta persentase keberhasilan okulasi hijau tanaman karet yang tertinggi. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara ukuran polybag dengan media tumbuh terhadap pertumbuhan batang bawah dengan keberhasilan okulasi hijau.Kata kunci: Hevea brasiliensis, polybag, media tumbuh, bibit batang bawah, okulasi hijauVolume and type of growing media is important to support the growth of rubber seedling (Hevea brasiliensis) for rootstocks. The objective of this study was to determine the growth of rootstock and green budding success of rubber plants in different size of polybag and growing media. The research was carried out since January to December 2013 at the Pakuwon experimental garden, Parungkuda District, Sukabumi Regency, West Java. The study used a randomized block design (RBD) in factorial with two factors and three replications. The first factor is the sizes of polybag: (1) 30 ´ 20 cm, (2) 35 ´ 20 cm, and (3) 40 ´ 20 cm. Meanwhile, the second factor is the growing medium that consists of the mixture of soil and cow manure with 4 proportions: (1) 1 : 0, (2) 3 : 1, (3) 2 : 1, and (4) 1 : 1. Observations were made on the growth of pre-budding rootstock including seedling height, seedling diameter, number of leaves, and the success percentage of green budding. The results showed that the size of polybag has positive effect on the growth of the rubber seedling as rootstock at 6 months old after planting. Moreover, the use of large sizes of polybag (30 x 20–40 x 20 cm) was good for the growth of rootstocks that would be used for green budding. In addition, growing media that consisted of soil and cow manure at a comparison of 1 : 1 gave the highest effect on the growth of rootstock as well as the highest percentage of green budding success. However, there is no interaction between the size of polybag and growing media to the growth of rootstock and green budding success.
The Value Chain for Indonesian Coffee in A Green Economy Neilson, Jeff
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The global value chain for Indonesian coffee is currently undergoing significant structural changes, which offer both opportunities and policy challenges for the Government of Indonesia in its attempt to develop a national green economy. These changes include: the declining importance of coffee farming as a reliable livelihood strategy for many rural households; growth of the domestic coffee processing sector; and the increasing influence of coffee trading companies in coffee farm systems associated with the expansion of global sustainability initiatives. This paper argues that a global value chain analytical approach could be applied by the Government of Indonesia in its attempts to integrate coffee sector development within its broader initiatives to promote a national green economy.Pada saat ini, rantai nilai global kopi Indonesia sedang mengalami perubahan struktural yang signifikan. Perubahan tersebut menawarkan peluang dan tantangan kebijakan bagi pemerintah Indonesia dalam upaya mengembangkan green economy nasional terkait dengan menurunnya peran usahatani kopi sebagai strategi mata pencaharian yang dapat diandalkan bagi banyak rumah tangga pedesaan, pertumbuhan sektor pengolahan kopi dalam negeri, dan meningkatnya pengaruh perusahaan perdagangan kopi pada sistem usahatani kopi terkait dengan keberlanjutan perluasan prakarsa global. Makalah ini berpendapat bahwa pendekatan analisis rantai nilai global dapat diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya untuk mengintegrasikan pembangunan sektor kopi terkait prakarsa yang lebih luas untuk mempromosikan green economy nasional.Kata kunci: Kopi, green economy, rantai nilai global, Indonesia
Pengaruh Pengelolaan Habitat terhadap Serangan Conopomorpha cramerella dan Kepik Helopeltis antonii pada Kakao Purwaningsih, Ardiyanti; Mudjiono, Gatot; Karindah, Sri
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan habitat dengan menerapkan teknologi budidaya kakao yang baik harus dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesehatan tanaman. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pengelolaan habitat terhadap serangan penggerek buah kakao (PBK) Conophomorpha cramerella dan kepik pengisap buah Helopeltis antonii. