cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jambi Medical Journal : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Published by Universitas Jambi
ISSN : 2339269X     EISSN : 25806874     DOI : -
Core Subject : Health,
Jambi Medical Journal is a Journal for Medical And Health Issues, in Scope: Medical Education, Farmakology, Mikrobiology, PUblic Health, Clinical Patology, Medical Nutrition, Clinical Medicine, Pediatric, Immunology, Patology Anatomi, Orthopedy, Obstetri and Gynekology, Internal Medicine, Endocrine and Metabolic, Genetics & Molecular Biology.
Arjuna Subject : -
Articles 366 Documents
HUBUNGAN PEMERIKSAAN DARAH TEPI , SEROLOGIS DAN KLINIS SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA SYOK DEMAM BERDARAH DENGUE PADA BAYI DAN ANAK putra, irawan anasta; Syauqy, ahmad; dewi, hasna
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.913 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i1.3669

Abstract

Abstract Predicting DHF patients that will continue causing Shock or Recurrent Shock is not easy. Based on several studies it appears that examination of peripheral blood, serology, and clinical features into several factors to predict dengue hemorrhagic shock in infants and children. In Jambi there has never been any research related to it. Therefore it is necessary to do research on "Relationship of Blood Pressure, Serologic and Clinical Symptoms as Risk Factors of Shampoo Dengue Fever Shock in Infants and Children." This study was an observational analytical study conducted at Mayang Medical Center Hospital Jambi with a sample of all dengue hemorrhagic patients from January to November 2016. All samples were seen as peripheral blood examination result, serological examination result, and patient clinical picture to be analyzed statistically Chisquare associated with the occurrence of Dengue Hemorrhagic Shock. Characteristics of 70 respondents by sex had a balanced portion between men and women (50%), by age, the number of respondents was 5-10 years old (48.57%), based on clinical symptoms, who bleeded only 27, 14%, stomach tension 47.14%, 88.57% abdominal pain, and 40% decrease in awareness. Based on the results of peripheral blood examination, respondents had Hb values ​​of at most 12-14 g / dL (57.14%), platelets at most 51,000-100.000 / mm3 (25.71%) and hematocrit at most ≤42% (75.71 %). For serologic examination of NS1 Ag, generally showed positive results (60%). Based on statistical analysis of the relationship between clinical symptoms (bleeding, stomach tension, abdominal pain, and decreased consciousness), blood test results (Hb, platelets, Ht) and serologic examination of NS1 Ag with shocks in pediatric and infant patients with dengue hemorrhagic fever Gives result p value <0,05. Conclusion: There is a significant relationship between clinical symptoms, blood test results and serologic examination of NS1 Ag with shock occurrence in pediatric and infant patients with dengue hemorrhagic fever. Keywords: peripheral blood, clinical symptoms, serologic, dengue fever Abstrak Memprediksi pasien DBD yang akan berlanjut sehingga menimbulkan Syok atau Syok berulang tidaklah mudah. Berdasarkan beberapa penelitian tampak bahwa pemeriksaan gambaran darah tepi, serologi, dan gambaran klinis menjadi beberapa faktor untuk meprediksi terjadinya syok demam berdarah dengue pada bayi dan anak. Di Jambi belum pernah dilakukan penelitian terkait hal tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai “Hubungan Pemeriksaan Darah Tepi, Serologis dan gejala klinis Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Syok Demam Berdarah Dengue Pada Bayi dan Anak.” Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang dilakukan di Rumah Sakit Mayang Medical Center Jambi dengan sampel seluruh pasien demam berdarah dengue periode Januari-November 2016. Seluruh sampel dilihat hasil pemeriksaan darah tepi, hasil pemeriksaan serologis, dan gambaran klinis pasien untuk kemudian dilakukan analisa secara statistik chisquare terkait hubungannya dengan terjadinya Syok Demam Berdarah Dengue. Karaktersitik 70 reponden berdasarkan jenis kelamin memiliki porsi yang seimbang antara laki-laki dan perempuan (50%), berdasarkan usia, jumlah responden paling banyak berusia 5-10 tahun (48,57%), berdasarkan gejala klinis, yang mengalami perdarahan hanya 27,14%, perut tegang 47,14%, nyeri perut 88,57%, dan penurunan kesadaran 40%. Berdasarkan hasil pemeriksaan darah tepi, responden memiliki nilai Hb paling banyak 12-14 g/dL (57,14%), trombosit paling banyak 51.000-100.000/mm3 (25,71%) dan hematokrit paling banyak ≤42% (75,71%). Untuk pemeriksaan serologi NS1 Ag, umumnya menunjukkan hasil positif (60%). Berdasarkan analisis statistik terkait hubungan antara gejala klinis (perdarahan, perut tegang, nyeri perut, dan penurunan kesadaran), hasil pemeriksaan darah (Hb, trombosit, Ht) dan pemeriksaan serologi NS1 Ag dengan terjadinya syok pada pasien anak dan bayi yang menderita demam berdarah dengue memberikan hasil p value<0,05. Kesimpulan: ada hubungan yang bermakna antara gejala klinis, hasil pemeriksaan darah dan pemeriksaan serologi NS1 Ag dengan terjadinya syok pada pasien anak dan bayi yang menderita demam berdarah dengue. Kata Kunci: darah tepi, gejala klinis, serologis, demam berdarah dengu
PENGARUH MEROKOK TERHADAP pH SALIVA DAN AKTIVITAS ENZIM PTIALIN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI sauqi, ahmad; Dwi Fitri, Amelia
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.355 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i1.3670

