cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Journal of Medical Physics and Biophysics
ISSN : 23552727     EISSN : 23552719     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Journal of Medical Physics and Biophysics is a gold open-access journal and serves as official publication media of the Indonesian Association of Physicists in Medicine, IAPM (Aliansi Fisikawan Medik Indonesia, AFISMI). JMPB publishes articles with the general concern on the application of physics in medicine and the biological system. The role of physics highlighted in the journal can be of theoretical, experimental, or clinical nature. Review and original articles in radiation oncology, diagnostic and interventional radiology, nuclear medicine, biomaterial, physical biology, physical modeling of biological system, and other related sciences are welcome. Any opinions stated on the articles published in JMPB are those of the author(s) and do not necessarily reflect the policy of IAPM/AFISMI unless otherwise stated.
Arjuna Subject : -
Articles 69 Documents
Analisis dosis serap PTV pada pengobatan radioterapi kanker rektum dengan teknik 3D-CRT berdasarkan dose volume histogram Anggita Khoirunnisa; Firdy Yuana; Sri Herwiningsih
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker rektum merupakan kasus kanker terbanyak di Indonesia yang berada di urutan keenam. Pengobatan kanker rektum dapat dilakukan dengan radioterapi di mana dalam radioterapi eksternal terdapat beberapa tahapan yang dilalui, salah satunya adalah tahapan perencanaan atau treatment planning. Tahapan perencanaan pada radioterapi perlu dilakukan evaluasi karena berkaitan dengan distribusi dosis radiasi yang diberikan kepada penderita kanker, sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahuinya distribusi dosis pada Planning Target Volume (PTV) penderita kanker rektum berdasarkan Dose Volume Histogram (DVH) sehingga radioterapi dapat optimal. Penelitian ini dilakukan pada 13 pasien kanker rektum yang mendapatkan dosis resep PTV sebesar 50 Gy menggunakan teknik 3D-CRT dengan software TPS RayStation 9A V.9.0.0.113. Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai D95% dan D2% yang dibandingkan dengan rekomendasi ICRU Report 62 serta nilai Conformity Index (CI) dan nilai Homogeneity Index (HI) yang dapat dibandingkan dengan rekomendasi ICRU Report 83. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa untuk nilai D95% dan D2% pada 6 dari 13 pasien telah memenuhi rekomendasi ICRU Report 62 sedangkan nilai CI maupun HI pada PTV telah mendekati nilai ideal sesuai dengan rekomendasi di mana nilai ideal CI adalah 1 dan HI adalah 0. Ketidaksesuaian distribusi dosis dengan rekomendasi dapat dikarenakan oleh beberapa faktor seperti jaringan tubuh manusia yang tidak homogen, kondisi kanker dan sebagainya.
Analisis pengaruh nilai kVp dan filter terhadap kualitas citra dari fantom ACR pada digital mamografi Nadya Anggraini; Freddy Haryanto; Adiwasono Matheus Budi Setiawan
