cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,355 Documents
PENGARUH LETAK BUKAAN PADA BEBAN RUNTUH DINDING BATA TERKEKANG (Confined Masonry) YANG DIBEBANI SECARA SIKLIK LATERAL Narayana, Jalu; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi gempa bumi di Indonesia diperkuat dengan adanya data geogfrafis yang menunjukan bahwa wilayah Indonesia mempertemukan lempeng Indo-Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Gaya gempa bertransformasi menjadi gaya lateral pada struktur bangunan. Bata merah adalah bahan bangunan yang umum digunakan sebagai pembentuk dinding rumah tinggal masyarakat Indonesia. Pada penelitian ini, dilakukan analisa berkaitan dengan adanya letak lubang/bukaan terhadap kapasitas runtuh dinding terkekangdengan memberikan beban siklik lateral dengan deformasi sebesar ∆ dan dianggap runtuh jika drift mencapai 1% dari tingginya. Dinding yang diuji adalah dinding model dengan ukuran 120 cm × 120 cm × 4 cm, dan ukuran bukaan adalah 36 cm × 80 cm, terdiri dari 2 Dinding A (tanpa bukaan), 3 Dinding B (bukaan tengah) dan 3 Dinding C (bukaan tepi). Dari percobaan menunjukan kapasitas runtuh Dinding A memiliki nilai tertinngi, kemudian Dinding C, dan Dinding B memiliki nilai terendah. Pola retak yang terjadi pada Dinding A menunjukan kegagalan geser saja, akan tetapi pada Dinding B dan C menunjukan keruntuhan kombinasi geser-tarik. Kata kunci: Gempa, lubang/bukaan, beban siklik lateral, kapasitas runtuh, pola retak  
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU DAN PELAPISAN BATU APUNG TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN Alista, Fenty Putri; Dewi, Sri Murni; Arifi, Eva
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.564 KB)

Abstract

Penelitian tentang beton terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Salah satunya adalah penelitian tentang beton ringan. Beton ringan sangat banyak dikembangkan karena manfaatnya yang dapat mengurangi berat sendiri suatu bangunan, sehingga efek gempa terhadap bangunan dapat diminimalisir. Salah satu cara membuat beton ringan adalah dengan mengganti agregat kasar dengan batu apung. Pada penelitian ini digunakan dua variabel bebas yaitu variasi penambahan serat bambu dan pelapisan batu apung. Variasi penambahan serat bambu yang digunakan yaitu 0%, 1%, 1.2%, dan 1.4% terhadap berat semen sedangkan batu apung yang digunakan adalah batu apung tanpa pelapisan dan batu apung dengan pelapisan. Benda uji yang digunakan memiliki dimensi 15 x 15 x 60 cm untuk selanjutnya dilakukan pengujian lentur dengan beban dua titik di 1/3 bentang tengah. Berdasarkan hasil analisis varian satu arah, didapatkan Fhitung 0.490 dan Ftabel 3.24 untuk pengaruh variasi penambahan serat pada beton tanpa pelapisan. Sedangkan pada pengaruh variasi penambahan serat dengan pelapisan didapatkan Fhitung sebesar 2.492 dan Ftabel 3.24. Pada pengujian t yang berguna untuk mengetahui pengaruh pelapisan batu apung pada beton ringan didapatkan nilai Thitung sebesar -0.479 untuk variasi serat bambu 0%, 1.121 untuk variasi serat bambu sebesar 1%, -2.05 untuk variasi serat bambu sebesar 1.2%, dan -0.957 untuk variasi serat bambu sebesar 1.4% dengan Ttabel sebesar +/-2.306. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis varian dan uji t, penambahan serat bambu dan dan pelapisan batu apung masih belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kuat lentur beton ringan. Namun jika dilihat dari kuat lentur rata-rata, kuat lentur pada beton ringan baik tanpa pelapisan maupun dengan pelapisan mengalami kenaikan sairing dengan penambahan serat.   Kata kunci: beton ringan, batu apung, pelapisan, serat bambu, kuat lentur
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU DAN PELAPISAN BATU APUNG TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN Abadiah, Yuli Nur; Dewi, Sri Murni; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.469 KB)

