cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 964 Documents
Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata Maidiawati, Maidiawati; Agus, Agus
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.712 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.1.3

Abstract

Abstrak. Sebuah metoda dikembangkan untuk mengevaluasi kapasitas seismik gedung beton bertulang eksisting dengan mengaplikasikan sebuah model strut diagonal untuk memperhitungkan pengaruh dinding bata dalam struktur rangka. Dalam model ini lebar strut diagonal diberikan sebagai fungsi tinggi kontak antara dinding dan struktur rangka yang dapat diselesaikan dengan persamaan kesetimbangan tegangan tekan dan perpindahan lateral pada daerah kontak. Kekuatan dan kekakuan lateral dinding didapatkan berdasarkan lebar strut diagonal. Model strut diagonal telah diverifikasi dengan hasil pengujian struktur rangka dengan dinding bata. Didapatkan hasil yang sesuai antara pengujian struktur dan hasil analisis model untuk kekakuan dan kekuatan lateral serta duktilitas dinding bata. Oleh karena itu, model strut diagonal dapat diaplikasikan untuk mengevaluasi kapasitas seismik gedung beton bertulang eksisting di kota Padang. Dalam penelitian ini dievaluasi kapasitas seismik sebuah gedung beton bertulang 2 (dua) lantai untuk tanpa dan dengan memperhitungkan pengaruh dinding bata dengan mengaplikasikan model diagonal strut untuk dinding bata. Sedangkan kapasitas seismik gedung tanpa pengaruh dinding bata dihievaluasi berdasarkan standar Jepang. Sebagai hasilnya didapat bahwa dinding bata dalam struktur rangka dapat meningkatkan kapasitas seismik gedung beton bertulang secara siknifikan.Abstract. A method for evaluating the seismic capacity of existing reinforced concrete (R/C) building was developed by implementing a diagonal strut model for considering brick infill effects. In this model, the strut width is presented as a function of frame-infill contact length, which was evaluated by static equilibriums related to compression balance and lateral displacement compatibility at the frame-infill interfaces. The lateral strength and stiffness of infill were obtained based on the strut width. The strut model has been verified through comparison with  experimental results of a brick masonry infilled R/C frame. Good agreements were observed between the experimental and analytical performance on the lateral strength and ductility of the infill. Consequently, the diagonal strut model can be an effective tool for precisely screening earthquake-vulnerable existing R/C buildings in Padang city. In this study, two calculations of seismic capacity of two stories existing R/C building, without and with considering brick infill effects, were conducted by applying the diagonal strut model. However, the seismic capacity of R/C building  without infill effect was evaluated based on Japanese standard. Consequently, it reveals that the brick infill significantly affected the seismic resistances of the investigated building.
Perbandingan Gerusan Lokal yang Terjadi di Sekitar Abutment Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan dengan Sayap pada Saluran Lurus, Tikungan 90°, dan 180° (Kajian Laboratorium) Wiyono, Agung; Nugroho, Joko; Widyaningtias, Widyaningtias; Zaidun, Eka Risma
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.524 KB)

