cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Studi Komunikasi dan Media
ISSN : 19785003     EISSN : 24076015     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 207 Documents
OPERASIONAL SISTEM PERKANTORAN ELEKTRONIS DAN IMPLEMENTASI ASPEK HUMAN RESOURCES (Survei Pejabat Pemerintah tentang Implementasi E-govt) Bambang Mudjiyanto
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 1 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.613 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2013.170102

Abstract

Dengan latar belakang keingintahuan terhadap map actual mengenai implementasi e-local government dari suatu pemerintahan local, penelitian ini memfokuskan permasalahannya menjadi dua ; (1) Sejauh mana Operasional sistem perkantoran elektronis telah digunakan dalam rangka pengembangan e-local government; (2) Sejauh mana aspek human resources diimplementasikan oleh pejabat pemerintah daerah dalam pengembangan e-local government. Dengan menggunakan metode survai, hasil penelitian menunjukkan bahwa menyangkut adopsi sistem perkantoran elektronis, Pemda Provinsi Jambi jauh mengungguli tiga pemda lainnya, yakni Bengkulu, Babel dan DKI Jakarta. Demikian juga menyangkut pengimplementasian aspek human resources da;am rangka pengembangan e-local government, pihak Pemda Jambi juga jauh mengungguli pemda-pemda lainnya, yaitu Bengkulu, Babel dan DKI Jakarta. Terkait dengan temuan masih relatif rendahnya tingkat adopsi indikator perkantoran elektronis dan rendahnya implementasi aspek human resources di lingkungan unit-unit kerja seperti di lingkungan Pemda Provinsi Babel, Bengkulu dan DKI Jakarta, perlu disikapi dengan bijak oleh pihak Pemerintah Pusat yang berwenang dengan cara melakukan teguran administratif.
Media dan Konstruksi Realitas Karman Karman
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 1 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.067 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2012.160102

Abstract

Ledakan bom terjadi 15 April 2011 di masjid Al Dzikro Polres Cirebon. Ini menarik perhatian media massa termasuk Koran Tempo. Realitas yang disajikan Tempo bukanlah relitas sebenarnya, tetapi realitas yang mengalami proses seleksi, konstruksi dan rekonstruksi. Masalah penelitian yang dikaji adalah bagaimana Tempo mengonstruksi realitas ledakan bom bunuh diri di Cirebon itu serta frame- frame yang muncul dalam pemberitaannya. Mengetahui konstruksi T empo penting karena ia merupakan salah satu media powerfull yang memiliki otonomi redaksi. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui analisis framing model Pan and Kosicky. Hasilnya menunjukkan Koran Tempo melihat pelaku ledakan ini sebagai bagian dari aksi bunuh diri, pelakunya bagian dari kelompok jaringan khusunya Aceh. Struktur pemberitaan yang dikaji adalah elemen framing: skematik, skrips, tematik dan retorik. Skematis: Koran Tempo menghubungkan pelaku bom memiliki kaitan dengan aksi teror di tanah air. Sumber utama beritanya adalah kepolisian. Latar informasi yang dimunculkan, aksi teror yang terjadi di tanah air. Skrip: Tempo memosisikan keterangan yang dikutip saling melengkapi serta secara lengkap disampaikan. Tematik: Tempo meyakini bahwa pelaku bom berkaitan dengan jaringan lokal, Aceh pada mana Abu Bakar diduga terlibat. Secara Retoris: Koran Tempo melakukan pemberian aposisi, dan penekanan teks dengan elemen grafis. 
EVOLUSI TEORI KETERGANTUNGAN SISTEM MEDIA MENJADI TEORI INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Dede Mahmudah
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 2 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.8 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150208

Abstract

This article deals with a matter of evolution theory in the study of science communications. Object of theory discussed is Media System Dependency Theory which introduced by Ball-Rokeach. This article is focused to overview: 1). History of Media System Dependency Theory emergence. 2) Development phase of this theory; 3). Challenge for this MSD theory: Critique and Change of Time, and 4). From MSD toward  Communication Infrastructure Theory (CIT).Artikel ini mencoba membahas persoalan evolusi teori dalam studi ilmu komunikasi. Teori yang dijadikan objek bahasan adalah teori ketergantungan sistem media (MSD) dari Ball-Rokeach. Fokus persoalan yang dibahas dalam tulisan ini mencakup : 1) Riwayat Kemunculan Teori MSD; 2) Fase Perkembangan Teori MSD 3) Tantangan terhadap teori MSD: Kritik dan Perubahan Waktu dan 4) Dari MSD Menuju Communication Infrastructure Theory (CIT).
SELF CENSORSHIP DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MEDIA MASSA Artini Artini
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.716 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150105