Abstract

Beton merupaka bahan konstruksi yang paling banyak dipakai di Indonesia, namun bahan penyusunyang pakai semakin terbatas. Dengan adanya perkembanganteknologi material, khususnya teknologi beton, muncul ide untukmemanfaatkan material organik sebagai bahan penyusun. Batu Apung merupakan bagian dari agregat alami yang memiliki berat jenis 1600 kg/m3.Pelapisan dilakukan dengan menggunakan lem beton dan pasir. Pada penelitian ini, objek yang diamati yaitu, Silinder beton agregat kasar batu apung tanpa pelapisan dan Silinder beton agregat kasar batu apung dengan pelapisan. Kedua jenis silinder beton tersebut masing-masing ditambahkan serat bambu sebesar 0%, 1%, 1,2%, dan 1,4%. Masing - masing silinder uji tiap prosentase penambahan serat dikedua jenis beton menggunakan 5 benda uji. Diameter silinder 15 cm dan tinggi silinder 30 cm. Uji tekan dilakukan setelah silinder beton berumur 28 hari Hasil kuat tekan beton ringan tanpa pelapisan batu apung mengalami kenaikan nilai kuat tekan dengan penambahan serat bambu dari 0%, 1%, 1,2% dari berat semen, tetapi nilai kuat tekan menurun ketika serat bambu ditambahkan sebesar 1,4 % dari berat semen. Hasil kuat tekan beton ringan dengan pelapisan batu apung mengalami penurunan nilai kuat tekan dari penambahan serat sebesar 0% ke 1%, hal ini disebabkan karena faktor nilai slump yang rendah pada penambahan serat 0% dan nilai slump tinggi pada penambahan serat sebesar 1%. Nilai kuat tekan pada penambahan serat 1% ke 1,2% mengalami kenaikan. Untuk nilai kuat tekan dengan penambahan serat 1,2% ke 1,4% mengalami penurunan. Sama seperti hasil sebelumnya faktor yang mempengaruhi juga sama, yaitu faktor penambahan air untuk mencapai nilai slump tertentu. Kata kunci: beton ringan, batu apung, pelapisan batu apung, serat bambu, kuat tekan
INTERAKSI RASIO TULANGAN DAN MUTU BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU DENGAN KAIT Muttaqin, Abdillah; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.089 KB)

Abstract

Penggunaan beton bertulang di masyarakat semakin meningkat untuk konstruksi, dengan hanya menggunakan tulangan baja sebagai satu-satunya bahan tulangan pada beton bertulang diperlukan alternatif pengganti tulangan baja.Inovasi yang diperlukan adalah tulangan yang murah, dapat diperbarui, dan mudah didapat salah satunya yaitu bambu. Bambu sendiri memiliki kekurangan yaitu bersifat higroskopis,cara yang coba digunakan untuk mengatasi kekurangan pada sifat bambu yaitu dengan pelapisan pada tulangan bambu dan ditambahkannya pengait agar mengurangi sifat higroskopis dan meningkatkan tegangan lekat.Pada penelitian ini digunakan 24 benda uji balok dan 16 benda uji pull-out untuk mengamati interaksi rasio tulangan dan mutu beton terhadap kuat lentur balok. Rasio tulangan yang digunakan pada penelitian ini 0,8% dan 1,6%, sedangkan mutu beton yang digunakan 20MPa dan 30 MPa. Berdasarkan hasil metode anova didapatkan bahwa tidak terdapat interaksi yang signifikan antara rasio tulangan dengan mutu beton terhadap kuat lentur balok bertulangan bambu dengan kait dimana didapat nilai f hitung lebih kecil dari f tabel dengan tingkat ketidakpastian sebesar 5% dan dengan analisis kontras perbandingan beban maksimum didapatkan hasil yang berbanding lurus dengan metode anova dimana nilai presentase interaksi antara mutu beton dengan rasio tulangan hanya sebesar 1,06 %. Analisis kontrasperbandingan lendutan didapat nilai presentase interaksi antara mutu beton dengan rasio tulangan sebesar 12,25%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa interaksi mutu beton dan rasio tulangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kuat lentur balok  bertulangan bambu dengan kait. Kata kunci: tulangan bambu dengan kait, rasio tulangan, mutu beton, kuat lentur
INTERAKSI JENIS KAIT DAN JARAK ANTAR KAIT TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN PENGAIT Ridho, Achmad Ali; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.652 KB)

