cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25034286     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, memuat hasil-hasil penelitian yang berkenaan dengan segala aspek bidang ilmu Sumber Daya Perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 230 Documents
Struktur komunitas tumbuhan air di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara Hidayat, Rachmat; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.916 KB)

Abstract

Tumbuhan air merupakan  tumbuhan yang telah menyesuaikan diri untuk hidup pada lingkungan perairan, baik terbenam sebagian atau seluruh tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas tumbuhan air yang ada di Perairan Rawa Aopa. Pengambilan sampel dilakukan selama 50 hari mulai tanggal 10 Bulan Januari hingga tanggal 20 Februari 2017 dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan yaitu indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi dan indeks nilai penting. Tumbuhan air yang terdapat di perairan Rawa Aopa sebanyak 8 jenis dengan jumlah yang tertinggi yaitu jenis Salvinia biloba dan yang terendah jumlahnya, yaitu Limnocharis flava. Tumbuhan air yang terdapat di perairan Rawa Aopa terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe submerged plants dan free floating. Tipe submerged plants terdiri atas H. verticilata L. flava dan tipe free floating terdiri atas I.aquatica, L. flava, S. biloba, P. stratiotes, N. Nucifera, E. crassipes, N. alba.  Nilai indeks keanekaragaman 0,44-0,76 dengan kategori rendah, indeks keseragaman 0,49-0,84 kategori sedang, indeks dominansi 0,22-0,45 bahwa tidak  ada jenis yang mendominasi. Untuk nilai Indeks Nilai Penting yang tertinggi yaitu, S.biloba sebesar 125,70 dan yang terendah jenis Limnocharis flava sebesar 6,13. Sehingga indeks keanekaragaman tumbuhan air di perairan Rawa Aopa termasuk kategori rendah dengan tidak adanya tumbuhan yang mendominasi dan tingkat keseragaman tumbuhan air termasuk kategori sedang. Kata Kunci : Struktur komunitas, tumbuhan air, Taman Nasional Rawa Aopa.
Produktivitas Ikan Gabus (Channa striata) di perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Taufikir, .; Asriyana, .; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.003 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis produktivitas ikan gabus (Channa striata) di Perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2016 sampai Januari 2017 di Perairan Rawa Aopa Watumohai Desa Pewutaa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan sampel sebanyak 673 individu, terdiri dari 357 ekor ikan jantan dan 316 ekor ikan betina. Ikan gabus jantan dan betina memiliki frekuensi tertinggi pada selang kelas 268–290 mm. Produktivitas sekunder ikan gabus berkisar 155,769–608,127 g/bulan. Produktivitas tangkapan ikan gabus 3,96 g/m2.Kata Kunci: Ikan Gabus, Perairan Rawa Aopa Watumohai, produktivitas tangkapan, produktivitas sekunder.
Studi Kepadatan dan Pola Distribusi Bivalvia di Kawasan Mangrove Desa Balimu Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton Samir, .; Nurgayah, Wa; Ketjulan, Romy
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.183 KB)

Abstract

Desa Balimu merupakan wilayah yang memiliki sumber daya hayati yang cukup baik, baik dari sumber daya jenis ikan maupun non ikan. Sumber daya non ikan yang dimaksud yaitu bivalvia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan pola distribusi bivalvia yang terdapat pada kawasan hutan mangrove di perairan Desa Balimu. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai bulan Desember 2014 sampai Januari 2015. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple random sampling, dengan menggunakan transek kuadrat yang dilakukan tiga kali pengulangan. Penentuan lokasi stasiun didasarkan pada kondisi fisik mangrove. Hasil pengukuran parameter lingkungan dan organisme yang diperoleh selama penelitian kemudian dianalisis secara deskriptif. Di temukan lima jenis bivalvia yaitu; Isognomon-isognomun, I. perma, Gafrarium tumidum, G. pectinatum dan Barbatia decusata, dengan nilai tertinggi sebesar 35,14−44,62% pada jenis Isognomon-isognomun dan terendah pada jenis Barbatia decusata sebesar 1,54−3,60%. Kepadatan bivalvia tertinggi setiap bulan selama penelitian diperoleh pada stasiun I yaitu; 20,67−21,67 ind/m² sedangkan terendah diperoleh pada stasiun III yaitu sebesar 1,00−1,50 ind/m². Pola distribusi bivalvia selama penelitian pada stasiun I yaitu pola distribusi acak (Id=1) sedangkan pada stasiun II dan III yaitu mengelompok (id>1). Hasil pengukuran parameter kualitas air diperoleh kisaran yaitu suhu 27‒30ºC, salinitas 29‒35‰, kecepatan arus 1,11‒2,24 m/detik, pH air ,0‒8,0, pH substrat 5,5–6,9 dan bahan organik substrat 10,7176‒13,8727%.Kata kunci : Kerang (bivalvia), Kepadatan, Pola Distribusi
Preferensi Habitat Kerang Pokea (Batissa violacea var. celebensis von Martens, 1897) di Sungai Langkumbe Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara Alkadri, Muh. Arum; Bahtiar, .; Yasidi, Farid
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.377 KB)

