cover
Contact Name
Dismo Katiandagho
Contact Email
desmonk80@gmail.com
Phone
+6281244121375
Journal Mail Official
keslingjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Manguni 20, Kel. Malendeng, Kec. Paal 2 Kota Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Lingkungan
ISSN : 20890451     EISSN : 2615188X     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Kesehatan Lingkungan, is a publication media of research articles and reviews of literatur in the field of environmental health, such as Appropriate Technology Environmental Health, Waste Treatment, Water Sanitations, Air Pollution, Waste Management, Occupational Health, Environment Parasitology, Health Entomology, Vector and Pest Control, Mikrobiology and Environmental Epidemiology.
Articles 146 Documents
ANALISIS SPASIAL KEPADATAN VEKTOR DENGAN ANGKA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Joy V.I. Sambuaga; Yozua T. Kawatu; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.547

Abstract

Dengue Haemorrhagic Fever(DHF) to be one ofthe moreserioushealthprobleminIndonesiaandoften createsanExtraordinary Incident(KLB). The disease isa public health probleminIndonesiabecause ofits highprevalenceandspreadmore widely. Untilnow there is noeffective vaccinetopreventdengueinfection.The study wasobservationalanalytic, with across-sectionalstudy design. The purposeof this studywas tomap thedensity ofthe vectorfordengue fever(House Index, Container Index,BreteauIndex), tomap the spreadof dengue casesandto analyzethe influence ofthe vectordensityDBD(House Index, Container Index,Indexand FiguresBreteauFreeFlick) on the incidencedenguein the districtMalalayangManado. Samples were takenateach housecasesrecordedeveryneighborhoodin the VillageMalalayangIpresentthe case ofDBDandretrievedthe coordinates, the following 15 housesthat surroundthecases(15cases ofthis houseincluding the case house) using GPS. The results showedthere is astrong relationship betweenthe density oflarvaewith the incidenceof dengue casesin the VillageMalalayangI andthe density ofdenguevectorsanddengue casescanspasial
HUBUNGAN KONSENTRASI DEBU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Selfiana Pudul; Tony K. Timpua; Dismo Katiandagho
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.548

Abstract

Debu adalah zat padat yang berukuran antara 0,1 – 25 mikron, debu merupakan bahan pencemar yang ditemukan terutama didaerah terbuka. Kadar debu akan meningkat di udara, terutama pada musim kemaru. Debu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan, yaitu dapat menimbulkan penyakit Pneumokoniasis. Faktor risiko terjadinya penyakit ISPA selain kadar debu yang tinggi, dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban dalam ruangan perumahan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain dipengaruhi oleh letak dan ukuran jendela /ventilasi serta konstruksi dari suatu perumahan disamping musim dan keadaan tanah. Kelembaban secara garis besar adalah jumlah kandungan uap air yang terdapat dalam udara, dimana dalam udara terkandung unsur-unsur antara lain : H, O, CO2, yang diperlukan oleh bakteri. Seperti diketahui bahwa kelembaban itu sangat berhubungan dengan kenyamanan. Terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, terjadi bila seseorang batuk, bersin dan meludah, sehingga terhembuskan percikan titik air besar maupun kecil yang mengandung kuman penyakit yang dapat dihisap langsung dan dapat menjangkit ke orang lain. Penelitian ini termasuk dalam penelitian crosectional dimana peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengaruh kadar debu dan kelembaban udara terhadap kejadian penyakit ISPA. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu rata-rata kadar debu = 350,9 μg/m3 sudah pada batas yang tidak memenuhi syarat, sedangkan kelembaban dalam rumah penderita ISPA yang memenuhi syarat terdapat pada 18 rumah (26,5 %), dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat terdapat pada 50 rumah (73,5 %), dengan hasil uji statistik dengan penggunakan uji Chi-Square dimana tingkat korelasi dari pengaruh kelembaban udara terhadap kejadian penyakit ISPA yaitu sebesar 25, 102, sedangkan batas minimum expected = 8,24, jadi ada hubungan antara tingginya kelembaban udara terhadap penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manao Tahun 2009 (H0 ditolak). Oleh karena itu disarankan bagi pemilik rumah agar memperhatikan kondisi rumah seperti dinding rumah, lantai serta langitlangit rumah yang tidak memenuhi syarat, dan menjaga balita agar tidak terpapar dengan debu supaya penyakit ISPA pada balita tidak terjadi
HUBUNGAN PENGOLAHAN MAKANAN, PENYEDIAAN AIR BERSIH, PEMBUANGAN TINJA DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KAKENTURAN SATU KECAMATAN MAESA KOTA BITUNG Novalinda I. Anes; Bongakaraeng Bongakaraeng; Jasman Jasman
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.616 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.549

