cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
ANALISA PRODUKTIVITAS PEMASANGAN PELAT LANTAI DENGAN MATERIAL M-PANEL (Studi Kasus: Proyek Pembangunan “Villa Lot Breeze” di Jalan By Pass Munggu, Bali) Sasongko, Nawang Aji; Negara, Kartika Puspa; Unas, Saifoe El
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.268 KB)

Abstract

M-PANEL merupakan teknologi baru di bidang konstruksi sebagai pengganti material bangunan konvesional, perusahaan M-PANEL Indonesia masih belum memiliki nilai produktivitasnya secara terperinci dalam penggunaan material ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas dan biaya pekerjaan pelat lantai dengan menggunakan material M-PANEL. Data produktivitas pada penelitian ini diperoleh dengan mengamati secara langsung kecepatan pekerjaan di lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Daily Record Sheet dan Baseline Productivity. Koefisien pekerjaan untuk menghitung analisa harga satuan pekerjaan didapatkan dengan menghitung sendiri berdasarkan nilai produktivitas. Hasil dari analisa produktivitas menunjukan bahwa nilai produktivitas pekerjaan pelat lantai M-PANEL pada tiap jenis pengamatan adalah: pemasangan = 5,7874 m2/jam, plester tahap I = 19,7838 m2/jam, plester tahap II = 6,3819 m2/jam. Waktu pekerjaan keseluruhan pelat lantai (109,2 m2) pada tiap jenis pengamatan adalah: pemasangan = 18,87 jam = 2,70 hari, plester tahap I = 5,52 jam = 0,79 hari , plester tahap II = 17,11 jam = 2,44 hari, ( waktu efektif kerja yaitu 7 jam dalam 1 hari ). Harga satuan pekerjaan pelat lantai tiap m2, pekerjaan pemasangan pelat lantai sebesar Rp   2.446.243,1, pekerjaan plester  tahap I sebesar Rp 63.558, pekerjaan plester  tahap II sebesar 96.133, sehingga total biaya pekerjaan pelat lantai seluas 109,2 m2 sebesar Rp 284.568.003,70.   Kata kunci: produktivitas, pelat lantai M-PANEL, biaya, kecepatan
OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG Yuliantoro, Rega Bhaskara; Hasyim, M. Hamzah; Negara, Kartika Puspa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.536 KB)

Abstract

Setiap proyek konstruksi harus ada fasilitas proyek (site facilities) untuk menunjang kinerja pekerja konstruksi. Tata letak fasilitas proyek harus menyesuaikan kebutuhan maupun keadaan/medan di lapangan.Fasilitas proyek (site facilities) pada proyek konstruksi berskala besar harus diimbangi dengan fasilitas kerja yang memadai dan efisien sehingga aktifitas pembangunan dapat berjalan lancar, nyaman serta mendukung program keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Sistem manajemen keselamatan kerja sangat penting dalam proyek berskala besar, tingginya intensitas kegiatan yang ada di dalam proyek tersebut mengharuskan penempatan site facilities yang efisien, aman dan nyaman untuk pekerja konstruksi. Pada penelitian ini dilakukan pegoptimasian site layoutproyek dengan menggunakan analisis multi-objectives function yaitu analisis Traveling Distance (jarak tempuh) dan analisisSafety Index (tingkat keamanan dan keselamatan). Semakin kecil nilai traveling distance yang dihasilkan maka semakin dekat perjalanan pekerja untuk berpindah ke fasilitas proyek ke lain dan semakin kecil nilai safety index maka tingkat kecelakaan yang dialami pekerja yang melalui zona bahaya juga akan semakin kecil. Site layout yang paling optimal diketahui dari beberapa skenario pemindahan fasilitas proyek untuk mendapatkan site layout yang efisien. Dari identifikasi dari 4 skenario yang di analisa maka didapat nilai traveling distance paling minimum pada skenario 2 dengan nilai sebesar 59579,271 meter atau mengalami penurunan nilai traveling distance sebesar 0,96% dari kondisi eksisting. Untuk perhitungan nilai safety index diketahui bahwa nilai safety index minimum pada skenario 4 dengan nilai sebesar 809,606 atau mengalami penurunan nilai safety index sebesar 0,95% dari kondisi eksisting. Analisa site layout optimum dan memenuhi kriteria antara persentase 30% untuk nilai traveling distance dan 70% untuk nilai safety index adalah site layout pada skenario 4 dengan nilai total sebesar 1,041273. Kata kunci : optimasi, site layout, fasilitas proyek, traveling distance, safety index
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN METODE DINDING GESER YANG MENGACU PADA SNI – 1726 – 2012 PADA GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Ghaffar, Muhammad Anugerah; Soehardjono, Agoes; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.038 KB)