Abstract

Abstrak. Fenomena kerusakan jembatan akibat gerusan pada pondasi pier atau abutment sulit diamati secara langsung. Salah satu metode untuk menyederhanakan adalah dengan pemodelan fisik di laboratorium. Tujuan penulisan jurnal ini adalah membandingkan gerusan yang terjadi di sekitar abutment dinding vertikal tanpa sayap dan dengan sayap pada saluran lurus, tikungan 90o, dan 180o. Perbandingan difokuskan pada gerusan lokal jenis live -bed scour dan terjadinya transportasi sedimen sepanjang pengaliran debit 4, 5, 6, dan 7 liter/detik pada model saluran. Penelitian dilakukan dengan membangun model saluran terbuka dengan dinding fiberglass dan dasar saluran terbuat dari semen, saluran memiliki bagian lurus serta sudut tikungan 90° dan 180°. Hasil parameter fisik berupa kecepatan dan kedalaman gerusan, dibandingkan secara analitik dengan menggunakan Formula Laursen (1960), Froehlich (1989), dan Mellvile (1997). Hasil perbandingan menunjukkan bahwa pada abutment dinding vertikal tanpa sayap, hasil perhitungan Formula Laursen paling mendekati hasil pengamatan dengan persentase kesalahan 20,02%. Sedangkan untuk abutment dinding vertikal dengan sayap, persentase kesalahan terkecil sebesar 28,17%, dengan menggunakan Formula Froehlich (1989). Untuk abutment dinding vertikal tanpa sayap, kedalaman gerusan maksimum terjadi di sekitar hulu abutment, dan segmen tengah abutment untuk abutment dinding vertikal dengan sayap. Untuk kedua tipe abutment sedimentasi tertinggi terjadi di sebelah hilir.Abstract. The damage phenomenon of the bridge due to scour on pier foundation or abutment is difficult to observe directly. One of the methods to simplify this phenomenon is modeling in the laboratory. The purpose of this research is to compare scouring around vertical wall and vertical wing-wall abutment in straight channel, 90o, and 180o curve channel. Scouring comparison focused on the live-bed scour and the occurrence of sediment transport along the 4, 5, 6, and 7 liters / second discharge on the channel model. Results of physical parameters such as velocity and depth of scouring compared with the analytical using Laursen (1960), Froehlich (1989), and Mellvile (1997) formula. The result from each calculation will be compared with the observation data. The resultshows that maximum scouring for vertical wall and vertical wing-wall abutment occurred in upstream and middle of abutment respectively. Furthermore, sedimentation for both of types is around downstream of abutment. From the analytical comparison, Laursen’s Formula gives closer accuracy for vertical wall abutment than others formulas, with the percentage of error is about 20,02%. While, Froehlich’s Formula gives 28,17% for wing-wall abutment.
Beberapa Permasalahan pada Teori Gelombang Linier Hutahean, Syawaluddin
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.285 KB)

Abstract

Abstrak. Makalah ini mengingatkan kembali permasalahan teori gelombang linier yang disebabkan oleh keterbatasannya terhadap tinggi gelombang dan kedalaman perairan. Hal paling penting yang dibahas adalah temuan mengenai masalah penerapan persamaan dispersi dan perhitungan koefisien shoaling yang akan menimbulkan kesalahan interpretasi pada model-model transformasi gelombang berdasarkan teori gelombang linier.Abstract. This paper reminds problems in linear wave theory due to its limitation in wave height and water depth. The most important thing discussed in this paper is applications of dispersion equation and calculation of shoaling coefficient that will create misinterpretation in wave transformation models based on linear wave theory.
The Influence of Railway Station on Residential Property Values-Spatial Hedonic Approach The Case of Serpong’s Railway Station Syabri, Ibnu
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 3 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1534.196 KB)

Abstract

Abstract. Urban area management in developed countries such as the United States and Japan which have implemented “Transit Oriented Development” (TOD), shows that TOD seems capable of increasing the property values and and reducing household expenditure for transportation costs. However, applying the TOD concept in Indonesian cities such as Jakarta, Surabaya, and Medan, is a unique and considerable challenge, considering urban transportation condition in Indonesia that is far different from the conditions in urban areas in developed countries. One of important infrastructure policy issues for Jakarta and other rapidly growing cities in Indonesia is how to raise fiscal revenues through “value capture”, in which the increase the property values is due to better access and services from the existances of the railway stations. The research is based on a case study in Serpong, a neighborhood in Jakarta Metropolitan Area (JMA), Indonesia. The focus of this study is to test the basic viewpoint of TOD strategy which is how transport infrastructure such as railway stations influence the property values of a neighborhood. Following Anselin and Lozano-Gracia’s (2009) framework, this paper uses a spatial hedonic pricing model that allows to measure both “direct and in-direct effects” or “externality spillovers” from the existence of the railway stations.Abstrak. Pengelolaan kawasan perkotaan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan lain-lain yang telah menerapkan konsep "Pembangunan berorientasi Transit" atau lazim disebut dengan istilah “transit oriented development” (TOD), menunjukkan bahwa TOD tampaknya mampu meningkatkan nilai properti dan dan mampu mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk biaya transportasi. Namun demikian, menerapkan konsep TOD di kota-kota Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, merupakan tantangan yang unik dimana kondisi tataruang kota dan transportasi perkotaan di Indonesia yang jauh berbeda dari kondisi di daerah perkotaan di negara-negara maju. Salah satu isu kebijakan infrastruktur penting untuk Jakarta dan kota-kota berkembang pesat di Indonesia adalah bagaimana memberikan jastifikasi meningkatkan pendapatan fiskal melalui konsep "value capture", di mana nilai properti meningkat karena akses dan layanan yang baik dari keberadaan stasiun kereta api. Penelitian ini didasarkan pada studi kasus di Serpong, sebuah lingkungan di Jakarta Metropolitan Area (JMA), Indonesia. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji sudut pandang dasar strategi TOD yaitu bagaimana infrastruktur transportasi, seperti stasiun kereta api, mempengaruhi nilai properti yang ada disekitarnya. Dengan menggunakan kerangka metodoologi yang sama dengan Anselin dan Lozano-Gracia (2009),”spatial hedonic pricing models” studi ini mampu mengukur baik "efek langsung” maupun “tidak langsung" dari "limpahan eksternalitas" keberadaan stasiun kereta api.
Model Penilaian Kewajaran Harga Penawaran Kontraktor dengan Sistem Evaluasi Nilai Abduh, Muhamad; Wirahadikusumah, Reini D
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 3 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.392 KB)