Abstract

Abstract Background: Cigarettes can cause disturbances in the oral cavity. From previous research it is known that daily cigarette consumption impact on decrease of salivary secretion and bicarbonate content. This will affect the decrease in salivary pH. Low salivary pH also has an effect on decreasing ptialin enzyme activity. Departing from the basic theory, researchers want to see the extent to which smoking can affect salivary pH and pyalin enzyme activity in students of the Faculty of Medicine and Health Sciences Jambi university. Methods: This study is a cross-sectional study with a sample of samples taken in total sampling from Jambi University medical students who smoke 39 people. Performed salivary pH examination and measurement of pyalin enzyme activity in students who smoke. The research data obtained will be tested statistically using fisher test to see the effect of smoking from aspect of cigarette consumption per day and smoking period to salivary pH and ptialin activity. Results: Based on the level of cigarette consumption per day, the students smoked more in the 5-10 cigarettes per day category which was 82.05%. Based on the smoking period, students smoked more in the category of more than 5 years ie 66.67%. Based on salivary pH measurements, students who smoked were generally in the abnormal pH category of 79.49%. Based on the measurement of ptialin enzyme activity, students who smoked generally in the category did not work up to 71.79%. The statistical test of cigarette consumption per day to saliva pH has p value = 0,617. Statistical test result from smoking period to salivary pH has p value = 0,01 with PR = 6 and CI95% 1,4-25,713. The statistical test result from the level of cigarette consumption per day on ptialin enzyme activity has p value = 1,000. The statistical test result of the smoking period on ptialin enzyme activity has p = 0,000 with PR = 9 and CI95% 2,264-35,773. The statistical test results of salivary pH relationship on ptialin enzyme activity has p = 0,000 with PR = 6,97 and CI 1,108-43,802. Conclusion: There is no correlation between cigarette consumption level to salivary pH and student enzyme activity of smoking. There was a correlation between smoking period and salivary pH and pyalin enzyme activity of smoking students and there was also a significant association between salivary pH and pyalin enzyme activity of smoking students. Keywords: smoking, pH saliva, ptialin Abstrak Pendahuluan: Rokok dapat menyebabkan gangguan pada rongga mulut. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa konsumsi rokok harian berdampak terhadap penurunan sekresi saliva dan kandungan bikarbonat. Hal ini akan berdampak pada terjadinya penurunan pH saliva. pH saliva yang rendah juga berdampak pada penurunan aktivitas enzim ptialin. Berangkat dari dasar teori tersebut, peneliti ingin melihat sejauh mana merokok dapat mempengaruhi pH saliva dan aktivitas enzim ptialin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan universitas Jambi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dengan sampel penelitian yang diambil secara total sampling dari mahasiswa kedokteran Universitas Jambi yang merokok sejumlah 39 orang. Dilakukan pemeriksaan pH saliva dan pengukuran aktivitas enzim ptialin pada mahasiswa yang merokok. Data penelitian yang didapat akan diuji secara statistik menggunakan uji fisher untuk melihat pengaruh merokok dari aspek tingkat konsumsi rokok per hari dan periode merokok terhadap pH saliva dan aktivitas ptialin. Hasil: Berdasarkan tingkat konsumsi rokok per hari, mahasiswa lebih banyak merokok dalam kategori 5-10 batang per hari yaitu 82,05%. Berdasarkan periode merokok, mahasiswa lebih banyak merokok dalam kategori lebih dari 5 tahun yaitu 66,67%. Berdasarkan pengukuran pH saliva, mahasiswa yang merokok pada umumnya dalam kategori pH tidak normal yaitu 79,49%. Berdasarkan pengukuran aktivitas enzim ptialin, mahasiswa yang merokok umumnya dalam kategori tidak bekerja maksimal yaitu 71,79%. Hasil uji statistik tingkat konsumsi rokok per hari terhadap pH saliva memiliki nilai p=0,617. Hasil uji statistik dari periode merokok terhadap pH saliva memiliki nilai p=0,01 dengan PR=6 dan CI95% 1,4-25,713. Hasil uji statistik dari tingkat konsumsi rokok per hari terhadap aktivitas enzim ptialin memiliki nilai p=1,000. Hasil uji statistik dari periode merokok terhadap aktivitas enzim ptialin memiliki nilai p=0,000 dengan PR=9 dan CI95% 2,264-35,773 . Hasil uji statistik dari hubungan pH saliva terhadap aktivitas enzim ptialin memiliki nilai p=0,000 dengan PR=6,97 dan CI 1,108-43,802. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat konsumsi rokok terhadap pH saliva dan aktivitas enzim ptialin mahasiswa yang merokok. Ada hubungan antara periode merokok dengan pH saliva dan aktivitas enzim ptialin mahasiswa yang merokok serta juga terdapat hubungan bermakna antara pH saliva dengan aktivitas enzim ptialin mahasiswa yang merokok. Kata Kunci: merokok, pH saliva, ptialin
PENGARUH ASUPAN PROTEIN DAN ASAM AMINO RANTAI CABANG (AARC) TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA LANSIA halim, rita
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.148 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i1.3671