Abstract

Kemajuan ilmu dan teknologi berpengaruh besar dalam perkembangan Indonesia di segala aspek, terutama dalam aspek pembangunan. Pemerintah berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang beragam. Bsolusi untuk menciptakan bangunan tinggi dalam mengatasi masalah tersebut. Sesuai pedoman peraturan gempa terbaru SNI – 1726 – 2012 terdapat delapan alternatif sistem atau subsistem yang dapat digunakan dalam merencanakan struktur gedung bertingkat tinggi yang tahan terhadap gempa. Salah satu sistem yang saat ini menjadi alternatif adalah sistem dinding geser. Dalam hal ini dilakukan perencanaan ulang Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya yang terdiri dari delapan lantai. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh besarnya momen, gaya lintang, dan gaya lateral yang akan digunakan untuk menghitung luas tulangan dan dimensi elemen struktur balok, kolom, dan dinding geser. Konsep perencanaan yang digunakan adalah metode kekuatan yang biasanya disebut dengan ultimate strength method, dimana beban bekerja pada elemen struktur dinaikkan secukupnya dengan beberapa faktor reduksi untuk mendapatkan beban yang mana keruntuhan dinyatakan “telah diambang pintu” atau biasa disebut juga dengan beban berfakor. Pada perencanaan ulang ini dilakukan beberapa perubahan terhadap desain awal yaitu perubahan desain gedung, dimensi elemen struktur, dan dinding geser. Perencanaan tulangan lentur dan tulangan geser dibatasi pada Portal E yang dianggap telah mewakili portal yang lainnya. Dari hasil perhitungan untuk tulangan lentur balok dan kolom diperoleh tulangan D22 dan untuk tulangan geser diperoleh Ø10 dengan jarak sengkang yang berbeda – beda. Untuk dinding geser diperoleh tulangan horizontal dan tulangan vertikal yaitu Ø10 – 200 (2 lapis). Hasil perhitungan yang didapat digunakan untuk gambar detail penulangan.   Kata – kata kunci : Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, dinding geser, tahan gempa, SNI – 1726 – 2012.
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Destamara, Angger Anggria; Zaika, Yulvi; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.783 KB)

Abstract

Cara untuk memperbaiki karakteristik tanah adalah adalah stabilisasi. Zat aditif yang digunakan sebagai stabilisator dalam penelitian ini adalah abu ampas tebu. Sementara itu, tanah lempung ekspansif yang digunakan adalah tanah dari Desa Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Dalam penelitian ini, digunakan penambahan campuran dengan kadar abu ampas tebu sebesar 8%, 10%, 12%, dan 14% dari berat total campuran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan kadar 14% abu ampas tebu, batas cair menurun sebesar 26,65%, batas plastis menurun sebesar 35,94%, batas susut meningkat sebesar 940,425%, indeks plastisitas menurun sebesar 19,72%, specific gravity menurun sebesar 7,35%, kadar air optimum meningkat sebesar 23,35%, dan berat isi kering tanah menurun sebesar 13,85% dari kondisi tanah asli. Nilai CBR maksimum didapatkan pada penambahan 12% abu ampas tebu yaitu meningkat sebesar 150,68% pada CBR tak terendam dan 95,34% pada CBR terendam. Nilai pengembangan minimum didapatkan pada penambahan 8% abu ampas tebu yaitu menurun sebesar 94,57%. Pada pengujian pengembangan bebas, nilai pengembangan menurun sebesar 15,35%. Dengan 4 hari pemeraman,  nilai CBR tak terendam meningkat sebesar 2,38% dari nilai CBR tak terendam tanpa pemeraman, nilai CBR terendam meningkat sebesar 15,25% dari nilai CBR terendam tanpa pemeraman, dan nilai pengembangan menurun sebesar 77,68% dari nilai pengembangan tanpa pemeraman. Dengan 14 hari pemeraman,  nilai CBR tak terendam menurun sebesar 11,13% dari nilai CBR tak terendam tanpa pemeraman, nilai CBR terendam menurun sebesar 12,46% dari nilai CBR terendam tanpa pemeraman, dan nilai pengembangan menurun sebesar 100,298% dari nilai pengembangan tanpa pemeraman. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa abu ampas tebu berpengaruh terhadap peningkatan nilai CBR, penurunan nilai pengembangan, serta karakteristik yang lainnya. Kata-kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Abu Ampas Tebu, CBR, Pengembangan, Pemeraman
P P, Y E; Zaika, Yulvi; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

