cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Litbang Industri
ISSN : 22523367     EISSN : 25025007     DOI : 10.24960
Core Subject : Engineering,
Jurnal Litbang Industri (JLI) adalah jurnal ilmiah yang terbit secara berkala dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. JLI memuat artikel primer yang bersumber langsung dari hasil riset industri, olahan hasil pertanian, penanggulangan pencemaran industri. Semua naskah direview oleh mitra bestari. Jurnal Litbang Industri Padang diterbitkan oleh Balai Riset dan Standardisasi industri Padang, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. p-ISSN: 2252-3367 e-ISSN: 2502-5007
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2023)" : 14 Documents clear
Amobilisasi kitosan pada alginat sebagai adsorben ion Cr(VI) dan Pb(II) Intan Lestari; Salmariza Sy; Lidia Herlina; Ngatijo Ngatijo; Edwin Permana
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8031.121-128

Abstract

Polisakarida alami seperti alginat dan kitosan merupakan salah satu adsorben yang paling efektif untuk menghilangkan ion logam berat yang ada dalam air limbah. Penelitian ini bertujuan mengamobilisasi kitosan pada alginat untuk membentuk matriks polimer dalam bentuk bead dengan performance yang memiliki sifat mekanik kuat, stabil dan biodegradable. Bead kitosan-alginat dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR dan SEM-EDX. Adsorben bead digunakan untuk penyerapan Cr(VI) dan Pb(II) dengan mempelajari parameter adsorbsi seperti pH, waktu kontak dan konsentrasi larutan. Adsorpsi Cr(VI) terjadi pada pH 2 dengan kapasitas adsorpsi 1,1 mg/g dan Pb(II) pada pH 5 dengan kapasitas adsorbsi 1,33 mg/g. Waktu kontak penyerapan Cr(VI diperoleh pada 120 menit dengan kapasitas adsorpsi 0,8 mg/g dan Pb(II) pada waktu 180 menit dengan kapasitas adsorbsi  mg/g. Konsentrasi Cr(VI) optimum pada 250 mg/L dengan kapasitas adsorpsi 17,35 mg/g dan Pb(II) 250 mg/L dengan kapasitas 21,23 mg/g. Isoterm adsorpsi ion logam Cr(VI) dan Pb(II) pada bead CS/CA mengikuti model Freundlich dan Langmuir.
Methylene blue adsorption by langsat peel (Lansium domesticum) waste Desy Kurniawati; Yona Prestica; Salmariza Sy.; Niza Lian Pernadi
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8176.93-98

Abstract

The potential of langsat peel (LP) as an absorbent to remove methylene blue (MB) dye from the textile industry was investigated in this study. A batch method was employed to determine the optimum conditions and adsorption capacity of langsat peel with variations in pH, initial dye concentration, and particle size of the adsorbent. The analysis principle relied on measuring the absorbance of the MB dye before and after adsorption using a Spectronic 20D+ spectrophotometer at a maximum wavelength of 665 nm. The results indicated that the optimum conditions were pH 6, a concentration of 300 ppm, and a particle size of 150 µm. The adsorption process followed the Freundlich isotherm with an R2 value of 0.918 and Kf values of 4.655 mg/g. According to the Langmuir isotherm, the maximum adsorption capacity obtained was 44.843 mg/g.
Utilization of cassava peel waste (Manihot esculenta L.) with concentration variations of α-amylase and glucoamylase enzymes for liquid sugar Rais Nur Latifah; Nur Rahma Martiyana
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.7876.107-113

Abstract

The production of liquid sugar utilizing cassava peel waste has been carried out in this study. The method used in the production of liquid sugar employs an enzymatic method. The stages in the enzymatic method are the liquefaction and saccharification processes. The liquefaction process involves the addition of α-amylase in varying amounts to break down starch into amylose and amylopectin. The saccharification stage aims to hydrolyze dextrins into liquid sugar using glucoamylase enzymes. The volumes of enzymes used were 0.2 mL and 0.6 mL. The research results indicate that the moisture content and ash content are in accordance with the Indonesian National Standard (SNI) 8779:2019, at 6.19% and 0.76%, respectively. Qualitative analysis of cassava peel starch shows positive results for amylum, dextrins, and glucose content. FTIR analysis of cassava peel starch reveals the presence of O-H groups, C-H groups, and C-O-C groups. Total Soluble Solid (TSS) testing for 0.2 mL and 0.6 mL enzyme volumes resulted in 12.56% and 17.37%, respectively. The optimum results for liquefaction and saccharification were observed with the addition of 0.2 mL enzyme volume. The functional groups of the liquid sugar were analyzed using FTIR, which showed the presence of O-H stretching, carbonyl groups (C=O), stretching vibration of C-OH, and vibration of glycosidic bonds C-O-C.
Karakterisasi edible film berbahan baku kolang-kaling dan ekstrak jahe (Zingiber officinale Rosc.) sebagai kemasan primer galamai Kesuma Sayuti; Fauzan Azima; Fajratul Yanda; F. Failisnur
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8048.137-144

