Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

FISH COMMUNITY IN SEAGRASS HABITAT AROUND SAWAPUDO WATERS, KONAWE DISTRICT, SOUTH-EAST SULAWESI Ira, Ira; Irawati, Nur
AQUASAINS Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.634 KB)

Abstract

Perairan Desa Sawapudo memiliki topografi pantai yang landai dengan dasar perairan yang potensial untuk lamun tumbuh dan berkembang secara luas. Tujuan penelitian untuk mengetahui komunitas ikan di lamun perairan Desa Sawapudo. Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai informasi penting dalam pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem padang lamun. Penelitian dilaksanakan bulan Mei-Juli 2016 di perairan Desa Sawapudo Kecamatan Soropia menggunakan alat tangkap jaring. Pengambilan sampel ikan dilakukan sebanyak tiga kali dengan interval waktu 30 hari. Hasil yang diperoleh selama penelitian yaitu ikan yang tertangkap berjumlah 136 individu dimana terdapat 12 spesies. Jumlah kelimpahan ikan tertinggi ditemukan pada jenis ikan Geres oyena sebesar 0,53 ind/m2 dan terendah pada ikan Cheilio inermis yakni sebesar 0,07 ind/m2. Keanekaragaman jenis ikan dikategorikan tergolong sedang. Keseragaman ikan memiliki kemerataan jumlah individu untuk setiap jenis. Sementara dominansi ikan termasuk kategori rendah, dimana tidak terdapat spesies yang mendominansi spesies lainnya.
Keanekaragaman Dan Kepadatan Gastropoda Di Perairan Desa Morindino Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara Ira, Ira; Rahmadani, Rahmadani; Irawati, Nur
AQUASAINS Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.139 KB)

Abstract

Gastropods have important economic value because the shell can be used for a variety of decorations are expensive and the meat as a source of food. Gastropods also a key organism in the food chain in aquatic ecosystems. This research aims to determine the diversity and density of gastropods and environmental conditions that affect gastropods. The usefulness of the research is as information for the relevant agencies and parties that need as well as information for further research. The research was conducted in morindino village watersfrom August to October 2014. The placement transect squared/plots based on the state of the substrate is sandy and rocky beaches. The results found 20 species of gastropods which belong to 17 genera in 16 families. Density on the rocky shore organisms higher than the sandy beach that is 29.11 ind/m2 while the sandy beach that is 1.44 ind/m2. Rocky shore species diversity in higher at 1.8742 while the lower sandy beach which is 1.5858. However overall, the diversity of marine gastropods in Morindino village water was included in the medium category. Water velocity Parameter affects the density and diversity of gastropods.
Aspek Biologi Reproduksi Kerang Simping (Placuna placenta) di Perairan Desa Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara Nisra, .; Bahtiar, .; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.019 KB)

Abstract

Kerang simping merupakan kerang yang hidup di perairan dangkal dan substrat berlumpur dan memiliki jenis kelamin terpisah. Jantan dan betina dapat dibedakan dengan mengamati warna gonad. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek biologi reproduksi (tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas dan ukuran pertama kali matang gonad). Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan (Januari-Maret 2018) di Perairan Langere Kabupaten Buton Utara dimana dengan menggunakan metode aacak sederhana (simple random sampling) dan jumlah total sampel selama tiga bulan sebanyak 90 individu. Hasil penelitian menunjukkan tahap kematangan gonad kategori IV memiliki persentase yang tinggi dan cenderung mendominasi setiap bulannya. Nilai indeks kematangan gonad tertinggi dibulan Februari pada jantan sebesar 22,80% dan betina sebesar 8,69%, nilai IKG kerang simping jantan dan betina terjadi pada bulan Februari masing-masing sebesar 22,80% dan 8,69%. Fekunditas kerang antara 44.600-1.526.250 butir. Hasil análisis ukuran pertama kali matang gonad terdapat pada lebar ukuran cangkang 6,7 cm.Kata Kunci: Biologi Reproduksi, Placuna placenta, Perairan Langgere
Keberadaan Thalus Rumput Laut Eucheuma spinosum sebagai media penempelan Macroalga di perairan Pantai Lakeba Kota Baubau Jamil, Muhammad Ridha; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.511 KB)