Abstract

When the press faced a choice to determine the appropriate event for the news, their obligation is not only just present the facts, but also the truth and the effects of the news. This is the importance of journalists’ self censorship and social responsibility to measure and assess the meaning of reporting. The measurement of self censorship itself is self concience and the ethic of press as their moral grip. This research aims to describe the extent of self-censorship among the media in reference to the press ethics, conscience and social responsibility in media coverage. The perspective of meta-analysis was being used in this research by utilizing the results from existing research of STIKOM LSPR 2009 students, the findings of complained cases from Indonesia Press Council (Dewan Pers) 2001-2007, and the results of group discussion between Indonesian dan Australian journalists on 8-11 November 2010 in Canberra and Sydney. The results of this research showed that journalists prefer to play their role as media demand and industrial markets. Accordingly, there are many media irrelevances intentionally. The implication of this research was the element of self censorship shoud be inheren as journalists’ intelectual process in playing their role as the spearhead of the mass media and its first loyalty to the truth and to citizens.   ABSTRAKKetika pers dihadapkan pada pilihan untuk menentukan peristiwa-peristiwa yang tepat untuk dijadikan berita, kewajiban mereka tidak hanya untuk menyajikan fakta, namun juga kebenaran dan dampak dari berita tersebut. Di sinilah pentingnya sensor pribadi dan tanggung jawab sosial dari jurnalis untuk mengukur dan menilai arti dari sebuah laporan. Pengukuran sensor pribadi itu sendiri didasarkan pada kesadaran pribadi dan kode etik pers sebagai pegangan moral mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat sensor pribadi dalam media mengacu pada etika pers, hati nurani, dan tanggung jawab sosial dalam liputan media. Penelitian ini menggunakan perspektif meta-analisis dengan memanfaatkan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu yang dilakukan oleh mahasiswa STIKOM LSPR 2009, temuan kasus dari Dewan Pers 2001-2007, and hasil dari FGD antara jurnalis-jurnalis Indonesia dan Australia pada tanggal 8-11 November 2010 di Canberra dan Sydney. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jurnalis cenderung untuk memainkan fungsinya berdasarkan permintaan media dan kebutuhan pasar. Sejalan dengan itu, ada banyak media yang dengan sengaja bertindak tidak relevan. Impikasi dari penelitian ini yaitu elemen dari sensor pribadi harus menyatu dengan proses intelektualisasi jurnalis dalam memainkan fungsinya sebagai ujung tombak dari media massa dan kesetiaannya pada kebenaran dan masyarakat.
PENGGUNAAN INTERNET DAN KATEGORI SOSIAL PENGGUNANYA Rukman Pala
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 1 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.684 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180101

Abstract

ABSTRACTBased on internet media usage in relationship with society difference, this research focused on two things, first, internet usage pattern of society and internet usage description according to individual difference (social category). By surveying 373 respondents member of PNPM or national program for community empowerment in Makassar, this study showed that community was varied on the basis of their social category e.g. sex; age in MDGs category; education, job, faith and income. Their pattern in internet use tended to show the relationship with their social category. Statistic test regarding relationship among variables showed a significant results, e.g. relationship between internet usage activities with job; internet usage activities  with income and internet usage activities with job.          Key words : internet usage ; social category. ABSTRAK Berlatarbelakangkan fenomena penggunaan media internet dalam kaitan faktor perbedaan individual anggota masyarakat, penelitian ini memfokuskan permasalahannya pada dua hal, pertama menyangkut  pola penggunaan internet anggota masyarakat dan kedua terkait gambaran pengguna internet dilihat dari segi perbedaan individu (kategori sosial). Dengan men-survey 373 responden anggota komunitas PNPM di Kota Makassar, penelitian ini memperlihatkan anggota komunitas itu bervariasi dari segi kategori sosial seperti sex; usia dalam kategori MDGs; pendidikan; pekerjaan; agama dan pendapatan. Pola mereka dalam menggunakan internet, maka ini pun cenderung menunjukkan adanya kaitan dengan persoalan perbedaan kategori sosial yang mereka sandang. Dari hasil uji statistik menyangkut keterkaitan antara sejumlah variabel, hasilnya memang menunjukkan hasil yang signifikan. Keterkaitan itu misalnya antara Aktifitas Menggunakan Internet dengan Pekerjaan; Aktifitas Menggunakan Internet dengan Pendapatan dan antara Aktifitas Menggunakan Internet dengan jenis Pekerjaan. 
WACANA MEDIA MASSA TENTANG KEIKUTSERTAAN UNJUK RASA KEPALA DAERAH MENOLAK KENAIKAN HARGA BBM Karman Karman
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.793 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2012.160203

