cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Dinamika Penelitian Industri
ISSN : 20888996     EISSN : 24774456     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Menyajikan karya tulis ilmiah yang berkualitas yang telah terseleksi dan direview untuk penelitian dan perekayasaan bidang teknologi industri karet, tekstil, pangan, lingkungan dan kimia lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 387 Documents
Karakterisasi dan uji efektivitas arang bambu sebagai filter asap rokok Lukman Junaidi, Hendra Wijaya
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3003.409 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v24i2.526

Abstract

The objective of this research was to investigate the bamboo charcoal characteristics and its effectiveness as a cigarette smoke filter. The research stages consist of pyrolisis, characterization and effectiveness test of bamboo charcoal as cigarette smoke filter. The treatments were type of bamboo charcoal namely Andong and Betung and particle size (40, 60 and 80 mesh). Characterization was based on benzene, chloroform and iodium adsorption, while effectiveness as cigarette smoke filter was based on tar and nicotine adsorption. The results showed bamboo charcoal Andong gave a higher iodium and nicotine adsorption compare to bamboo charcoal Betung. Iodium adsorption of bamboo charcoal Andong and Betung which 60 mesh size were 18.72% and 12.57% respectively. While cigarette filter added with bamboo charcoal Andong and Betung could increase nicotine adsorption up to 45% and 19% respectively. Particle size of Bamboo charcoal Andong and Betung had the similar effect on the tar and nicotine adsorption. The lower the particle size the higher the effectiveness.Keywords: bamboo charcoal, iodium adsorption, nicotine adsorption, tar adsorption. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meneliti karakteristik arang bambu dan efektivitasnya sebagai penyaring asap rokok. Tahap penelitian meliputi pirolisis, karakterisasi dan pengujian efektivitas arang bambu sebagai filter asap rokok. Perlakuan yang diterapkan adalah jenis arang bambu Andong dan Betung serta ukuran partikel arang bambu 40, 60, dan 80 mesh. Karakterisasi arang bambu didasarkan pada uji daya serap benzene, khloroform dan yodium, sedangkan kemampuan penyerapan asap rokok didasarkan pada uji penyerapan tar dan nikotin. Hasil penelitian menunjukkan arang bambu Andong memiliki daya serap yodium dan nikotin yang lebih baik dibanding arang bambu Betung. Arang bambu Andong dan betung 60 mesh memiliki daya serap yodium masing-masing sebesar18,72% dan 12,57%. Sementara filter rokok yang ditambah arang bambu Andong dan Betung dapat meningkatkan penyerapan nikotin masing-masing sebesar 45% dan 19%. Sedangkan untuk penyerapan benzene, khloroform, dan tar jenis arang bambu Andong dan Betung tidak memberikan pengaruh yang berbeda. Ukuran partikel arang bambu Andong dan Betung memberikan pengaruh yang sama terhadap daya serap tar dan nikotin. Semakin kecil ukuran partikel semakin efektif penyerapan tar dan nikotin.Kata kunci: arang bambu, daya serap benzene, daya serap yodium, nikotin,tar
EVALUASI REAKTOR HIDROLISIS-ACIDOGENESIS SEBAGAI BIOREAKTOR INTERMEDIATE PROSES PADA PRA PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PKS PADA SKALA PILOT PLANT Siti Masriani Rambe
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.606 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v27i2.1355

Abstract

Penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi kinerja reaktor hidrolisis asidogenesis sebagai tangki penyimpan sekaligus proses intermediate sebelum menjadi biogas dari limbah PKS dengan skala pilot plant. Kinerja reaktor dipengaruhi oleh waktu tinggal (HRT)  dan pengenceran limbah  yang mengakibatkan penurunan partikel solid dari limbah tersebut. Limbah yang diolah diambila dari limbah PKS dari PT. Adolina Perbaungan  Sumatera Utara. Pembuatan reaktor yang dilakukan mirip dengan reaktor baffle dan dikombinasikan dengan reaktor pengaduk (CSTR). Pengaruh waktu tinggal dan pengenceran dapat di lihat dengan perubahan partikel organik sebagai hasil proses intermediate (komponen monomer) sebelum menjadi biogas. Uji coba pada reaktor dilakukan mulai dengan proses aklimatisasi, start up hingga  variasi HRT. Variasi waktu tinggal dilakukan pada 30, 36 dan 42 hari dan pengenceran limbah yaitu satu kali dan dua kali pengenceran. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimal untuk skala pilot plant adalah pada 36 hari dengan dua kali pengenceran. Hal ini diharapkan perubahan nilai volatil solid (VS) yang lebih rendah adalah 20,21 gr/L  selama terjadi proses intermediate sebelum pembentukan biogas. Reaktor dapat dijadikan sebagai penyimpan limbah karena penurunan VS sangat rendah.
Pemanfaatan tepung dari kulit secang, kunyit dan kulit manggis untuk kompon karet Rahmaniar .; Amin Rejo; Gatot Priyanto; Basuni Hamzah
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.055 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v25i1.680

