cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
KEKUATAN LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI MUTU BETON Dwijo Wibowo, Christoforus Aditya; Dewi, Sri Murni; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1115.376 KB)

Abstract

Teknologi rekayasa beton yang terus berkembang, material bambu yang mudah diperbaharui, berat material terkait dengan analisis gempa, serta tuntutan inovasi dalam bidang konstruksi bangunan, yang kemudian mencuatkan gagasan akan balok beton komposit bata ringan bertulangan bambu sebagai alternatif beton bertulang. Penelitian ini didesain menggunakan balok dimensi 200 x 16 x 20 cm dengan variasi mutu beton rencana 15 MPa dan 25 Mpa. Bata ringan menggunakanvariasi dimensi 50 x 8 x 8,5 cm dan 50 x 8 x 6,5 cm. Kemudian digunakan tulangan bambu dimensi 2 x 1 cm.Untuk mendapatkan hasil pengujian lentur murni, balok diletakkan di atas dua tumpuan sederhana dengan beban terpusat dibagi menjadi dua titik. Dial gauge diletakkan di kedua sisi di tengah bentang untuk mengetahui besar lendutan yang terjadi.Balok komposit mutu 29,81 MPa, mampu menahan beban 2463 kg. Sedangkan balok komposit mutu 24,57 MPa mampu menahan beban 2550 kg. Perhitungan teoritis dengan menggunakan beban 500 kg pada saat kondisi elastis didapatkan bahwa mutu 29,81 MPa memiliki lendutan sebesar 0.578 mm dan mutu 24,57 MPa memiliki lendutan 0.915 mm. Selain itu, balok komposit mutu 29,81 MPa menghasilkan pola retak yang lebih banyak daripada balok  komposit mutu 24,57 MPa. Kata kunci: balok komposit, bata ringan, bambu, kuat lentur, mutu beton
KEKUATAN LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI TINGGI BATA RINGAN Prasetyo, Ferry Singgih; Dewi, Sri Murni; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.604 KB)

Abstract

Teknologi beton ringan sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama pada gedung-gedung pencakar langit yang menghendaki berat sendiri yang kecil guna meminimalkan daya impact akibat beban gempa. Penelitian kemudian didesain dengan dua variable tinggi bata ringan yaitu 6,5 cm dan 8,5 cm, serta dengan mutu beton rencana 25 MPa. Benda uji memiliki dimensi 200 x 16 x 20 cm, sedangkan bata ringan yang digunakan memiliki dimensi 50 x 8 x 8,5 cm. Dalam proses pengujian, balok diletakkan di atas dua tumpuan sederhana dengan beban terpusat dibagi menjadi dua titik ntuk mendapatkan kapasitas lentur murni. Dialgauge diletakkan di kedua sisi untuk mengetahui lendutan yang terjadi.Berdasarkan pengujian diperoleh tinggi bata ringan 8,5 cm memiliki berat volume yang lebih kecil dibandingkan balok komposit dengan tinggi 6,5 cm. Balok komposit dengan tinggi bata ringan 6,5 cm mampu menahan beban 2476 kg, sedangkan balok komposit dengan tinggi bata ringan 8,5 cm mampu menahan beban 2537 kg. Dengan menggunakan metode conjugate beam dan mengambil beban pada saat kondisi elastis, maka didapatkan tinggi bata ringan 6,5 cm memiliki lenduta 0,858 mm dan tinggi bata ringan 8,5 cm memiliki lendutan 0,972 mm. Balok komposit dengan tinggi bata ringan 6,5 cm, memiliki kekakuan 519,23 kg/mm sedangkan balok komposit dengan tinggi bata ringan 8,5 cm memiliki kekakuan 605,23 kg/mm. Sedangkan berdasarkan pengamatan pola retak, tidak ada pengaruh yang signifikan akibat variasi tinggi bata ringan. Kata kunci: balok, komposit, bata ringan, kuat lentur.
INTERAKSI MUTU BETON DAN RASIO VOLUME BATA RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN ., Claudia; Dewi, Sri Murni; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.876 KB)