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Deteksi dini pada kanker payudara dengan mammografi merupakan langkah efektifuntuk mengetahui lebih dini, sehingga pengobatan bisa segera dilakukan. Hal inidiharapkan dapat meningkatkan probabilitas kesembuhan. Oleh karena itu,penerapan QC (Quality Control) dan QA (Quality Assurance) dari fasilitaspencitraan Rumah Sakit terkhusus mammografi sangat diperlukan. Penelitian inibertujuan untuk melihat kualitas citra pada mammografi dengan memvariasikanparameter pada alat dan memanfaatkan fantom standar ACR (American College of Radiology) sebagai alat uji.Metode yang dilakukan dalam pengambilan data yaitu dengan melakukanpenyinaran mammografi pada fantom ACR dengan menggunakan filterMolybdenum (Mo)/Molybdenum (Mo) dan Molybdenum (Mo)/Rhodium (Rh)dengan nilai kilovoltage (kVp) masing-masing 23, 26, 28, 30, 32, dan 35.Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung. Analisisyang dilakukan adalah dengan menghitung nilai massa, mikrokalsifikasi, dan serat.Kemudian menganalisis nilai CNR (Contrast to Noise Ratio) dan SNR (Signal toNoise Ratio) untuk melihat contrast, noise dan blurring dari gambar yangdihasilkan menggunakan softwere ImageJ. Hasil penelitian menunjukan bahwapada beda tegangan 28 kV merupakan hasil yang paling baik dengan jumlah darimassa, mikroklasifikasi dan serat pada secara berurutan 4, 4,5 dan 3,5 untuk filterMo/Mo serta 4, 4,5 dan 2,5 untuk filter Mo/Rh. Nilai CNR pada beda tegangan 28kV sebesar 2,02 untuk filter Mo/Mo dan 2,00 untuk filter Mo/Rh, hal inimenggambarkan kualitas contrast paling baik. Sedangkan untuk nilai SNR belumada yang memenuhi syarat batas yaitu ≥ 40,0, sehingga kualitasn noise yang dihasilkan rendah. Profil nilai piksel dengan melihat puncak Gray Valuemenunjukkan bahwa kualitas blurring pada filter Mo/Mo lebih baik dibandingkanfilter Mo/Rh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kVp dan material filter dapatmemengaruhi kualitas berkas citra mammografi yang diuji dengan fantom ACR.
Analisis sebaran dosis organ at risk (OAR) pada perencanaan radioterapi kanker payudara kiri dengan teknik 3D-CRT melalui dose volume histogram (DVH) Winda Suryaning Pramesti; Firdy Yuana; Sri Herwiningsih; Fatimah Kunti Hentihu; Alfian Khoiri Anto
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan radioterapi merupakan tahapan penting yang menentukan pemberian dosis dalam pengobatan kanker. 3D-CRT (Three-Dimensional Conformal Radiation Therapy) adalah teknik yang digunakan dalam perencanaan radioterapi untuk menghasilkan gambaran volume target sesuai dengan bentuk jaringan kanker dalam tampilan kurva isodosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi dosis yang diterima oleh OAR (Organ at Risk) dan mengetahui faktor yang mempengaruhi sebaran dosis pada radioterapi kanker payudara kiri. OAR pada kasus kanker payudara kiri meliputi jantung, paru-paru (kanan dan kiri), sumsum tulang belakang, dan esofagus. Data penelitian diperoleh sebanyak 44 perencanaan perawatan pasien kanker payudara sebelah kiri pasca mastektomi (post mastectomy). Dosis preskripsi sebesar 50 Gy, diberikan sebanyak 25 fraksi dengan masing-masing fraksi sebesar 2 Gy menggunakan foton berenergi 6 MV. Analisis dengan cara mengamati distribusi dosis yang diterima oleh OAR melalui grafik DVH (Dose Volume Hystogram) yang dibandingkan dengan standar dosis toleransi oleh rekomendasi QUANTEC (Quantitative Analysis of Normal Tissue Effect in the Clinic). Hasil penelitian diperoleh bahwa perencanaan perawatan terhadap penderita kanker payudara kiri khususnya yang sudah menjalani operasi mastektomi mempunyai tingkat penerimaan dosis OAR yang cukup tinggi pada bagian jantung dan paru-paru kiri. Variasi distribusi dosis dimungkinkan karena adanya metode pengobatan operasi mastektomi dan  perbedaan anatomi antar pasien.