Abstract

This research aims to obtain the optimal concentration in the variations of natural dyes and examines the characteristics of the resulting rubber compound. Research and laboratory testing conducted at Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang and PT. Kobe Internasional Mandiri Bandung. This study used dye concentration in 5 phr and 4 (four) color variation that were Formula A: Flour mangosteen peel, Formula B: Meal turmeric, Formula C: Flour wooden cup and Formula D: Synthetic dyes as the control. Parameters observed were Hardness, Shore A (ASTM D 2240-1997), tensile strength, kg / cm 2 (ISO 37, 1994), elongation at break (%), 50 PPHM ozone resistance, 20%, 24 h, 40 ° C and total color difference. The results showed that the best treatments was formula C: Flour wooden cup with Hardness test results of 44 shore A, the voltage dropped by 129 kg / cm 2, Elongation at break of 845%, the ozone resistance of rubber compounds showed no cracks and the total color difference was 26,74.Key word : rubber compound, dyes, wooden cup, turmeric, mangosteen rind.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi optimal variasi bahan pewarna alami dan mengkaji karakteristik kompon karet yang dihasilkan. Penelitian dan pengujian laboratorium dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang dan PT. Kobe Internasional Mandiri Bandung. Penelitian ini menggunakan konsentrasi pewarna 5 phr dan 4 (empat) variasi pewarna yaitu Formula A : Tepung kulit manggis, Formula B : Tepung kunyit, Formula C : Tepung kayu secang dan Formula D : Pewarna sintetis sebagai kontrol. Parameter yang diamati Kekerasan, Shore A (ASTM D. 2240-1997), tegangan putus, kg/cm2 (ISO 37, 1994), Perpanjangan Putus (%), ketahanan ozon 50 pphm, 20%, 24 jam, 40°C dan total perbedaan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan yang baik adalah formula C : Tepung kayu secang dengan hasil uji Kekerasan sebesar 44 shore A, Tegangan putus sebesar 129 kg/cm2, Perpanjangan putus sebesar 845 %, ketahanan ozon menunjukkan kompon karet tidak retak dan total perbedaan warna yaitu 26,74.Kata kunci : kompon karet, pewarna, kayu secang, kunyit, kulit manggis.
PENGARUH WAKTU DEKOMPOSISI LUMPUR AKTIF BASAH DARI UNIT PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK CRUMB RUBBER PADA PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK Chasri Nurhayati; Nesi Susilawati
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.744 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v29i1.3085

Abstract

Actived sludge from waste water treatment  of crumb rubber industry of PT Hoktong Plaju in Palembang  still contains nutrients and other useful elements for living plants. Actived sludge containts the composition of 70%-90% of organic compound and 10 % of inorganic. The purpose of this research in to find out the composition of nutrients from various time composting organic fertilizer made from wet active mud of rubber crumb factory waste. The design for this experiment was Complete Randomized Design with 3 different time variables for composting. Variable 1 (7 days of composting time), Variable 2 (9 days of composting time) and Variable 3 (15 days of composting time) all of the treatments were repeated three times. Organic fertilizer that have been composted are then subjected to quality testing in accordance with SNI (Indonesian National Standard) for organic fertilizer from domestic waste for organic C parameters, C / N, Ikutan, Nitrogen, P2O5, K2O, Metals and Micro nutrients. From this research is concluded that wet active mud from crumb rubber factory waste processing unit can be used as raw material of compost fertilizer because it contains organic C, C / N, Ikutan, Nitrogen, P2O5, K2O, Metals and Micro nutrients according to SNI organic fertilizer from domestic waste and the Ministry of Agriculture Regulation number 79/SR/140/10/2011 about Minimum Technical Requirements of Organic Fertilizer from Industrial Wastewater Treatment Plant. From the treatment performed, Variable 3 with the composting time of 15 days is the best treatment to raise the level of nutrients in wet mud. In the case where the nutrients levels are not fulfilled, the addition of organic ingredients that contains Kalium elements can be done in the composting process.
Delignifikasi tandan kosong kelapa sawit dilanjutkan dengan hidrolisis bertahap untuk menghasilkan glukosa Nasruddin .
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3720.798 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v23i1.550