Abstract

Angka kejadian diare di provinsi Sulawesi Utara sampai tahun 2006 sebanyak 50 kasus dengan jumlah kematian 1 orang, kasus diare balita di Puskesmas Tinumbala tahun 2007 terdapat 537 kasus dan tahun 2008 menjadi 585 kasus dan kelurahan yang kasus paling tinggi terdapat di kelurahan Kakenturan Satu dengan jumlah 190 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengolahan makanan, penyediaan air bersih, pembuangan tinja dan pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Kakenturan Satu Kecamatan Maesa Kota Bitung. Jenis penelitian adalah studi observasional analitik dengan rancangan cross Sectional study , jumlah sampel 165 anak balita dengan ibu sebagai respondennya, analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil pengolahan dan analisis data secara bivariat dimana tidak ada hubungan antara pengolahan makanan dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,682. Tidak ada hubungan antara pengolahan air bersih dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,113. Tidak ada hubungan antara pengolahan limbah dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,637. Tidak ada hubungan antara pengolahan tinja dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,328. Ibu balita tetap mempertahankan dan meningkatkan cara pengolahan makanan yang sudah baik, masyarakat Kota Bitung disarankan agar tetap menjaga sarana air bersih agar tetap dalam kondisi yang baik, menjaga kondisi sarana pengolahan air limbah supaya tetap dalam keadaan baik (tidak tersumbat). Masyarakat yang belum mempunyai sarana limbah dan tinja disarankan untuk membuatnya sehingga tercipta lingkungan sehat. Variabel yang diteliti pada penelitian ini tidak berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di kelurahan Kakenturan Satu sehingga perlu adanya penelitian lanjutan dengan variabel lain atau dengan menggunakan jenis penelitian yang berbeda.
FAKTOR RISIKO KONDISI PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI PUSKESMAS LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA Tarmizi Tarmizi; Suwarja Suwarja; Yozua T. Kawartu
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.842 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.550

Abstract

Penyakit Tubrkulosis menjadi masalah dunia, berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2007, diperkirakan terdapat 8,8 juta penderita kasus baru ditahun 2005 dimana 7,4 juta penderitanya berada di Asia dan Afrika dengan angka kematiannya 1,6 juta pasien. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kondisi perumahan dengan kejadian TB Paru. Jenis penelitian ini menggunakan studi obsevasional analitik dengan rancangan Case Control study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah yang berada di wilayah kerja Puskesmas Likupang dan Sampel dalam penelitian ini terbagi 2 kelompok yaitu : sampel kasus yaitu rumah orang yang menderita penyakit TB Paru berjumlah 30 dan sampel kontrol yaitu rumah orang yang tidak menderita penyakit TB Paru berjumlah 90 di wilayah kerja Puskesmas Likupang. Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran pada ventilasi rumah, kelembaban ruangan dan pencahayaan ruangan dan observasi langsung pada konstruksi rumah. Analisis di lakukan dengan menguji hipotesis nol (Ho), dengan perhitungan OR (Odds Ratio), analisis menggunakan uji Chi-square . Luas ventilasi merupakan faktor prediktif terhadap kejadian TB Paru di wilayah Puskesmas Likupang berdasarkan analisis risiko kondisi rumah yang menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) = 0,895 dimana OR < 1. Kelembaban ruangan yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko terhadap kejadian TB Paru di wilayah Puskesmas Likupang, dan berisiko sebesar 4 kali lebih besar dibandingkan dengan rumah yang memiliki kelembaban yang memenuhi syarat, berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) = 4.312. Pencahayaan Ruangan merupakan faktor prediktif terhadap kejadian TB Paru di wilayah Puskesmas Likupang berdasarkan analisis risiko kondisi rumah yang menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) = 0,805. Konstruksi rumah yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko terhadap kejadian TB Paru dan berisiko sebesar 3,8 kali lebih besar dibanding rumah yang memiliki konstruksi rumah yang memenuhi syarat, berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) = 3.857 Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa luas ventilasi dan pencahayaan tidak menjadi faktor risiko dan kelembaban dan konstruksi rumah yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko terhadap kejadian Tb paru. Disarankan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah Puskesmas Likupang untuk memperbaiki kondisi ruangan rumah untuk menghindari kelembaban terutama rumah-rumah yang masih berlantaikan tanah yang belum disemen dan rumah panggung yang letaknya di pinggir pantai.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOBELO KAB. HALMAHERA UTARA Adrensi J. Maabuat; Suwarja Suwarja; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.551