Analysis of Half-Value Layer on Multimeters and Manual Calculation Using Aluminum Filter Alwali Walyatalattov Solichin; Freddy Haryanto
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limited number of qualified test laboratories leads to a long queue of calibration and conformity tests. X-Ray beam quality test that utilizes the half-value layer method might be used as an option for the internal test procedures to optimize the radiation protection program by the medical physicist. RADCAL and RAYSAFE were used as the multimeters for this experiment, with the exposure setting of 53 kV, 160 mA, and 50 ms. The best result is produced by the configuration where the Al plate is placed close to the source, right below the collimator, with a 2,5% mean deviation from the multimeter’s HVL value. Meanwhile, when the Al plate is placed close to the multimeter sensor, the mean deviation can reach up to 13,5%. It can be concluded that the HVL method using an Al plate and detector can be used to measure the beam quality of the radiographic X-Ray machine. This research has no intention to replace the existing procedure but to add more insight for medical physicists’ QA/QC program. As radiation safety and protection must also be considered, not only for certifications but also actualizations.
Karakterisasi sinyal elektrokardiogram dari perangkat portabel 6-lead sebagai alternatif alat kontrol kesehatan jantung Nurhasanah Nurhasanah; Freddy Haryanto; Siti Nurul Khotimah
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi dan pandemi covid-19 mendorong inovasi di dunia kesehatan termasuk alat elektrokardiograf (EKG). Inovasi tersebut berupa alat EKG portabel yang dapat digunakan secara mandiri oleh pengguna.  Mereka yang memiliki komorbid seperti penyakit kardiovaskular tetap dapat memantau kondisi kesehatan jantungnya saat isolasi mandiri. Contoh alat EKG portable tersebut adalah Kardia Mobile 6-lead yang merupakan pengembangan dari Kardia Mobile 1-lead. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi sinyal EKG pada lead I dengan membandingkan hasil pengukuran dari Kardia Mobile 6-lead terhadap alat EKG Klinis (SE-1201 12-lead) ditinjau dari interval RR. Subjek dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang pada rentang usia 22-46 tahun dengan kondisi jantung normal. Pengukuran setiap perangkat EKG dilakukan selama 30 detik. Setelah itu, sinyal EKG didigitasi melalui lima tahapan. Tahapan tersebut adalah scanning, crop region of interest, image binarization, pixel to vector conversion, dan plotting. Sinyal EKG hasil digitasi ini dianalisis menggunakan metode heart rate variability (HRV), berdasarkan domain waktu. Variabel yang dianalisis yaitu rata-rata interval RR, standard deviation of RR interval (SDRR), dan root mean square of successive differences (rMSSD) dari interval RR. Hasil pengukuran menggunakan Kardia Mobile 6-lead untuk masing-masing variabel adalah 0,709 ms, 0,010 ms, dan 0,012 ms, sedangkan dengan menggunakan SE-1201 12-lead adalah 0,743 ms, 0,030 ms, dan 0,040 ms. Data tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (P-value) sebesar 0,261 > 0,005 yang diketahui dari hasil uji t. Oleh karena itu, kesimpulan dari penelitian ini karakteristik dari Kardia Mobile 6-lead hampir sama dengan EKG klinis.
