cover
Contact Name
Anita Intan Nura Diana
Contact Email
anita@wiraraja.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalilmiahmitsu@wiraraja.ac.id
Editorial Address
Jl.Raya Sumenep-Pamekasan Km 5 Patean Sumenep 69451
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja)
ISSN : 26859173     EISSN : 23390719     DOI : 5876
Jurnal Ilmiah MITSU ISSN 2339-0719 adalah peer-reviewed journal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah dari berbagai disiplin ilmu teknik. Artikel-artikel yang dipublikasikan di jurnal Teknik meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli (prioritas utama), artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (tidak prioritas). Jurnal Teknik diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Wiraraja Sumenep. Jurnal Teknik menerima manuskrip atau artikel dalam bidang teknik dari berbagai kalangan akademisi dan peneliti baik nasional maupun internasional.
Articles 188 Documents
PERHITUNGAN EFISIENSI SALURAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEBONAGUNG KABUPATEN SUMENEP Sutrisno Sutrisno; Cholilul Chayati
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.101 KB) | DOI: 10.24929/ft.v1i2.55

Abstract

     Kehilangan debit pada saluran pengambilan (intik) dan saluran tersier yaitu hasil dari dcebit dari pengambilan (intik)  di kurangi dengan debit saluran tersier, setelah itu berupa persentase kehilangan tersebut dari debit air semula yaitu dengan cara kehilangan debit air sebagai dengan debit intik dan dikaliakan 100 %.Sedangkan untuk mengetahui Efisiensi pada saluran yaitu dengan cara membagi debit saaluran tersier dengan debit intik dan dikalikan 100% pada tabel 4.3 persentase debit kehilangan terbesar terjadi bulan April periode I yaitu 14,92 % - 15 %.     Sedangkan persentase kehilangan debit terkeci terjadi pada bulan September periode II yaitu 9,61 % apabila kekurangan air lebih dari 15 % maka perlu adanya rehabilkitas saluran yang menyebabkan kehilangan air dan apabila kurang dari 15 % maka saluran irigasi masih di anggap normal.
Efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Dampak tentang Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Pakandangan BaratKecamatan Bluto Kabupaten Sumenep) Darma Jasuli; Karman Karman
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.592 KB) | DOI: 10.24929/ft.v1i2.56

Abstract

Dalam konteks upaya penanggulangan kemiskinan, dibutuhkan perubahan paradigma pembangunan dari top down menjadi bottom up, dengan memberi peran masyarakat sebagai aktor utama atau subyek pembangunan sedangkan pemerintah sebagai fasilitator.  Proses bottom up akan memberi ruang bagi masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam merencanakan, menentukan kebutuhan, mengambil keputusan, melaksanakan, hingga mengevaluasi pembangunan. Kondisi ini akan terlihat jika menempatkan kaum miskin dalam posisi terhormat, memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal.Berdasarkan hasil analisa kuantitatif dengan menggunakan rumus product moment maka r hasil perhitungan yang didapatkan adalah 0,81 dengan N =30, hal ini telah membuktikan adanya korelasi positif antara efektifitas program PNPM-MP dengan kesejahteraan masyarakat di desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI DINAS PU. BINA MARGA KABUPATEN SUMENEP Dwi Deshariyanto
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.448 KB) | DOI: 10.24929/ft.v1i2.59

