Christin Remayanti N.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENGARUH LETAK BUKAAN PADA BEBAN RUNTUH DINDING BATA TERKEKANG (Confined Masonry) YANG DIBEBANI SECARA SIKLIK LATERAL Narayana, Jalu; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi gempa bumi di Indonesia diperkuat dengan adanya data geogfrafis yang menunjukan bahwa wilayah Indonesia mempertemukan lempeng Indo-Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Gaya gempa bertransformasi menjadi gaya lateral pada struktur bangunan. Bata merah adalah bahan bangunan yang umum digunakan sebagai pembentuk dinding rumah tinggal masyarakat Indonesia. Pada penelitian ini, dilakukan analisa berkaitan dengan adanya letak lubang/bukaan terhadap kapasitas runtuh dinding terkekangdengan memberikan beban siklik lateral dengan deformasi sebesar ∆ dan dianggap runtuh jika drift mencapai 1% dari tingginya. Dinding yang diuji adalah dinding model dengan ukuran 120 cm × 120 cm × 4 cm, dan ukuran bukaan adalah 36 cm × 80 cm, terdiri dari 2 Dinding A (tanpa bukaan), 3 Dinding B (bukaan tengah) dan 3 Dinding C (bukaan tepi). Dari percobaan menunjukan kapasitas runtuh Dinding A memiliki nilai tertinngi, kemudian Dinding C, dan Dinding B memiliki nilai terendah. Pola retak yang terjadi pada Dinding A menunjukan kegagalan geser saja, akan tetapi pada Dinding B dan C menunjukan keruntuhan kombinasi geser-tarik. Kata kunci: Gempa, lubang/bukaan, beban siklik lateral, kapasitas runtuh, pola retak  
INTERAKSI RASIO TULANGAN DAN MUTU BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU DENGAN KAIT Muttaqin, Abdillah; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.089 KB)

Abstract

Penggunaan beton bertulang di masyarakat semakin meningkat untuk konstruksi, dengan hanya menggunakan tulangan baja sebagai satu-satunya bahan tulangan pada beton bertulang diperlukan alternatif pengganti tulangan baja.Inovasi yang diperlukan adalah tulangan yang murah, dapat diperbarui, dan mudah didapat salah satunya yaitu bambu. Bambu sendiri memiliki kekurangan yaitu bersifat higroskopis,cara yang coba digunakan untuk mengatasi kekurangan pada sifat bambu yaitu dengan pelapisan pada tulangan bambu dan ditambahkannya pengait agar mengurangi sifat higroskopis dan meningkatkan tegangan lekat.Pada penelitian ini digunakan 24 benda uji balok dan 16 benda uji pull-out untuk mengamati interaksi rasio tulangan dan mutu beton terhadap kuat lentur balok. Rasio tulangan yang digunakan pada penelitian ini 0,8% dan 1,6%, sedangkan mutu beton yang digunakan 20MPa dan 30 MPa. Berdasarkan hasil metode anova didapatkan bahwa tidak terdapat interaksi yang signifikan antara rasio tulangan dengan mutu beton terhadap kuat lentur balok bertulangan bambu dengan kait dimana didapat nilai f hitung lebih kecil dari f tabel dengan tingkat ketidakpastian sebesar 5% dan dengan analisis kontras perbandingan beban maksimum didapatkan hasil yang berbanding lurus dengan metode anova dimana nilai presentase interaksi antara mutu beton dengan rasio tulangan hanya sebesar 1,06 %. Analisis kontrasperbandingan lendutan didapat nilai presentase interaksi antara mutu beton dengan rasio tulangan sebesar 12,25%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa interaksi mutu beton dan rasio tulangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kuat lentur balok  bertulangan bambu dengan kait. Kata kunci: tulangan bambu dengan kait, rasio tulangan, mutu beton, kuat lentur
INTERAKSI JENIS KAIT DAN JARAK ANTAR KAIT TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN PENGAIT Ridho, Achmad Ali; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.652 KB)