P
Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Nugraha, Prakosa Adi; Zaika, Yulvi; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.812 KB)

Abstract

Tanah Lempung ekspansif adalah tanah yang yang mempunyai kekuatan yang kurang baik jika digunakan untuk konstruksi bangunan diatasnya. Tanah ekspansif yang ada di sekitar Desa Njelu, Bojonegoro. ini memiliki daya dukung tanah rendah dan memiliki sifat mengembang dan menyusut tinggi  jika terjadi perubahan kadar air pada tanah ekspansif tersebut. Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan tanah lempung ekspansif pada konstruksi bangunan atau jalan raya maka dilakukan suatu uspaya guna memperbaiki sifat tanah lempung ekspansif itu sendiri yaitu dengan penambahan zat aditif abu ampas tebu dan semen. Campuran bahan aditif abu ampas tebu dan semen menggunakan kadar 8% abu ampas tebu + 4% semen, 8% abu ampas tebu + 6% semen, 8% abu ampas tebu + 8% semen. Dari hasil penelitian diketahui beberapa karakterisitik seperti menurunnya nilai specific gravity, nilai indeks plastisitas turun, penurunan nilai Cc, peningkatan berat isi kering, penurunan kadar air optimum (OMC), meningkatnya nilai CBR dan menurunnya nilai Swelling. Pada prosentase 8% abu ampas tebu dan 6% semen menghasilkan nilai CBR unsoaked optimum yaitu sebesar 10,899% dan meningkatkan nilai CBR sebesar175,78%. Sedangkan nilai pengembangan (swelling) terkecil berada pada prosentase campuran 8% abu ampas tebu dan 8% semen sebesar 0,2920% dan menurunkan nilai swelling hingga 95,27%. Kata kunci: lempung ekspansif, abu ampas tebu dan semen, CBR,  swelling
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Aprilian, Arie Wahyu; Zaika, Yulvi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.725 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif adalah tanah yang memiliki sifat kembang susut yang tinggi apabila terjadi perubahan yang diakibatkan oleh air. Maka dilakukan stabilisasi tanah dengan menggunakan campuran abu ampas tebu dan serbuk gypsum untuk memperbaiki jenis tanah ini. Dari hasil penelitian ini digunakan 8% abu ampas tebu dan  variasi campuran serbuk gypsum yaitu 4% serbuk gypsum, 6% serbuk gypsum, dan 8% serbuk gypsum dari berat kering tanah. Dari hasil penelitian didapatkan nilai CBR maksimum didapatkan pada kondisi penambahan 8% abu ampas tebu dan 6% serbuk gypsum yaitu 5,120% tak terendam dan 4,737% terendam. Untuk nilai pengembangan  didapatkan pada kadar 6% serbuk gypsum yaitu 0,168%. Selisih antara tanah campuran  dan tanah asli yaitu 97,28%. Sedangkan untuk nilai pengembangan bebas didapatkan pada kondisi  8% serbuk gypsum yaitu 38,89%.   Kata kunci: Lempung Ekspansif, Serbuk gypsum, CBR, Swelling, Free Swell