Abstract

Inovasi beton terus mengalami perkembangan. Salah satu contohnya inovasi tentang beton ringan. Teknologi beton ringan ini bertujuan untuk memperingan struktur bangunan sehingga dapat meminimalisir efek gempa. Penelitian ini menggabungkan dua bahan yaitu beton dan bata ringan menjadi sebuah elemen struktur balok komposit. Penelitian ini didesain dengan dua variabel bebas yaitu mutu beton dan volume bata ringan. Mutu beton yang digunakan adalah 24,57 MPa dan 29,81 MPa sedangkan variasi bata ringan yang digunakan adalah bata ringan dengan tinggi 8,5 cm dan 6,5 cm. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui interaksi mutu beton dan volume bata ringan terhadap kuat lentur balok komposit. Untuk  mendapatkan hasil pengujian lentur murni maka balok ditempatkan di atas dua tumpuan sederhana dan dibebani dengan beban terpusat. Berdasarkan hasil uji analisis varian dua arah didapatkan hasil F tabel sebesar 5,32 sedangkan F hitung untuk sumber variasi volume bata ringan sebesar 0,017, F hitung untuk sumber variasi mutu beton sebesar 0,035 ,dan F hitung untuk interaksi kedua sumber variasi sebesar 0,317. Meskipun semua hasil F hitung lebih kecil dari F tabel namun jika F hitung antar ketiganya dibandingkan hasilnya adalah F hitung interaksi antara mutu beton dan volume bata ingan terlihat lebih besar. Hal ini menandakan bahwa terdapat interaksi antara mutu beton dan volume bata ringan terhadap kuat lentur balok meskipun kontras tidak terlihat secara signifikan. Kata kunci: balok, komposit, bata ringan, interaksi, kuat lentur
INTERAKSI KEKUATAN LENTUR DAN BERAT VOLUME PELAT BETON RINGAN TUMPUAN TERKEKANG BERTULANGAN BAMBU Robertus, Aristo Yonghy; Dewi, Sri Murni; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.667 KB)

Abstract

Kontribusi massa pelat yang cukup besar dalam suatu struktur perlu dikurangi, yaitu dengan menggunakan teknologi beton ringan dimana komposisi material baja tarik digantikan dengan tulangan bambu. Beton ringan memiliki modulus Elastisitas (E) kecil sehingga defleksinya lebih besar dari beton konvensional, maka untuk memperkaku struktur dilakukan pengekangan pada tumpuannya. Percobaan dilakukan dengan dua jenis spesimen, yaitu pelat beton ringan satu arah dengan rasio tulangan minimum (ρmin) dan 0,5 rasio tulangan maksimum (0,5 ρmaks). Ukuran benda uji 100x80x5 cm, perbandingan komposisi beton 1:3:1 dengan kuat tekan 32 MPa. Penelitian dilakukan dengan memberikan beban terpusat pada tengah bentang bertahap hingga pelat runtuh. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah berat volume pelat, beban maksimum (Pu) dan lendutan (Δ) yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benda uji pelat dengan 0,5 ρmaks mampu menahan beban lebih besar daripada ρmin. Pelat dengan 0,5 ρmaks memiliki lendutan dan berat jenis yang lebih kecil dan kekakuan yang lebih besar dibanding pelat dengan ρmin. Pelat dengan tumpuan terkekang memiliki keandalan yang lebih dalam menahan beban vertikal dibanding tanpa kekangan. Diperoleh selisih beban vertikal maksimum (Pu) lebih dari  25% dan pada kondisi elastis terdapat selisih lendutan (Δ) sebesar 25%. Kata kunci: Pelat, Tulangan Bambu, Berat Jenis, Beban Maksimum, Kekakuan.
PENGARUH LETAK BUKAAN TERHADAP KINERJA DINDING BATA TERKEKANG DENGAN BEBAN SIKLIK LATERAL Nugraha, Putra Adi; ., Wisnumurti; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.648 KB)

Abstract

Sistem dinding bata terkekang banyak digunakan pada mayoritas rumah di Indonesia, dan merupakan sistem dinding yang lebih tahan terhadap beban gempa dibanding sistem dinding bata merah biasa. Bukaan merupakan komponen bangunan yang tidak terpisahkan terkait dengan fungsi bangunan gedung. Pengurangan luasan dinding melalui penambahan bukaan serta letak bukaan itu sendiri secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perilaku dinding bata terkekang. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh letak bukaan terhadap kinerja dinding bata terkekang dengan beban siklik lateral. Adapun kinerja dinding bata terkekang ditinjau berdasarkan kemiringan kurva selubung dari kurva histeresis. Dari hasil penelitian ini, berdasarkan bentuk dan kemiringan kurva selubung, perbedaan kinerja terbesar akibat pembebanan siklik lateral, antara beban dari arah kanan dan kiri, terdapat pada model dinding bukaan tepi (kode C). Sedangkan untuk model dinding tanpa bukaan (kode A) dan model dinding bukaan tengah (kode B), kinerja akibat pembebanan siklik lateral, antara beban dari arah kanan dan kiri, cenderung seimbang. Nilai kekakuan elastis terbesar terdapat pada model dinding tanpa bukaan (kode A).  Sedangkan nilai kekakuan elastis terkecil terdapat pada model dinding dengan bukaan tengah (kode B). Kata kunci: dinding bata terkekang, beban siklik lateral, kemiringan kurva histeresis,kekakuan elastis
PERBANDINGAN KUAT LENTUR SATU ARAH PELAT BETON TULANGAN BAMBU DENGAN PELAT BETON TULANGAN BAMBU ISI STYROFOAM Fauzi, Rifqi Eka; Dewi, Sri Murni; Wijatmiko, Indradi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1581.715 KB)