Abstract

Sungai Langkumbe adalah salah satu sungai yang berada di daerah Buton Utara. Sungai ini melewati beberapa desa di Kecamatan Kulisusu Barat. Masyarakat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari dalam berbagai peruntukan, di antaranya adalah untuk kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, cuci, kakus (MCK), perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe habitat bagi kerang pokea, (Batissa violacea var. celebensis) di Sungai Langkumbe Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai dari awal bulan Februari hingga akhir April 2017 di Sungai Langkumbe Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sapuan luas area dan sampel diambil dengan alat tangkap tangge. Data penelitian dianalisis menggunakan persamaan kepadatan, pola distribusi, kualitas perairan, dan preferensi habitat. Hasil analisis menunjukkan nilai kepadatan kerang pokea yaitu 27,78-134,92 ind/m2. Indeks distribusi menunjukkan kerang pokea mempunyai penyebaran acak dan mengelompok. Hasil pengukuran parameter lingkungan meliputi: suhu berkisar (27,5-29,6°C), pH substrat (6,3-6,8), bahan organik dengan nilai rata-rata 0,21-5,43%, serta tekstur substrat didominasi oleh pasir halus. Preferensi habitat menunjukkan tekstur substrat mempunyai kontribusi besar dan menjadi penciri di setiap stasiun. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kerang pokea menyenangi habitat dengan tipe substrat lumpur bercampur pasir sangat halus dan pasir kasar.Kata Kunci : Kepadatan, distribusi, kualitas air, preferensi habitat
Keanekaragaman jenis dan kepadatan makroepifit pada (Eucheuma denticulatum) dalam Rakit Jaring Apung di perairan Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan Supriatno, .; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.919 KB)

Abstract

Keberadaan makroepifit pada thallus rumput laut dapat menggangu keberhasilan budidaya. Makroepifit yang menempel pada thallus dapat mengurangi daya tahan rumput laut terhadap penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis dan kepadatan makroepifit yang menempel pada rumput laut E. denticulatum yang dibudidaya menggunakan metode rakit jaring apung di Perairan Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Analisis yang digunakan adalah rumus komposisi jenis, indeks keanekaragaman Shannon-Wienner, kepadatan relatife, indeks keseragaman rumus evenness dan indeks Dominansi Simpson. Hasil penelitian menunjukan bahwa Komposisi jenis makroepifit yang diperoleh yaitu 16 jenis, diantaranya 8 jenis dari kelas Rhodophyta, 6 jenis dari kelas Chlorophyta dan 2 jenis dari kelas Phaeophyta. Keanekaragaman jenis makroepifit tergolong pada kategori rendah yang berkisar antara 0,127 ̶ 0,336, keseragaman jenis berkisar 0,251 ̶ 1,151, yang mana keseragaman tertinggi pada hari ke-10 (1,117) dan hari ke-30 (1,151). Dominansi jenis berkisar 0,140 ̶ 0,555, dominansi tertinggi pada hari ke-30.. Hasil pengukuran kualitas perairan yang diperoleh kisaran suhu 29 ̶ 30oC, kecerahan 66 ̶ 83%, kecepatan arus 0,0479 ̶ 0,0752 m/det, pH 6 ̶ 7, salinitas 30 ̶ 33 ppt, nitrat 0,0040 ̶ 0,0510 mg/L, phospat 0,0030 ̶ 0,0153 mg/L, DO (oksigen terlarut) 6,6 ̶ 7,8 mg/L.Kata kunci : Makroepifit, Rakit Jaring Apung, Keanekaragaman, E. denticulatum
Laju penempelan dan jumlah filamen Elachista flaccida pada talus Kappaphycus alvarezii di perairan Tanjung Tiram Yulianti, Yuni; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.628 KB)