Abstract

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Sumenep diwujudkan dalam bentuk sebuah proyek konstruksi. Keberhasilan proyek konstruksi dapat diukur melalui dua hal yaitu keuntungan yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian. Pelaksanaan konstruksi sering dan bahkan selalu terjadi perbedaan persepsi antara kontraktor sebagai pelaksana dengan konsultan sebagai pengawas dan perencana,  perbedaan persepsi tersebut akan mengakibatkan  meningkatnya biaya proyek dan penyimpangan waktu pelaksanaan yang telah direncanakan. Dalam kaitan tersebut sangat perlu dilakukannya analisa dan eksplorasi untuk melihat dan mencari faktor apa yang sangat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek konstruksi di Kabupaten Sumenep khususnya proyek konstruksi di Dinas PU. Bina Marga Kabupaten Sumenep.Menurut Andi et al, 2003 dalam penelitian I.A. Rai Widhiawati faktor – faktor yang potensial untuk mempengaruhi waktu pelaksanaan konstruksi, yang terdiri dari tujuh (7) kategori (Andi et al. 2003), adalah tenaga Kerja (labors), bahan (material), peralatan (equipment), karakteristik Tempat (site characteristic), manajerial (managerial), keuangan (financial) dan faktor – faktor lainnya (other factors).Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data dalam penelitian merupakan data ordinal dengan skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Bentuk pengujian yang digunakan untuk validitas instrumen dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach’s. Teknik analisis data dalam penyelesaian penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.Terdapat 6 (enam) faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek konstruksi khususnya proyek konstruksi peningkatan jalan di Dinas PU. Bina Marga. Faktor I mempunyai nilai eigenvalues sebesar 1,717 yang terdiri dari kategori tenaga kerja, manajerial dan keuangan. Faktor II mempunyai nilai eigenvalues sebesar 1,402 yang terdiri dari kategori karakteristik tempat. Faktor III mempunyai nilai eigenvalues sebesar 1,248 yang terdiri dari kategori bahan. Faktor IV, terdiri dari kategori peralatan. Faktor V mempunyai nilai eigenvalues sebesar 1,056 yang terdiri dari kategori manajerial dan keuangan. Faktor VI mempunyai nilai eigenvalues sebesar 1,005 yang terdiri dari kategori karakteristik tempat.Kata kunci       :  faktor, waktu pelaksanaan, proyek konstruksi.
ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG Mohamad Harun
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.05 KB) | DOI: 10.24929/ft.v1i2.60

Abstract

Banyaknya permasalahan konstruksi di Kabupaten Sumenep menyebabkan kualitas pekerjaan kurang baik sehingga para pelaku konstruksi harus berpikir keras agar pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan standar dan perencanaan sebelumnya.Dalam Pembahasan ini maka dapat diketahui bahwa pemasangan dinding batu bata yang terbanyak tiap perumahan yaitu perumahan yang ada di Perumahan Trunojoyo Regency Kabupaten Sumenep adalah di kelompok 1 yaitu sebesar 246 m2, perumahan 4 pada kelompok ke 4 yaitu sebesar 246 m2, perumahan 6 pada kelompok 16 yaitu sebesar 246 m2, dan perumahan 20 pada kelompok 20 yaitu sebesar 246 m2. Pekerjaan pasangan dinding batu bata ini dikerjakan selama 16 hari, jadi keempat perumahan tersebut mampu menyelesaikan pemasangan dinding batu bata selama 16 hari yaitu dengan luas 246 m2 pada rumah type 36. Sedangkan Berdasarkan hasil uji regresi linier dihasilkan bahwa komponen produktivitas antara lain : tinggi pasangan, letak material, cuaca, umur, dan pendidikan.Berdasarkan hasil pendataan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan, 1. Besarnya produktivitas kelompok kerja tukang batu yang dikerjakan sampai selesainya pasangan dinding batu bata yaitu selama 16 hari sebesar 284,31 m2 dan rata – ratanya yaitu 14,22 m2, 2. Faktor yang mempengaruhi produktivitas kelompok kerja tukang batu yaitu tinggi pasangan    ( X1 ) dengan beta 0,00, letak material ( X2 ) dengan beta 0,00, cuaca ( X3 ) dengan beta 0,577, umur ( X4 ) dengan beta 0,00, dan pendidikan ( X5 ) dengan beta 0,00, tetapi yang sangat berpengaruh pada pemasangan dinding batu bata adalah variabel cuaca ( X3 ) dengan beta 0,577 > 0,50.Kata Kunci : Produktivitas, Tenaga Kerja, Konstruksi. 
RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL ATAP DATAR BETON BERTULANG YANG BERORIENTASI PADA PEMANFAATAN ATAP DATAR Dwi Deshariyanto
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 2 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.998 KB) | DOI: 10.24929/ft.v2i2.86

