cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Indonesian Journal of Geospatial
ISSN : 20895054     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 130 Documents
PENENTUAN SIGINIFIKANSI GARIS PANTAI LOWEST ASTRONOMICAL TIDE PADA PETA DASAR KELAUTAN BERDASARKAN VARIASI PANJANG PERIODE PENGAMATAN Abdallah, Najib Mahfuzh; Djunarsjah, Eka; Wisayantono, Dwi
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial pasal 13 ayat 2 menyatakan bahwa setiap garis pantai yang terdapat pada peta dasar kelautan Indonesia harus mengacu pada muka air surut terendah. Undang-undang tersebut juga menjelaskan bahwa surut terendah yang dimaksud mengacu pada ketentuan International Hydrographic Organization (IHO). Surut terendah yang ditentukan IHO adalah Lowest Astronomical Tide (LAT). Menurut IHO, LAT didapat dari prediksi pasut selama 18,6 tahun berdasarkan data pengamatan 12 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan signifikansi antara nilai LAT pendekatan dari pengamatan 3, 6, dan 9 bulan terhadap nilai LAT dari pengamatan 12 bulan berdasarkan kartografi. Data pasut yang digunakan berasal dari stasiun pasut Dumai, Kotabaru, dan Sorong selama 12 bulan pada tahun 2014. Peta dasar kelautan yang digunakan adalah Lingkungan Laut Nasional (LLN) 06, 20, dan 35 dengan skala 1:500.000, Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) 0818, 1812, dan 2815 dengan skala 1:250.000, dan LPI 0818-06, 1812-01, dan 2815-09 dengan skala 1:50.000. Metode analisis harmonik yang digunakan untuk mendapatkan komponen pasut adalah metode kuadrat terkecil. Hasil dari pengolahan data adalah signifikansi aspek kartografi terendah diperoleh dari LAT pendekatan 9 bulan di setiap stasiun pasut. Pada stasiun pasut Sorong, skala peta yang memberikan nilai signifikansi paling rendah adalah skala 1:250.000. Sedangkan pada stasiun pasut Dumai dan Kotabaru, nilai signifikansi paling rendah diberikan oleh peta dengan skala 1:500.000.
MODEL PETA INTEGRASI UNTUK KEPERLUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DAN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL (RZWP3K) Rhosidi, Ikhwan Aly; Djunarsjah, Eka
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar  di dunia, Indonesia dikenal pula sebagai negara maritim.  Kondisi ini merupakan anugerah yang besar bagi Indonesia dimana wilayah darat dan laut tersimpan kekayaan alam yang sangat melimpah sehingga perlu suatu upaya untuk mengelola hal tersebut. Tugas Akhir ini ditujukan untuk membuat model peta yang terintegrasi untuk keperluan pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil (RZWP3K) dengan menggunakan data yang beda datum verikalnya yaitu Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan Peta Laut Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) dan Lingkungan Laut Nasional (LLN). Metode yang digunakan meliputi analisis harmonik pasut menggunakan aplikasi T_Tide dengan data pasut hasil inventarisasi stasiun pasut BIG di Cilacap, penentuan HAT dan LAT,  serta penentuan pergeseran garis pangkal yang dihasilkan menggunakan Peta LPI dan LLN di wilayah tersebut. LAT memiliki kedudukan nilai -1,241 sedangkan HAT memiliki kedudukan 1,200 terhadap MSL. Wilayah pantai di Cilacap memiliki kemiringan rata-rata sebesar 0,882° sehingga pergeseran garis pantai untuk penyatuan datum vertikal peta ke HAT adalah 77,9473 m.
