cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Psiko-Edukasi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN MOTIF BERPRESTASI DENGAN DAYA JUANG PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIKA ATMA JAYA ANGKATAN 2017/2018 Natalia Desca Ayu Oktavia
Psiko-Edukasi Vol 16, No 2 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daya juang adalah kemampuan individu bertahan dalam situasi yang sulit yang meliputi beberapa dimensi daya juang yaitu kendali, asal-usul dan pengakuan, jangkauan, dan daya tahan. Efikasi diri adalah keyakinan bahwa individu mampu menghadapi situasi yang sulit. Tiga dimensi yang dapat menentukan tingkat efikasi diri individu yaitu taraf, keluasan, dan kekuatan. Motif berprestasi adalah daya penggerak dalam diri individu untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin. Motif berprestasi individu dapat diukur berdasarkan karateristik mengerjakan tugas yang memiliki taraf kesulitan sedang/ menengah, suka menerima umpan balik, tekun dalam mengerjakan tugas, berorientasi kedepan, berusaha serius dan tuntas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan motif berprestasi dengan daya juang pada mahasiswa prodi BK Unika Atma Jaya. Subjek penelitian sebanyak 93 mahasiswa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel adalah skala penilaian. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan pada hubungan efikasi diri dan motif berprestasi dengan daya juang. Efikasi diri dan motif berprestasi memberikan sumbangan sebesar 67% terhadap daya juang. Hal tersebut berarti semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi daya juang, semakin tinggi motif berprestasi maka semakin tinggi daya juang, demikian pula sebaliknya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN STUDI DUA MAHASISWA DITINJAU DARI TEORI ATRIBUSI Isabella Tandya
Psiko-Edukasi Vol 17, No 1 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori Atribusi berfokus pada faktor penyebab kesuksesan dan kegagalan. Tiga dimensi atribusi meliputi dimensi lokus, stabilitas, dan kemampuan kontrol. Lokus berfokus pada penyebab yang dipersepsikan sebagai internal atau eksternal bagi individu. Stabilitas berfokus pada penyebab yang sifatnya stabil atau tidak stabil dari waktu ke waktu. Kemampuan kontrol berfokus pada seberapa banyak kontrol yang dimiliki oleh individu atas suatu penyebab. Ketiga dimensi tersebut menghasilkan delapan faktor penyebab. Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian studi ditinjau dari teori atribusi pada dua mahasiswa yang berinisial AA dan BB. Penelitian ini dilakukan di Prodi BK Unika Atma Jaya dari bulan September 2018 hingga bulan Januari 2019. Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor penyebab keterlambatan studi. Triangulasi data menggunakan empat informan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek AA dan BB memiliki empat persamaan faktor dalam mengatribusikan penyebab keterlambatan penyelesaian studinya, yaitu pada faktor usaha jangka panjang, usaha situasional, suasana hati, dan tuntutan mata kuliah. Perbedaan faktor penyebab keterlambatan terletak pada AA yang mengatribusikan faktor peluang.
KONDISI DAN FAKTOR PENYEBAB STRES KERJA PADA KARYAWAN WANITA PT ‘SGS’ Lina Herlina
Psiko-Edukasi Vol 17, No 2 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stres kerja adalah suatu kondisi yang dialami oleh karyawan dalam lingkungan kerja yang memerlukan proses penyesuaian diri. Kondisi tersebut nampak pada ciri-ciri gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku. Tiga faktor besar yang menjadi sumber penyebab stres kerja, yaitu faktor lingkungan, organisasi, dan pribadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan faktor penyebab stres kerja pada karyawan wanita di PT ‘SGS’. Subjek penelitian sebanyak 53 karyawan wanita. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen skala penilaian untuk variabel kondisi stres kerja, dengan reliabilitas sebesar 0,98, dan kuesioner untuk variabel faktor penyebab stres kerja. Hasil penelitian pada kondisi stres kerja menunjukkan bahwa sebagian besar (76%) karyawan wanita tidak mengalami stres kerja dan hanya sebagian kecil (6%) mengalami stres kerja. Hasil penelitian pada variabel faktor penyebab stres kerja menunjukkan bahwa sebagian besar (81%) karyawan wanita tidak mengalami penyebab stres kerja, dan hanya sebagian kecil (19%) karyawan wanita mengalami penyebab stres kerja. Saran kepada pihak manajemen agar melakukan program layanan konseling kelompok dan konseling individual agar karyawan lebih memiliki kemampuan menghadapi stres dengan cara yang positif dan konstruktif. 