Abstract

Penggunaan balok beton bertulangan bambu dalam dunia konstruksi masih banyak menimbulkan keraguan. Keraguan timbul karena lekatan antara bambu dan semen kurang baik, selain itu bambu sangat higroskopis, sedang kandungan air pada bambu sangat mempengaruhi kembang susut, yang lebih lanjut akan mempengaruhi lekatan antara bambu dan beton. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka pada penilitian ini dilakukan penambahan kait pada balok beton bertulangan bambu. Material yang digunakan sebagai kait bervariasi yaitu menggunakan bambu petung dan menggunakan kayu kamper sebagai jenis kait yang lain. Pada penelitian ini objek yang diamati yaitu, benda uji berupa balok dengan dimensi 18 x 28 x 160 cm. Balok Beton bertulangan bambu yang diberi pengait dengan jenis dan jarak yang telah ditetapkan. Balok diuji untuk mendapatkan kuat lentur, sedangkan tulangan bambu dengan pengait diuji pull-out untuk mendapatkan hasil tegangan lekat. Tulangan yang digunakan menggunakan bambu jenis petung, sedangkan jarak antar kait ditetapkan sebesar 6 cm dan 12 cm, dengan jenis kaitnya yaitu bambu petung itu sendiri serta kayu kamper. Selain variasi tentang jenis dan jarak kait, percobaan ini juga menggunakan variasi mutu beton yaitu 20 MPa dan 30 MPa serta variasi rasio tulangan 0,8% dan 1,6%. Karena banyaknya variasi yang digunakan, percobaan ini menggunakan metode statistik setengah faktorial dengan tujuan untuk memangkas jumlah benda uji yang akan dibuat. Hasil dari percobaan ini menggunakan metode tabel ANOVA diperoleh perhitungan Fhitung sebesar 0,015 dengan level of significance (α) = 0,05 diperoleh nilai Ftabel= F0,005; 3; 23= 4,35. Karena nilai Fhitung< Ftabel (0,015 < 4,35), maka H0 diterima dan H1 ditolak . Sehingga tidak terdapat pengaruh signifikan interaksi jarak kait dengan jenis kait terhadap kuat lentur balok bertulangan bambu dengan kait.   Kata kunci: beton bertulang bambu, kait, pull-out, kuat lekat, kuat lentur
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANG BAMBU DENGAN AGREGAT KASAR BATU PUMICE Aji Wijaya, Dwi Prasetyo; Dewi, Sri Murni; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1230.976 KB)

Abstract

Beton ringan adalah teknologi bahan kontruksi yang banyak digunakan dalam bidang teknik sipil karena memiliki keunggulan yaitu berat jenisnya yang ringan dan batu pumice adalah salah satu material penyusun beton ringan. Perlu adanya tulangan untuk mengatasi kuat tarik yang lemah pada beton. Penggunaan tulangan bambu adalah salah satu alternatif pengganti tulangan baja. Penambahan serat bambu juga dapat membantu mengatasi retak-retak dini pada beton. Penelitian dilakukan dengan menggunakan setengah faktorial dengan empat jenis benda uji dengan ukuran 160x15x20cm yaitu A1B2C2, A2B2C1, A2B1C2 dan A1B1C1. Dimana A1 dan A= adalah kadar serat bambu sebesar 40 gr dan 150 gr,  B1 dan B2 adalah perbandingan semen dan agregat sebesar 1:2:1 dan 1:2,5:1,5, serta C1 dan C2 yaitu rasio tulangan bambu 1% dan 1,5%. Selain itu dibuat dua buah balok kontrol sebagai pembanding yaitu beton pumice tanpa serat dan beton normal. Percobaan dilakukan dengan cara memberikan beban terpusat pada tengah bentang sampai balok mengalami keruntuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat dapat menambah kuat lentur balok. Dan kadar optimum penambahan serat adalah sebesar 40 gr. Balok dengan penambahan serat memiliki lendutan yang lebih kecil dan kekakuan yang lebih besar dibandingkan dengan beton pumice yang tidak ditambahkan serat. Kata kunci : balok, serat, beban maksimum, komposisi, tulangan bambu  
INTERAKSI ANTARA SERAT BAMBU DENGAN KOMPOSISI SEMEN DAN AGREGAT KASAR BATU APUNG TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU Hamzah, Muhammad; Dewi, Sri Murni; Wijaya, Ming Narto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.886 KB)