Abstract

Government’s initiative to r aise fuel price on April 1, 2012 was faced with demonstration in a numberof  regions.  In  fact,  local  goverenment  heads  mobilized  the  people  and  led  a  demonstration.  Their involvement in the demonstration made the news, evoked polemic and discourses in mass media. This writting dealt with mass media discourses regardingthat issue. This research’s used method of socialsemiotic as introduced by Halliday. That method consists of three aspects: 1) Field of discourse (what mass media’s discourse);  2)  Tenor of discourse  (persons  on the news,  their characters,  positions, and roles;  3)  Mode of discourse  (how to describe field and tenor of discourse).  This research shows that discourses on media are divided into three groups: first, discourse of law & ethics violation conducted by local government heads. Second, discourse of no-law & ethics violation. Third, discourse of no-lawviolation but ethics disrespectfullness. Discourseson media which were involved in heated fight were propalace discourse versus opponent media. Propalace discourse always referred to resources from palace’s  insiders.  Opponent  media  used  politicians, critics  as  their  resources.  Those  two  opposing groups of media harnessed language to legitimate their own argument, and delegitimate discourse in contrasting. Rencana pemerintah menaikkan harga BBM 1 April 2012disambut aksi unjuk rasa di berbagai daerah. Kepala daerah bahkan menggerakkan massa dan memimpin jalannya unjuk rasa. Keikutsertaan mereka dalam unjuk rasa menjadi pemberitaan media massa, menimbulkan polemik dan pertarungan wacana di  media  massa.  Tulisan  ini  membahas  wacana  media  massa  tentang  isu  di  atas.  Penelitian  ini menggunakan  metode  Semiotika  Sosial  Halliday.  Metode  ini  terdiri  dari  tiga  komponen:  1)  Medan Wacana  (apa  wacana  media  massa);  2)  Pelibat  Wacana  (orang-orang  yang  dicantumkan  dalam  teks berita,  sifat,  kedudukan,  dan  peranan  mereka;  3)  Sarana Wacana (cara  menggambarkan  medan,  dan pelibat wacana). Temuan penelitian menunjukkan bahwa wacana media massa terkategori menjadi 3 (tiga).  Pertama,  wacana adanya pelanggaran hukum dan etika yang dilakukan kepala daerah.  Kedua, wacana tidakadanya pelanggaran hukum dan Etika. Ketiga, wacana  tidak adanya pelanggaran hukum, namun ada pelanggaran etika. Wacana media yang sengit bertarung adalah wacana yang proistana dan media oposan. Wacana media yang proistana selalu merujuk sumberberita yang berasal dari lingkaran istana. Media  oposan  menjadikan politisi dan para pengamat sebagai sumber berita. Kedua kubu ini menggunakan  bahasa  untuk  melegitimasi  argumen  mereka  masing-masing,  dan  mendelegitimasi wacana yang berseberangan.
MEDIA MASSA DAN KONSTRUKSI REALITAS (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan SKB Menteri Tentang Ahmadiyah di Indonesia pada Suratkabar Harian Suara Pembaruan dan Republika) Karman Karman
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 2 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31445/jskm.2013.170205