Abstract

This reseach aims to stady the process of delignification lignin from oil palm empty fruit bunches for each treatment with 500 g weight with a solution of NaOH at concentration 2%, 4%, 6%, and 8%. Delignification process takes place at temperatures of steam sterilization bay autoclve for 50 minutes, 75 minutes, 100 minutes, and 125 minutes. Delignification results of oil palm empty fruit bunches are washed with water pH 6 t0 6.5. After being washed drained on gauze for 60 minutes. The performed the first stage fermentation with Trichoderma viride fungus 20% w/w of oil palm empty fruit bunches witha time of 2 days, 4 days, 6 days and 8 days. The second stage fermentation with Aspergillus niger 20% w/w with a time of 2 days, 4 days, 6 days and 8 days. The resulting glucose was tested based on SNI 01-2892-1992. The test results indicate delignification of palm empity fruit bunches with 8% NaOH solution in conjunction with the sterilization process for 100 minutes to reduce levels of lignin from 22.158% to 2,361%. Gradual hydrolysis of cellulose from oil palm empty bunches fruit bunches with Trichoderma viride fermentation time of 2 days during the first stage followed by a second phase hydrolysys with Aspergillus niger for 6 days to produce glucose 1.251 mg/L.Keywords : Oil palm empty fruit bunches, delignification, Trichoderma viride, Aspergillus niger, glucose. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses delignifikasi lignin dari tandan kosong kelapa sawit untuk masing-masing perlakuan dengan berat 500 g dengan larutan NaOH pada konsentrasi 2%; 4%; 6%; dan 8%. Proses delignifikasi berlangsung pada temperatur uap panas dari proses sterilisasi dengan autoclave selama 50 menit; 75 menit; 100 menit; dan 125 menit. Hasil delignifikasi tandan kosong kelapa sawit dicuci dengan air pH 6 – 6,5. Setelah dicuci ditiriskan di atas kawat kasa selama 60 menit. Selanjutnya dilakukan fermentasi tahap pertama dengan kapang Trichoderma viride 20% w/w pada tandan kosong kelapa sawit dengan waktu 2 hari; 4 hari; 6 hari dan 8 hari. Fermentasi tahap kedua dengan kapang Aspergillus niger 20% w/w dengan waktu 2 hari; 4 hari; 6 hari dan 8 hari. Glukosa yang dihasilkan diuji berdasarkan SNI 01-2892-1992. Hasil uji menunjukkan delignifikasi tandan kosong kelapa sawit dengan larutan NaOH 8% bersamaan dengan proses sterilisasi selama 100 menit dapat menurunkan kadar lignin dari 22,158% menjadi 2,361%. Hidrolisis bertahap terhadap selulosa dari tandan kosongkelapa sawit dengan Trichoderma viride selama waktu fermentasi 2 hari tahap pertama, dilanjutkan dengan hidrolisis tahap kedua dengan Aspergillus niger selama 6 hari dapat menghasilkan glukosa 1,251 mg/L.Kata Kunci : Tandan kosong kelapa sawit, delignifikasi, Trichoderma viride,Aspergillus niger, glukosa
PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT TERHADAP DERAJAT PUTIH TAPIOKA Husniati Husniati
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6587.808 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v21i1.3158