Abstract

Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi atap mengakibatkan peningkatannya permintaan kayu yang berakibat pada rusaknya hutan yang ada di Indonesia dan pembangunan perumahan yang semakin meningkat berdampak pada berkurangnya lahan pertanian. Salah satu faktor kesuksesan dalam pelaksanaan fisik konstruksi pada rumah tinggal tinggal tersebut dapat dilakukan dengan membuat rencana anggaran biaya sebelum pelaksanaan fisik konstruksi dimulai. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambar rencana kerja, volume setiap item pekerjaan, biaya yang diperlukan untuk membangun serta volume dan besar biaya upah dan bahan rumah tinggal atap datar menggunakan beton bertulang yang berorientasi pada pemanfaatan atap datar. Hasil biaya rumah tinggal atap datar beton bertulang yang berorientasi pada pemanfaatan atap datar didasarkan pada harga satuan pekerjaan yang hanya menganalisis biaya langsung dan komponen biaya langsung tersebut terdiri dari biaya bahan dan upah setiap item pekerjaan. Perhitungan biaya dilakukan dengan mengalikan hasil perhitungan volume pekerjaan  dengan harga satuan pekerjaan. Keseluruhan biaya konstruksi fisik rumah tinggal atap datar beton bertulang yang berorientasi pada pemanfaatan atap datar sebesar Rp. 175.700.000,- (seratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah).  Prosentase biaya bahan sebesar 73 % dan prosentase biaya upah sebesar 27 % terhadap keseluruhan biaya konstruksi fisik. Kata kunci        :  rumah tinggal, atap datar, biaya konstruksi.
PENYEBAB TERJADINYA KETERLAMBATAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI DI DINAS PU. BINA MARGA KABUPATEN SUMENEP Subaidillah Fansuri
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 2 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.518 KB) | DOI: 10.24929/ft.v2i2.87

Abstract

Proyek merupakan suatu usaha/aktifitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi waktu, anggaran, resources dan spesifikasi perfomansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Nurhayati, 2010:4). Penyelesaian suatu proyek dikatakan mempunyai keberhasilan jika pada pelaksanaan proyek tersebut menghasilkan keuntungan dan mempunyai waktu yang sesuai dengan yang direncanakan. Apabila rencana dengan pelaksanaan yang ada dilapangan tidak sesuai, maka akan menimbulkan suatu permasalahan. Dampak yang sering terjadi adalah adanya keterlambatan penyelesaian proyek yang nantinya akan diiringi dengan meningkatnya biaya pelaksanaan proyek tersebut. Sehingga sangat perlu dilakukannya analisa dan eksplorasi untuk mencari penyebat keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di Kabupaten Sumenep khususnya proyek konstruksi di Dinas PU. Bina Marga Kabupaten Sumenep. Berdasarkan hasil uji t nilai signifikansi variabel tenaga kerja (X1) sebesar 0,431 dan nilai t hitung sebesar – 0,791, nilai signifikansi variabel bahan (X2) sebesar 0,166 dan nilai t hitung sebesar 1,393, nilai signifikansi variabel peralatan (X3) sebesar 0,638 dan nilai t hitung sebesar – 0,472, nilai signifikansi variabel karakteristik tempat (X4) sebesar 0,114 dan nilai t hitung sebesar 1,592, nilai signifikansi variabel manajerial (X5) sebesar 0,825 dan nilai t hitung sebesar – 0,221 dan untuk  nilai signifikansi variabel keuangan (X6) sebesar 0,76 dan nilai t hitung sebesar 0,307. Seluruh variabel mempunyai nilai signifikansi dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti semua variabel  tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan waktu penyelesaian proyek konstruksi di dinas PU. Bina Marga Kabupaten Sumenep, namun bukan berarti semua variabel tidak mempengaruhi waktu penyelesaian proyek konstruksi. Variabel karakteristik tempat (X4) merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi waktu penyelesaian proyek konstruksi di dinas PU. Bina Marga Kabupaten Sumenep, dikarenakan variabel karakteristik tempat (X4) mempunyai nilai t hitung lebih besar dari pada variabel tenaga kerja (X1), variabel bahan (X2), variabel peralatan (X3), variabel manajerial (X5) dan variabel keuangan (X6). Kata kunci        :  penyebab, keterlambatan, waktu penyelesaian, proyek konstruksi.
PERBANDINGAN KONTRUKSI ATAP KAYU DENGAN ATAP BETON DITINJAU DARI SEGI BIAYA Darma Jasuli
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 2 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.076 KB) | DOI: 10.24929/ft.v2i2.88