Estimasi Dosis Efektif dan Efek Stokastik (Kanker dan Hereditas) pada Pemeriksaan CT-Scan Abdomen dan Toraks dengan Media Kontras Hanendya Disha Randy Raharja
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan radiologi diagnostik selain memberikan manfaat pada bidang medik juga berisiko menimbulkan kerusakan biologis yaitu efek stokastik, yang tidak dapat dipastikan kemunculannya namun probabilitas kemunculannya meningkat seiring tingginya dosis radiasi yang diterima. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis efektif dan risiko efek stokastik pada pemeriksaan CT-Scan abdomen dan toraks dengan media kontras. Telah dilakukan penelitian tentang estimasi dosis efektif dan efek stokastik (kanker dan efek hereditas) pada pemeriksaan CT-Scan abdomen dan toraks dengan media kontras di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi kepada 100 pasien pria dan wanita kelompok usia dewasa untuk setiap pemeriksaan. Dosis efektif pada pemeriksaan CT-Scan diperoleh dari perkalian Dose Length Product (DLP) dengan faktor k untuk abdomen dan toraks berturut-turut  adalah 0.015 dan 0.014. Risiko kanker dan efek hereditas pada pemeriksaan CT-Scan diperoleh dari perkalian dosis efektif dengan nilai koefisien faktor risiko kanker dan efek hereditas berturut-turut adalah 5.5% per Sievert dan 0.2% per Sievert. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata dosis efektif pemeriksaan CT-Scan abdomen dan toraks dengan media kontras berturut-turut adalah 65.3 mSv  dan 24.2 mSv. Rata-rata risiko kanker dan efek hereditas pada pemeriksaan CT-Scan abdomen dengan media kontras berturut-turut adalah 0.36% dan 0.013% dengan risiko tertinggi kanker dan efek hereditas berturut-turut adalah 1% dan 0.036%. Rata-rata risiko kanker dan efek hereditas pada pemeriksaan CT-Scan toraks dengan media kontras berturut-turut adalah 0.13% dan 0.005% dengan risiko tertinggi kanker dan efek hereditas berturut-turut adalah 0.29% dan 0.011%. Rata-rata dosis efektif pemeriksaan CT-Scan abdomen dan toraks dengan media kontras kurang dari 100 mSv sehingga risiko munculnya efek stokastik rendah.
Komisioning sederhana detektor PTW 60019 microDiamond untuk radiasi lapangan kecil Irma Juwita Ayuning Tias; Irhas Irhas; Firyal Dhiyaul Haqqi; Wahyu Edy Wibowo; Misjuherlina Misjuherlina
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dosimetri radiasi lapangan kecil memerlukan detektor dengan akurasi dan resolusi spasial tinggi. Detektor PTW 60019 microDiamond memiliki volume aktif 0.004 mm3 sehingga sesuai untuk pengukuran tersebut. Studi ini bertujuan untuk melakukan komisioning sederhana dengan menguji respon detektor PTW 60019 microDiamond terhadap radiasi lapangan kecil. Tahap awal komisioning PTW 60019 microDiamond dimulai dengan pengukuran stabilitas, linearitas, dan kebocoran detektor. Uji pengaruh arah radiasi terhadap respon detektor dilakukan dengan membandingkan dosis pada lapangan 5×5 cm2 dengan 12 variasi sudut gantri untuk semua berkas foton. Selanjutnya, pada berkas foton 6 dan 10 MV Flattening Filter-Free (FFF), pengujian dilakukan dengan variasi sudut gantri dan ukuran lapangan 2×2 cm2 dan 3×3 cm2. Pengukuran output factors (OF) dilakukan untuk semua berkas foton pada lapangan 2×2 cm2 hingga 5×5 cm2. Evaluasi dosis titik pada beberapa perencanaan radiasi dilakukan sebagai tahapan akhir komisioning. Pengukuran menggunakan Linear Accelerator (Linac) Elekta Versa HD, Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) Plastic Phantom, dan detektor PTW 60019 microDiamond. Pada keseluruhan energi yang digunakan dan arah radiasi yang digunakan dosis dinormalisasi pada arah 00. Didapatkan deviasi terendah 0% pada arah beam 2700 dan tertinggi 20.5% pada arah radiasi 1800. Pada lapangan kecil 3×3 cm2 dan 2×2 cm2 deviasi arah radiasi 1800 lebih kecil yaitu 0.2%-15.6%. Deviasi hasil evaluasi dosis titik radiasi lapangan kecil adalah 0.96%-1.75%. Detektor PTW 60019 microDiamond cocok digunakan sebagai detektor radiasi lapangan kecil karena memiliki ketergantungan energi dan ketergantungan arah berkas yang rendah.
