cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Psiko-Edukasi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
HUBUNGAN ANTARA DETERMINASI DIRI DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP ’SK’ JAKARTA BARAT TAHUN AJARAN 2018/2019 Agatha Lusiana
Psiko-Edukasi Vol 17, No 1 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyesuaian diri adalah kemampuan individu mempertahankan diri dalam lingkungan sehingga dapat mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi yang dialaminya. Determinasi diri adalah kemampuan individu memimpin diri sendiri untuk mencapai tujuan hidup pribadi yang bernilai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara determinasi diri dan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP ’SK’ di Jakarta Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data adalah instrumen skala penilaian. Instrumen determinasi diri terdiri dari 62 pernyataan valid dengan reliabilitas instrumen sebesar 0,93. Pada variabel penyesuaian diri terdiri dari 66 pernyataan valid dengan reliabilitas 0,94. Berdasarkan analisis korelatif antara variabel determinasi diri dan penyesuaian diri menghasilkan hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi determinasi diri siswa maka semakin tinggi penyesuaian diri siswa. Sebaliknya, semakin rendah determinasi diri siswa maka semakin rendah pula penyesuaian diri siswa. Saran kepada Guru BK SMP ’SK’ agar memperbanyak program bimbingan klasikal atau konseling kelompok yang melibatkan seluruh siswa sehingga dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang dialami.
PELAKSANAAN KONSELING LOGOTERAPI DALAM MENANGANI KASUS KETIDAKMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA DUA SISWA YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANG TUA DI SMK ‘SMJ’ Rafaela Paskalia Lelyemin
Psiko-Edukasi Vol 17, No 1 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa fenomena menunjukkan remaja mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan fisik, emosi, dan peran sosial. Remaja membutuhkan dukungan dari keluarga agar tidak mengalami hambatan dalam pengembangan identitas dirinya. Subjek penelitian ini adalah dua remaja yang mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri. Latar belakang subjek berasal dari keluarga yang mengalami perceraian. Metode penelitian ini merupakan studi kasus. Proses konseling individual yang dilakukan berlandaskan pendekatan logoterapi. Tujuan konseling pendekatan logoterapi untuk membantu subjek menemukan tujuan dan makna hidupnya. Dalam proses konseling, dua remaja tersebut dibantu untuk menyadari potensi-potensi yang dimiliki agar dapat digunakan untuk menghadapi kesulitan yang dialaminya. Hasil yang diperoleh menunjukkan kedua subjek menyadari konsekuensi dari ketidakmampuan penyesuaian diri selama ini. Tindak lanjutnya adalah memperkuat niat baru untuk berperilaku yang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan remaja. Saran untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan pendekatan logoterapi, sebaiknya lebih menekankan pada kegiatan refleksi dalam setiap sesi konseling dan memberikan waktu konseling yang cukup.
MOTIF KERJA KARYAWAN PERKUMPULAN HUMA DITINJAU DARI LAMA KERJA Samuel Marlulu
Psiko-Edukasi Vol 17, No 2 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi motif kerja karyawan dan perbedaan motif kerja berdasarkan lama kerja karyawan Perkumpulan HuMa. Subjek penelitian sebanyak 30 karyawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah instrumen skala penilaian. Hasil ujicoba instrumen motif kerja menghasilkan 52 pernyataan yang valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,96. Hasil analisis komparatif pada motif kerja ditinjau dari lama kerja di bawah tiga tahun dan lama kerja di atas tiga tahun di Perkumpulan Huma menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut, sekalipun mereka mempunyai lama kerja yang berbeda-beda. Hasil analisis deskriptif menunjukkan komponen ‘bekerja sesuai standar’ merupakan komponen yang tertinggi dan ‘merasa berharga’ merupakan komponen yang terendah. Saran kepada pimpinan HRD Perkumpulan HuMa agar lebih meningkatkan motif kerja karyawan yang dapat dilakukan oleh unit pembinaan karyawan, khususnya dalam pembinaan karakter karyawan secara terprogram dan kontinu. Kegiatan pembinaan meliputi layanan dalam bimbingan atau konseling karir. 