Abstract

Ahmadiyah issue in Indonesia drew an attention of mass media. The main problem was about question whether Ahmadiyah activity was part of the freedom of faith or blasphemy. This paper dealt with mass media construction about this case. Object of study was Suara Pembaruan and Republika daily newspaper. This study was conducted by framing analysis and by referring to the  theory of social construction. Analytical technic used was introduced by Gerald Zongdang and Pan Kosicky. This study resulted that Suara Pembaruan regarded Ahmadiyah activity as part of faith freedom. Meanwhile, Republika regarded Ahmadiyah activity as a blasphemy to basic islamic principles. Suara Pembaruan urged government to be consistent to uphold constitution and guarantee all citizen to practice their own faith freely. Ministerial collective decree on Ahmadiyah was not solution. On the contrary, Republika recommended government to issue the decree as soon as possible.Persoalan eksistensi Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) sampai saat ini menarik perhatian media massa. Persoalan utamanya adalah apakah aktivitas Ahmadiyah bagian dari kebebasan beragama atau penodaan agama. Tulisan ini akan membahas tentang bagaimana sikap media massa (Suara Pembaruan dan Republika) terkait masalah Ahmadiyah yang dikonstruksi melalui framing. Dengan mengacu pada teori konstruksi realitas, penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan analisis wacana dengan teknik analisis yang diperkenalkan oleh Gerald Zongdang dan Pan Kosicky. Hasilnya menunjukkan bahwa Suara Pembaruan memandang bahwa persoalan Ahmadiyah ini menyangkut persoalan HAM/kebebasan beragama. Republika justru memandang sebaliknya, aktivitas Ahmadiyah sebagai bentuk penistaan, pelecehan, penyimpangan, serta penodaan terhadap pokok-pokok ajaran Islam. Sikap yang harus diambil pemerintah menurut Suara Pembaruan adalah pemerintah konsisten menjaga konstitusi dan menjamin seluruh warga negara bebas menjalankan agama dan keyakinannya. SKB menteri bukanlah solusi. Republika justru secara tegas menyatakan pemerintah sebaiknya segera mengeluarkan SKB Ahmadiyah. 
NOMADISME DAN SKIZOFRENIA POLITIK(POSTMODERN) SBY Tinjauan Pada Beberapa Image SBY Di Media Massa Online Eko Nugroho
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 2 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.083 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150204

Abstract

 The article based on indications of the emergence of the phenomenon of SBY's schizophrenia and political nomadism in online media. Therefore, this paper focused on how schizophrenia and political nomadism is seen in some news about SBY in online news. The results showed that Schizophrenia of SBY is visible from many semiotic nomadisms, in which case the SBY's establishment and identity is floated and opportunists in two cases that reviewed. Popularity tends to affect how he needed to pressure political decision making. SBY's political conversations as if done by several different people. As if his true identity cannot be described with certainty.   Artikel ini bertolak dari munculnya indikasi fenomena skizofrenia dan nomadisme politik SBY dalam pemberitaan media online. Karena itu, paper ini terfokus pada persoalan bagaimana skizofrenia dan nomadisme politik terlihat dalam beberapa pemberitaan tentang SBY di berita online. Hasil telaah menunjukkan Skizofrenia SBY terlihat dari berbagai nomadisme semiotis, dalam hal ini pendirian dan identitas SBY terlihat mengambang dan oportunis dalam dua kasus yang diulas. Kepopuleran cenderung mempengaruhi bagaimana ia membuat keputusan poltik. Pembicaraan pembicaraan politik SBY seolah-olah dilakukan oleh beberapa sosok yang berbeda. Seolah-olah identias sejatinya tak bisa digambarkan dengan pasti.
SELEKTIVITAS DAN PENILAIAN KUALITAS INFORMASI PERTANIAN DALAM PERSPEKTIF GENDER Matindas K; Hubeis AVH; Suwardi H; Saleh A
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.303 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150104