Pengaruh Kecepatan Beban Melintas Terhadap Tegangan Dan Penurunan Tanah Ekspansif Pada Model Perkerasan Lentur ., Yash'ad; ., Harimurti; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.76 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif adalah tanah lempung yang memiliki potensi kembang susut yang besar. Kembang susut yang besar diakibatkan oleh mineral ekspansif yang berada di dalam lempung ekspansif. Kembang susut besar ini ditengarai menjadi penyebab kerusakan jalan tepatnya di Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Selain dari struktur tanahnya, penentuan kecepatan juga berdampak pada tingkat kerusakan suatu perkerasan jalan. Pengujian yang dilakukan dengan cara memodelkan perkerasan lentur yang akan dilintasi oleh beban as roda. Model perkerasan lentur menggunakan skala 1:20 dan beban sebesar 20 kg. Pada pemodelan ini digunakan 2 variasi kecepatan yaitu 4,31 cm/s dan 7,5 cm/s. Data hasil yang didapatkan dalam pengujian berupa data tegangan tanah dan data penurunan tanah. Nilai tegangan dan penurunan inilah yang mewakili tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh suatu kecepatan. Dari hasil pengujian pada titik 1 dial 1 didapatkan nilai penurunannya sebesar 0,4056mm pada kecepatan 4,31 cm/s dan 0,0936mm pada kecepatan 7,5 cm/s sedangkan nilai tegangannya sebesar 199 g/cm2 pada kecepatan 4,31 cm/s dan 207 g/cm2 pada kecepatan 7,5 cm/s dengan kondisi kadar air 11,7% pada saat pengujian.  Penurunan pada titik 2 dial 2 sebesar 0,1320mm pada kecepatan 4,31 cm/s dan 0,0000mm pada kecepatan 7,5 cm/s sedangakan nilai tegangan mempunyai pola yang berbeda dengan titik 1 dial 1. Pada titik 2 dial 2 nilai tegangan tanah sebesar 509 g/cm2 pada kecepatan 4,31cm/s dan 357 g/cm2 pada kecepatan 7,5 cm/s dengan kadar air yang sama yaitu 11,7%. Pada titik 1 nilai tegangan yang terjadi tercatat kecepatan 7,5 cm/s (kecepatan tinggi) mempunyai nilai yang lebih besar dibanding kecepatan 4,31 cm/s (kecepatan rendah) hal ini dikarenankan pada titik 1 terjadi hentakan pada saat beban roda menapak di perkerasan. Kecepatan 7,5cm/s (kecepatan tinggi) menimbulkan hentakan yang lebih besar dibanding kecepatan 4,31 cm/s (kecepatan rendah). Tegangan yang diakibatkan hentakan ini tidak mempengaruhi nilai penurunan sehingga nilai penurunan yang terjadi pada kecepatan 4,31cm/s (kecepatan rendah) tetap lebih besar dibanding nilai penurunan pada kecepatan 7,5cm/s (kecepatan tinggi)   Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Pengaruh Kecepatan, Penurunan Tanah, Tegangan Tanah, Model Perkerasan
KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE Utomo, Budi; Putra, Fadhana Anggara; Wicaksono, Achmad; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.506 KB)