Abstract

Pengembangan teknologi bahan yang sedang populer adalah beton ringan dan beton serat. Beton ringan sendiri adalah beton yang mempunyai berat isi lebih kecil dibandingkan beton normal. Sedangkan beton serat ialah beton yang diberikan material serat baik itu alami maupun buatan. Sehingga, dari kombinasi beton ringan dan beton serat diharapkan mampu menambah kuat tarik dan kuat tekan beton serta megurangi berat volume itu sendiri. Pada eksperimen ini, dibuat 12 benda uji balok dengan dimensi 160 x 20 x 15 cm dan 8 buah benda uji pull-out dengan ukuran 27 x 25 x 15 cm. Benda uji dirancang dengan menggunakan rancangan setengah faktorial varian dua arah yang terdiri dari pengaruh penambahan serat bambu (40gr dan 150 gr tiap volume benda uji), komposisi semen dan agregat (1:2:1 dan 1:2,5:1,5), dan rasio tulangan (1% dan 1,5%). Pengujian balok diletakkan pada 2 tumpuan sederhana. Dari hasil pengujian,komposisi balok yang memiliki serat bambu rendah (40gr) akan menahan beban maksimum lebih besar, lendutan yang terjadi lebih besar, dan kekakuannya lebih kecil dibandingkan dengan kadar serat bambu tinggi. Sedangkan untuk komposisi balok dengan perbandingan semen, pasir, dan agregat 1:2:1 akan menahan beban maksimum lebih kecil, lendutan yang dihasilkan lebih kecil, dan kekakuannya lebih besar daripada komposisi semen dan agregat 1:2,5:1,5. Tetapi, jika dilihat dari pola retaknya, beban maksimum yang besar memiliki jumlah pola retak yang banyak. Sedangkan jika dilihat dari analisa statistik anova dan regresi, maka interaksi itu ada namun tidak signifikan. Kata kunci : serat bambu, komposisi, kuat lentur, balok, tulangan bambu.
PENGARUH RASIO TULANGAN BAMBU TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU DENGAN CAMPURAN SERAT BAMBU DAN AGREGAT KASAR BATU APUNG Faizal, Muhammad; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.914 KB)

Abstract

Rumah tahan gempa memiliki berat sendiri yang ringan karena berat sendiri sangat berpengaruh terhadap gaya gempa. Peneliti berinovasi dengan menggunakan batu apung sebagai agregat kasar, menggunakan bambu sebagai tulangan, dan menambahkan serat bambu pada campuran beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio tulangan bambu pada balok bertulang bambu dengan campuran serat bambu dan agregat kasar batu apung ditinjau dari kuat lentur balok. Penelitian ini menggunakan 12 benda uji balok beton. Penambahan serat bambu 40 dan 150 gr, komposisi semen dan agregat 1:2:1 dan 1:2,5:1,5, rasio tulangan 1% dan 1,5%. Rancangan benda uji menggunakan rancangan faktorial sebagian. Uji analisis varian satu arah digunakan dalam menentukan apakah rasio tulangan bambu berpengaruh terhadap kuat lentur balok beton bertulang bambu dengan campuran serat bambu dan agregat kasar batu apung. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis varian satu arah (anova), menunjukkan adanya peningkatan dengan tingkat kepercayaan 61% (a=39%) maka rasio tulangan memiliki pengaruh terhadapkuat lentur benda uji balok, namun tidak signifikan. Agar suatu perlakuan dapat dikatakan memberikan pengaruh yang nyata maka nilai tingkat kepercayaan 95% (a=5%). Kata kunci: Batu apung, rasio tulangan, kuat lentur, lendutan, kekakuan
PENGARUH VARIASI SEMEN PASIR AGREGAT SERTA VARIASI PENAMBAHAN SERAT BAMBU PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN Najida, Izza Abhan; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.816 KB)