Abstract

Abstract The decrease of muscle mass and strength in elderly people will affect the functional capacity and increase the risk of sarcopenia. One factor that can affect the loss of muscle mass and strength in elderly is the decrease in nutrition intake i.e macronutrient especially protein and branched chain amino acids (BCAA). Therefore, elderly people need greater protein and BCAA intakes compare to younger adult to support good health and prevent the progressive decline in muscle mass and strength due to aging process. Keywords: protein intake, branched chain amino acids intake, muscle strength Abstrak Pada lanjut usia (lansia) terjadi penurunan massa dan kekuatan otot yang memengaruhi kapasitas fungsional sehingga meningkatkan risiko sarkopenia. Salah satu faktor yang dinilai dapat memengaruhi penurunan massa dan kekuatan otot pada lansia adalah menurunnya asupan protein dan asam amino rantai cabang (AARC). Oleh sebab itu lansia membutuhkan asupan protein dan AARC yang lebih besar daripada dewasa muda untuk mendukung kesehatan yang baik dan mencegah penurunan progresif massa dan kekuatan otot akibat proses penuaan. Keywords: asupan protein, asupan asam amino rantai cabang (AARC), kekuatan otot
EFEKTIVITAS MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN CUCI TANGAN CAIR BERBAHAN AKTIF TRICLOCARBAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI ANGKATAN 2015 lipinwati, lipinwati; Siska, meliana; Permana, Oki
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.177 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i1.3699