ASPEK-ASPEK KETIDAKMAMPUAN MENGELOLA WAKTU EMPAT SISWA KELAS VII A SMP BUNDA HATI KUDUS GROGOL Emilianus R. Dedyson
Psiko-Edukasi Vol 16, No 1 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan mengelola waktu diwujudkan dalam kegiatan  rutinitas sehari-hari yang sangat tersusun dan merupakan sikap dan komitmen pribadi. Beberapa kasus terjadi di sekolah, menunjukkan fakta yang berbeda, bahwa siswa tidak memiliki kemampuan mengelola waktunya dengan baik. Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang mengindikasikan adanya perilaku ketidakmampuan mengelola waktu yang dialami oleh siswa di SMP Bunda Hati Kudus Grogol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek ketidakmampuan mengelola waktu dan memberikan pemahaman kepada siswa melalui konseling kelompok. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah empat orang siswa SMP Bunda hati Kudus Grogol Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan DCM (daftar cek masalah), wawancara, observasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa perubahan dalam diri empat siswa SMP Bunda Hati Kudus Grogol untuk mengelola waktu. Berdasarkan hasil observasi selama konseling, disimpulkan bahwa konseling kelompok mampu memberi masukan positif terutama kesadaran dan pola pikir empat siswa SMP Bunda hati Kudus Grogol pada aspek-aspek ketidakamampuan mengelola waktu.  
HUBUNGAN ANTARA MOTIF BERPRESTASI DAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA DON BOSCO II PULOMAS JAKARTA TIMUR Bernadeta Amanda Tyas Pramuadi
Psiko-Edukasi Vol 16, No 2 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Regulasi diri adalah usaha yang dilakukan individu untuk mengatur pikiran, perasaan, dan perilakunya sehingga terarah sesuai dengan keinginan, harapan dan tujuan yang hendak dicapai. Motif berprestasi merupakan kecenderungan individu untuk mampu mencapai sukses atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motif berprestasi dan regulasi diri dalam belajar pada siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI SMA Don Bosco II Pulomas Jakarta Timur tahun ajaran 2017/2018 berjumlah 151 siswa terdiri dari enam kelas. Subjek penelitian sebanyak 94 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan skala penilaian yang digunakan untuk mengukur variabel motif berprestasi dan variabel regulasi diri dalam belajar. Hasil penelitian menemukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motif berprestasi dan regulasi diri dalam belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa sumbangan motif berprestasi terhadap regulasi diri dalam belajar sebesar 74% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
HUBUNGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DAN FAKTOR PENYEBAB KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN PT. DISDUS INDONESIA (FAVE INDONESIA) Silvana Hermawan
Psiko-Edukasi Vol 16, No 2 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan psikologis dan faktor penyebab komitmen organisasi 55 karyawan PT Disdus Indonesia (Fave Indonesia). Penelitian korelasional ini menggunakan skala penilaian untuk mengukur kesejahteraan psikologis dan faktor penyebab komitmen organisasi sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil analisis korelasi antara kedua variabel tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kesejahteraan psikologis, maka semakin tinggi pula faktor penyebab komitmen afektif. Berdasarkan penelitian ini diketahui pula bahwa tidak terdapat hubungan antara kesejahteraan psikologis dan faktor penyebab komitmen berkelanjutan dan antara kesejahteraan psikologis dan faktor penyebab komitmen normatif. Pimpinan personalia PT Disdus Indonesia (Fave Indonesia) diharapkan dapat mempertahankan tingkat kesejahteraan psikologis karyawan dan bahkan meningkatkannya agar komitmen karyawan PT Disdus Indonesia (Fave Indonesia) dapat semakin meningkat.
PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN REALITA STRATEGI WDEP PADA KASUS DISIPLIN DIRI RENDAH EMPAT SISWA KELAS VIII DI SMP ‘X’ Odiliya Emiliana
Psiko-Edukasi Vol 17, No 1 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelanggaran disiplin dalam lingkungan sekolah diartikan sebagai perilaku melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Tujuan PTBK ini untuk mengetahui pelaksanaan konseling kelompok pendekatan realita strategi WDEP pada kasus disiplin diri rendah. Subjek penelitian sebanyak empat siswa kelas VIII di SMP ‘X’ yaitu IC, RP, MI, dan FJ. Setelah mendapatkan layanan konseling kelompok, para subjek mengalami perubahan perilaku berupa penurunan jumlah pelanggaran yang dilakukan mereka.  Layanan konseling kelompok pendekatan realitas dengan teknik WDEP telah menumbuhkan tanggung jawab mereka dan dapat bertindak sesuai norma atau aturan yang berlaku di sekolah. Saran kepada guru Bimbingan dan Konseling agar melakukan lebih banyak layanan konseling kelompok, khususnya strategi WDEP, dan melakukan PTBK untuk menangani kasus-kasus yang serupa.
