cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
KAJIAN PERTUMBUHAN DAN HASIL CENDAWAN TIRAM PUTIH Pleurotus Ostreatus PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIUM TANAM (STUDY OF GROWTH ANDYIELD OF OYSTER MUSHROOM Pleurotus Ostreatus AT VARIOUS GROWTH MEDIUM COMPOSITIONS) , Hartati; Tini, Etik Wukir; Ayu WPD, Ajeng Rezka
Pembangunan Pedesaan Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to assess the growth and yield of white oyster mushroom on different planting medium composition and the composition of the planting medium that could generate the highest white oyster mushroom. The experiment was conducted at the home of fungi (kumbung) located in Agro Baturaden, District Baturaden, Banyumas, with altitude of approximately 325 m above sea level for 4 months (December 2009 - March 2010). The experimental design was Completely Randomized Design (CRD) with 9 treatments: 75% sawdust + 25% compost weeds; 50% sawdust + 50% compost weeds; 25% sawdust + 75% compost weeds; 75% sawdust + 25% compost dry banana leaf banana , 50% sawdust + 50% compost dry banana leaf banana, 25% sawdust + 75% compost dry banana leaf banana, 100% sawdust, 100% compost weeds and 100% compost banana dried banana leaves. Each treatment consisted of 7 baglog and took 3 baglog as samples per treatment. The variables measured were initial mycelium growth, early fruiting bodies grow, the number of fruiting bodies, clumps of fruiting bodies, the volume of fruit body, the weight of fresh mushroom, mushroom dry weight, and Biological Efficiency Ratio (BER). Based on F test and Duncan test at 5% level of error, it was found that the treatment composition 100% sawdust and dried banana leaf banana mycelium showed initial growth between 20.7 up to 26. days after inoculation or 3 days sooner. The composition of the planting medium that could produce the highest white oyster mushroom was 75% sawdust + 25% compost weeds with 171.153 g fresh weight; dry weight of 15.380 g and BER (Biological Efficiency Ratio) 24.453% and 50% sawdust + 50 % compost dry banana leaf banana with 187.230 g fresh weight, dry weight of 13.007 g and 26.747% BER.
DAMPAK FASILITAS PENUNJANG USAHATANI TERHADAP MOTIVASI PETERNAK PLASMA AYAM BURAS DI KABUPATEN BANTUL IMPACT OF SUPPORTING FACILITY ON MOTIVATION OF PLASMA NATIVE CHICKEN FARMERS AT BANTUL REGENCY Setiana, Lucie
Pembangunan Pedesaan Vol 5, No 3 (2005)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aims of this research were to know: 1) impact of supporting facility on motivation of plasma native chicken farmers and 2) correlation between motivation of the farmers and their facility, expectancy, and objectives. To determine the motivation rate before and after receiving facility, ujit motivation index was used including responsibilities, activities, creativity and group cooperation factors, and then continued with sign ujit. Correlation coefficient kisaran Spearman’s analysis was used to know correlation between inter-variables and motivation. Result of the research showed that there was significant (p
KONFLIK ANTARDESA Sebuah Kajian Sosisologis tentang Kekerasan Kolektif di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas) INTER-VILLAGE CONFLICT (Sociological Analysis on Collective Violence in Kedungbanteng District, Banyumas Regency) Wuryaningsih, Tri; Suyanto, Edy; W., Tri Rini; W., Tyas Retno
Pembangunan Pedesaan Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan ingin mengetahui kondisi yang mendukung munculnya konflik antardesa di wilayah tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik analisis model interaktif. Informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui indepth interview, focused group discussion, serta observasi dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pendukung munculnya konflik antardesa di Kecamatan Kedungbanteng sangat terkait dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah tersebut, yang ditandai dengan rendahnya tingkat pendidikan penduduk dan banyaknya penduduk usia produktif yang menganggur, terutama di Kelurahan Beji. Penelitian ini juga mengungkap bahwa di antara kedua desa memiliki pandangan negatif terhadap pihak lain. Masyarakat Kelurahan Beji melihat bahwa orang Karangnangka memiliki karakter sok priyayi, sombong, individualistis, dan suka memanfaatkan kedekatan mereka dengan orangorang yang memiliki kekuasaan. Walaupun jumlah penduduk yang menjadi pegawai jumlahnya tidak jauh berbeda dibanding Desa Beji, namun mereka itu kebanyakan keturunan orang-orang yang memiliki “pengaruh” di desa tersebut. Sebaliknya, masyarakat Karangnangka melihat orang-orang Beji sebagai orang yang kasar, reseh, sekarepe dhewek. Menurut “sejarah,” dahulu di Beji ada sebuah Perguruan Silat “Asma,” sehingga di masa lalu orang-orang Beji sangat ditakuti oleh masyarakat Kedungbanteng dan sekitarnya. Meski masa itu telah lama berlalu, namun tampaknya sisa-sisa “kejawaraan” mereka masih ada. Di antara berbagai faktor pendukung tersebut, tampaknya perebutan sumber air merupakan faktor yang utama. Masyarakat Beji yang banyak memiliki kolam ikan sebagai sumber hidup mereka, sering berebut air - terutama pada musim kemarau dengan masyarakat Karangnangka, yang kebetulan letaknya di atas.