Abstract

This research aims to study effect of adding sodium metabisulfite ( natrium metabisulfit ) in improving whiteness degree of tapoca as required by SNI 01-3452-1993. Tapioca starch in this research is produced without treatment (treatment ) and some additional treatment of deifferent concentrations of natrium metabisulfit.result show s whiteness degree determination obtained without the addition of natrium metabisulfit was 90,30% whereas with natrium metabislulfit  0,1%;0,2%;0,5%; and 1,0% respectively are 91,8%;94,9%;95,7%; and 96,2%. Form perception of amylograph indicate that additional 0,2% natrium metabisulfit didn’t significantly influence to the funsional properties compared to treathment sample without treatment. Physicochemical proretis obtained of addition of 0,2% natrium metabisulfit can deciline stratch content 2 until 4%. It conclouded that 0,2% netrium metabisulfit are inhibitor to prevent brownig reaction on tapioca.the adding of natrium metabisulfit until 0,2% didn’t give effect for functional properties as native starch.
Pengaruh lama pengukusan terhadap kualitas sensoris kue delapan jam Sri Agustini, Gatot Priyanto, Basuni Hamzah, Budi Santoso, Rindit Pambayun
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.825 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v25i2.513

Abstract

This research intended to reveal the role of steaming time in developping the sensories attribute of kue delapan jam and to unravel the reason underlying the local wisdom  in cooking traditional cakes. The treatment was steaming time consist of  2 , 4, 6, and 8 hours. Sensory evaluation assessed by 30 panelist. Laboratory test for browning index also conducted to represent the stages of Maillard reaction. Sensory evaluation showed that the steaming time influenced the moistness, solidity, texture, color, appearance, taste, aroma, flavor and over all acceptance of the cake significantly. Panelist gave the highest  sensories quality  for 8 hours steaming. The 8 hour steaming showed that brown colored pigment formed adequate enough to colour the cake perfectly, and the volatile compound have been able to give distinctive flavor and aroma completely. The sensories quality of KDJ which was steamed fro 8 hours did not significantly differ with that steamed for 6 hours Keywords : kue delapan jam,  steaming time, sensory evaluation. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran waktu pengukusan dalam pembentukan sifat sensoris kue delapan jam serta untuk mengungkap alasan yang mendasari kearifan lokal dalam mengukus kue ini. Perlakuan dalam penelitian ini adalah lamanya waktu pengukusan yang terdiri dari 2 , 4, 6, dan 8 jam. Evaluasi terhadap sifat sensoris kue delapan jam dilakukan oleh 30 panelis terlatih. Untuk mengetahui tahapan reaksi Maillard selama pengukusan dilakukan pengukuran indeks pencoklatan. Uji sensoris menunjukkan bahwa lamanya waktu pengukusan berpengaruh nyata terhadap sifat sensoris seperti moistness, kepadatan, tekstur, warna, kenampakan, rasa, aroma, flavor dan penerimaan secara keseluruhan. Panelis memberikan nilai tertinggi untuk kualitas sensoris kue yang dikukus selama 8 jam. Pengukusan selama 8 jam menunjukkan bahwa pigmen pencoklatan yang terbentuk sudah cukup memedai untuk memberikan warna coklat pada kue dan senyawa volatil yang terbentuk telah mampu memberikan flavor dan aroma kue yang khas. Mutu sensoris KDJ yang dikukus selama 8 jam berbeda tidak nyata dengan KDJ yang dikukus selama 6 jam  Kata kunci: kue delapan jam,  waktu pengukusan, evaluasi sensoris
PENGARUH ARANG SEKAM PADI DAN PASIR KUARSA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP KUALITAS KARET BANTALAN DERMAGA Tri Susanto; Rahmaniar Rahmaniar
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 30, No 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.926 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v30i1.5143

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan formulasi kompon karet bantalan dermaga yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan menggunakan variasi bahan pengisi dan konsentarsi bahan pengisi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan. Faktor pertama variasi bahan pengisi arang sekam padi  (A) : A1 = 40 phr, A2 = 50 phr dan  A3 =  60 phr. Faktor kedua yaitu bahan pengisi pasir kuarsa (B) : B1 = 40 phr, B2 = 50 phr  dan B3 = 60 phr. Pengujian mutu karakteristik kompon karet yaitu uji  kekerasan, tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai karakteristik fisik kompon dengan hasil perlakuan terbaik  terdapat pada formula B1. Variasi konsentrasi pasir kuarsa 40 phr dengan nilai hasil uji yaitu kekerasan 54 shore A, tegangan putus 16,67 N/mm2, perpanjangan putus 620 % dan ketahanan sobek 2,06 N/mm2. Memenuhi syarat karet kompon bantalan dermaga  SNI 06-3568-2006 kecuali parameter ketahanan sobek. 
PERBANDINGAN SIFAT MEKANIK FISIK VULKANISAT SBR DAN SBR/NR MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI PATI TERMODIFIKASI RESORCINOL FORMALDEHYDE Tri Susanto
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.491 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v27i1.1262