Abstract

Abstract Background: Hand hygiene is essential to prevent various infectious diseases caused by bactery of hands which can contaminate hands in a short time during daily activities. Indonesian people who wash their hands with soap only 12%. One of the methods hand washing in removing dirt and germs on the hands is Seven-step hand washing. Many types of soaps are used by people to wash their hands and Triclocarban is one of the active ingredient of hand washing soap. The aim of this study was to determine the effectiveness of seven-step of hand-washing with liquid Triclocarban soap in hand hygiene.Method : This study was an analytic study by using one group pretest-posttest experiment. The study took place in biomedic laboratorium Faculty of Medicine and Health Sciences University Jambi from January to March 2016. The samples were 36 swab cottons stick from sidelines right fingers students before and after handwash then analyzed with statistic. Result : The average number of bacterial colonies before and after hand wash were 28,41 and 7,12 CFU/Cm2. The study was considered significant because the results of Wilcoxon test show p<0.15 was 0,000. The bactery found mostly was cocci gram-positive and the least was bacilli gram-negative. Conclusion : Seven-steps hand washing with liquid triclocarban soap is effective in maintaining the cleanliness of hands. Keywords : Hand wash with soap, Seven steps hand washing, Triclocarban Abstrak Latar Belakang : Kebersihan tangan penting untuk mencegah penyakit infeksi karena mikroba mengkontaminasi tangan dalam waktu yang singkat dalam aktivitas sehari-hari. Rata-rata hanya 12% masyarakat Indonesia yang mencuci tangan pakai sabun. Metode cuci tangan tujuh langkah adalah metode cuci tangan paling lengkap dalam menghilangkan kotoran dan kuman yang ada di tangan. Banyak jenis sabun yang digunakan untuk mencuci tangan, salah satunya sabun cuci tangan berbahan aktif Triclocarban. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas mencuci tangan tujuh langkah dengan sabun cuci tangan cair Triclocarban dalam menjaga kebersihan tangan. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik one group pretest-posttest eksperimen. Lokasi di laboratorium Biomedik FKIK Universias Jambi dari Januari sampai Maret 2016. Sampel penelitian ini adalah usapan kuman dengan kapas lidi di sela-sela jari tangan kanan mahasiswa sebelum dan sesudah cuci tangan sebanyak 36 orang yang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil : Jumlah koloni bakteri rata-rata sebelum dan sesudah cuci tangan adalah 28.41 dan 7.12 CFU/Cm2. Penelitian ini dianggap bermakna karena pada hasil analisis uji Wilcoxon didapatkan nilai p < 0,15 yakni 0,000. Bakteri yang paling banyak didapatkan adalah kokus gram positif dan paling sedikit batang gram negatif. Kesimpulan : Mencuci tangan tujuh langkah dengan sabun cuci tangan cair Triclocarban efektif dalam menjaga kebersihan tangan. Kata Kunci : CTPS, Cuci tangan tujuh langkah, Triclocarban
GAMBARAN KESESUAIAN KEGIATAN POSYANDU DENGAN PEDOMAN PELAKSANAAN POSYANDU DI KOTA JAMBI JMJ, Jurnal; Darmawan, Armaidi; Harahap, Huntari
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.415 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i1.3702