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2013 sampai April 2014 di kebun kakao rakyat di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desain penetapan sampel tanaman kakao ditentukan berdasarkan metode kuadran sistematik dua dimensi. Perlakuan terdiri dari petak pengelolaan habitat berupa aplikasi rorak, irigasi tetes dengan teh kompos, penambahan bahan organik, dan biopori cacing, dan petak konvensional yang dikelola berdasarkan kebiasaan petani. Masing-masing blok terdiri dari 24 sub blok pengamatan dan jumlah tanaman per sub blok adalah 4 pohon. Pengamatan meliputi jumlah buah, bobot biji basah, kelimpahan serangga, persentase dan intensitas serangan C. cramerella dan H. antonii. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan habitat secara signifikan meningkatkan jumlah buah kakao, meningkatkan keanekaragaman serangga terutama serangga yang menjadi musuh alami, serta menurunkan persentase dan intensitas serangan C. cramerella dan H. antonii.Kata kunci: Pengelolaan habitat, kakao, Conophomorpha cramerella, Helopeltis antoniiHabitat management of cocoa cultivation must be carried out to improve the fertility of soil, increase the biodiversity and the plant’s health. The objective of this study was to elucidate the effect of habitat management on the cocoa pod borer Conophomorpha cramerella and cocoa mirid Helopeltis antonii attack. The research was conducted from October 2013 to April 2014 in Sumbermanjing Wetan District, Malang Regency, East Java. The research was compared cocoa plantation with habitat management and the conventionally managed cocoa plantation as a control. Habitat manipulation techniques used in this research were providing ditch and worm biopores, applying organic matter and compost tea drip irrigation. There were 24 sub blocks for each plot and 4 plants per sub block. The results showed that the habitat management was capable to increase the number of cocoa pods, stimulate an increasing in the diversity of insects, particularly the number of natural enemies, and decrease the percentage and intensity of C. cramerella and H. antonii attack.
Inovasi Teknologi Perbaikan Bahan Tanam Kakao di Indonesia Rubiyo, Rubiyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kakao merupakan komoditas utama sub sektor perkebunan di Indonesia. Komoditas ini merupakan sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, sekaligus juga bermanfaat untuk konservasi tanah dan air. Sebagian besar tanaman kakao diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat yang mencapai 93% pada tahun 2010 dengan tingkat produktivitas 750 kg biji kering/ha/tahun. Rendahnya produktivitas kakao di Indonesia disebabkan oleh rendahnya kualitas bahan tanaman, serangan hama dan penyakit, dan penerapan teknologi budidaya yang tidak standar. Varietas dan klon kakao unggul yang tersedia saat ini meliputi varietas mulia dan lindak. Varietas-varietas dan klon unggul tersebut memiliki potensi produksi cukup tinggi, berkisar 1,5-2 ton/ha/tahun, tetapi masih rentan terhadap cekaman biotik, yaitu hama dan penyakit. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil kakao di Indonesia, masih diperlukan varietas unggul yang tahan terhadap cekaman biotik tersebut baik yang berupa hibrida F1 maupun klonal. Perakitan varietas dan klon kakao dapat dilakukan melalui pendekatan konvensional dan inkonvensional. Secara konvensional perakitan bahan tanam kakao dapat dilakukan dengan melakukan persilangan untuk menghasilkan benih kakao hibrida secara biklonal maupun poliklonal. Pendekatan inkonvesional dengan memanfaatkan teknik molekuler dapat mempersingkat daur seleksi tanaman kakao.Kata Kunci: Kakao, produktivitas, perbaikan klon, hibridaCacao is a main crops commodity in Indonesia. It is one of the source of national income, providing employment opportunities, also as land and water conservation. Most cacao cultivation are in small holders, which reached 93% in 2010 with productivity rate of 750 kg of dried beans/ha/year. The low productivity is due to low quality of plant materials, pest and disease attack, and unstandarized cultivation technology. Available superior varieties and cacao clones which commonly in use today are fine cocoa and bulk cocoa. Both have high production potentials, ranging from 1.5-2 tonnes/ha/year, but susceptive to pest and disease attack. To increase productivity and yield quality of cacao requires superior variety that is resistant to biotic stress, either F1 hybrid or clonal. The assembling of cacao varieties and clones can be done through conventional and inconventional methods. Inconventional approach using molecular technology can shorten the selection cycle of cacao plants.

Filter by Year

2011 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 3 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 3 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 3 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri More Issue