Abstract

Bahan yang banyak dipergunakan pada konstruksi atap khususnya bagunan rumah tingggal berasal dari material alam yaitu kayu dan hanya sebagian kecil yang menggunakan bahan yang berasal dari material industri. Kayu  yang digunakan merupakan nilai manfaat ekonomi dari hutan yang ada di Indonesia, sedangkan nilai manfaat dari hutan yang lain yaitu nilai sosial dan nilai perlindungan ekosistem. Bertambahnya jumlah penduduk, maka akan mengakibatkan meningkatnya jumlah permintaan kayu sebagai bahan konstruksi atap dan mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian. Perlu dilakukan alternatif penggunaan bahan konstruksi atap pada rumah tinggal yang tidak menimbulkan berkurangnya lahan pertanian dan kerusakan hutan, sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian perbandingan konstruksi atap kayu dengan atap beton ditinjau dari segi biaya. Penelitian ini dilakukan pada rumah tinggal tipe 36 yang nantinya akan dilakukan perhitungan terkait volume bahan dan tenaga kerja serta biaya keseluruhan konstruksi atap kayu dan atap beton. Harga bahan dan tenaga kerja yang dipakai berdasarkan daftar analisa biaya konstruksi dan daftar harga bahan dan upah yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten Sumenep tahun 2013. Analisis data dalam penelitian menggunakan metode diskriptif. Hasil dari penelitian ini didapatkan biaya keseluruhan konstruksi atap kayu sebesar Rp. 37,100,989.64 sedangkan biaya keseluruhan atap beton sebesar Rp. 40,871,698.33. Selisih biaya konstruksi atap kayu dengan atap beton yaitu ditinjau dari keseluruhan biaya konstruksi sebesar Rp. 3,770,708.69, artinya biaya konstruksi atap kayu lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya konstruksi atap beton. Kenaikan biaya kontruksi atap kayu ke konstruksi atap beton jika diprosentasekan sebesar 10,16 % dari biaya kostruksi atap kayu.Kata kunci        :  konstruksi atap, kayu, beton.
IMPLEMENTASI METODE LEARNING COMMUNITY DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 2 PASONGSONGAN PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Sulaiman Sulaiman
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 2 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.29 KB) | DOI: 10.24929/ft.v2i2.89

Abstract

Pengajaran matematika yang dilaksanakan secara konvensional tidak akan mampu menghasilkan sumber daya menusia yang beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang cepat sebagai ciri kehidupan abad global. Karena dalam abad globalisasi Matematika merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dan dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh karena itu penggunaan metode pembelajaran dapat menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif dan merupakan kebutuhan yang tidak dapat diluar lagi. Terdapat banyak sekali bermunculan metode-metode pembelajaran seperti: metode Pembelajaran Quantum Teaching dan Quantum Learning, metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), metode Pembelajaran Cooperative Learning dan lain-lain yang semuanya diharapkan menjadi alternatif atas permasalahan pendidikan dan pengajaran.Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu Apakah dengan metode learning community dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Pasongsongan pada materi pokok sistem Persamaan Linear Dua Variabel tahun pelajaran 2012-2013. Dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan metode learning community dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Pasongsongan tahun pelajaran 2012-2013. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran learning community memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkatkan dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 64 %, 80 %, dan 96 %. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.Dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran learning community dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatkan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.Kata kunci        :  metode, prestasi, belajar, persamaan linier.
PENGARUH DEBIT AIR TEHADAP POLA TATA TANAM PADA BAKU SAWAH DI DAERAH IRIGASI KEBONAGUNG KABUPATEN SUMENEP Cholilul Chahayati; Sutrisno Sutrisno
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 2 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.318 KB) | DOI: 10.24929/ft.v2i2.90