Abstract

Abstract Posyandu is one form of Community Based Health Effort (UKBM) run of, by, for and with the community, in order to empower people and provide convenience to the public in obtaining basic health care. Knowing programs owned posyandu society will be easier to get information and lessons learned about health that will impact the increase in the quality of health from an early age and elderly as well as the conformity of the program posyandu the guidelines posyandu expected to reduce maternal mortality, infant and toddler. Aims of the research is to describe the implementation of Posyandu program are given to the public in the city of Jambi and explain owned posyandu barriers in implementing the program. This study is descriptive with the approach used is a quantitative approach. The subjects used were public and Posyandu cadres in the city of Jambi. Samples were taken at several the posyandu where all the subjects come and meet the selection criteria for inclusion in the study until the required number of subjects met. The result showed maternal health programs, compliance is 33.3% of prenatal care, postpartum examination 10%, and the provision of vitamins and tablets Fe 25%, the percentage of child health programs 100% compliance, does the weighing and the determination of the status of growth. The immunization program, namely compliance, implementation of 13.3% BCG, DPT 28.3%, 23.33% polio, measles hepatitis 16.67% and 3.33%. Nutrition programs, nutrition counseling kesesuainnya is 76.67%, early detection of growth disorders 45%, supplementary feeding is done 100%, while provision of vitamin tablet Fe and 3.33%. Diarrhea prevention and treatment programs, counseling PHBs the suitability of 8.33% and 3.33% of Oralit administration. Most of implementing the program in posyandu implementation is not in accordance with the guidelines. Only on child health programs and supplementary feeding in accordance with the guidelines for the implementation the posyandu. Keyword : Posyandu Abstrak Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dijalankan oleh, oleh dan untuk masyarakat, untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan dasar. Mengetahui program yang dimiliki masyarakat posyandu akan lebih mudah mendapatkan informasi dan pelajaran tentang kesehatan yang akan berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan sejak usia dini dan lansia serta kesesuaian program posyandu dengan pedoman posyandu yang diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu melahirkan, Bayi dan balita Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Posyandu yang diberikan kepada masyarakat di kota Jambi dan menjelaskan adanya hambatan posyandu yang dimiliki dalam pelaksanaan program. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Subjek yang digunakan adalah kader masyarakat dan posyandu di kota Jambi. Sampel diambil di beberapa posyandu dimana semua subjek datang dan memenuhi kriteria seleksi untuk dimasukkan dalam penelitian ini sampai jumlah yang dibutuhkan dari mata pelajaran terpenuhi. Hasilnya menunjukkan program kesehatan ibu, kepatuhan adalah 33,3% perawatan prenatal, pemeriksaan pascapartum 10%, dan pemberian vitamin dan tablet Fe 25%, persentase program kesehatan anak 100% kepatuhan, apakah bobot dan penentuan status Pertumbuhan. Program imunisasi, yaitu kepatuhan, penerapan 13,3% BCG, DPT 28,3%, polio 23,33%, hepatitis campak 16,67% dan 3,33%. Program gizi, gizi konseling kesesuainnya adalah 76,67%, deteksi dini gangguan pertumbuhan 45%, pemberian pakan tambahan dilakukan 100%, sedangkan pemberian vitamin tablet Fe dan 3,33%. Program pencegahan dan pengobatan diare, penyuluhan PHB memiliki kesesuaian 8,33% dan 3,33% administrasi Oralit. Sebagian besar pelaksanaan program dalam pelaksanaan posyandu tidak sesuai dengan pedoman. Hanya pada program kesehatan anak dan pemberian pakan tambahan sesuai dengan pedoman pelaksanaan posyandu. Kata kunci : Posyandu
HUBUNGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEJANG DEMAM PADA ANAK BALITA JMJ, Jurnal; Putri, Loli Melatina; Hutabarat, Sabar; Shafira, Nyimas Natasha Ayu
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.218 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i1.3703

Abstract

Abstract Background: Febrile seizure is a convulsion that occured after body temperature increased (rectal temperature more than 38oC) caused by an extracranial process, occuring in 2-4% of children about 6 months to 5 years old. Febrile seizure is one of the commonest cause of seizures in children, especially toddlers and an event that often makes parents worry. One of the factor that caused it is iron deficiency anemia because iron plays an important role in neural function. This study purposed to know relationship between iron deficiency anemia and febrile seizure in toddlers. Method: This study is done with observational retrospective analytic. The population is all children diagnosed with febrile seizure (case group) and febrile without seizure (control group) who hospitalized in Raden Mattaher General Hospital Jambi in 2015 that is available in the hospital medical records. There are 84 samples consists of 42 samples in case group and 42 others in control group. This study variables are age, gender, body temperature, and iron deficiency anemia. Result: Febrile seizure occured the most in the case group in age of 12 to 23 months (31,0%) in the males (61,9%), while the most common body temperature category is >39oC (61,9%). Iron Deficiency Anemia occured in toddlers with Febrile Seizure group (45,2%) more than febrile without seizure group (19%). Based on bivariate analysis, p value of the relationship between iron deficiency anemia and febrile seizure is 0,01 (p= 0,01), and the odds ratio is 3,511. Conclusion: There is a significant relationship between iron deficiency anemia and febrile seizure in toddlers at Raden Mattaher General Hospital Jambi 2015. Key Words: Febrile Seizure, Iron Deficiency Anemia Abstrak Latar Belakang : Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun. Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang sering dijumpai pada anak, khususnya anak balita dan merupakan peristiwa yang mengkhawatirkan bagi orang tua, dan tingginya angka kejadian dimasyarakat. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kejang demam adalah anemia defisiensi besi karena besi memiliki peran penting dalam fungsi neurologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia defisiensi besi dengan kejang demam pada anak balita. Metode : Penelitian dilakukan secara observasional analitik retrospektif. Populasi penelitian adalah semua pasien anak yang didiagnosis kejang demam ( kelompok kasus ) dan demam tanpa kejang ( kelompok kontrol ) yang dirawat di RSUD Raden Mattaher tahun 2015 yang tercatat pada rekam medis. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 84 orang terdiri dari 42 orang kelompok kasus dan 42 orang kelompok kontrol. Variabel yang diteliti adalah usia, jenis kelamin, suhu tubuh dan anemia defisiensi besi. Hasil : Kejang demam paling banyak pada kelompok kasus kategori usia 12-23 bulan (31,0%), pada jenis kelamin laki-laki (61,9%) ,dan pada suhu tubuh kategori >39oC (61,9%). Anemia Defisiensi Besi lebih banyak pada anak balita kelompok Kejang Demam sebanyak (45,2%) dibandingkan dengan kelompok yang demam tanpa kejang sebanyak (19%). Berdasarkan analisis bivariat hubungan anemia defisiensi besi dengan kejang demam didapatkan nilai p= 0,01, OR = 3,511. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara Anemia Defisiensi Besi dengan Kejang Demam pada anak balita di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2015. Kata Kunci : Kejang Demam, Anemia Defisiensi Besi
PENERAPAN ANASTESI REGIONALPADA OPERASI EKSTREMITAS ATAS JMJ, Jurnal; Simanjuntak, Charles A
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.194 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i1.3704