Abstract

Abstrak. Proses pemilihan rekanan menjadi salah satu kunci kesuksesan pembangunan fasilitas fisik. Kriteria pemilihan harus ditentukan berdasarkan pertimbangan yang objektif dan menguntungkan bagi pemilik tanpa mengabaikan kepentingan pelaksana konstruksinya. Metoda penilaian penawaran calon pelaksana konstruksi dalam suatu pelelangan sering menggunakan kriteria ”biaya terendah.” Walaupun parameter ini sangat relevan tetapi terkadang dianggap kurang memadai. Sistem evaluasi penawaran menggunakan sistem nilai dapat menjadi alternatif apabila aspek teknis perlu dipertimbangkan sejalan dengan nilai penawaran biayanya. Penggunaan sistem nilai perlu dilakukan secara hati-hati, penentuan kriteria kombinasi aspek teknis dan harga harus bersifat objektif, kuantitatif, dan dapat ipertanggung jawabkan. Dalam makalah ini diajukan suatu model penilaian kewajaran harga penawaran sebagai komponen penilaian aspek harga dalam sistem nilai khususnya untuk kontrak harga tetap (lump sum). Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan model penilaian kewajaran harga penawaran tersebut adalah gabungan antara faktor tingkat keyakinan estimasi biaya pemilik (atau Harga Perkiraan Sendiri, HPS) dan faktor variasi penawaran yang diajukan oleh para penawar. Model ini kemudian diuji-cobakan untuk studi kasus pengadaan suatu pembangunan gedung bertingkat. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa model yang dikembangkan dapat digunakan sesuai dengan tujuan pihak pemilik, yaitu pemenang adalah peserta yang mengajukan penawaran yang cukup rendah namun wajar. Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi dari beberapa variabel yaitu: tingkat kepercayaan terhadap HPS; jumlah penawaran rendah; dan jumlah penawaran tinggi. Analisa sensitivitas menjelaskan bahwa untuk studi kasus, keputusan pemenang lelang tidak sensitif terhadap perubahan dalam tiga variabel tersebut. Abstract. Procurement is a significant factor for successful completion of a construction project. The bidding criteria have to be determined objectively and fairly for both the owner and the contractors. “Lowest bidder” is the most commonly used in public project procurement. While it is a valid factor, in some cases it is considered insufficient in projects where technical aspects are important in the evaluation process. An alternative method is the merit system, i.e., the determining factor is the combination of the scores awarded for the cost and the technical proposal with predetermined weights. The set of evaluation criteria (including the weights and the scores) should be objective, quantitative, and verifiable. In this paper, a model focusing on the evaluation of the aptness of a cost proposal is proposed for a tender process using the merit system on a lump sum contract scenario. A cost proposal is compared to both the owner’s estimate and its peers. The model basically involves two principals: the level of confidence in the owner’s estimate; and the variations of cost proposals. The model has been tested on a tender process of a low-rise building. The case study has been satisfactory, the winner was the contractor proposing low and “fair” cost. Sensitivity analyses have been performed for several factors: the level of confidence in the owner’s estimate; the number of proposals with low costs; the number of proposals with high costs. The analyses showed that the decision for the case study was not sensitive to the variations in those factors.
Analisis Dampak Beban Overloading Kendaraan pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur Rencana Perkerasan (Studi Kasus Ruas Jalan Simp Lago – Sorek Km 77 S/D 78) Sentosa, Leo; Roza, Asri Awal
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.255 KB)