PEMODELAN 3D “GEDUNG MERDEKA” MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TERRESTRIAL LASER SCANNING Noviansyah, Rezky Hartawan; Gumilar, Irwan; Abidin, Hasanuddin Zainal
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Gedung Merdeka merupakan salah satu bangunan bersejarah di pusat Kota Bandung yang memiliki nilai historis tinggi dan telah berdiri sejak tahun 1895. Bangunan peninggalan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pergelaran konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal bakal lahirnya gerakan non-blok di dunia. Jika dilihat dari penampakannya, bangunan ini bernuansa art deco dan dilengkapi dengan lantai marmer italia beserta kayu cikenhout. Oleh karena itu, untuk mempertahankan semua keunikan yang berada pada gedung tersebut perlu dilakukan sebuah upaya untuk melestarikan keberadaannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemodelan tiga dimensi (3D). Pada kasus ini cara yang digunakan adalah dengan menggunakan teknologi Terrestrial Laser Scanning (TLS) dengan teknik pemodelan terbalik (reverse modelling). Model tiga dimensi yang akan terbentuk dari proses tersebut merupakan solusi konkret dari upaya pengarsipan, pendokumentasian, dan pemasaran Gedung Merdeka. Metodologi Penelitian ini diawali dengan studi literatur lalu dilanjutkan dengan akuisisi data, dan diakhiri dengan pengolahan data yang menghasilkan model tiga dimensi. Pada saat akuisisi data, metode yang digunakan adalah pemindaian obyek menggunakan TLS yang memanfaatkan prinsip pengukuran berbasis pulsa. Dalam melakukan pengolahan data, metode yang digunakan adalah registrasi, filtering, unify dan pembuatan model tiga dimensi. Pada proses registrasi didapatkan total point cloud sebanyak 257.126.364 titik dengan nilai rata-rata galat hasil registrasi sebesar sebesar 2 mm. Data point cloud yang telah diolah lalu dibentuk menjadi sebuah model 3D melalui serangkaian proses dengan menggunakan beberapa perangkat lunak. Pada model 3D yang dihasilkan juga didapat volume bagian main hall sebesar 10098.8 m3. Proses validasi model 3D dilakukan dengan membandingkan antara model tiga dimensi yang dihasilkan dengan hasil ukuran distometer, yaitu antara 2 mm ? 9 mm dengan  perbedaan jarak rata-rata sebesar 4 mm.
ANALISIS PERUBAHAN TOPOGRAFI GUNUNG SINABUNG DAN GUNUNG SIBAYAK MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ALOS PALSAR Trianaputri, Mila Olivia; Saepuloh, Asep; Wikantika, Ketut
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Ring of fire merupakan julukan yang diberikan kepada Indonesia, atas keberadaan deretan gunung api  diwilayahnya. Posisi tersebut membuat Indonesia wajib memiliki informasi dan pengetahuan yang luas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gunung api, termasuk mengenai kebencanaan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kondisi wilayah tersebut. Gunung api Sinabung yang terdapat di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, merupakan salah satu contoh gunung api di Indonesia yang terus mengalami peningkatan aktivitas vulkanik semenjak tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan grafik perubahan topografi yang terjadi di puncak Gunung Sinabung dan Sibayak, serta mengetahui waktu mulai terjadinya perubahan topografi yang akan mengindikasikan adanya precursor behavior sebelum letusan terjadi. Teknologi penginderaan jauh membuat keseluruhan proses pengamatan topografi tersebut menjadi lebih cepat dan dapat menghemat biaya survei geologi. Metode yang dilakukan adalah dengan mengekstraksi nilai intensitas hamburan balik yang direkam dalam setiap piksel citra SAR Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak, kemudian menghitung nilai normalised radar cross section dari hasil ekstraksi tersebut. Selanjutnya untuk validasi data, dibuat citra rasio yang merupakan perbandingan antara citra sebelum terjadinya letusan dan citra sesudah terjadinya letusan untuk identifikasi arah penyebaran volcanic product Gunung Sinabung. Dengan metode tersebut maka akan dihasilkan informasi mengenai perubahan topografi dan precursor behavior yang ditunjukkan oleh Gunung Sinabung.
BASIS DATA DAN WEBGIS EMISI UDARA DENGAN SUMBER EMISI UDARA DARI SEKTOR DOMESTIK (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG) Lionar, Aulia L.; Riqqi, Akhmad; Driejana, R.
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi tingkat polusi emisi udara dapat dilakukan menggunakan inventori emisi. Emisi udara dari sektor domestik dapat dilihat distribusinya secara spasial dengan menggunakan penggabungan antara inventori emisi dengan sistem informasi geografis (GIS). Hasil inventori emisi udara disajikan menggunakan GIS dalam format sistem grid ukuran 30? x 30? dengan produk akhir peta emisi udara. Namun dalam  penyajian informasi emisi udara membutuhkan pengetahuan mengenai geospasial. Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan aplikasi pengelolaan data emisi udara sektor domestik dengan web GIS sebagai bagian dalam sistem inventori emisi udara. Inventori emisi udara sektor domestik yang dilakukan disimpan pada sistem grid skala ragam untuk standardisasi data. Inventori emisi yang digunakan berasal dari sumber area dengan sumber emisi berasal dari perumahan. Metode penelitian ini dilakukan dengan membuat basis data sebagai penyimpanan dan pengolahan data emisi udara sektor domestik ke dalam sistem grid serta web GIS untuk visualisasi data. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi basis data dan web GIS yang memiliki kemampuan untuk penyajian database berupa query dan penyajian informasi emisi udara dalam sistem grid dengan ukuran 30?x30?.