Abstract

Penggunaan balok beton bertulangan bambu dalam dunia konstruksi masih banyak menimbulkan keraguan. Keraguan timbul karena lekatan antara bambu dan semen kurang baik, selain itu bambu sangat higroskopis, sedang kandungan air pada bambu sangat mempengaruhi kembang susut, yang lebih lanjut akan mempengaruhi lekatan antara bambu dan beton. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka pada penilitian ini dilakukan penambahan kait pada balok beton bertulangan bambu. Material yang digunakan sebagai kait bervariasi yaitu menggunakan bambu petung dan menggunakan kayu kamper sebagai jenis kait yang lain. Pada penelitian ini objek yang diamati yaitu, benda uji berupa balok dengan dimensi 18 x 28 x 160 cm. Balok Beton bertulangan bambu yang diberi pengait dengan jenis dan jarak yang telah ditetapkan. Balok diuji untuk mendapatkan kuat lentur, sedangkan tulangan bambu dengan pengait diuji pull-out untuk mendapatkan hasil tegangan lekat. Tulangan yang digunakan menggunakan bambu jenis petung, sedangkan jarak antar kait ditetapkan sebesar 6 cm dan 12 cm, dengan jenis kaitnya yaitu bambu petung itu sendiri serta kayu kamper. Selain variasi tentang jenis dan jarak kait, percobaan ini juga menggunakan variasi mutu beton yaitu 20 MPa dan 30 MPa serta variasi rasio tulangan 0,8% dan 1,6%. Karena banyaknya variasi yang digunakan, percobaan ini menggunakan metode statistik setengah faktorial dengan tujuan untuk memangkas jumlah benda uji yang akan dibuat. Hasil dari percobaan ini menggunakan metode tabel ANOVA diperoleh perhitungan Fhitung sebesar 0,015 dengan level of significance (α) = 0,05 diperoleh nilai Ftabel= F0,005; 3; 23= 4,35. Karena nilai Fhitung< Ftabel (0,015 < 4,35), maka H0 diterima dan H1 ditolak . Sehingga tidak terdapat pengaruh signifikan interaksi jarak kait dengan jenis kait terhadap kuat lentur balok bertulangan bambu dengan kait.   Kata kunci: beton bertulang bambu, kait, pull-out, kuat lekat, kuat lentur
PENGARUH RASIO TULANGAN BAMBU TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU DENGAN CAMPURAN SERAT BAMBU DAN AGREGAT KASAR BATU APUNG Faizal, Muhammad; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.914 KB)

Abstract

Rumah tahan gempa memiliki berat sendiri yang ringan karena berat sendiri sangat berpengaruh terhadap gaya gempa. Peneliti berinovasi dengan menggunakan batu apung sebagai agregat kasar, menggunakan bambu sebagai tulangan, dan menambahkan serat bambu pada campuran beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio tulangan bambu pada balok bertulang bambu dengan campuran serat bambu dan agregat kasar batu apung ditinjau dari kuat lentur balok. Penelitian ini menggunakan 12 benda uji balok beton. Penambahan serat bambu 40 dan 150 gr, komposisi semen dan agregat 1:2:1 dan 1:2,5:1,5, rasio tulangan 1% dan 1,5%. Rancangan benda uji menggunakan rancangan faktorial sebagian. Uji analisis varian satu arah digunakan dalam menentukan apakah rasio tulangan bambu berpengaruh terhadap kuat lentur balok beton bertulang bambu dengan campuran serat bambu dan agregat kasar batu apung. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis varian satu arah (anova), menunjukkan adanya peningkatan dengan tingkat kepercayaan 61% (a=39%) maka rasio tulangan memiliki pengaruh terhadapkuat lentur benda uji balok, namun tidak signifikan. Agar suatu perlakuan dapat dikatakan memberikan pengaruh yang nyata maka nilai tingkat kepercayaan 95% (a=5%). Kata kunci: Batu apung, rasio tulangan, kuat lentur, lendutan, kekakuan
PENGARUH VARIASI SEMEN PASIR AGREGAT SERTA VARIASI PENAMBAHAN SERAT BAMBU PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN Najida, Izza Abhan; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.816 KB)