PELAKSANAAN PROSES KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN REALITAS UNTUK MENANGANI KASUS KEPERCAYAAN DIRI YANG RENDAH EMPAT SISWA DI YAYASAN KOMUNITAS SAHABAT ANAK Prasilva Andro Sunarko
Psiko-Edukasi Vol 16, No 1 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepercayaan diri siswa yang rendah nampak pada karakteristik perilaku siswa yang membutuhkan dukungan dari orang lain, pesimis, cemas, dan kurang berani menampilkan diri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling. Tindakan yang diimplementasikan adalah konseling kelompok pendekatan realita melalui teknik WDEP pada empat siswa di Yayasan Komunitas Sahabat Anak. Pengumpulan data dilakukan dengan kegiatan observasi, skala penilaian, dan wawancara. Hasil penelitian pada indikator partisipasi siswa sebelum dan sesudah konseling kelompok menunjukkan dua siswa mengalami perubahan pada keberanian berbicara dan berani menatap saat berbicara. Dua siswa lainnya belum menunjukkan keterbukaan dan kurang tertarik mengikuti konseling kelompok. Hasil penelitian pada indikator perubahan perilaku menunjukkan tiga siswa sudah mencoba presentasi di depan kelas walaupun masih gugup, mulai mencoba membaca di depan kelas, dan sudah mulai mengurangi kebiasaan menyontek saat mengerjakan tugas. Saran kepada Koordinator pendidikan Sahabat Anak agar merancang program kegiatan, antara lain kegiatan dinamika kelompok, bermain peran, bimbingan klasikal, konseling kelompok, dan lain-lain. Saran kepada Pembimbing Yayasan Komunitas Sahabat Anak agar melaksanakan kegiatan konseling kelompok pada siswa secara rutin.
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EMOSIONAL DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMK STRADA I Maria Anggia Pramesti
Psiko-Edukasi Vol 16, No 2 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyesuaian diri adalah usaha individu untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dalam berbagai bentuk penyesuaian. Kemampuan emosional adalah kemampuan individu dalam aspek intrapribadi dan interpribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penyesuaian diri, kemampuan emosional, dan hubungan antara kemampuan emosional dan penyesuaian diri siswa SMK Strada I. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak 80 siswa SMK Strada I. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur penyesuaian diri dan kemampuan emosional adalah skala penilaian. Instrumen penyesuaian diri sebanyak 78 pernyataan valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,968. Instrumen kemampuan emosional sebanyak 51 pernyataan yang valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,980. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan. Guru Bimbingan dan Konseling SMK Strada I diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk merencanakan program bimbingan kelompok tentang penyesuaian diri remaja dan merancang seminar atau lolakarya yang mendukung proses penyesuaian diri.
MUSIC THERAPY UNTUK MENGATASI ACADEMIC ANXIETY GENERASI MILLENNIALS PENULIS SKRIPSI Dominikus David Biondi Situmorang
Psiko-Edukasi Vol 17, No 1 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skripsi merupakan tugas akhir yang cukup mencemaskan sebagian besar mahasiswa di Indonesia. Dalam proses penyusunan Skripsi, mahasiswa generasi millennials seringkali melakukan hal-hal yang non-produktif, seperti prokrastinasi dan menghindari dosen pembimbing. Beberapa kasus menunjukkan fenomena kecemasan akademik yang berlebihan terhadap skripsi sehingga mengakibatkan mahasiswa generasi millennials melakukan hal di luar akal sehat, yaitu bunuh diri. Musik sebagai salah satu kebutuhan penting bagi generasi millennials dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sarana penyembuhan yang terapeutik. Strategi intervensi konseling konvensional yang selama ini diberikan menunjukkan hasil yang kurang efektif.  Pendekatan modern yang dirasa perlu untuk mereduksi academic anxiety mahasiswa generasi millennials, yaitu integrative approach melalui intervensi music therapy. Saran kepada psikolog atau konselor pendidikan diharapkan mampu memberikan intervensi, khususnya terapi musik, untuk menangani kecemasan mahasiswa generasi millennials yang melakukan prokrastinasi dalam penulisan skripsi. 
KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT ‘KAS’ DAN RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING Alexander Steven
Psiko-Edukasi Vol 17, No 2 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepuasan kerja adalah perasaan suka dan menyenangkan terhadap pekerjaan yang dialami oleh individu yang bekerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja meliputi dua ciri-ciri yaitu mempunyai motif yang tinggi untuk bekerja dan merasa senang melakukan tugas dalam pekerjaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi kepuasan kerja karyawan PT ‘KAS’. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah karyawan garmen PT ‘KAS’. Instrumen pengumpulan data adalah skala penilaian yang terdiri dari 59 pernyataan valid dan reliabilitas instrumen sebesar 0,968. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar (78%) karyawan garmen PT ‘KAS’ memiliki kepuasan kerja pada tingkat tinggi, sedangkan sebagian kecil (22%) karyawan garmen PT ‘KAS’ memiliki kepuasan kerja pada tingkat sedang. Hasil komponen merasa senang melakukan tugas dalam pekerjaan dengan pencapaian (81%) berada pada urutan pertama, dan komponen mempunyai motif yang tinggi untuk bekerja dengan pencapaian (80%) berada pada urutan kedua.  Tindak lanjut untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan disusun Rencana Pelaksanaan Konseling kelompok yang meliputi tujuh sesi dengan topik-topik tertentu.