Abstract

Abstrak. Sebagai salah satu jalan negara, Jalan Lintas Timur Sumatera memiliki peran penting dalam pengembangan perekonomian nasional. Terutama pada ruas Lago - Sorek, ada beberapa daerah industri seperti pabrik pulp dan kertas, serta minyak sawit mentah (CPO). Masalah yang berulang kali terjadi adalah kerusakan jalan dan pengurangan umur layan perkerasan jalan, hal ini sering disebabkan oleh kelebihan beban kendaraan. Evaluasi perkerasan kaku dilakukan pada ruas jalan Lago - Sorek di Km 77-78. Untuk mengevaluasi struktur perkerasan kaku digunakan metode AASHTO 1993. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumbu beban kendaraan lebih dari 17,98% melebihi beban gandar maksimum. Jika dihitung dengan kondisi overload maka terjadi penurunan umur layan sebesar 8 tahun dari 20 tahun umur rencana. Jika dihitung menggunakan persamaan kehidupan Sisa dari, AASHTO 1993 penurunan dalam kehidupan pelayanan usia 25,94%. Jika di hitung menggunakan persamaan Remaining life dari AASHTO 1993, terjadi pengurangan umur layan sebesar 25,94%. Abstract. As one of the state road, Jalan Lintas Timur Sumatra have an important role in the development of national economy. Primarily on Lago - Sorek section, there are several industrial areas such as pulp and paper mills, and Crude Palm Oil (CPO). A recurring problem is the damage to roads and reduction of age service life, this is often caused by overloaded vehicles. Rigid pavement evaluation conducted at Lago - Sorek road section at Km 77-78. AASHTO 1993 method used to evaluate the structure of rigid pavement on the road. The results showed that the load axis is more than 17.98% vehicles exceeding the maximum axle load. Based on the cumulative ESAL overload conditions the decline in the age of 8 years of service life of 20 year design life. If calculated using the equation Remaining life of the AASHTO 1993, a reduction in service life of the age of 25.94%.
Alat Pelesap Energi Gempa Uniaksial Mangkoesoebroto, Sindur P.
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.129 KB)

Abstract

Abstrak. Suatu invensi berupa alat pelesap energi gempa uniaksial dikembangkan dan dibahas secara rinci. Alat tersebut dimaksudkan untuk melindungi struktur bangunan gedung dari kerusakan yang berlebih pada saat kejadian gempa. Energi gempa input pada struktur bangunan gedung direncanakan untuk dimusnahkan oleh alat yang merupakan bagian dari bresing tahan tekuk. Bresing tersebut dipasang pada portal yang merupakan bagian dari rangka pemikul beban gempa. Alat dapat dipasang pada struktur bangunan gedung baru ataupun eksisting, tanpa memerlukan modifikasi signifikan. Alat dibuat cukup ringkas demikian sehingga memudahkan perawatan, operasi, dan perbaikan bila diperlukan. Alat tersebut telah dipatenkan. Abstract. Invention of uniaxial seismic energy dissipater was developed and analyzed in detail. The device is intended to protect building structures from extensive damage during major earthquakes. The earthquake input energy is designed to be absorbed by the device which is part of a buckling resistant bracing. The bracings are constructed in the seismic resisting frames of building structures. The dissipater can be built in the newly constructed as well as existing building structures without major modification requirements. The design of the device is simple enough to facilitate easy maintenance, operation, and repair when needed. The apparatus was patented.
Persamaan Korelasi Sifat Mekanik Beton Mutu Tinggi dengan Agregat Alami dan Slag Nikel Sugiri, Saptahari; Saloma, Saloma; Yulianti, Ria Catur
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 1 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.594 KB)