Abstract

Beton merupakan material konstruksi yang terdiri dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Beton memiliki kerugian salah satunya berat sendiri dari beton yang besar. Pengurangan masa jenis beton adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat sendiri beton konvensional salahsatunyadengan menggunakan batuapung (pumice) untukmenggantikanbatupecah. Kerugian lain dari beton konvensional yaitu kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir keretakan pada beton akibat adanya gaya yang bekerja salah satunya yaitu dengan menambahkan serat pada campuran beton ringan. Pada penelitian ini, dengandilakukanpeninjauanterhadap perbandingan semen, pasir, dan batu apung yang beragam (yaitu :1:1,9:0,75;1:2:0,75; dan 1:2,1:0,75) serta prosentase serat bambu yang beragam (1%, 1,2%, dan 1,4% dari berat semen)akan diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap kuat tekan beton ringan. Dari hasilpenelitianinididapatkanhasilkuattekan yang menunjukkanbahwapenambahanseratbambumeningkatkankuattekannamuntidaksignifikan. Padaperbandingan 1:2,1:0,75 prosentasepeningkatankuattekandarikandunganseratbambu 1% ke 1,2% sebesar 2,84%.Sedangkanprosentasepeningkatankuattekandarikandunganseratbambu 1,2% ke 1,4%, sebesar 3,13%. Sementarapadaperbandingan 1:1,9:0,75 prosentasepeningkatankuatdarikandunganseratbambu 1% ke 1,2% sebesar 8,77%. Sedangkanprosentasepeningkatankuatdarikandunganseratbambu 1,2% ke 1,4% sebesar 7,74%. Namunpadaperbandingan 1:2:0,75 terjadipenurunankuattekanpadapenambahanserat 1,4%, halinidikarenakanpadasaatpengecorandenganserat 1,4% nilaislump yang diperolehlebihtinggidaripadasaatpengecorandenganserat 1% dan 1,2%.Sementarapadavariasiperbandingansemen:pasir:agregatterdapatpengaruhterhadapkuattekannya, meskipunpadaperbandingan 1:2:0,75 terdapatpenurunankuattekan yang disebabkankarenakesalahanteknispadasaat proses pengecoran. Kata-kata kunci :seratbambu, perbandingansemen:pasir:agregat, kuattekanbetonringan.
PENGARUH KOMPOSISI SEMEN DAN AGREGAT KASAR BATU APUNG TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU DENGAN CAMPURAN SERAT BAMBU Nugroho, Mahening Desantoro; Dewi, Sri Murni; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.738 KB)

Abstract

Perkembangan Ilmu dalam bidang Kontruksi pada masa sekarang di indonesia begitu pesat .salah satu teknologi beton yang berkembang dalam usaha pembuatan rumah tahan gempa adalah penggunaan beton ringan.Mengingat bahwa Sumber daya Alam yang sudah mulai susah di daur ulang mulai  dikembangkan tulangan pengganti baja dengan menggunakan Bambu sebagai tulangan ,adapun pemanfaatan limbah bambu seperti penggunaan Serat bambu sebagai filler pada beton.Tugas akhir ini membahas mengenai Pengaruh Komposisi Semen dan Agregat kasar Batu Apung Terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Bambu dengan Campuran Serat Bambu. Dalam penelitian ini elemen yang digunakan adalah balok berukuran 20 cm x 15 cm x 160 cm .Penentuan komposisi semen dan agregat pada penelitian ini menjadi pembahasan dalam pengujian balok.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total 12 benda uji dengan 4 rancangan benda uji. Benda uji dibuat berdasarkan perhitungan sampel dengan percobaan faktorial sebagian.masing masing benda uji yaitu serat bambu 40 gram komposisi semen agregat 1:2:1 rasio tulangan 1% , serat bambu 40 gram komposisi semen dan agregat 1:2,5:1,5 rasio tulangan 1,5%, serat bambu 150 gram komposisi semen dan agregat 1:2:1 rasio tulangan 1,5% dan serat bambu 150 gram komposisi semen dan agregat 1:2,5:1,5 rasio tulangan 1% .Hasil pengujian menunjukan bahwa  kekakuan  komposisi tinggi 1:2:1 lebih kaku dan kuat menahan beban sehingga lendutan yang didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan komposisi 1:2,5:1,5.Namun pada penelitian ini mengalami perbedaan antara uji coba dengan teori yang ada . Salah satu penyebabnya  adalah ketidak kompak nya antara bambu dan beton, sehingga daya lekat bambu terhadap beton kurang.Pada perhitungan statistik uji anova satu arah diketahui bahwa belum ada pengaruh komposisi semen dan agregat pada beton bertulang bambu dengan serat.   Kata kunci:Balok,Beton, Lendutan, Kekakuan, kuat lentur .
ANALISIS REGANGAN DAN POLA RETAK YANG DIAKIBATKAN BEBAN GESER PADA BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR BATU APUNG YANG DIBERI LAPISAN CAT KERAMIK Yudika Putra, Valentino Leonard; Wijatmiko, Indradi; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.383 KB)