Abstract

Penyakit malaria sebagai penyakit endemis di daerah Provinsi Maluku Utara sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit, jumlah kasus baru malaria berdasarkan laporan puskesmas pada tahun 2000 sebanyak 13.602 sementara pada tahun 2001 sebanyak 8028 kasus. Pada tahun 2003 sesuai dengan data PCD (Passive Case Detection) yang dikumpulkan angka incidensi malaria sebesar 81,34% dengan jumlah kasus sebanyak 72.000 orang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria di wilayah kerja Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional dengan rancangan cross sectional studi, populasi dalam penelitian ini adalah penderita malaria klinis dan malaria positif yang tersebar di 19 desa di Wilayah Puskemas Tobelo yang diambil dari laporan triwulan sebesar 175 populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sebesar 175 yang diambil secara purposive sampling, analisis data dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil analisis data dimana kebiasaan diluar rumah pada malam hari berhubungan dengan kejadian malaria dengan nilai p= 0,029 dan kebiasaan di luar rumah merupakan faktor risiko terhadap kejadian malaria dan berisiko sebesar 4,766. Penggunaan kelambu saat beristirahat tidur berhubungan dengan kejadian malaria, memperoleh nilai p= 0, 028 dan tidak menggunakan kelambu merupakan faktor risiko terhadap kejadian penyakit malaria dan berisiko sebesar 5,605 kali. Penggunaan obat anti nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian malaria, yang memperoleh nilai p > 0,05, dan penggunaan obat nyamuk tidak menjadi faktor risiko terhadap kejadian malaria. Breeding place berhubungan dengan kejadian penyakit malaria, yang memperoleh nilai p= 0,004, breeding place merupakan faktor risiko terhadap kejadian penyakit malaria dan berisiko sebesar 7,582 kali. Bagi masyarakat agar memperhatikan tempat-tempat penampungan air sebagai tempat unutk nyamuk berkembang biak/bertelur dari nyamuk Anopheles (Breeding Places)
SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MANADO Robinson Pianaung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.552

Abstract

Waste management basically requires active role of the community, especially in minimizing piles of waste, sorting waste, and making waste more useful. Waste problem at Manado Municipality based on the result of Basic Health Research is unavailability of waste disposal in the house (35.8%) and outside of the house (67.7%). To identify association between attitude and behavior of the community in managing waste at Manado Municipality; to identify large the association between the attitudes and behavior of the community in managing waste at Manado municipality. The study was an observational with cross sectional design and one moment measurement. Samples consisted of 216 responden selected through systematic random sampling technique. Data analysis used univariate, bivariate (product moment correlation). Attitude on waste management well enough (65.3%); and behavior on waste management well enough (60,6%). Score of product moment correlation coefficient (rxy) between and waste management was; attitude 0.507; and behavior 0.601 all with p<0.05. (1) There was correlation between attitude of the community and waste management at Manado municipality; and (2) there was correlation between behavior of the community and waste management at Manado municipality;
HUBUNGAN KONDISI SUHU, KELEMBABAN, DAN KEPADATAN VEKTOR (MBR) DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KAB. MINAHASA TENGGARA Steven Silalahi; Joy V.I Sambuaga; Jose. A Sjarkawi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.553

Abstract

Malaria adalah penyakit utama di dunia yang menginfeksi sekitar 170 – 300 juta orang dengan angka kematian sekitar 1 juta orang pertahun di dunia. Kematian 1 – 3 juta pertahun karena di sebabkan oleh malaria berat. Angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi ini banyak terjadi di benua Afrika dan dan juga Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Provinsi Sulawesi Utara jumlah penderita malaria klinis tidak mempunyai pola yang tetap namun jumlah kasus malaria klinis pertahun berkisar pada angka 30.856 kasus dengan AMI (Annual Malaria Indeks). Sedangkan API (Annual Parasit Indeks) di Sulawesi Utara 6,4 %, angka kasus baru malaria konfirmasi tahun 2010 di Sulawesi Utara 21,4%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor – faktor risiko kususnya faktor lingkungan fisik yaitu suhu, kelembaban kepadatan vektor (MBR) mempengaruhi kejadian malaria diwilayah kerja Puskesmas Tambelang khususnya di Desa Tambelang. Cara pengambilan sampel menggunakan metode Purposive sampling dimana sampel dipilih dengan pertimbangan oleh peneliti. Cara pengumpulan data dengan melakukan pengukuran suhu, kelembaban dan kepadatan vektor (MBR) di 32 sampel rumah selama dua kali yaitu pengukuran pertama pukul 17.50 dan pengukuran kedua pukul 22.50. Hasil penelitian dari uji statistik menunjukan bahwa dari 32 sampel yang dilakukan pengukuran tidak ada hubungan antara suhu dengan kepadatan vektor (MBR) dan kelembaban dengan kepadatan vektor (MBR) juga tidak ada hubungan, tetapi dengan suhu rata – rata 24,7°C dan kelembaban 85,6% sangat mendukung pertumbuhan parasit didalam tubuh nyamuk Anopheles spp dan mendukung aktivitas nyamuk Anopheles spp dalam mencari pakan darah.
ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH PETUGAS RETRIBUSI PARKIR DI TAMAN KESATUAN BANGSA PUSAT KOTA MANADO Anselmus Kabuhung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.554