Abstract

Abstarct Anesthesia for upper limbs is generally performed with a general anesthetic mode, rarely using regional anesthesia, while for lower extremity anesthesia has been long with peripheral nerve blocks. Many patients who have to undergo surgery but are constrained because of the risk of general anesthesia surgery, in addition to cardiovascular conditions that can be disrupted when. Peripheral nerve block anesthesia for upper limb operations offers significant efficiency and effectiveness. These benefits include superior control over intraoperative pain, more surgical stress, minimal systemic disturbance, lower postoperative nausea and vomiting (PONV) incidence and postoperative local analgesia and reduced hospital stay and financing. Keywords: Regional Anastesi, upper limbs operations Abstrak Anestesi untuk ekstremitas atas umumnya dilakukan dengan moda anestesi umum, jarang sekali menggunakan anesthesia regional, sementara untuk anestesi extremitas bawah sudah lama dengan blok saraf perifer. Banyak pasien yang harus menjalani operasi namun terkendala karena adanya resiko operasi anestesi umum, disamping kondisi kardiovaskuler yang bisa sesewaktu mengalami gangguan. Anestesi blok saraf perifer untuk operasi ekstremitas atas menawarkan efisiensi dan efektifitas yang sangat signifikan. Manfaat ini termasuk kontrol yang unggul mengatasi nyeri intraoperatif, stres bedah yang lebih, gangguan sistemik yang minimal, insiden mual dan muntah pasca operasi (Post Operative Nausea and Vomiting = PONV) lebih rendah serta analgesia pasca operasi lokal serta mengurangi lama rawat rumah sakit dan pembiayaan. Kata Kunci: Anastesi regional, operasi ekstremitas atas
UJI KEPEKAAN BAKTERI YANG DIISOLASI DARI PASIEN DENGAN BAKTERIURIA TERHADAP ANTIBIOTIK AMOKSISILIN, LEVOFLOKSASIN DAN CIPROFLOKSASIN DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI PERIODE OKTOBER - NOVEMBER 2016
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 2 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.467 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i2.4116

Abstract

Abstract Urinary tract infection (UTI) one of infection resulting in significant morbidity and occasional mortality. Mostly, Community-acquired UTI caused by E. Coli. Antibacterial is the empiric treatment for UTI and the antibacterial resistance pattern of UTI can be changed by the place and time. Antibiotic is used to treat UTI such as cephalosporin, penicillin and quinolon. This research is to determine the antibacterial resistance pattern of amoxcillin, levofloxacin and ciprofloxcacin with disk diffusion method. The urine samples were taken from Laboratory of Microbiology Hospital Raden Mattaher Jamb with positive bacteriuria. This research obtained 46 samples. The most bacteries in urine were Staphylococcus haemolitycus (30,4%), E. Coli 13%, others (56,6%). Antibacterial susceptibility pattern for E. Coli showed that 66,6% sensitive to amoxcillin , 50% sensitive to ciprofloxacin and 83,3% sensitive to levofloxacin
PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TERHADAP DIET RENDAH GARAM SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN KONSULTASI GIZI DI POLI GIZI RUMAH SAKIT RADEN MATTAHER TAHUN 2017 Lipinwati, Lipinwati
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 2 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.873 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i2.4117