HUBUNGAN MOTIF BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII DAN VIII SMP ‘MJ’ TAHUN AJARAN 2018 / 2019 Veronika Yuliani
Psiko-Edukasi Vol 17, No 2 (2019): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemandirian belajar merupakan usaha inidividu mengandalkan kemampuan atau kekuatan dalam diri untuk menyelesaikan proses belajar dengan baik yang bercirikan memiliki rasa ingin tahu, memiliki motif diri untuk menetapkan tujuan internal. Motif belajar yang tinggi bercirikan indikator bertanggung jawab di setiap masalah yang dihadapi, menyenangi umpan balik yang diterima, menyenangi tugas dengan tingkat kesulitan sedang, tekun dan ulet dalam bekerja, melakukan tugas dengan penuh pertimbangan, dan mengutamakan keberhasilan tugas. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motif belajar dengan kemandirian belajar. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan pada motif belajar dengan kemandirian belajar siswa kelas VII dan VIII SMP ‘MJ’ tahun ajaran 2018/2019. Hasil ini berarti semakin tinggi motif belajar siswa, semakin tinggi pula kemandirian belajar. Variabel motif belajar memberikan sumbangan sebesar 72% terhadap variabel kemandirian belajar. Saran kepada guru BK SMP ‘MJ’ untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa adalah dengan memberikan layanan konseling individual. Cara preventif yang dapat dilakukan guru BK adalah memberikan bimbingan klasikal untuk meningkatkan keinginan untuk belajar atas dorongan secara internal.
PELAKSANAAN PROSES KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK MENANGANI KASUS KEPERCAYAAN DIRI YANG RENDAH EMPAT SISWA DI YAYASAN KOMUNITAS SAHABAT ANAK Robert Valentino
Psiko-Edukasi Vol 16, No 1 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepercayaan diri siswa yang rendah merupakan penilaian diri yang kurang terhadap diri sendiri sehingga menimbulkan rasa takut terhadap sesuatu hal dan menganggap pribadi lebih rendah dari pada individu lain. Subjek penelitian sebanyak empat siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka adalah anak-anak yang diasuh pada Yayasan Komunitas Sahabat Anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dalam bimbingan konseling Kasus ini ditangani dengan konseling kelompok berdasarkan pendekatan humanistik. Hasil penelitian menunjukkan tiga siswa memiliki skor kepercayaan diri pada kategori yang rendah, baik sebelum maupun sesudah dilakukan konseling kelompok. Satu siswa yang mengalami perningkatan skor penyesuaian diri dari kategori rendah menjadi kategori sedang dan menunjukkan perubahan perilaku pada saat tampil di depan kelas. Saran kepada Koordinator Pendidikan Sahabat Anak agar dapat merancang program yang terencana berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling kelompok, bimbingan kakak asuh, bermain peran, kunjungan wisata, dan lainnya untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dan kemampuan dalam berelasi sosial.
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL GURU SD 2 KRISTEN PENABUR Maria Maylani
Psiko-Edukasi Vol 16, No 2 (2018): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepuasan  kerja  merupakan tanggapan emosional individu terhadap situasi atau kondisi kerja, berupa perasaan  puas (positif) atau tidak puas (negatif) terhadap apa yang diharapkan dengan kenyataan yang diperolehnya. Kesejahteraan spiritual adalah keadaan yang mendasari kepuasan dalam hidup dan kemampuan individu mengekspresikan hubungan dirinya dengan pencipta. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah skala sikap untuk mengukur variabel kepuasan kerja dan kesejahteraan spiritual. Instrumen kepuasan kerja memiliki reliabilitas sebesar 0,911 dan Instrumen kesejahteraan spiritual memiliki reliabilitas sebesar 0,984. Hasil analisis korelatif menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan kesejahteraan spiritual dengan taraf signifikan 0,01 dan koefisien determinasi sebesar 46%. Kepala SD 2 Kristen Penabur diharapkan berusaha memperbaiki dan memperhatikan penghargaan yang termasuk dalam dimensi kepuasan kerja para guru.

Page 10 of 13 | Total Record : 129