Abstract

Abstrak. Beton merupakan material konstruksi bangunan yang sering digunakan karena mudah pada waktu pelaksanaan konstruksi dan biaya pemeliharaan yang relatif murah dibandingkan material lainnya. Dengan maraknya pembangunan dimana aspek lingkungan harus diperhatikan, maka agregat kasar dan halus yang berasal dari sumber daya alam sebaiknya dibatasi, bila memungkinkan diganti dengan agregat produk limbah dari industri. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi beton memungkinkan penggunaan limbah menjadi bahan dasar pembentuk beton, sehingga di satu sisi penggunaan bahan alam yang merusak lingkungan dapat diatasi dan di sisi lain bahan limbah dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk bahan dasar pembentuk beton. Dalam setiap minggu, PT. INCO menghasilkan limbah padat berupa terak nikel dalam jumlah relatif besar, yaitu 77.441 ton. Sehingga dapat dilakukan penelitian mengenai penggunaan limbah padat tersebut sebagai bahan dasar pembentuk beton, baik sebagai agregat kasar maupun halus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan persamaan korelasi sifat mekanik beton kinerja tinggi (high performance concrete) dengan agregat alami dan slag nikel. Terhadap seluruh bahan pembentuk beton dilakukan pengujian mengikuti standar ASTM. Bahan dasar pembentuknya terdiri dari semen, agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambahan lainnya. Semua pengujian sifat mekanik beton juga mengikuti standar ASTM dan dilakukan untuk umur beton 3, 7, 14, 21, 28 dan 56 hari dengan masing-masing umur sebanyak tiga sampel. Seluruh data hasil penelitian yang telah diperoleh dilakukan analisis regresi nonlinier. Selanjutnya dibahas berbagai model korelasi sifat mekanik beton yang telah diuji. Berdasarkan analisis model korelasi diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut :y = abttcfc28 , dimana untuk :Kuat tekan beton :                 a = 0,389       b = 0,996       c = 0,323Modulus elastisitas :               a = 353         b = 1,001       c = 0,083Kuat tarik tidak langsung :      a = 0,03        b = 1,002        c = 0,115Kuat lentur :                          a = 0,052       b = 0,998       c = 0,224Adapun kelebihan persamaan korelasi yang diusulkan dibandingkan persamaan dalam peraturan yang ada adalah dapat menganalisis sifat mekanik beton kinerja tinggi berdasarkan fungsi waktu 0 < t ≤ 56 dan mempunyai nilai standar error yang lebih kecil. Abstrack. Concrete is construction material of building that is often is applied by easy to when realization of construction and maintenance cost that is cheap relative compared to other material. With the hoisterous of development where environmental aspect to paid attention, hence fine and coarse aggregate coming from natural resources better be limited, if possible is changed with waste product aggregate from industry. Development of science in concrete technology area enables usage of waste becomes concrete former base material, so that in one usage sides of nature material destroying area can be overcome and on the other side waste material is exploited as optimal as possible for concrete former base material. In each week, PT. INCO yields solid waste in the form ofnickel slag in number relative big, that is 77.441 tons. So can be done research about usage of the solid waste as component of concrete former basis, either as fine and coarse aggregate. Purpose of principal of this research is to get correlation equation of high performance concrete with natural aggregate and nickel slag. To all concrete former material is done assaying to follow ASTM standard. Its the former base material consisted of cements, coarse aggregate, fine aggregate, water and other admixture. All assayings of concrete mechanical property also follows ASTM standard and done for concrete age 3, 7, 14, 21, 28 and 56 days, in which three sample specimens were tested for each age. All research result data which has been obtained done by regression analysis nonlinier. Here in after is studied various correlation models of concrete mechanical property which has been tested. Based on correlation model analysis is obtained form of equation as follows : y = abttcfc28, where for :1. Compressive strength :      a = 0,389      b = 0,996       c = 0,323    2. Modulus of elasticity :        a = 353         b = 1,001       c = 0,083         3. Indirect tensile strength :   a = 0,03        b = 1,002       c = 0,1154. Modulus of Rupture :         a = 0,052      b = 0,998      c = 0,224  The advantage of this correlation equation over the standard equation is the ability to analyze the mechanical properties of high performance concrete by function of time 0 < t ≤ 56 and has a smaller standard error
Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Gedung Asimetris dengan Dinding Geser Nonparalel Sebagai Sistem Pengekangan Torsi Budiono, Bambang; Malau, Ricky Parulian
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1449.976 KB)