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan karakteristik vulkanisat komposit Styrene Butadiene Rubber (SBR) dan campuran Styrene Butadiene Rubber dan Natural Rubber (SBR/NR) yang keduanya menggunakan bahan pengisi starch (pati) termodifikasi Resorcinol Formaldehyde (SRF) sebagai bahan substituen Carbon Black (CB). Rasio CB/SRF untuk tiap vulkanisat yang digunakan berturut-turut 60/0; 55/5; 50/10; 45/15; 40/20 phr. Pengamatan dilakukan dengan menguji sifat physco-mechanic vulkanisat meliputi Kekerasan, Kuat Tarik, modulus 300%, Perpanjangan Putus, dan Ketahanan Sobek, sedangkan karakteristik vulkanisasi dipelajari berdasarkan cure rate index (CRI) menggunakan rheometer. Berdasarkan hasil uji sifat vulkanisat SBR dan SBR/NR, dapat diindikasikan bahwa modifikasi SRF dengan Latex Compounding Method pada pembuatan vulkanisat SBR dan SBR/NR dapat menggantikan CB secara parsial. Penggantian CB oleh SRF dengan jumlah phr yang sama pada vulkanisat SBR mempunyai nilai kekerasan yang lebih tinggi daripada SBR/NR, tetapi berlaku sebaliknya untuk CRI, modulus 300% dan Ketahanan Sobek. Sedangkan, Nilai Kuat Tarik dan Perpanjangan Putus bergantung pada jumlah SRF yang ditambahkan dalam vulkanisat. Secara umum, dapat dikatakan bahwa penambahan SRF menggantikan CB menyebabkan penurunan sifat mekanik fisik vulkanisat SBR maupun SBR/NR, terkecuali untuk parameter Perpanjangan Putus.
Pemanfaatan asap cair serbuk kayu sebagai koagulan bokar Eli Yulita, Basuni Hamzah, Agus Wijaya
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1522.461 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v22i1.540

Abstract

Industrial wastes of rubber wood and gelam wood processing have not been maximally utilized and frequently create environment pollution. Liquid smoke from industrial waste of sawdust through pyrolysis has potential as coagulant for rubber latex. This research objective was to study the utilization of liquid smoke from pyrolysis results of rubber wood (Hevea brasiliensis M) and gelam wood (Melaleuca leucadendron L) as coagulants of rubber processed material. This study used Factorial Completely Randomized Design with two treatment factors consisting of liquid wastes of rubber sawdust (0%, 5%, 10% and 15%) and gelam sawdust (0%, 5%, 10% and 15%). The observed parameters were dry rubber content (%) and thickness of air dried rubber sheet (mm). The results showed that addition of 10% concentration liquid smoke of rubber wood (K10G10) can increase the dry rubber content and produced thin rubber processed material which were shown by the highest dry rubber content of 99.79% and the least thickness of 2.03 mm.Keywords : Rubber wood, gelam wood, air dried sheet, coagulant AbstrakLimbah industri pengolahan kayu karet dan kayu gelam belum dimanfaatkan secara maksimal dan sering menimbulkan pencemaran lingkungan. Asap cair limbah serbuk kayu industri hasil pirolisis mempunyai potensi sebagai bahan pembeku lateks karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan asap cair hasil pirolisis serbuk kayu karet (Hevea brasiliensis M) dan kayu gelam (Melaleuca leucadendron L) sebagai koagulan bokar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu asap cair serbuk kayu karet ( 0%, 5%, 10% dan 15%) dan kayu gelam ( 0%, 5%,10% dan 15%). Parameter yang diamati adalah kadar karet kering (%) dan ketebalan (mm) sit angin yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan asap cair pada perlakuan konsentrasi asap cair kayu karet 10% (K10G0) dapat meningkatkan kadar karet kering dan dapat menghasilkan bokar yang tipis yang ditunjukkan dengan nilai kadar karet kering tertinggi 99,79% dan nilai ketebalan terendah yaitu 2,03 mm.Kata Kunci : kayu karet, kayu gelam, sit angin, koagulan

Filter by Year

2010 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 1 (2022): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 2 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI0 Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN More Issue