Pengaruh ketebalan MLC (Multileaf Collimator) terhadap distribusi dosis target dan OAR (Organ at risk) dengan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) pada kasus nasofaring Cecilia Nova Wijaya; Darmawati Darmawati; Anung Muharini
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan MLC (Multileaf Collimator) yang digunakan pada LINAC memiliki pengaruh terhadap akurasi pada saat segmentasi dan besar paparan dosis yang diterima target dan OAR. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta terhadap 10 data pasien kanker nasopharynx dengan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy). Variabel bebas penelitian ini adalah ketebalan MLC yang digunakan, yaitu 5 mm dan 10 mm, serta variabel terikatnya adalah konformitas dan heterogenitas dosis pada target dan distribusi dosis pada organ. Hasil dari penelitian ini adalah MLC dengan ketebalan 5 mm mampu memberikan penambahan pada nilai CI (Conformity Index) dibandingkan dengan ketebalan 10 mm, yaitu 6,38% tanpa optimasi dan 1,44% dengan optimasi, serta pengurangan pada nilai HI (Heterogeneity Index), yaitu 1,62% tanpa optimasi dan 1,44% dengan optimasi. MLC dengan ketebalan 5 mm mampu memberikan pengurangan pada rata-rata nilai dosis minimum dibandingkan dengan ketebalan 10 mm, yaitu 3,82% tanpa optimasi dan 4,74% dengan optimasi, tetapi dengan penambahan rata-rata dosis maksimum dan dosis rata-rata, yaitu 2,55% dan 1,36% tanpa optimasi, serta 1,38% dan 0,24% dengan optimasi. Ketebalan MLC yang semakin tipis membuat keakuratan dalam membuat lapangan penyinaran menjadi semakin tinggi, sehingga distribusi dosis pada target menjadi lebih baik. Lokasi target dan OAR bisa memberikan dampak pada dosis yang diterima.
Kualitas citra bone scanning dengan pemberian dosis radiofarmaka 99mTc-MDP berdasarkan berat badan di Instalasi Kedokteran Nuklir RS dr. Hasan Sadikin Bandung Rini Shintawati; Achmad Hussein S Kartamihardja
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada pemeriksaan Bone Scan menggunakan radiofarmaka 99mTc-MDP (methylenediphosphonate), pemberian dosis rata-rata yang disarankan adalah sebesar 500 MBq menurut petunjuk dari Europe Association Nuclear Medicine dan 600 MBq di pedoman pada lampiran Peraturan Kepala Bapeten No 17 tahun 2012. Justifikasi pemberian dosis ini akan berpengaruh terhadap penerimaan dosis paparan pasien. Pemberian dosis yang minimal terkadang menimbulkan masalah hasil akhir ataupun kualitas citra yang tidak baik. Pemenuhan kualitas citra dapat dilihat atau dihitung dengan menggunakan hasil penilaian target background to ratio (TBR) dengan membandingkan region of interest (ROI) pada bagian tulang lumbal dibagi ROI pada bagian bukan tulang (daerah perut) yang dianggap sebagai background. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas citra yang dihasilkan jika pemberian dosis disesuaikan dengan berat badan (BB) pasien dan lebih kecil dari range dosis yang disarankan. Studi dilakukan terhadap 51 pasien dengan memberikan dosis pemeriksaan Bone Scan berdasarkan berat badan pasien sebesar 10 MBq/kg berat badan. Pemeriksaan pasien menggunakan kamera gamma GE Infinia dan Siemens Symbia dilakukan 3 jam setelah radiofarmaka diinjeksikan ke pasien. Setelah itu dilakukan perhitungan TBR pada hasil citra di daerah lumbal 1-5 menggunakan aplikasi yang ada di kamera gamma. Dari data 48 pasien (38 wanita dan 10 pria, 3 orang dikeluarkan dari studi), didapatkan hasil penilaian rasio >5 (terpenuhinya kriteria kualitas citra) pada 33 pasien dan <5 (belum memenuhi) pada 15 pasien. Pada studi ini didapatkan rasio nilai >5 sebesar 69% dan hasil rasio <5 sebesar 31%, mengindikasikan pasien menerima dosis radiasi yang diperlukan dan tidak mendapatkan dosis radiasi yang berlebih.