Abstract

Beton ringan merupakan inovasi bahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan, bambu dapat digunakan tulangan beton menggantikan baja dan lebih ringan, pemberian styrofoam pada elemen struktur mampu mengurangi berat sendiri struktur, kemudian mecuatkan gagasan tentang plat beton tulangan bambu isi styrofoam. Penelitian ini menggunakan pelat beton tulangan bambu isi styrofoam sebanyak 3 buah yang akan dibandingkan kuat lenturnya dengan pelat beton tulangan bambu tanpa styrofoam. Dimensi pelat yang digunakan 800x400x10 mm, dimensi tulangan memanjang 6x6 mm dan panjang 750 mm, dimensi tulangan melintang 6x6 mm dan panjang 350 mm, dan dimensi styrofoam 750x350x10 mm. Setelah usia 28 hari, dilakukan uji lentur plat satu arah dengan beban garis di tengah bentang. Plat beton tulangan bambu isi styrofoam menurunkan Pu 15,6% dibandingkan plat tanpa styrofoam, namun beratnya berkurang 9,72%. Pelat beton bertulangan bambu isi styrofoam memiliki lendutan lebih besar 77 % dari pelat yang tidak menggunakan styrofoam pada kondisi retak pertama, sedangkan pada kondisi runtuh pelat isi  styrofoam mengalami penambahan lendutan sebesar 16 % dibandinkan pelat tanpa styrofoam.Pteoritis plat beton tulangan bambu didapatkan sebesar 394,09 kg, sedangkan pada uji laboratorium di dapatkan Pu sbesar 650 kg. Kata kunci:plat beton, tulangan bambu, styrofoam, kuat lentur.
ANALISIS KEKAKUAN STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH BALOK Pratama, Rizky Fajar; Budio, Sugeng P.; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1838.831 KB)

Abstract

Kebutuhan manusia untuk bangunan dan infrastruktur tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini secara langsung membuat kebutuhan akan bahan baku bangunan juga meningkat. Efisiensi, peningkatan dan inovasi bahan baku menjadi hal yang perlu diperhatikan. Beton didapat dari campuran pasir, kerikil dan semen. Jika penggunaaan bahan pembuat beton ini tidak terkontrol dengan baik, ditakutkan akan terjadi kerusakan alam yang ditimbulkan oleh kegiatan eksplorasi yang berlebihan. Penelitian ini menguji kekakuan struktur balok beton bertulang dengan lubang (hollow core) di tengah balok. Pengujian ini terfokuskan pada struktur balok. Penelitian menggunakan benda uji balok berpenampang persegi dengan tiga buah lubang persegi dengan arah memanjang balok terletak di tengah badan balok. Untuk memudahkan dalam proses pembuatan benda uji, maka lubang diisi dengan styrofoam diletakkan dibawah garis batas pemisah bagian tarik dan tekan penampang (garis netral). Dengan asumsi, penggunaan beton di bagian tarik struktur balok kurang efisien karena beton sangat lemah terhadap tarik dan hanya untuk menyalurkan gaya yang diterima oleh struktur balok tersebut akibat beban. Penelitian ini menunjukkan hasil berat volume balok beton dengan lubang dimensi 5 x 10 x 60 cm,  balok beton dengan lubang dimensi 7 x 10 x 60 cm, dan balok beton dengan lubang dimensi 9 x 10 x 60 cm berturut-turut mengalami penurunan sebesar 13,92%; 15,04%; dan 18,34% dibandingkan dengan berat volume balok beton tanpa lubang. Kekakuan balok beton mengalami penurunan dikarenakan lendutan yang terjadi pada balok beton dengan lubang lebih besar dibandingkan dengan balok beton tanpa lubang. Nilai kekakuan balok beton berlubang 5 x 10 x 60 cm, 7 x 10 x 60 cm, dan 9 x 10 x 60 cm berturut turut sebesar 580,66 kg/mm; 568,62 kg/mm; dan 566,79 kg/mm. Penurunan ini tidak signifikan dibandingkan dengan penurunan berat volume yang terjadi. Kata kunci: balok, berat volume, beton, hollow core, kekakuan.
PERILAKU LENTUR DAN POLA RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI AKIBAT BEBAN LATERAL SIKLIK Aldian, Farli; Wibowo, Ari; Simatupang, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya batu bata adalah material yang paling sering digunakan dalam membuat dinding pada bangunan. Namun, dengan kemajuan pada bidang teknologi infrastruktur  ztelah muncul lagi salah satu jenis dinding yang dapat dijadikan alternatif dalam pembangunan, yaitu dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi (PJKB-3D) yang terdiri dari shotcrete, wiremesh, dan expanded polystyrene (EPS). Pada aplikasinya diawalmaterial ini digunakan sebagai komponen struktural yang menahan beban lateral tetapi informasi serta literatur mengenai perilaku dari PJKB-3Dmasih sulit ditemukan. Pada penelitian terdapat 2 (dua) variasi dinding yaitu M4 dan M8. Setiap variasi terdapat 3 (tiga) benda uji dengan ukuran 900 x 600 mm, f’c ± 21 MPa dan rasio perbadinga tinggi dan lebar sebesar 1,5. Penelitian dilakukan dengan memberikan beban lateral siklik dari dua arah sampai dinding mengalami kegagalan dengan kontrol pada defleksi. Data yang dihasilkan dari eksperimen adalah beban dan perpindahan untuk setiap siklus. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa dinding dengan M4 dan M8 memiliki kapasitas rata-rata beban lateral tidak jauh berbeda tetapi mekanisme kegagalan yang terjadi pada dinding dengan RWC4 adalah lentur geser sedangkan M8 mengalami kegagalan penetrasi leleh. Kata Kunci:lentur, mekanisme keruntuhan,  dinding panel,  siklik.
ANALISIS PUSHOVER UNTUK PERFORMANCE BASED DESIGN (STUDI KASUS GEDUNG B PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA Febriana, Anisa; ., Wisnumurti; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.699 KB)