Abstract

Abstrak. Pertimbangan estetika dan arsitektural dalam perencanaan gedung seringkali mengarah pada dihasilkannya bentuk-bentuk ireguler yang kemudian menimbulkan permasalahan ketidakberaturan kinerja seismik bangunan. Oleh karenanya, diperlukan metode yang tepat, agar diperoleh desain yang memenuhi kriteria estetika dan kinerja seismik. Paper ini menganalisis gedung beton bertulang 10 lantai dengan denah monosimetris yang memiliki sisisisi perimeter nonparalel, dan memiliki ketidakberaturan torsi berlebihan sebagai dampak dari eksentrisitas struktur. Sebagai upaya menghasilkan ketahanan gempa, akan diajukan metode yang menerapkan konsep-konsep pengekangan torsi, yang mana kekakuan dan kapasitas elemen-elemen struktur yang berada pada perimeter bangunan ditingkatkan hingga rasio T1θ/T1x < 60%. Pada implementasinya, akan digunakan dinding geser pada tiap-tiap perimeternya, termasuk pada sisi perimeter nonparalelnya, meskipun keberadaan dinding geser nonparalel juga dikategorikan sebagai ketidakberaturan. Namun pada paper ini, efektivitas metode yang diajukan tersebut akan diuji melalui evaluasi kinerja yang menggunakan analisis riwayat waktu nonlinier.  Selain itu pada paper ini akan direkomendasikan prosedur desain yang paling efektif dan efisien untuk diterapkan. Hasil analisismembuktikan bahwa upaya torsional restraint yang diajukan mampu menghasilkan struktur yang memenuhi kriteria kinerja seismik yang dipersyaratkan. Selain itu paper ini merekomendasikan analisis kombinasi ragam sebagai prosedur desain alternatif bagi struktur tipe torsionally-restrained, yang lebih praktis dari prosedur numerik analisis riwayat waktu.Abstract. Aesthetic and architerctural considerations in building design are often result in irregular-shaped buildings which lead to some seismic performance irregularity problems. Hence, there must be proper methods in order to producing the designs which will meet both aesthetic and seismic performance criterias. This paper analyze 10-storey RC buildings with monosymmetric plan and nonparallel perimeter, which have excessive torsional irregularity as the result of the structural eccentricities. As the effort to produce seismic-resistant structures, this paper proposes some methods which apply torsional restraint concepts, which the stiffness and capacity of perimeter elements are increased as its T1θ / T1x < 60%. As the implementation, shearwalls will be applied at each perimeter, including its nonparallel perimeter sides, although the existance of nonparallel shearwalls is also categorized as a structural irregularity. Whereas in this paper, the  effectiveness of proposed methods, will be tested through seismic performance evaluation using nonlinear time history analysis. In addition, this paper will recommend the most effective and efficient design analysis procedure to be implemented. As the result, the proposed torsional restraint methods are able to produce the kind of structures which met any provised seismic-perfomance criterias. Moreover, this paper recommended the modal combination analysis, as alternative design procedure of torsionallyrestrained structures, which is more practical than numerical procedure of linear time history analysis.
Run - Up dan Run - Down Akibat Pengaruh Sudut Datang Gelombang pada Berbagai Unit Lapis Lindung Pemecah Gelombang Sriyana, Sriyana; Hadihardaja, Iwan Kridasantausa; Hadihardaja, Joetata
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.794 KB)

Abstract

Abstrak. Beberapa variabel yang mempengaruhi untuk perencanaan struktur pemecah gelombang adalah tinggi run-up and run-down. Gelombang run-up dapat digunakan sebagai variable untuk menentukan struktur pantai dan gelombang run-down untuk kerusakan struktur bangunan pantai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan run - up dan run - down pada bangunan pemecah gelombang denganperbedaan arah sudut datang gelombang. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah dengan model fidfik, dimana gelombang yang dibangkitkan adalah gelombang acak (irregular wave) gelombang tidak pecah. Spektrum yang digunakan adalah spectrum. Bretschneider, dengan benda uji lapis lindung tetrapod, kubus. Hasil yang diperoleh dalam studi terlihat bahwa parameter yang mempengaruhi terjadinya tinggi run-up and rundown pada breakwater dipengaruhi oleh periode gelombang (T), tinggi gelombang datang (H), jenis lapis lindung, kedalaman (d), dan arah sudut datang gelombang (θ). 0o dan 15o, hasil run-up yang terjadi cenderung naik atau sama pada sudut 0o dan 15o pada semua unit lapis lindung. Sedangkan pada sudut 30o, tetrapod dan batu pecah cenderung naik dan kubus cenderung turun. Hasil yang sama diperoleh untuk run - down.Abstract. Some of the influencing variables for the structure design are wave run-up and run-down. Run-up wave can be used as the variable in determining the coast structure crown height and run-down wave influences the structural damage. The objective of this study is determine the run-up and run-down performance on breakwater with different angle of wave direction. This study is carried out by means of irregular non-breaker waves on physical modeling. The spectrums used on irregular wave is Bretschneider, employing tetrapod, cubes, and rubble mound as the armour layer. The results of this study showed that the parameter which influence on the occurring run-up and run-down height at breakwater influenced by wave period (T), incoming wave of height (H), armour layer, water depth (d), and angle of wave direction (θ). 0o and 15o, , the run-up result tends increased or the same at the angle of 0o and 15o in all protection layer unit. While at 30o, tetrapod and broken stone tends increased and cubes tends decrease. Similar results are obtained for run-down.

Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 32 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 1 (2003) Vol 10, No 1 (2003) More Issue