DEMOKRATISASI DI PEDESAAN(Kajian tentang Peran dan Fungsi Badan Perwakilan Desa dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Kabupaten Banyumas)DEMOCRATIZATION IN RURAL AREAS (A Study of The Role and Function of Representative Board at Villages to Create Civil Society in Banyumas Regency) Setyoko, Paulus Israwan
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah adalah adanya desentralisasi kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada kabupaten/kota. Salah satu bentuk desentralisasi ini adalah d bentuknya lembaga baru yang disebut Badan Perwakilan Desa (BPD). Lembaga ini merupakan wahana bagi masyarakat desa untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingannya serta sebagai wahana belajar berdemokrasi guna mewujudkan masyarakat madani yang demokratis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas BPD dalam menjalankan wewenang, tugas dan fungsinya serta kinerja BPD dalam mewujudkan masyarakat madani di tingkat akar rumput (grass-root) di pedesaan. Melalui pendekatan policy implemcntation, penelitian ini menemukan bahwa lembaga BPD belum mampu menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya sesuai dengan tujuan UU Nomor 22 Tahun 1999, sehingga upaya mewujudkanm asyarakat madani dan demokrasi ditingkat pedesaan belum tercapai. Dalam ahivitasnya, lembaga BPD cenderung mewakili kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu guna "melawan" pemerintah desa, dibanding sebagai wakil masyarakat dalam meningkatkan bargaining posision" dengan pemerintah desa.
Daya Hasil dan Kualitas Benih Enam Kultivar Tomat Wiguna, Gungun; Sumpena, Uun
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi daya hasil dan kualitas benih suatu kultivar sangat diperlukan pada saat kultivar tersebut akan dilepas sebagai varietas baru. Penelitian daya hasil dan kualitas benih beberapa kultivar tomat yang akan dilepas sebagai varietas baru dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung, Jawa Barat (± 1.250 m dpl) dari bulan April sampai dengan Agustus 2011. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil dan kualitas benih dari 6 kultivar tomat yang terdiri dari 3 calon varietas dan 3 varietas komersial sebagai pembanding. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CLN 2001 memiliki daya hasil benih tinggi sebagaimana Mutiara dan Kaliurang. Berdasarkan kualitas benih, semua kultivar calon varietas memiliki kualitas benih yang baik. Bobot 1000 butir benih tinggi dihasilkan oleh CLN 6046, CLN 2001 dan LV 2862, tidak berbeda nyata dengan Kaliurang. Kultivar dengan daya berkecambah tinggi dihasilkan oleh CLN 6046. Kultivar dengan kecepatan berkecambah yang tinggi dihasilkan oleh CLN 6046 dan CLN 2001. Vigor benih semua kultivar sebanding dengan varietas pembanding.
MAKNA SIMBOLIS PANTANGAN PADA WANITA HAMIL DI PEDESAAN BANYUMAS SYMBOLIC MEANING OF TABOOS ON PREGNANT IN THE VILLAGES OF BANYUMAS Priyadi, Sugeng
Pembangunan Pedesaan Vol 6, No 3 (2006)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyumas people have many taboos whether on elite people or in the villagers such as taboo on the pregnant. The taboos were categorized into taboo on food and taboo on behavior. The main objective of the pregnant in Banyumas was the safety of their baby and herself until the baby was born. The meaning of taboo basically was the control toward negative behavior, ethic deviation, and respect on the totemism symbol.
PERKEMBANGAN KINERJA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR DI KABUPATEN BANYUMAS(Studi Kasus Daerah Irigasi Andongbang, Banjaran, dan Tajum)DEVELOPMENT OF PERFORMANCE OF WATER USER FARMERS ORGANIZATION IN BANYUMAS REGENCY(Case Study of Irrigated Areas of Andongbang, Banjaran, and Tajum) M., Hidayat; , Suroso
Pembangunan Pedesaan Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Government has given the real role to farmers, in Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) organization, to manage irrigation systems agree with the existing rules. To know P3A’s development achievement in Banyumas region, it was evaluated the achievement of three P3A, i.e : D.I Andongbang, D.I Banjaran, and D.I Tajum. The method of evaluation used was survey by using P3A’s evaluation form with six (6) aspects, i.e: organization, water use, maintenance, financial, physical condition, and guideline. The result showed that the grade of P3A achievement of D.I Andongbang, D.I Banjaran, and D.I Tajum are 10,96 (54,8%), 10,77 (53,85%), and 15,83 (79,15%) with criteria poor, poor, and good respectively. And the level of their development P3A are developing, developing and developed respectively.