Abstract

Pemberian air irigasi ini harus dilakukan dengan tepat agar tanaman yang ada mendapatkan air yang cukup. Ketersediaan debit air untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh musim. Ketidaksesuaian debit air yang dibutuhkan dengan debit yang tersedia diakibatkan oleh terjadinya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tata tanam  di lapangan yang tidak sesuai dengan rencana luasa tanam yang diusulkan. Sehingga secara tidak langsung mengakibatkan tidak maksimalnya keuntungan hasil panen dari lahan pertanian yang ada. beberapa masalah, yaitu: berapa debit andalan yang ada pada Dam Irigasi Kebonagung?,Berapa kebutuhan debit air irigasi yang diperlukan untuk setiap jenis tanaman yang dibudidayakan berdasarkan pola tanam?,Berapa luas tanam lahan teknis optimum disaat pergantian musim yang didapat dari hasil optimasi?.untuk menyelesaikan permasalahan harus menganalisa tentang Evaporasi, Transpirasi, Evapotranspirasi, Evapotranspirasi, Analisis Curah Hujan, Uji Konsistensi Data Curah Hujan, Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan, Perkolasi, Debit Andalan, Koefisien Tanaman, Berdasarkan hasil analisa data dengan metode Weibull diperoleh debit andalan Dam Parsanga dengan nilai debit tertinggi sebesar 1,380 m3/dt dan nilai debit terendah sebesar 0,050 m3/dt . Besar kebutuhan air irigasi yang diperlukan untuk masing-masing jenis tanaman yang dibudidayakan di DI Kebonagung berdasarkan pola tanam terdapat pada Sekunder Kanan dan Sekunder Kiri.Pada Sekunder Kanan terpilih Pola Tata Tanam Alternatif III luas tanam optimum untuk musim tanam I seluas 310 Ha, pada musim tanam II seluas 310 Ha dan musim tanam III seluas 236,157 Ha. Pada musim tanam III luas lahan yang ditanami tidak bisa maksimum karena terjadi kekurangan air. Pada Sekunder Kiri terpilih Pola Tata Tanam Alternatif III luas tanam optimum untuk musim tanam I seluas 338 Ha dan musim tanam III seluas 257,488 Ha. Pada musim tanam III luas lahan yang ditanami tidak bisa maksimum karena terjadi kekurangan air. Kata kunci        :  debit air, daerah irigasi.
DESAIN RUMAH TINGGAL ATAP DATAR BETON BERTULANG YANG BERORIENTASI PADA PEMANFAATAN ATAP DATAR Mohamad Harun
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 2 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.21 KB) | DOI: 10.24929/ft.v2i2.91

Abstract

Kriteria desain yang harus dipenuhi dalam merencanakan sebuah rumah tinggal antara lain kemampuan layan yang pada dasarnya merupakan kriteria kekuatan, ekonomi, pemilihan model struktur dan kemudahan dalam pelaksanaan. Penggunaan atap datar beton bertulang sebagai alternatif penutup bagian atas pada rumah tinggal perlu dikembangkan untuk mengurangi penggunaan kayu dan menjaga ketersediaan lahan pertanian, dikarenakan penggunaan atap datar beton bertulang dapat ditingkatkan dari segi fungsinya atau manfaatnya karena atap datar dapat menghasilkan lahan baru. Penelitian dilakukan pada rumah tinggal type 36 dengan menggunakan atap datar beton bertulang. Hasil penelitian yaitu, mutu beton 17,5 MPa, mutu baja 240 MPa, selimut beton 20 mm, tulangan utama yang digunakan diameter 8, 10 dan 12 mm, tulangan geser yang digunakan diameter 6 dan 8 mm, tebal plat beton 120 mm, dimensi balok 15/15, 15/20 dan 15/30, dimensi kolom yang digunakan 15/15. Tulangan utama dan tulangan geser diperhitungkan terhadap batang yang mempunyai gaya dalam yang paling besar. Perhitungan tersebut menghasilkan tulangan plat Ø 10 – 140 pada tulangan lapangan dan tumpuan arah x, Ø 10 – 150  pada  tulangan lapangan dan tumpuan arah y dengan Ø 6 – 115 tulangan bagi arah x dan y. Tulangan utama lapangan dan tumpuan pada balok 15/15 sebesar 3 Ø8 untuk tulangan tarik dan 2 Ø8 untuk tulangan tekan dengan tulangan geser sebesar Ø 6 – 60 mm, balok 15/20 tulangan lapangan tarik 3 Ø10 tulangan lapangan tekan 2 Ø10 dan tulangan tumpuan tarik 6 Ø10 tulangan tumpuan tekan 2 Ø10 dengan tulangan geser Ø8 - 70, balok 15/30 tulangan lapangan tarik  6 Ø12 tulangan lapangan tekan 2 Ø12 dan tulangan tumpuan tarik 9 Ø12 tulangan tumpuan tekan 3 Ø12 dengan tulangan geser Ø8 – 55, kolom 15/15 tulangan utama 6 Ø12 dengan tulangan geser Ø8 – 55.  Kata kunci        :  rumah tinggal, atap datar, beton bertulang. 

Page 1 of 19 | Total Record : 188