Abstract

Beton merupakan material konstruksi yang terdiri dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Beton memiliki kerugian salah satunya berat sendiri dari beton yang besar. Pengurangan masa jenis beton adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat sendiri beton konvensional salahsatunyadengan menggunakan batuapung (pumice) untukmenggantikanbatupecah. Kerugian lain dari beton konvensional yaitu kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir keretakan pada beton akibat adanya gaya yang bekerja salah satunya yaitu dengan menambahkan serat pada campuran beton ringan. Pada penelitian ini, dengandilakukanpeninjauanterhadap perbandingan semen, pasir, dan batu apung yang beragam (yaitu :1:1,9:0,75;1:2:0,75; dan 1:2,1:0,75) serta prosentase serat bambu yang beragam (1%, 1,2%, dan 1,4% dari berat semen)akan diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap kuat tekan beton ringan. Dari hasilpenelitianinididapatkanhasilkuattekan yang menunjukkanbahwapenambahanseratbambumeningkatkankuattekannamuntidaksignifikan. Padaperbandingan 1:2,1:0,75 prosentasepeningkatankuattekandarikandunganseratbambu 1% ke 1,2% sebesar 2,84%.Sedangkanprosentasepeningkatankuattekandarikandunganseratbambu 1,2% ke 1,4%, sebesar 3,13%. Sementarapadaperbandingan 1:1,9:0,75 prosentasepeningkatankuatdarikandunganseratbambu 1% ke 1,2% sebesar 8,77%. Sedangkanprosentasepeningkatankuatdarikandunganseratbambu 1,2% ke 1,4% sebesar 7,74%. Namunpadaperbandingan 1:2:0,75 terjadipenurunankuattekanpadapenambahanserat 1,4%, halinidikarenakanpadasaatpengecorandenganserat 1,4% nilaislump yang diperolehlebihtinggidaripadasaatpengecorandenganserat 1% dan 1,2%.Sementarapadavariasiperbandingansemen:pasir:agregatterdapatpengaruhterhadapkuattekannya, meskipunpadaperbandingan 1:2:0,75 terdapatpenurunankuattekan yang disebabkankarenakesalahanteknispadasaat proses pengecoran. Kata-kata kunci :seratbambu, perbandingansemen:pasir:agregat, kuattekanbetonringan.
PENGARUH RASIO TULANGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU DENGAN KAIT Setiawan, Ronny; Dewi, Sri Murni; Arifi, Eva
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.335 KB)

Abstract

Penggunaan bambu sebagai pengganti tulangan baja pada balok beton bertulang telah banyak digunakan pada saat ini. Bambu memiliki kekuatan tarik yang tinggi mendekati kekuatan tarik baja, namun bambu juga memiliki kelemahan yaitu bambu memiliki sifat higroskopis yang tinggi sehingga berpengaruh pada lemahnya kuat lekat bambu dengan beton. Berdasarkan kelemahan bambu tersebut maka pada penelitian ini dilakukan perbaikan pada kuat lekat bambu dengan cara pemberian cat dan juga penambahan kait pada tulangan bambu.Pada Penelitian ini benda uji berupa balok beton dengan ukuran panjang 160 cm, lebar 18 cm, dan tinggi 28 cm. Benda uji balok diuji untuk mendapatkan kuat lentur, sedangkan untuk mendapatkan tegangan lekat, dilakukan pengujian pull out terhadap tulangan bambu. Variasi pada penelitian ini yaitu mutu beton 20 Mpa dan 30 Mpa, Jarak kait 6 cm dan 12 cm, rasio tulangan 0,8 % dan 1,6 %, sedangkan jenis kait menggunakan bambu petung dan kayu kamper. Hasil dari percobaan ini yang dilakukan dengan menggunakan metode analisa varian (anova) diperoleh nilai F tabel= F0,005; 1; 23= 4,3. Karena nilai F hitung > F tabel (44,415> 4,3), maka H0 ditolak. Sehingga terdapat pengaruh signifikan variasi rasio tulangan terhadap kuat lentur balok bertulangan bambu dengan kait.Berdasarkan uji hipotesis menggunakan metode analisa regresi, persamaan yang didapatkan yaitu Y = 2671,875 X + 3391,6667. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa rasio tulangan 1,6 % menghasilkan Pmaks yang lebih besar dibandingkan dengan rasio tulangan 0,8 %. Rasio tulangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kuat lentur balok beton bertulangan bambu dengan kait.   Kata kunci: beton, bambu, kait, rasio tulangan, pull out, kuat lentur

Page 23 of 136 | Total Record : 1355