Abstract

Makroepifit dapat menyebabkan penurunan produksi rumput laut karena keberadaannya pada talus rumput laut yang bertindak sebagai parasit. Makroepifit Elachista flaccida merupakan salah satu jenis makroepifit yang paling banyak ditemui pada budidaya rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii di Perairan Tanjung Tiram. Informasi mengenai kemunculan makroepifit pada rumput laut dibutuhkan sebagai upaya dalam pengelolaan makroepifit yang mengganggu pertumbuhan rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju penempelan dan jumlah filamen makroepifit jenis E. flaccida yang menempel pada rumput laut budidaya jenis K alvarezii yang dibudidayakan menggunakan jaring kantung apung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju penempelan tertinggi terjadi pada hari ke-35 yaitu sebesar 123,076 ind/m2/hari dengan jumlah filamen 5,7 epifit/cm2 dan laju penempelan terendah terjadi pada hari ke-14 dengan 18,643 ind/m2/hari dengan jumlah filamen 1,7 epifit/cm2. Hasil pengukuran parameter fisik-kimia perairan menunjukkan bahwa suhu perairan berkisar antara 27-32 0C, kecepatan arus 0,50-106 m/detik dan kecerahan yaitu 7 dan 10 m, salinitas 30-34 ppt, nitrat 0,011-0,020 mg/L dan fosfat 0,001-0,008 mg/L. Laju penempelan dan jumlah filamen pada talus rumput laut dipengaruhi oleh parameter lingkungan yang cenderung fluktuatif di lokasi budidaya.Kata Kunci : Laju penempelan, E. flaccida, Filamen, Parameter Lingkungan.
Studi beberapa karakteristik biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah Yanglera, Abdullah; Nur, Andi Irwan; Mustafa, Ahmad
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.556 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2015 di Menui Kepulaan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan K. pelamis yang meliputi sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang berat, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kemaatangan gonad (IKG) dan fekunditas. Jumlah sampel ikan K. pelamis yang diambil dari hasil tangkapan nelayan berjumlah 101 ekor, 48 ekor jantan dan 53 ekor betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran ikan K. pelamis yang tertangkap selama penelitian berkisar dari 290─501 mm. Proporsi tertinggi pada ikan jantan ditemukan pada kelas ukuran 360─395 mm (27,08%) dan terendah pada kelas ukuran 312─334 mm (2,08%). Sementara pada betina, proporsi tertinggi ditemukan pada kelas ukuran 335─359 mm (30,19%). Tipe pertumbuhan ikan K. pelamis jantan bersifat alometrik negatif, sementara betina bersifat alometrik positif. Ikan jantan dan betina ditemukan memiliki TKG I sampai IV. Nilai IKG tertinggi ikan K. pelamis jantan ditemukan pada TKG I sebesar 19,23 dan terendah pada TKG III sebesar 4,74, sementara pada ikan betina nilai IKG tertinggi pada TKG II sebesar 25,98 dan terendah pada TKG III sebesar 11,81. Fekunditas ikan pada TKG III dan IV berkisar 13.959─649.700 butir.Kata kunci : Katsuwonus pelamis, ukuran, tipe pertumbuhan, gonad, Menui Kepulauan
Beberapa aspek biologi reproduksi Ikan Layang (Decapterus macarellus) hasil tangkapan Purse Seine yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari Fadila, Miftahul; Asriyana, .; Tadjuddah, Muslim
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.142 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2015 di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek biologi reproduksi ikan layang (D. macarellus) hasil tangkapan purse seine yang meliputi sebaran ukuran ikan, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan ukuran pertama kali matang gonad. Selama periode penelitian jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 120 ekor, terdiri dari 68 ekor jantan dan 52 ekor betina. Hasil pengukuran panjang total ikan jantan berkisar 182‒317 mm dan ikan betina 182‒317 mm. Sebanyak 19 betina memiliki TKG III, dan hanya 1 betina mempunyai TKG IV. Pada ikan jantan terdapat 21 memiliki TKG III, dan 9 TKG IV. Ikan jantan dan betina didominasi TKG I (70 %) dibanding TKG lainnya. Fekunditas ikan betina berkisar 270.006–767.452. Hubungan fekunditas dengan bobot gonad cukup erat (r = 0,94). Ukuran pertama kali matang gonad ikan layang jantan dan betina dicapai pada ukuran yang hampir sama, yaitu masing-masing 24,5 cm dan 24,7 cm.Kata kunci : biologi reproduksi, Decapterus macarellus, Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