Ketelitian Posisi Pengamatan GNSS Metode Precise Point Positioning dan Metode Penentuan Posisi Relatif Rasyad Al Azis; H. F. Suhandri; Dudy Darmawan Wijaya
Indonesian Journal of Geospatial Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Precise Point Positioning (PPP) adalah metode penentuan posisimenggunakan GNSS yang merupakan pengembangan dari metode penentuanposisi absolut. Penentuan posisi menggunakan GNSS yang sering digunakanuntuk memperoleh posisi teliti adalah metode penentuan posisi relatif. Metoderelatif sangat bergantung pada titik referensi. Hal tersebut menyebabkan metodePPP dapat menjadi alternatif karena hanya membutuhkan satu receiver tanpa adaketerkaitan dengan titik referensi. Maka dari itu, studi ini dimaksudkan untukmengetahui seberapa jauh ketelitian metode PPP terhadap metode relatif yangdianggap teliti. Pengamatan dilakukan pada dua buah titik dengan jarak kira-kira8.5 km. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, PPP dapat mendekati ketelitianmetode relatif dengan pengamatan minimal selama 6 jam dan menggunakan dataorbit teliti IGS Final.
Identifikasi Mekanisme Sesar di Bagian Timur Pulau Jawa dengan Menggunakan Data GNSS Kontinyu 2010-2016 Henri Kuncoro; Monica Maharani
Indonesian Journal of Geospatial Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Jawa terletak tepat di utara zona subduksi jawa yang merupakanzona pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Sunda. BeberapaSesar terbentuk di Pulau Jawa mengakomodasi stress yang dihasilkan olehsubduksi jawa yang berada di selatan Pulau Jawa. Studi deformasi denganmenggunakan data GNSS telah dilakukan untuk mengestimasi laju geser darisesar-sesar utama di Pulau Jawa. Koulali dkk (2016) mengestimasi laju geseruntuk Sesar Baribis dan Sesar Kendeng sebesar 2.3 "“ 5.6 mm/tahun dandinyatakan sebagai sesar-sesar aktif. Pada studi ini, 15 data GNSS kontinyu daritahun 2010 hingga 2016 di bagian timur Pulau Jawa digunakan untukmengidentifikasi mekanisme sesar yang berada di wilayah ini meliputi SesarKendeng dan ekstensinya. Data fase GPS dari setiap stasiun GNSS diolahdengan menggunakan GAMIT/GLOBK 10.6 untuk mendapatkan koordinat didalam sistem koordinat kartesian 3D di dalam kerangka referensi InternationalTerrestrial Reference Frame 2008 (ITRF2008). Sebanyak 15 vektor kecepatanGNSS digunakan untuk menghitung strain rate dan laju geser untuk setiapsegmen sesar yang dilalui oleh 3 profil. Ketiga profil tersebut menunjukkanadanya kompresi sebagai akomodasi stress dari subduksi Jawa dan laju geseruntuk segmen barat Sesar Kendeng, segmen timur Sesar Kendeng, danekstensinya sebesar 1.93 mm/tahun, 0.90 mm/tahun, dan 0.60 mm/tahun secaraberurutan dengan mekanisme sesar mengiri. Mekanisme yang sama yang terjadipada ekstensi Sesar Kendeng menunjukkan adanya potensi sumber gempa yangbaru di sekitar Selat Madura. Hal ini merupakan informasi penting untukmengidentifikasi potensi sumber gempa dari Sesar Kendeng dan ekstensinyamengingat zona dari sesar aktif ini merupakan zona yang berpenduduk cukuppadat.