Abstract

Gempa merupakan salah satu bencana alam yang waktu dan tempatnya tidak dapat diprediksi serta banyak memakan korban jiwa. Diperlukan perencanaan bangunan tahan gempa yang baik agar korban jiwa dapat dihindari. Salah satu perencanaan terbaru untuk bangunan tahan gempa adalah Perencanaan Berbasis Kinerja (Performance Based Design). Tujuan dari perencanaan bangunan berbasis kinerja dalah agar perencana dapat menetapkan kondisi apa yang terjadi pada bangunan saat gempa maksimum terjadi. Dengan menggunakan program komputer SAP 2000 maka akan didapatkan kinerja bangunan yang ditunjukan dengan titik kinerja. Titik kinerja didapatkan dari perpotongan kurva demand dan kapasitas. Kurva demand menggunakan respon spektrum, kurva kapasitas di dapatkan dari kurva analisis pushover. Hasil studi kasus pada bangunan gedung berdasarkan ATC 40 bahwa gedung berada dalam tingkat kinerja Segera Huni/Immadiate Occupancy. Hal ini ditunjukan dari titik kinerjanya yaitu Sd dan Sa (0,0209 dan 0,125). Kata Kunci: Analisis pushover, Performance Based Design, Titik kinerja
EVALUASI PERFORMA GEDUNG MENGHADAPI BEBAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2012 DAN SNI 03-1726-2002 Studi Kasus: Gedung PTIIK Universitas Brawijaya Jokhu, Paulus Daniel; Wibowo, Ari; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.137 KB)

Abstract

Dalam merencanakan sebuah gedung dengan ketinggian diatas 40 m, aspek beban gempa sangat mempengaruhi perencanaan tersebut. Sedangkan yang dapat menahan beban gempa ataupun beban lateral yang terjadi adalah struktur kolom dari gedung itu sendiri, pada dasarnya kolom berfungsi sebagai sistem penopang suatu gedung sedangkan balok dan plat adalah system penghubungnya, untuk itu perencanaan interaksi kolom sangat penting jika gedung direncanakan dapat menahan beban gempa rencana.Sistem rangka yang terdiri dari balok dan kolom disebut juga Sistem Rangka Pemikul Momen berdasarkan SNI 03-1726-2012. Dimana interaksi antara balok dengan kolom yang saling berhubungan, mengakibatkan perilaku gedung yang dapat berdilatasi sampai kemampuan rencana tergantung dari kategori SRPM yang direncanakan. Selain itu dengan sistem rangka tersebut, bangunan umumnya memiliki kemampuan yang tinggi dalam berdeformasi akibat beban gempa. Hal ini disebabkan oleh sambungan antar frame sehingga titik perpindahan dari bangunan tersebut berfariasi. Sehingga, apabila terjadi beban lateral, mode shape yang terjadi pada gedung tersebut akan semakin banyak. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa simpangan antar lantai (story drift) dan defleksi pada tiap joint yang ditinjau menggunakan peraturan SNI 03-1726-2012, lebih konservatif dan layak digunakan untuk perencanaan bangunan tahan gempa juga lebih aman karena memberikan batasan untuk simpangan ijin yang lebih kecil yaitu 1,5%hn. Kata kunci: bangunan tahan gempa, sistem rangka pemikul momen, SNI 03-1726, simpangan, defleksi

Page 22 of 136 | Total Record : 1355