DAUR ULANG TINJA SAPI MENJADI PUPUK KANDANG RECYCLE OF COW FAECES INTO MANURE , Suwarso
Pembangunan Pedesaan Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tinja sapi merupakan salah satu limbah ternak yang dapat didaur ulang menjadi pupuk kandang. Pembuatan pupuk kandang matang dapat dilakukan dengan cara dekomposisi anaerob dan aerob dari tinja sapi. Kedua proses tersebut dapat menghasilkan pupuk yang berbeda kualitasnya. Penelitian dengan menggunakan metode eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium), rasio C/N, dan pH tinja sapi yang terdekomposisi secara aerob dan anaerob. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah terdekomposisi anaerob selama 10 minggu, pupuk kandang mempunyai N, P, K lebih tinggi dibanding pupuk kandang hasil dekomposisi aerob. Kandungan hara pupuk kandang hasil dekomposisi aerob mengandung N (1,1%), P (0,57%), K (0,67%), rasio C/N = 25,79, dan pH = 7-8.
PENINGKATAN PRODUKSI SUSU MELALUI INDUKSI HORMON OKSITOSIN PADA SAPI PERAH DI TINGKAT PETERNAKAN RAKYAT THE INCREASE OF MILK YIELD THROUGH INDUCTION OF OXYTOCIN HORMONE IN DAIRY CATTLE AT SMALLHOLDER Sumaryadi, Mas Yedi; Utami, Sri; Hartoyo, Bambang
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 2 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap kegiatan penyuluhan pada tingkat masyarakat telah dilakukan dikelompok peternak sapi perah “Lestari” desa tumiyang, pakucen, banyumas yang bertujuan untuk meningkatkan produksi susu melalui induksi hormone oksitosin. Metode pendekatan yang digunakan dirancang menjadi dua tahap. Pada tahap pertama digunaka metode instruksional dan dialog melalui kegiatan program penyuluhan . pada tahap kedua digunakan metode aplikasi pencotohan. Hasil yang telah dicapai, pada tahap pertama, para pertenak telah mengetahui peranan oksitosin terhadap pengeluaran (milk let down) iar susu dan aspek nutrisi kaitanya denga produksi susu. Selanjutnya disimpulkan bahwa dengan induksi hormone oksitosin mampu meningkatkan produksi susu pada sapi perah sebesar 18,64 persen, dengan tidak menurunkna kualitas fisik maupun biologis air susu tercermin dari berat jenis dan uji reduktasi masing masing adalah 1,022 dan 5,3 jam. Namun masih perlu dikaji lebih lanjut aspek ekonomis maupun teknis pelaksanaaya, mengingat pemberian hormone ini perlu penyuntikan yang berulang pada setiap pemerahan.
USAHATANI KENTANG DENGAN TEKNIK KONSERVASI TERAS BANGKU DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH ( POTATO FARMING USING BENCH TERRACE TECHNIQUE AT DIENG HIGHLAND WONOSOBO REGENCY CENTRAL JAVA) S., Kusmantoro Edy
Pembangunan Pedesaan Vol 10, No 2 (2010)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research were to 1) compare the potato farming productivity applying bench terrace technique of both A and B types, 2) know the effect of factors influencing the productivity and efficiency of the technique, and 3) analyze financially farmer cost and benefit of the farming. The research was conducted in Dieng Highland, Wonosobo Regrency. The primary data were taken from potato farmer in Kejajar Sub district, Wonosobo Regency, by Proportionate Stratified Random Sampling consisted of three village samples and 203 respondents. The secondary data (supporting data) were taken from related institution. Result of the research showed that the use of seeds, labors, chemical and organic fertilizers, and pesticide in the farming applying the technique of A type was higher than B type. The highest potato production was yielded in the technique of A type at three planting seasons. The factors influencing the productivity were land area, seeds, labors, chemical and organic fertilizers, pesticide cost, farmers’ age, the farming duration, the house hold members, and farmer’s education. The farming using the technique strengthened by stones was more effisience than the technique without stones. The highest benefit of the farming was found in the wet season at the land using conservation technique of A type terrace. The highest cost production was found in the wet season at the land using conservation technique of A type terrace. The potato farming in Dieng Highland was financially profitable.

Page 2 of 20 | Total Record : 199