Kajian Standar Penilaian Kelayakan Pelabuhan Makassar Dalam Mendukung Konsep Tol Laut Eka Djunarsjah; Dwi Wisayantono; Andi Putra Parlindungan
Indonesian Journal of Geospatial Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep Tol Laut merupakan langkah awal Pemerintah Indonesia saat inidalam upaya menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. Salah satu yang menjadi bagian penting dalam terlaksananya Konsep Tol Laut ini adalah kelayakan pelabuhan dalam menunjang Konsep ini. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kesiapan atau kelayakan pelabuhan dalam mendukung Konsep Tol Laut tersebut, dengan studi kasus Pelabuhan Makassar. Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literatur untuk menentukan parameter kelayakan, pengumpulan data yang dibutuhkan berupa : data induk pelabuhan, peta laut, data fisik kapal, dan Daftar Suar Indonesia (DSI), serta analisis kondisi pelabuhan menggunakan metode komparasi. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah lokasi pelabuhan, alur pelayaran, dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP). Kondisi ideal untuk setiap parameter akan ditentukan untuk mendukung konsep Tol Laut, yang kemudian akan dibandingkan dengan kondisi Pelabuhan Makassar saat ini. Hasil yang diperoleh dari studi ini menyimpulkan bahwa Pelabuhan Makassar layak berdasarkan parameter lokasi dan SNBP, namun berdasarkan parameter alur pelayaran dinilai belum layak karena kondisi kedalaman yang masih belum memenuhi persyaratan.
Penyediaan Peta Daerah Konflik untuk Manajemen Konflik Pertanahan dengan UAV Alfita Puspa Handayani; Asep Yusup Saptari; Rizqi Abdulharis; S. Hendriatiningsih; Andri Hernandi1
Indonesian Journal of Geospatial Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat penyelesaian kasus sengketa konflik masalah pertanahan diIndonesia masih kurang dari 50%. Kendala terbesar adalah gesekan denganmasyarakat yang menguasai tanah yang menjadi objek sengketa dan konflik.Dengan perkembangan teknologi pemetaan yang ada, pemetaan daerah konflikdapat dilakukan tanpa secara langsung datang ke lokasi dan tanpa secaralangsung berhadapan dengan masyarakat. Salah satu teknologi pemetaan yangmampu memiliki akses untuk dapat memetakan daerah konflik tanpa secaralangsung datang ke lokasi dan tanpa secara langsung berhadapan denganmasyarakat adalah Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dengan metodefotogrametri berbiaya rendah/low cost photogrammetry dan menggunakanwahana pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Kelebihanmetode UAV ini, dapat digunakan pada topografi dengan resiko tinggi danaksessibilitas yang sulit, sehingga merupakan suatu solusi pemetaan di daerahkonflik. Untuk manajemen konflik pertanahan, tidak hanya peralatan saja yangakan digunakan, akan tetapi perlu diperhatikan pula mengenai metode dan teknikpemetaan serta pendekatan karakter sosial budaya masyarakat untukmenyelesaikan konflik, bukan sebagai pemicu tumbuhnya masalah lain.
Pemanfaatan Citra Landsat 8 OLI untuk Identifikasi Lahan Pertanian Tercemar Limah B3 dengan Metode Analisis Spektral Campuran Ganny Indrajid; Dewi Kania Sari
Indonesian Journal of Geospatial Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karawang merupakan kota dengan lahan pertanian mencapai 94.311Ha. Daerah pertanian pada kawasan Karawang ini terletak di sekitar wilayahindustri. Sehingga lahan pertanian di Karawang memiliki potensi untuk tercemarlimbah B3. Maka dari itu, perlu adanya penelitian tentang identifikasi lahanpertanian tercemar limbah B3 agar dapat dilakukan pencegahan lebih lanjut.Pada penelitian ini, diperlukan metode yang cepat dan efisien dalam identifikasilahan pertanian yang luas. Metode pengindraan jauh memiliki kemampuan untukmengidentifikasi lahan pertanian tercemar limbah B3 dengan cepat dan arealyang luas. Pada penelitian ini digunakan citra Landsat 8 OLI, serta datapengamatan lapangan dengan alat spektrometer. Teknologi pengindraan jauhyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Spektral Campuran(ASC). ASC adalah suatu metode analisis yang menggunakan kombinasialgoritma tertentu dengan menggunakan nilai dari endmember pada spectrallibrary. Hal tersebut dilakukan untuk mengindentifikasi suatu objek yangdiidikasikan memiliki piksel campuran. Daerah studi pada penelitian ini adalahlahan pertanian pada Kecamatan Telukjambe Kabupaten Karawang, Jawa Barat.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 7.,4 ha atau 0.,44% lahanpertanian di Kecamatan Telukjambe tercemar limbah.

Page 7 of 13 | Total Record : 130