Abstract

Beton ringan merupakan salah satu jenis beton yang sedang dikembangkan pada saat ini. Beton ini memiliki beberapa keunggulan antara lain mulai dari bobot sendiri beton tersebut dan efisiensi penggunaan bahan yang dinilai lebih ekonomis dibandingkan beton konvensional. Komposisi dari beton ringan yang lazim digunakan tidak berbeda jauh dengan beton konvensional hanya saja beberapa komponen agregatnya diganti dengan bahan yang lebih ringan. Salah satu bahan yang biasa digunakan adalah batu apung atau biasa disebut pumice. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui regangan dan pola retak beton ringan yang menggunakan batu apung sebagai pengganti agregat kasar yang diakibatkan oleh beban geser. Untuk mengurangi kemampuan penyerapan air batu apung tersebut, batu apung diberi lapisan cat keramik. Benda uji yang digunakan adalah balok beton sebanyak 12 balok yang terdiri dari 6 balok beton normal dan 6 balok beton ringan. Kedua tipe beton tersebut diuji dengan diberi beban sampai mencapai keruntuhan. Ada dua jenis beban yang akan digunakan, yaitu 1 beban terpusat dan 2 beban terpusat. Kedua beton tersebut direncanakan dengan dimensi beton dan mix design yang sama dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3  (semen : pasir : agregat kasar). Dari hasil uji tekan beton silinder, didapatkan mutu beton normal sebesar 23,17 MPa dan beton ringan sebesar 9,67 MPa. Kemudian pada pengujian selanjutnya, didapatkan bahwa benda uji dengan agregat batu apung yang dilapisi cat keramik mengalami regangan dan pola retak lebih besar dibandingkan benda uji beton normal. Kata kunci: regangan, pola retak, batu apung, mutu beton, beton ringan, beton normal.
ANALISIS KERAPATAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN CEPAT RAMBAT DAN TRANSMISSION TIME PADA ALAT UPV (ULTRASONIC PULSE VELOCITY) Yulian, Albertus Eky; Wijatmiko, Indradi; N., Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.444 KB)