Studi keanekaragaman jenis ikan demersal yang berasosiasi pada Apartemen Ikan di perairan laut Kabupaten Konawe Ardina, Wa Ode; Nadia, La Ode Abdul Rajab; Abdullah, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.922 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan laut Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan demersal yang berasosiasi dengan apartemen konservasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah visual sensus, yaitu mengamati (melihat) setiap jenis ikan demersal pada setiap sisi apartemen (sebanyak 4 apartemen). Sampel ikan yang ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 37 jenis dengan jumlah individu 1224 ekor. Sampel ikan tersebut digunakan untuk analisis komposisi jenis (Kj), indeks keanekaragaman jenis (H’), indeks keseragaman jenis (E), indeks dominansi jenis (D), dan frekuensi kehadiran (Fk). Komposisi jenis ikan demersal berkisar 0.41%-11.4%. Keanekaragaman jenis ikan demersal dikategorikan tinggi dengan nilai 3.37. Dominansi jenis ikan demersal dikategorikan rendah yaitu 0.04, sedangkan keseragaman jenisnya termasuk kategori sedang dengan nilai 0.93. Frekuensi kehadiran ikan demersal dikategorikan sering hadir pada setiap apartemen dengan kisaran 25%–100%. Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan diperoleh suhu dan salinitas rata-rata masing-masing 30.25 oC dan 33.27 ppt, sedangkan pH perairan netral (7). Perairan di lokasi penelitian cukup cerah yaitu 11.62 m, sedangkan kecepatan arus mencapai 34.12 m/s.Kata Kunci : ikan demersal, keanekaragaman jenis, apartemen ikan
Produktivitas primer perifiton di perairan air terjun Tinonggoli (Nanga-nanga) Kota Kendari Sulawesi Tenggara Fatmawati, .; Salwiyah, .; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.456 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas primer perifiton di Perairan Air Terjun Tinonggoli Kota Kendari Sulawesi Tenggara.Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Februari sampai Maret 2016.Lokasi pengambilan sampel di bagi dalam tiga titik sampling. Titik sampling I (bagian atas air terjun), titik sampling II (di air terjun), dan titik sampling III  (di bendungan air terjun). Proses pengambilan sampel di lakukan dengan menggunakan metode rancangan acak (random sampling). hasilpengukuran parameter penunjang, yakni,: 0.022 ̶ 0.136 mg/L, : 0.0032 ̶ 0.0066 mg/L, suhu 23, kecerahan:  70-100%, pH: 5, kecepatan arus 0.02 ̶ 0,10. Produktivitas primer perifiton pada Air Terjun Tinonggoli (Nanga-Nanga) tergolong tinggi produktivitas primer kotor 382.81 ̶ 1.046.87 mg C//4 jam, produktivitas bersih 34.13 ̶ 187.50 mg C//4 jam, respirasi 348.69 ̶ 859.38 mg C//4 jam. Hasil regresi linear sederhana kecerahan sangat mempengaruhi produktivitas primer perifiton dengan persamaan   Y= 192.329 + 2.239 X, koefisien korelasi R = 0,092 dan koefisien  = 0.018 atau 18 % ,, dengan ragam didapatakan nilai   p = 0.001< 0.05 di sebabkan adanya pengaruh nyata. Nitrat Y = 0.68 +  -5.6145 X, dengan nilai  (Koefisien Determinasi) = 073 atau 73 % dan nilai R (Koefisien Korelasi) = 270. Hasil analisis sidik ragam di dapatkan nilai  p = 0.004< 0.05, adanya hubungan nitrat yang terhadap produktivitas primer perifiton. Dan fosfat Y = 0.04 + X ̶ 8.0408 nilai koefisien determinansi  rendah 0.30 dan nilai R= 012. Hasil analisis sidik ragam didapatkan nilai p = 0.002<0.05, adanya hubungan yang lemah fosfat terhadap produktivitas primer perifiton di perairan.Kata Kunci: produktivitas primer, perifiton, air terjun Tinonggoli.

Page 3 of 23 | Total Record : 230