Abstract

Farmers (male and female) of organic vegetables always need agricultural information. The term information in communication is the actual degree of freedom in a selecting signals, symbols, messages and patterns to be transferred. Selectivity is the ability to select agricultural information based on needs. The objectives of this research were (1) to identify the characteristics of male and female farmers, selectivity over agricultural information and communication channels, evaluation of information qualityand use of information and communication channels, and evaluation of information quality and the use of agricultural information. The study was conducted in the District of Megamendung in Bogor Regency and District of Pacet in Cianjur Regency. The relationships between the variables were analyzed with the rank Spearman Method. The result showed that age of both genders range from 19 to 69 years. Their farmland varies from 0.01 to 2 ha, and the maximum natural farming experience is 40 years. Both genders are active in getting information and discussing it with fellows, traders and families. The control of information is dominant on males as heads of families. The agricultural information often sought by men is on the environmental aspect, while the aspect of harvest are looked for by women. The personal channel is still dominant for both genders to find information. Both genders were critical in evaluating the information and would say that information was relevant, easy to understand, could friendly but less attractive source. Among men the information on all aspects and from personal channels and media would useful for them. Among women, the useful information for them is one that can solve problems and bring benefits, and particularly that is obtained from the group channel.  Petani (laki-laki dan perempuan) sayuran organik selalu membutuhkan informasi tentang pertanian. Istilah informasi dalam komunikasi merupakan tingkat kebebasan bagi sebuah sinyal-sinyal, simbol-simbol, pesan dan pola terpilih untuk ditransfer. Selektivitas merupakan kemampuan untuk menyaring informasi pertanian sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengidentifikasi karakteristik dari petani laki-laki dan perempuan, selektivitas terhadap informasi pertanian dan saluran komunikasi, evaluasi terhadap kualitas informasi    dan    penggunaan informasi    pertanian.    Penelitian   dilakukan   di   Kecamatan  Megamendung di Kabupaten Bogor dan kecamatan Pacet di Kabupaten Cianjur. Hubungan antar variabel dianalisis dengan metode ranking Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden untuk kedua gender berkisar antara 19-69 tahun. Tanah perkebunan mereka berkisar antara 0.01-2 ha, dan pengalaman bertani maksimal 40 tahun. Kedua gender aktif dalam menerima informasi dan mendiskusikannya dengan petani lain, pedagang, dan keluarga. Kontrol informasi dominan pada laki-laki sebagai kepala keluarga. Informasi pertanian yang sering dicari oleh laki-laki berkaitan dengan aspek lingkungan, sementara aspek tentang panen dicari oleh perempuan. Saluran komunikasi pribadi tetap dominan pada kedua gender untuk mencari informasi. Kedua gender kritis dalam mengevaluasi informasi dan akan berpendapat apakah suatu informasi relevan, mudah dimengerti, bisa jadi sebuah sumber bersahabat namun kurang menarik. Para laki-laki memandang informasi tentang semua aspek dan dari saluran komunikasi pribadi dan media sangat berguna bagi mereka. Sementara para perempuan berpendapat informasi yang berguna bagi mereka yaitu informasi yang dapat memecahkan masalah dan membawa manfaat, dan khususnya yang didapat dari saluran komunikasi kelompok.
REPRESENTASI AGENDA MEDIA DALAM ISU HIGH-TASTE CONTENT Ari Cahyo Nugroho
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 1 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.262 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180106

Abstract

ABSTRACTThis article presents an overview toward print media in the category of high-taste content, that make up hard news e.g. political news in capital-city newspaper headlines. This article refers to data collected by content analysis study conducted by BPPKI Jakarta toward four newspapers (Kompas, Republika, Rakyat Merdeka and Media Indonesia). In the elaboration, this one harnesses representation of the three concept in Agenda Setting Theory (salience, valence, and prominent). The results show that these concepts are represented in media headline’s encoding regarding high taste content issues. The representation of salience and valence concepts take place explicitly. Meanwhile, prominent concept tends to be implicit. Keywords : Representation; Media Agenda; High-Taste Content.ABSTRAKTulisan ini menyajikan tinjauan terhadap isi media cetak dalam kategori high taste content, yaitu berita-berita hard news seperti politik yang disajikan suratkabar ibukota melalui headline. Dalam pembahasannyam tulisan ini berbasiskan data hasil content analysis yang dilakukan oleh BPPKI Jakarta terhadap headline empat suratkabar (Kompas, Republika, Rakyat Merdeka dan Media Indonesia). Pembahasan dilakukan untuk melihat representasi tiga konsep dalam teori agenda setting (salience, valence dan prominent). Hasil diskusi menunjukkan bahwa ketiga konsep itu bekerjanya memang terrepresentasikan dalam enkoding headline media menyangkut isu-isu high taste content. Reperesentasi konsep salience, valence tampak terjadi secara eksplisit dan konsep prominent cenderung terjadi secara implisit. Kata-kata kunci : Representasi; Agenda media; high-taste content.

Page 2 of 21 | Total Record : 207


Filter by Year

2011 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No No. 2 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 28 No No 1 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 2 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 1 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 2 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 1 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 25, No 2 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 25, No 1 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 2 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 1 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 2 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 1 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 2 (2016): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 1 (2016): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 19, No 2 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 19, No 1 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 1 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 2 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 1 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 1 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 2 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media More Issue