Abstract

Thallus epifit adalah salah satu media yang baik untuk pertumbuhan makroalga di laut. Makroalga adalah tanaman tingkat rendah yang sangat mnyukai substrat keras sebagai tempat melekat di lautan. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi ketersediaan talus Eucheuma spinosum sebagai tempat perlekatan bagi macrolaga di daerah Pantai Lakenlakeba costal. Penelitian ini menemukan bahwa tingginya spesies makroephypite pada thallus Eucheuma spinosum selama 30 hari adalah 2 ind / m3 / hari. Terjadinya J. longifurca selama 30 hari 2.181 ind / m3 / hari. Ulva lactuca tinggi di stasiun 2 dan 3 dengan masing-masing 6.478 dan 8.626. Variabel lingkungan berada dalam kondisi yang cocok untuk E. spinosum.Kata kunci : Laju Penempelan, Makroepifit, Parameter lingkungan, Perairan Pantai Lakeba.
Kepadatan dan Biomassa Chaetomorpha crassa yang Menempel pada Kappaphycus alvarezii dalam Jaring Kantung Apung di Perairan Pantai Lakeba Kota Bau-Bau Arnol, Deddy; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.585 KB)

Abstract

Makroepifit Chaetomorpha crassa merupakan alga filamen berbentuk menyerupai benang dan menggumpal. alga ini sering ditemukan sekaligus mendominasi sebagai epifit pada aktivitas budidaya rumput laut. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepadatan dan biomassa Chaetomorph crassa yang menempel pada talus Kappaphycus alvarizzi di Perairan Pantai Lakeba Kota Bau-Bau. Penelitian ini dilakukan dengan metode budidaya jaring kantung apung. Hasil penelitian menunjukan bahwa Chaetomorpha crassa melimpah diawal penelitian yaitu pada pengamtan hari ke-10 dimana nilai kepadatan dan biomassa tertinggi diperoleh sebanyak 11 ind/m² dengan bobot 30,4 gram sedangkan pada pengamatan hari ke-20 mengalami penurunan dengan jumlah penempelan diperoleh sebanyak 5 ind/m² dengan bobot 18 gram. Pengamatan hari ke-30  dan hari ke-40 penempelan mengalami penurunan yang sangat  drastis dimana tidak ditemukannya individu yang menempel. Hasil penugukuran parameter fisika dan kimia perairan selama  penelitian diperoleh suhu berkisar 28-30°C kecepatan arus berkisar 0,082-0,311 m/detik salinitas berkisar antara 30-32 %o, nitrat berkisar 0,0092-0,0425 mg/L, fosfat berkisar 0,0017-0,0037 dan DO 5,3-7,4 mg/L.                Kata kunci : Biomassa dan Kepadatan C haetomorpha crassa, Jaring kantung apung, Kappaphycus alvarezii
Makanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Lakara Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara Erlinda, Suristiana; Sara, La; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.746 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makanan rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Lakara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di perairan Lakara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Sampel rajungan ditangkap menggunakan jaring (gillnet) di perairan dalam. Sampel rajungan yang tertangkap dipilih secara acak (random). Sebanyak 19 individu digunakan untuk analisis komposisi makanan. Setiap sampel di pisahkan menurut kelas ukuran dan jenis kelaminnya. Komposisi kelompok makanan dalam lambung rajungan terdiri dari empat kelompok yaitu plankton, daging, moluska dan material tidak teridentifikasi (MTT). Pada ukuran dewasa ditemukan kelompok makanan plankton dengan persentase komposisi sebesar 62,6 %, daging 26 %, material tidak teridentifikasi 8,7 % dan moluskasebesar 2,7 %. Persentase komposisi makanan antara jenis kelamin jantan dan betina tidak terlalu memiliki perbedaan. Nilai persentase komposisi makanan untuk kelompok plankton rajungan jantan adalah 62 % dan 62 % pada betina, daging pada jantan 27,3 % dan 24 % pada betina, material tidak teridentifikasi pada jantan 9,1 % dan 8.0 % pada betina dan moluska pada jantan 1,7 % dan 6,0 % pada betina.Kata Kunci : komposisi makanan, Portunus pelagicus, isi lambung.