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Tahun 2013 jumlah penduduk di indonesia yang menderita hipertensi sebanyak 65 juta jiwa dari 252 juta penduduk. Dalam penatalaksanaan non-farmakologi hipertensi, diet rendah garam sangat diperlukan dapat menurunkan sebanyak 2 -8 mgHg tekanan darah. Pengetahuan yang baik tentang diet rendah garam dapat mengontrol tekanan darah bagi pasien hipertensi dengan mengkomsumsi garam tidak lebih dari 2,4 g/hari. Pasien hipertensi sebaiknya diberikan konsultasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan tentang diet rendah garam. Dari hasil data rekam medik RSUD raden Mattaher pada januari-maret 2016 jumlah kasus baru pasien hipertensi 60 pasien dengan jumlah kunjungan 586 pasien dan tidak semua pasien mendapatkan konsultasi gizi. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan ni lai pengetahuan pasien hipertensi sebelum dan sesudah diberikan konsultasi gizi. Metode : Desain penelitian ini adalah Pre- ekperimen dengan one grup pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel adalah 20 pasien hipertensi yang melakukan konsultasi gizi di RSUD Raden Mattaher. Sebelum dan sesudah konsultasi gizi pasien diminta menjawab kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan. konsultasi diet rendah garam diberikan oleh ahli gizi sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. Analisis data menggunakan uji t. Hasil : Perbedaan rata-rata skor sebelum diberikan konsultasi gizi adalah 67,90 dan rata -rata skor sesudah diberikan konsultasi gizi adalah 87,90 rata -rata skor pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan konsultasi gizi adalah 20,00 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05.Dari hasil analisis data dengan uji t didapatkan ada perbedaan pengetahuan sesudah diberikan konsultasi gizi Kesimpulan : Ada peningkatan pengetahuan setelah diberikan konsultasi gizi. Kata Kunci : Hipertensi, Diet Rendah Garam, Konsultasi Gizi ABSTRACT Background: In 2013 total population in Indonesia suffering from hypertension as much as 65 million people from 252 million population. In the non-pharmacological management of hypertension, a low-salt diet can reduce as much as 2-8 mgHg blood pressure. A good knowledge of low-salt diet can control blood pressure for hypertensive patients by consuming no more 2.4 g/ day. Hypertensive patients should be given nutritional assistance to improve knowledge about low-salt diet. From the results of medical record at Regional Public Hospital Raden Mattaher in january to March 2016 the number of new cases of hypertensive patients 60 patients with the number of visits 586 patients but not all patients get nutrition consultation. The purpose of this study was to know the difference in the value of knowledge of hypertensive patients before and after being given nutritional consultation. Methods: This Pre- experiment study used one group pretest posttest design. Sampling technique using non probability sampling that purposive sampling. With 20 hypertensive patients, who conducted nutritional counseling at Regional public hospital Raden Mattaher. Before and after the nutrition consultation the patient was asked to answer a questionnaire used consist 12 questions. Low-salt diet consultancy is given by nutritionists in accordance with the material that has been set. Data analysis with t test. Result: The mean difference score before given a nutritional consultation was 67.90 and the mean score after given a nutritional consultation was 87.90. The mean difference between the pre and post nutritional score was 20.00 with a significance value of 0.000 <0.05. From the results of data analysis with t test there is a difference of knowledge after given a nutritional consultation. Conclusion: There is improvement knowledge after being given a nutrisional consultation. Keywords: Hypertension, Low Salt Diet, Nutrition Consultation
GAMBARAN HITUNG JUMLAH DAN JENIS LEUKOSIT SERTA POLA MAKAN PADA KOMUNITAS SUKU ANAK DALAM DI DESA BUKIT SUBAN DAN SEKAMIS KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2016 Carolina, Maria Estela
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 5 No. 2 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.137 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v5i2.4118