Abstract

Kemajuan dan peningkatan di bidang transportasi menyebabkan kota menjadi semakin padat kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang sebagian besar menggunakan bahan bakar bensin yang mengandung timbal (Leaded gasoline). Desain penelitian ini bersifat deskriptif laboratoris, populasi adalah seluruh petugas retribusi yang berada di Pos Retribusi Parkir Taman Kesatuan Bangsa Pusat Kota Manado berjumlah 38 orang dan penentuan sampel menggunakan kriteria inklusi. Sehingga sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Kuesioner untuk responden, 2) Untuk pemeriksaan kadar timbal (Pb) dalam darah menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS-6300). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar timbal (Pb) dalam darah pada petugas retribusi parkir yang tertinggi adalah 54,14 μg/dl dan terendah adalah 2,70 μg/dl. Bila dihubungkan dengan nilai standar kadar timbal (Pb) dalam darah yang ditetapkan oleh WHO sebesar 20 μg/dl, maka dari 24 responden yang diperiksa sampel darahnya didapatkan kadar timbal (Pb) dalam darah yang melebihi nilai standar sebanyak 19 responden (79,2 %) sedangkan kadar timbal (Pb) dalam darah yang tidak melebihi nilai standar sebanyak 5 responden (20,8 %).
HUBUNGAN KONSENTRASI DEBU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Selfiana Pudul; Tony K. Timpua; Dismo Katiandagho
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 1 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v3i1.555

Abstract

Debu merupakan bahan pencemar yang ditemukan terutama di daerah terbuka. Kadar debu akan meningkat di udara, terutama pada musim kemaru. Debu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan, yaitu dapat menimbulkan penyakit Pneumokoniasis. Faktor risiko terjadinya penyakit ISPA selain kadar debu yang tinggi, dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban dalam ruangan perumahan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain dipengaruhi oleh letak dan ukuran jendela /ventilasi serta konstruksi dari suatu perumahan disamping musim dan keadaan tanah. Terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, terjadi bila seseorang batuk, bersin dan meludah, sehingga terhembuskan percikan titik air besar maupun kecil yang mengandung kuman penyakit yang dapat dihisap langsung dan dapat menjangkit ke orang lain. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan konsentrasi debu, dan kelembaban udara dalam ruangan dengan kejadian penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Kecamatan Mapanget. Penelitian ini adalah observasional analitik, dengan desain penelitian cross-sectional study. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu rata-rata kadar debu = 350,9 μg/m3 sudah pada batas yang tidak memenuhi syarat, sedangkan kelembaban dalam rumah penderita ISPA yang memenuhi syarat terdapat pada 18 rumah (26,5 %), dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat terdapat pada 50 rumah (73,5 %), dengan hasil uji statistik dengan penggunakan uji Chi-Square dimana tingkat korelasi dari pengaruh kelembaban udara terhadap kejadian penyakit ISPA yaitu sebesar 25, 102, sedangkan batas minimum expected = 8,24, jadi ada hubungan antara tingginya kelembaban udara terhadap penyakit ISPA di Kecamatan Mapanget Kota Manado.
STUDI PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KECACINGAN PADA ANAK –ANAK DI SDN 48 MANADO Isra Miranda; Telly Mamuaya
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 1 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v3i1.556

Abstract

Kebersihan atau lingkungan kesehatan buruk (meliputi perumahan, penyediaan air, pembuangan kotoran dan sampah) menyebabkan berbagai penyakit yang menyerang seluruh golongan usia, terutama anak – anak. Ada tidaknya jamban dan perilaku cuci tangan sebelum makan yang kurang benar (pakai sabun) akan mempermudah penyebaran penyakit antara lain penyakit kecacingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku cuci tangan dengan kecacingan pada anak- anak di SDN 48 Manado yang terletak di kecamatan Tuminting. Penelitian ini bersifat deskritif. Populasi adalah seluruh siswa SDN 48 Manado yang berjumlah 234 orang dengan menggunakan kriteria inklusi, sampel didapat 70 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner (pedoman wawancara), dan alat pemeriksaan laboratorium (parasitologi). Analisa data menggunakan tabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecacingan pada anak-anak di SDN 48 Manado sebesar 11 % yang terdiri atas Ascaris lumbricoides 83 % dan Trichuristrichiura 17 %. Perilaku mencuci tangan di dapatkan hasil bahwa dengan mencuci tangan yang baik terdapat 33 % sampel yang postif terinfeksi telur cacing. Disarankan agar pola hidup yang bersih dan sehat, serta perilaku cuci tangan yang baik dapat terus ditingkatkan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran cacing pada anak – anak di Sekolah Dasar tersebut.

Page 3 of 15 | Total Record : 146