Status kesuburan perairan berdasarkan kandungan klorofil-a di Perairan Bungkutoko Kota Kendari Linus, Yulius; Salwiyah, .; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.083 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesuburan perairan berdasarkan kandungan klorofil-a dan kelimpahan fitoplankton di perairan Bungkutoko. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Januari sampai Februari 2016. Lokasi pengambilan sampel dibagi dalam tiga stasiun. Penentuan lokasi didasarkan pada karakteristik perairan Pulau Bungkutoko dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil pengukuran parameter utama, yakni NO3, PO4, dan NH3 berkisar 0,0100-0,0670 mg/L, 0,0010-0,0076 mg/L, dan 0,0197-0,0303 mg/L. Hasil pengukuran parameter penunjang, yakni suhu, kecerahan (m), salinitas, pH, kecepatan arus dan DO berkisar 30-31oC, 2 m, 25-31 ppt, 6, 4-4,9 m/det, 4,1-7,8 mg/L. Pengukuran kesuburan perairan menggunakan metode TRIX. Hasil kesuburan perairan berdasarkan TRIX berkisar 1,25-1,28 mg/L, berdasarkan kategori TRIX perairan Pulau Bungkutoko tergolong dalam perairan oligotrofik. Terdapat lima kelas fitoplankton yang menempati perairan Pulau Bungkutoko, yaitu kelas Bacillariaophyceace, Dynophyceace, Cyanobacteria, Rotatoria dan Synurophyceace. Kelimpahan fitoplankton berkisar 115-3066 ind/L. Kelimpahan tertinggi dari kelas Bacillariaophyceace dan terendah dari kelas Cyanobacteria, berdasarkan kategori kelimpahan fitoplankton perairan Pulau Bungkutoko tergolong dalam periaran mesotrofik. Hasil pengukuran kandungan klorofil-a di perairan Pulau Bungkutoko berkisar 0,09-1,58 mg/m3, berdasarkan kategori kandungan klorofil-a perairan Pulau Bungkutoko tergolong dalam perairan oligotrofik-mesotrofik.Kata kunci: Kesuburan Perairan, Fitoplankton, Klorofil-a, Pulau Bungkutoko
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton pada Berbagai Kedalaman Di Perairan Pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Wati, Mulia; Irawati, Nur; Indrayani, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.282 KB)

Abstract

Keberadaan zooplankton di perairan sangat penting mengingat zooplankton adalah penghubung antara produsen primer dengan hewan-hewan pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola migrasi vertikal harian zooplankton pada berbagai kedalaman di perairan pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian di lakukan pada bulan November 2017 sampai Mei 2018. Metode pengambilan sampel zooplankton dalam penelitian ini menggunakan plankton net dengan ukuran mata jaring no. 25 µm dan pompa yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 25 jenis zooplankton, dimana jenis Copepoda sp memiliki komposisi jenis tertinggi berkisar antara 25-39 % dikuti oleh Nauplius sp berkisar 25-29%. Sementara itu, kelimpahan zooplankton tertinggi pada kedalaman 0,2; 5; dan 10 m berkisar 50 ind/mL diperoleh pada pukul 06.00; 10.00; 14.00; 20.00 dan 24.00 di bulan November. Secara umum tidak terdapat pola migrasi harian zooplankton pada bulan Januari dan Mei namun pada bulan November terlihat adanya pola migrasi dimana puncak atau kelimpahan zooplankton tertinggi diperoleh pada pukul 06.00 dan 20.00 untuk kedalaman 5 dan 10 m, sementara untuk kedalaman 0,2 m puncak atau kelimpahan tertinggi diperoleh pada pukul 10.00 dan 20.00.Kata kunci : Migrasi, zooplankton, kedalaman, Pulau Bungkutoko.
Struktur komunitas tumbuhan air di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara Hidayat, Rachmat; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.916 KB)