Abstract

Abstract Backgrounds :Suku Anak Dalam (SAD) is a self-term for the indigenous communities that lived in the forest in Jambi. SAD’s morbidity rate was quite high. Malnutrition affected nearly all SAD citizens. Therefore, SAD citizens was expected to have a good immune system in order not to infected to the disease. One that is vital to the immune system were the leukocytes. The main function of Leukocyte was for protection or as the body's defense against infection. The purpose of this study is to describe the number and type of leukocyte count and dietary habits of SAD citizens. Method :This research was a descriptive study with the technique of sampling with accidental sampling technique. The amount of sampels were 44 person. This study used a Sysmex-800i Hematology Analyzer and interview form. Result :The results showed that the number of normal white cell count by 75% and 25% leukocytosis. In leukocyte count, 77,28% were neutropenia, 11,36% neutrophilia, 68,18% eosinophilia, 4,55% limfositopenia, 6,81% lymphocytosis, and 4,55% monocytosis. In dietary habits 50% were eat two times a day, 100% consumed rice, 72,7% consumed chicken, 65,9% consumed tempe, 47,72% consumed vegetables spinach and beans, and 88,63% consumed bananas. Conclusion: Samples of normal leukocyte counted more than leukocytosis. For leukocyte count still many who had neutropenia and eosinophilia. Dietary habits of SAD citizens was too much who eat two times a day. Keywords : Leukoytes counts, Dietary habits, Suku anak dalam Abstrak Latar belakang : Suku Anak Dalam (SAD) merupakan sebutan diri bagi komunitas adat yang hidup dalam hutan di Provinsi Jambi. Angka kesakitan SAD cukup tinggi. Masalah gizi buruk hampir diderita semua warga Suku Anak Dalam. Karena itu, warga Suku Anak Dalam diharapkan memiliki sistem imunitas yang baik agar tidak terjangkit penyakit. Salah satu yang berperan penting terhadap sistem imunitas adalah leukosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hitung jumlah dan jenis leukosit serta pola makan pada komunitas Suku Anak Dalam. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan teknik pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 44 orang. Sampel darah masyarakat Komunitas Suku Anak Dalam diperiksa di laboratorium menggunakan alat Hematology Analyzer SYSMEX-800i. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah hitung leukosit yang normal sebanyak 75% dan leukositosis 25%. Untuk hitung jenis leukosit didapat neutropenia sebanyak 77,28%; neutrofilia sebanyak 11,36%; eosinofilia sebanyak 68,18%; limfositopenia sebanyak 4,55%; limfositosis sebanyak 6,81%; dan monositosis sebanyak 4,55%. Distribusi pola makan didapatkan paling banyak makan 2 kali sehari sebanyak 50%; mengkonsumsi makanan nasi sebanyak 100%; mengkonsumsi lauk hewani ayam sebanyak 72,7%; mengkonsumsi lauk nabati tempe sebanyak 65,9%; mengkonsumsi sayur-mayur bayam sebanyak 47,72% dan kacang panjang sebanyak 47,72%; dan mengkonsumsi buah pisang sebanyak 88,63%. Kesimpulan: Sampel yang jumlah leukositnya normal lebih banyak dibandingkan dengan leukositosis. Untuk hitung jenis leukosit masih banyak yang mengalami neutropenia dan eosinofilia. Pola makan masih banyak yang makan 2 kali sehari. Kata kunci : Hitung leukosit, Pola makan, Suku anak dalam

Page 5 of 37 | Total Record : 366


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JAMBI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2024): JAMBI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 12 No. 1 (2024): JAMBI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 11 No. 4 (2023): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 11 No. 3 (2023): Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Special Issues: Jambi M Vol. 11 No. 2 (2023): Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Special Issues: Jambi M Vol. 11 No. 1 (2023): Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 10 No. 4 (2022): Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 10 No. 3 (2022): Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2022): Special Issues: Jambi Medical And Health Sciences International Conference (JA Vol. 10 No. 1 (2022): Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2021): Special Issues: JAMHESIC 2020 Vol. 9 No. 3 (2021): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2021): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2020): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2020): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2019): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 7 No. 1 (2019): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2018): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2018): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2017): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2016): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2016): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2015): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2015): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2014): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2014): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2013): THE JAMBI MEDICAL JOURNAL Vol. 1 No. 1 (2013): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran dan Kesehatan More Issue