Abstract

Kekuatan beton bergantung pada kualitas pengerjaannya, sehingga dalam pengawasan perlu dilakukan pengujian, salah satunya adalah pengujian UPV (Ultrasonic Pulse Velocity). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kerapatan dan kuat tekan beton terhadap bentuk gelombang yang dihasilkan oleh alat UPV. Dalam penelitian ini parameter yang dianalisis adalah waktu transmisi serta besarnya amplitudo pertama dari gelombang yang didapat dari pengujian UPV pada benda uji silinder dengan variasi komposisi campuran beton dengan kuat tekan rencana 20 MPa, 25 MPa, 30 MPa, dan 35 MPa. Hasil pengujian UPV pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara kuat tekan aktual dengan waktu transmisi (t0), dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,5249 dan 0,4953 masing-masing untuk metode transmission time (TT) dan pulse velocity (PV). Hasil analisis membuktikan bahwa perambatan gelombang memiliki waktu transmisi lebih cepat pada beton yang memiliki kerapatan tinggi dilihat dari kuat tekan aktualnya. Sedangkan parameter amplitudo awal (A1) belum menunjukkan hubungan dengan kuat tekan aktual dilihat dari tidak adanya pola sebaran data yang konsisten. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketidakseragaman komposisi dan susunan agregat yang menimbulkan pembacaan amplitudo yang berbeda dalam satu benda. Kata Kunci: beton, cepat rambat, kerapatan, ultrasonic pulse, waktu transmisi.
PENGARUH JARAK SENGKANG DARI METODE JAKET BETON BERTULANG BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG RINGAN Saputra, Rizky Adhi Perdana; N., Christin Remayanti; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.021 KB)

Abstract

Kolom merupakan salah satu elemen terpenting didalam suatu konstruksi bangunan. Sehingga diperlukan perhatian khusus apabila kolom mengalami kerusakan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perbaikan kolom adalah dengan cara jaket beton.Kolom retrofit dipasangtulangan dan sengkang bermaterialkan bambu. Dari hasil penelitian didapatkan untuk kolom retrofit A.2 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah ukuran 10 x 10 mm dan jarak antar sengkang 14 cmlebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit A.1yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah ukuran 10 x 10 mm dan jarak antar sengkang 9.3 cmhal ini dikarenakan kolom retrofit A.1 memiliki gaya tekan maksimum 16.07% lebih besar dibanding dengan gaya tekan maksimum kolom retrofit A.2. Namun, untuk nilai kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit A.1 lebih rendah 1.7% dibanding nilai kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit A.2. Pada perbaikan kolom asli A, kolom retrofit A.2 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 88.62 % dibanding dengan kolom retrofit A.1 yang hanya mengalami peningkatan daktilitas sebesar 35.84%. Lalu untuk hasil penelitian kolom retrofit B.1 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah ukuran 10 x 5 mm dan jarak antar sengkang 9.3 cm lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit B.2 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah ukuran 10 x 10 mm dan jarak antar sengkang 14 cm hal ini dikarenakan kolom retrofit B.1 memiliki gaya tekan maksimum 47.64% lebih besar dibanding dengan gaya tekan maksimum kolom retrofit B2. Nilai kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit B.1 lebih besar 11.5% dibanding nilai kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit B.2. Pada perbaikan kolom asli B, kolom retrofit B.1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 75.54 % dibanding dengan kolom retrofit B.2 yang hanya mengalami peningkatan daktilitas sebesar 48.86%. Kata Kunci: Jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH JARAK SENGKANG BAJA DARI METODE JAKET BETON BERTULANGAN BAMBU PADA KOLOM BERTULANGAN RINGAN R, Redita Putri; N., Christin Remayanti; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.475 KB)

Abstract

Kolom termasuk lokasi kritis yang dapat mengakibatkan runtuh lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur. Maka dari itu perlu adanya perkuatan kolom dengan metode jaket beton menggunakan tulangan transversal bambu.Benda uji berupa kolom dengan tulangan 1x1cm sebanyak 4 buah yaitu A.3 (3 buah) jarak sengkang 9,3cm dan A.4 (3 buah) jarak sengkang 14cm. Kolom tulangan 1x0.5cm sebanyak 8 buah yaitu B.3 (3 buah) jarak sengkang 9,3cm dan B.4 (3 buah) jarak sengkang 14cm. Hasil yang didapatkan semakin rapat jarak sengkang maka kolom semakin efektif karena memiliki daktilitas yang lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dari kolom retrofit A.3 yang memiliki daktilitas 67.42% dari kolom retrofit A.4. Sedangkan pada kolom retrofit B.3 dan B.4 terjadi kesalahan pada metode pengecoran sehingga B.4 memiliki daktilitas lebih besar 7.9%  dari B.3.   Kata kunci:jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.