Abstract

Tumbuhan air merupakan  tumbuhan yang telah menyesuaikan diri untuk hidup pada lingkungan perairan, baik terbenam sebagian atau seluruh tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas tumbuhan air yang ada di Perairan Rawa Aopa. Pengambilan sampel dilakukan selama 50 hari mulai tanggal 10 Bulan Januari hingga tanggal 20 Februari 2017 dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan yaitu indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi dan indeks nilai penting. Tumbuhan air yang terdapat di perairan Rawa Aopa sebanyak 8 jenis dengan jumlah yang tertinggi yaitu jenis Salvinia biloba dan yang terendah jumlahnya, yaitu Limnocharis flava. Tumbuhan air yang terdapat di perairan Rawa Aopa terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe submerged plants dan free floating. Tipe submerged plants terdiri atas H. verticilata L. flava dan tipe free floating terdiri atas I.aquatica, L. flava, S. biloba, P. stratiotes, N. Nucifera, E. crassipes, N. alba.  Nilai indeks keanekaragaman 0,44-0,76 dengan kategori rendah, indeks keseragaman 0,49-0,84 kategori sedang, indeks dominansi 0,22-0,45 bahwa tidak  ada jenis yang mendominasi. Untuk nilai Indeks Nilai Penting yang tertinggi yaitu, S.biloba sebesar 125,70 dan yang terendah jenis Limnocharis flava sebesar 6,13. Sehingga indeks keanekaragaman tumbuhan air di perairan Rawa Aopa termasuk kategori rendah dengan tidak adanya tumbuhan yang mendominasi dan tingkat keseragaman tumbuhan air termasuk kategori sedang. Kata Kunci : Struktur komunitas, tumbuhan air, Taman Nasional Rawa Aopa.
Laju penempelan dan jumlah filamen Elachista flaccida pada talus Kappaphycus alvarezii di perairan Tanjung Tiram Yulianti, Yuni; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.628 KB)

Abstract

Makroepifit dapat menyebabkan penurunan produksi rumput laut karena keberadaannya pada talus rumput laut yang bertindak sebagai parasit. Makroepifit Elachista flaccida merupakan salah satu jenis makroepifit yang paling banyak ditemui pada budidaya rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii di Perairan Tanjung Tiram. Informasi mengenai kemunculan makroepifit pada rumput laut dibutuhkan sebagai upaya dalam pengelolaan makroepifit yang mengganggu pertumbuhan rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju penempelan dan jumlah filamen makroepifit jenis E. flaccida yang menempel pada rumput laut budidaya jenis K alvarezii yang dibudidayakan menggunakan jaring kantung apung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju penempelan tertinggi terjadi pada hari ke-35 yaitu sebesar 123,076 ind/m2/hari dengan jumlah filamen 5,7 epifit/cm2 dan laju penempelan terendah terjadi pada hari ke-14 dengan 18,643 ind/m2/hari dengan jumlah filamen 1,7 epifit/cm2. Hasil pengukuran parameter fisik-kimia perairan menunjukkan bahwa suhu perairan berkisar antara 27-32 0C, kecepatan arus 0,50-106 m/detik dan kecerahan yaitu 7 dan 10 m, salinitas 30-34 ppt, nitrat 0,011-0,020 mg/L dan fosfat 0,001-0,008 mg/L. Laju penempelan dan jumlah filamen pada talus rumput laut dipengaruhi oleh parameter lingkungan yang cenderung fluktuatif di lokasi budidaya.Kata Kunci : Laju penempelan, E. flaccida, Filamen, Parameter Lingkungan.