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EMOSIONAL DAN KOMITMEN KERJA BIDANG PASTORAL IMAM ‘KAE’ Marianus Patrisius Due
Psiko-Edukasi Vol 17, No 2 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan emosional adalah kapasitas untuk mengenali dan mengelola perasaan diri dan membina relasi emosi dengan individu lain dalam hubungan kerjasama. Komitmen kerja adalah keterikatan individu terhadap pekerjaannya sehingga dapat merefleksikan identitas, keterlibatan, dan ketersediaannya untuk bertahan pada pekerjaan atau tugasnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kemampuan emosional dan komitmen kerja bidang pastoral para imam. Jenis penelitian adalah penelitian korelasional. Subjek penelitian sebanyak 30 imam. Instrumen penelitian menggunakan skala penilaian. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan emosional dan komitmen kerja bidang pastoral. Kemampuan emosional memberikan sumbangan 20% terhadap komitmen kerja bidang pastoral. Saran kepada Pimpinan ‘KAE’ agar menata kembali program pembinaan calon imam pada aspek kemampuan emosional, kunjungan terencana dan berkala, membangun hubungan kerja yang baik dan melakukan dialog pribadi dengan para imam. Untuk meningkatkan kemampuan emosional perlu diberikan layanan konseling kelompok dan konseling individual tentang cara mengelola dan mengungkapkan emosi dengan tepat.
DAMPAK PSIKOLOGIS KASUS KEKERASAN PADA TIGA SISWA SMP “X” Fidelis Octovia Mahaputri Lalopua
Psiko-Edukasi Vol 16, No 1 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak psikologis pada kasus kekerasan adalah akibat psikologis bagi siswa yang mengalami kekerasan dari keluarga. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini adalah tiga siswa berinisial X, Y, dan Z, yang duduk di kelas VIII di SMP X. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara yang dilakukan kepada siswa, wali kelas, guru BK, dan guru piket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek penelitian mengalami hambatan dalam bergaul, kurang percaya diri, pemurung, dan kecenderungan kurang disiplin. Dampak psikologis yang dialami Y, yang tidak dialami kedua subjek lainnya adalah rasa ingin memberontak, menentang peraturan, bersikap liar, dan menentang guru. Dampak psikologis kekerasan yang dialami Z adalah perasaan tidak mampu berontak dan melawan kekerasan yang dilakukan oleh pihak otoritas (orangtua angkat) membuatnya melampiaskan kemarahannya ke dalam diri sendiri dengan melakukan percobaan bunuh diri. Pendampingan yang diberikan dapat berupa melibatkan siswa ke dalam berbagai aktivitas ekstra-kulikuler untuk mengembangkan potensi diri dan memberikan subjek tanggungjawab atau penugasan untuk meningkatkan harga dirinya.
HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DAN STRATEGI REGULASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA YANG BERORGANISASI ANGKATAN 2016 DI FAKULTAS PENDIDIKAN DAN BAHASA ATMA JAYA Margaretha Yobella Gadis Sartika
Psiko-Edukasi Vol 16, No 2 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prokrastinasi akademik adalah penundaan tugas atau tanggung jawab akademik yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas-tugas penting. Daya juang adalah kemampuan seseorang dalam upaya menghadapi segala hambatan dan kesulitan selama proses mencapai suatu tujuan tertentu secara optimal dan maksimal. Regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol perilakunya sendiri dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara daya juang dan strategi regulasi diri dengan prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Pendidikan dan Bahasa Unika Atma Jaya Jakarta angkatan 2016 yang berorganisasi. Jenis penelitian adalah penelitian korelasional. Instrumen penelitian menggunakan skala penilaian. Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya hubungan yang signifikan antara daya juang dan strategi regulasi diri dengan prokrastinasi akademik.  Daya juang dan strategi regulasi diri memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap prokrastinasi akademik. 

Page 9 of 13 | Total Record : 129