Abstract

Penelitian tentang pembuatan kemasan edible film berbahan baku kolang-kaling melalui penambahan ekstrak jahe telah dilakukan dan melihat pengaruhnya terhadap karakteristik edible film yang dihasilkan dan daya tahan produk yang dikemas. Rancangan Acak Lengkap  (RAL) digunakan sebagai analisis data pada konsentrasi ekstrak jahe 0%; 0,25%; 0,5%; 0,75%, dan1%, dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil dari penelitianmenunjukan penambahan ekstrak jahe mempunyai pengaruh yang signifikan pada kadar air, daya serap air, ketebalan,kuat tarik, dan laju trasmisi uap. Penambahan ekstrak jahe 1% adalah yang terbaik dengan kadarair 23,95%, daya serap terhadap air 3,716%, ketebalanfilm 0,135 mm, kekuatan tarik 5,500MPa, dan laju transmisi uap air 2,18 g/m2.jam,  Aplikasi edible film dengan penambahan 1% ekstrak jahe sebagai bahan pengemas primer pada produk gelamai memperlihatkan bilangan peroksida pada hari ke-11adalah 0,994 mEq/kg, dan umur simpan produk terkemas selama 11 hari.
Asam sitrat sebagai pemodifikasi biosorben kulit pisang kepok (Musa balbisiana Colla) untuk meningkatan daya serap ion logam Cd2+ Chessia Nodifa Putri; Rahmiana Zein; Deswati Deswati; Sofyan Sofyan
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8412.169-177

Abstract

Limbah menjadi hal yang sangat penting, karena jika tidak diolah dengan baik maka akan berdampak buruk bagi perairan dan lingkungan. Logam kadmium (Cd) merupakan logam berat yang berasal dari industri tambang dan industri permesinan yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh. Untuk mengatasi permasalahan ini, dilakukan metode biosorpsi yaitu penyerapan logam dengan menggunakan bahan alam (non living cell). Biosorben yang digunakan adalah Kulit Pisang Kepok dan dimodifikasi dengan Asam Sitrat untuk meningkatkan kapasitas daya serap terhadap ion logam Cd2+. Kondisi optimum serapan yang didapatkan dari kulit pisang kepok yaitu pH 6, konsentrasi 250 mg/L, waktu kontak 75 menit, dan kecepatan pengadukan 100 rpm dengan kapasitas adosrpsi 13,025 mg/g, dan untuk optimum serapan dari kulit pisang kepok yang dimodifikasi dengan asam sitrat yaitu pH 6, konsentrasi 400 mg/L, waktu kontak 60 menit, dan kecepatan pengadukan 200 rpm dengan kapasitas adsorpsi 37,756 mg/g. Intrumen yang digunakan untuk melihat pengaruh yang terjadi yaitu Fourier Transform Infra-Red (FTIR), dan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX).
Pemanfaatan pati mocaf pada edible coating polifenol dengan ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica) sebagai pengawet pada buah anggur (Vitis vinifera) Anggun Puspitarini Siswanto; Muhammad Ulil Absor; F. Failisnur
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.7905.145-151

Abstract

Buah anggur merupakan buah favorit untuk dikonsumsi karena memiliki manfaat bagi kesehatan. Apabila penanganan pasca panen pada buah anggur kurang optimum maka akan menyebabkan kerugian karena memiliki kerentanan terjadinya pembusukan. Berdasarkan hal tersebut penanganan pasca panen harus diperhatikan agar tidak terjadi kerugian. Edible coating polifenol merupakan metode inovasi yang berfungsi untuk penanganan pasca panen buah serta dampaknya tidak mencemari alam dan baik bagi kesehatan. Salah satu bahan yang dapat diaplikasikan menjadi edible coating adalah pati mocaf dengan penambahan ekstrak alang-alang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yaitu konsentrasi pati mocaf (T) 5% ; 10% ; 15% dan konsentrasi ekstrak akar alang-alang (A) 8% ; 10% ; 20%, dengan tahapan kerja yaitu mengekstrasi alang-alang, pembuatan edible coating, dan pelapisan edible coating polifenol pada buah anggur merah. Analisis produk meliputi kadar air, vitamin C, antioksidan dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati mocaf 5% dan ekstrak alang-alang 20% memberikan hasil terbaik dengan kadar air 6,7%, vitamin C 26,7% dan disukai panelis dengan nilai antioksidan sebesar 72,82 % inhibisi dalam menangkal radikal bebas.
Hidrolisis enzimatik selulosa sekam padi menggunakan crude enzim dari Aspergillus niger untuk produksi bioetanol Novia Novia; Elda Melwita; Selpiana Selpiana; Nur Hafidzah Deviyana; Violetta Viola
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8052.161-167