Abstract

Sehubungan dengan pengoperasian kereta api eksekutif Bima pada tanggal 6 Februari 2014, yang bertujuan untuk memberikan alternatif pilihan untuk masyarakat kota Malang yang ingin bepergian ke kota Surabaya selain menggunakan bus. Dari hasil penelitian pendahuluan diketahui adanya masalah pada kereta api bima yaitu sedikitnya penumpang kereta tersebut atau load factor nya kecil pada 5 bulan setelah beroperasi. Maka kami melakukan penelitian untuk merubah beberapa atribut dari kereta api bima agar dapat lebih aman, nyaman dan efisien, sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakannya. Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik umum, karakteristik perjalanan dari penumpang bus dan juga model pemilihan moda antara bus patas dan kereta api bima (rute Malang-Surabaya), serta untuk memperoleh seberapa besar potensi penumpang yang akan berpindah moda dari bus patas ke kereta api bima. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner dan wawancara langsung kepada 100 orang responden, yaitu pengguna moda bus patas sesuai dengan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang karakteristik umum, perjalanan dan yang disusun dengan teknik Stated Preference. Pada stated preference menggunakan atribut tunggal seperti biaya perjalanan, waktu tempuh, frekuensi keberangkatan dan untuk atribut gabungan yaitu biaya dan waktu tempuh perjalanan, serta biaya dan frekuensi keberangkatan antara bus patas dan kereta api. Dari hasil penelitian nantinya akan diperoleh karakteristik umum responden, perjalanan responden, model pemilihan moda dan potensi perpindahan penumpang. Kata kunci: bus, kereta api, pemilihan moda, stated preference, Malang, Surabaya.
KAJIAN PENYEDIAAN LAJUR SEPEDA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pranata, Yoga; Setyawan, Yudha Kiago; Arifin, M Zainul; Wicaksono, Achmad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.66 KB)

Abstract

Penggunaan kendaraan bermotor pribadi di lingkungan Universitas Brawijaya (UB) mengalami peningkatan yang dapat menyebabkan kemacetan dan polusi. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian tentang penerapan sistem transportasi berkelanjutan di kampus UB, salah satunya adalah penggunaan sepeda sebagai moda transportasi di dalam kampus yang diiringi dengan manajemen lalu lintas dan pengendalian parkir. Kajian penyediaan lajur sepeda di kampus UB dilakukan dengan menganalisis data persepsi yang didapat dari kuesioner dengan responden mahasiswa, karyawan dan dosen serta pengguna sepeda yang ada di lingkungan UB dengan total responden sebanyak 500 orang. Data dianalisis menggunakan regresi logistik. Selain itu juga dilakukan survei traffic counting di beberapa ruas jalan UB untuk mengetahui kapasitas jalan dan tingkat pelayanan jalan (LOS). Untuk mengetahui prioritas penyediaan lajur sepeda di UB dilakukan survei dengan responden stakeholder dan akademisi yang selanjutnya diolah dengan AHP (Analytic Hierarchy Process). Hasil akhir penelitian ini adalah lay out lajur sepeda yang sesuai diterapkan di UB. Dari hasil regresi logistik didapat nilai utilitas UY1 = -3,091 + 2,136.X13  dan UY2 = 3,106 + (-1,497)X4. Diketahui bahwa responden pesepeda yang waktu tempuhnya kurang dari 10 menit memiliki peluang untuk pindah menggunakan kendaraan bermotor sebesar 0,2778 (peluang untuk menggunakan sepeda sebesar 0,7222). Responden pesepeda yang penghasilan pribadi atau orang tua lebih dari 3 juta memiliki peluang untuk pindah menggunakan kendaraan bermotor sebesar 0,8333 (peluang untuk menggunakan sepeda sebesar 0,1667). Hasil analisis  AHP disimpulkan bahwa aspek yang berpengaruh dalam alternatif penyediaan lajur sepeda adalah, aspek keselamatan (sebesar 0,24165), aspek kesesuaian master plan kampus (sebesar 0,19155), aspek waktu tempuh/ kelancaran (sebesar 0,14928), aspek manfaat (sebesar 0,12953), aspek kenyamanan (sebesar 0,12840), aspek lingkungan (sebesar 0,11633) dan aspek biaya (sebesar 0,04325). Selain itu juga didapat nilai CR (Consistency Ratio) rata-rata sebesar 0,057 (< 0,1). Urutan prioritas penyediaan lajur sepeda di UB mulai dari yang terbesar adalah, Alternatif I (perlu lajur sepeda permanen) sebesar 0,496821, Alternatif II ( Perlu lajur sepeda tidak permanen) sebesar 0,34289, Alternatif III (Tidak perlu lajur khusus sepeda) sebesar 0,16029.   Kata Kunci:         Persepsi, Pesepeda, AHP, Regresi Logistik, LOS

Page 14 of 136 | Total Record : 1355