Abstract

Bioetanol merupakan bahan bakar yang berbahan baku tanaman yang telah melalui proses fermentasi. Tanaman yang memiliki kandungan selulosa tinggi untuk diproduksi menjadi bioethanol adalah sekam padi. Produksi bioetanol dari sekam padi melibatkan proses hidrolisis enzimatis yang bertujuan untuk menghasilkan gula dan selanjutnya difermentasi menghasilkan bioetanol. Pada penelitian ini, proses hidrolisis enzimatis dilakukan dengan bantuan crude enzim selulase dari Aspergillus niger pada berbagai konsentrasi enzim selulase (2 - 6 % v/w) dan waktu hidrolisis (5 – 25 jam). Kadar gula optimum diperoleh sebesar 6.03 g/L pada saat konsentrasi enzim 6 % dan waktu hidrolisis 25 jam. Kadar etanol tertinggi diperoleh sebesar 7.5% (v/v).
Front Matter Jurnal Litbang Industri Vol. 13 No. 2 Desember Tahun 2023 Sofyan Sofyan
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8511.i-ii

Abstract

Front Matter Jurnal Litbang Industri Vol. 13 No. 2 Desember Tahun 2023
Ekstraksi minyak atsiri kayu gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) dengan pretreatment fermentasi menggunakan Rhizopus sp. Hasnah Ulia; Harmiwati NH; Jerry Jerry; Enny Nurmalasari
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.7919.129-135

Abstract

Minyak gaharu adalah atsiri yang digunakan dalam bidang kosmetik, farmasi, dan pewangi yang berkontribusi sebanyak 20% ekspor minyak gaharu dunia. Tujuan penelitian adalah melihat pengaruh pretreatment dengan fermentasi terhadap nilai rendemen ekstraksi kayu gaharu. Pretreatment sebelum maserasi dengan cara fermentasi menggunakan Rhizopus sp. selama 1, 2 dan 3 hari. Maserasi kemudian dilanjutkan menggunakan waktu dan pelarut terbaik. Pelarut yang digunakan adalah etanol, metanol, n-heksan, dan etil asetat dengan waktu maserasi 1, 2, dan 3 jam. Analisis senyawa minyak kayu gaharu menggunakan GCMS. Berdasarkan nilai rendemen bahwa pelarut terbaik adalah etanol dan waktu maserasi 2 jam yang digunakan untuk ekstraksi dengan pretreatment fermentasi. Durasi fermentasi terbaik yaitu 2 hari dengan komposisi 1:11, menghasilkan nilai rendemen 4,18±0,1254% setelah maserasi menggunakan pelarut etanol selama 2 jam. Karakterisasi GCMS menjelaskan perubahan senyawa dan pembentukan senyawa, asam 1,3-Benzoxazole-5-carboxylic yang sebelum fermentasi 39,84% dan setelah fermentasi menjadi 5,79%. Senyawa lainnya adalah 4-Hydroxy-2-butanon yang tidak ada sebelum fermentasi, namun muncul setelah fermentasi sebesar 46,82%. Jumlah senyawa setelah fermentasi meningkat menjadi 78, dibandingkan sebelum fermentasi, hasil tersebut menjelaskan bahwa kualitas minyak gaharu meningkat.
Biocoagulant effectivity test in tempe wastewater treatment: the effect of biocoagulant type and dosage Lia Cundari; Ade Tiara; Kha-Rizma Yudia Zannah
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.8098.99-105

Abstract

Tempe is a popular Indonesian food enjoyed by many people. However, the production process generates a significant amount of liquid waste. Liquid waste treatment can be done through coagulation and floctuation processes with the help of coagulants. The purpose of this study was to determine the effect of the type and dose of biocoagulant on the turbidity and pH values of tempe wastewater The variations included the use of various biocoagulants (papaya seeds, tamarind seeds, and moringa seeds), biocoagulant doses (500, 1000, and 1500 mg/L) and variations in slow flocculation time (10, 15, 20, 15, 25, and 30 minutes). The analysis encompassed  measurements of turbidity, pH, COD, BOD, and TSS. The research data is then validated in a certified laboratory. The results showed that the type of biocoagulant, dose of biocoagulant and stirring time would affect the turbidity value of tempe wastewater but did not significantly affect the pH value. The highest reduction in turbidity was 52.3 NTU with a percent decrease in turbidity of 96.2% at pH 4.145 using 500 mg/L tamarind seed biocoagulant and stirring time of 25 minutes. The results showed that only the BOD and TSS parameters met the tempe liquid waste quality standards, so that further processing was required, such as by adsorption and electrocoagulation.

Page 1 of 2 | Total Record : 14