cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 964 Documents
Moisture Absorption and Thermal Expansion of Building Blocks Bound with Bitumen Thanaya, I Nyoman Arya
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 3 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1214.125 KB)

Abstract

Abstract. This paper described about masonry wall building blocks that incorporate waste aggregate materials, namely steel slag, crushed glass, and coal fly ash. The binder used was 50 pen bitumen. The investigation was carried out at the University of Leeds United Kingdom (UK). The samples were produced by hot mixing the waste aggregates, compacting by static compaction, then applying heat curing to the compacted samples to harden the bitumen binder. The objective of the investigation was mainly to evaluate the building blocks compressive strength and volume stability (expansion and shrinkage) due to moisture and thermal exposure. It was found that the sample’s compressive strength was comparable to concrete block commonly used in the UK. The volume stability of the sample was found largely irreversible due to moisture exposure, but highly reversible due to heat conditioning. The samples gave coefficient of thermal expansion comparable to clay bricks and concrete masonry blocks, and coefficient of moisture expansion similar to clay bricks. The blocks are suggested to be used for internal walls and are not exposed to outdoor weather, and should be protected with sand cement mix plaster.Abstrak. Paper ini menguraikan tentang blok pasangan dinding yang menggunakan agregat dari bahan bekas yaitu: steel slag, pecahan kaca, dan abu terbang batu bara. Bahan perekat yang dipergunakan adalah aspal penetrasi 50. Penelitian dilaksanakan di Leeds University United Kingdom (UK). Penggunaan bahan bekas dalam industri bangunan sudah digalakkan sejalan dengan strategi. Sampel diproduksi dengan dicampur secara panas, dipadatkan dengan pemadatan statis, dan dipanaskan untuk mengeraskan perekat aspal. Tujuan dari penelitian ini utamanya adalah untuk mengevaluasi kuat tekan dan stabilitas volume (pengembangan dan penyusutan) dari blok bahan dinding akibat terekspos air dan panas. Ditemukan bahwa kuat tekan sampel sebanding dengan jenis bata beton yang umum dipergunakan di Inggris. Stabilitas volume sampel dalam porsi besar tidak kembali ke kondisi semula akibat terekspos air, namun dapat kembali ke volume semula akibat terekspos panas. Sampel memberikan koefisien ekspansi termal yang sebanding dengan bata tanah liat dan bata beton, dan memberikan koefisien pengembangan lembab mirip seperti bata tanah liat. Blok pasangan yang diteliti ini, disarankan untuk digunakan sebagai dinding di dalam ruangan yang tidak terpapar cuaca luar dan diberi pelindung plesteran pasir-semen.
Analisis Data Lendutan Perkerasan dengan Program Backcalc untuk Sistem Struktur 2-Lapisan Kosasih, Djunaedi
Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 1 (2003)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1049.285 KB)

Abstract

Abstrak. Data lendutan masih umum digunakan dalam proses evaluasi kondisi struktur perkerasan, khususnya karena pengukuran lendutan dapat dilakukan secara non-destruktif. Lendutan maksimum (dmax) dan cekung lendutan yang terjadi akibat beban roda kendaraan secara teoritis dapat mencerminkan kondisi struktur perkerasan yang dinyatakan dengan modulus (E) dan konstanta poisson (μ). Makin besar nilai dmax yang terjadi, maka nilai E struktur perkerasan akan makin rendah, dan sebaliknya. Sedangkan, cekung lendutan akan menentukan distribusi nilai E untuk masing-masing lapisan perkerasan, dimana nilai E untuk lapisan yang lebih atas biasanya akan lebih besar dibandingkan dengan nilai E untuk lapisan dibawahnya. Pengaruh nilai μ terhadap hubungan antara nilai dmax dan nilai E umumnya dianggap tidak signifikan. Back Calculation merupakan proses perhitungan balik untuk mendapatkan modulus perkerasan berdasarkan data lendutan dengan mempersamakan cekung lendutan teoritis terhadap cekung lendutan yang diukur di lapangan. Namun, dari literatur dan dari hasil analisis yang telah dilakukan, cekung lendutan teoritis ternyata sulit untuk dapat dibuat tepat sama dengan cekung lendutan survai kecuali di beberapa titik pada cekung lendutan yang sengaja dijadikan target dalam melakukan proses konvergensi. Makalah ini mendiskusikan proses Back Calculation hanya untuk struktur perkerasan yang dimodelkan sebagai sistem struktur dua-lapisan dengan menggunakan program komputer BackCalc. Untuk sistem struktur dua-lapisan, konvergensi umumnya terjadi pada titik lendutan maksimum dan pada titik belok dari cekung lendutan. Disamping itu, lendutan maksimum diketahui lebih berkorelasi dengan modulus perkerasan, sedangkan lendutan titik belok lebih berkorelasi dengan modulus tanah dasar.Abstract. Deflection is still used in pavement condition evaluation, particularly because it can be measured in a non-destructive way. Maximum deflection (dmax) and its respective deflection bowl caused by the wheel load theo-retically reflect structural conditions of a pavement, expressed in terms of modulus (E) and poisson ratio (μ). The higher the value of dmax, the smaller the modulus will be. Meanwhile, deflection bowl dictates the distribu-tion of the modulus for each pavement layer, where upper layers normally have higher modulus. The effect of poisson ratio on the relationship between deflection and pavement modulus is usually assumed to be insignificant. Back calculation is a process whereby pavement modulus is to be back calculated from deflection data, in such a way, that the resulting theoretical deflection bowl is to be matched with the measured deflection bowl. However, from the literature and from the analysis carried out in this research, it was found that it would be quite difficult to obtain a perfect match between the two deflection bowls, except at few deflection points at which convergences were exercised. This paper discusses back calculation for pavement structures modeled as a two-layered system by using com-puter program BackCalc. For two-layered systems, in general, convergences occurred at the maximum deflec-tion point and at the inflection point of a deflection bowl. Whereas, maximum deflection was found to correlate better with pavement modulus, and deflection at the inflection point correlated better with subgrade modulus.
Evaluasi Struktural Perkerasan Lentur Menggunakan Metode AASHTO 1993 dan Metode Bina Marga 2013 Studi Kasus: Jalan Nasional Losari - Cirebon Aji, Akhmad Haris Fahruddin; Subagio, Bambang Sugeng; Hariyadi, Eri Susanto; Weningtyas, Widyarini
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.484 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.2.8

Abstract

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis struktural perkerasan lentur, dengan metode Bina Marga 2013 dan membandingkan dengan metode AASHTO 1993, dimana keduanya merupakan bagian dari evaluasi metode non-destructive. Evaluasi struktural perkerasan lentur dengan Metode AASHTO 1993 dilakukan berdasarkan nilai lendutan d1 dan d6 dari survei FWD (Falling Weight Deflectometer) untuk menentukan nilai Modulus Resilien tanah dasar (MR) dan Modulus Efektif Perkerasan (EP) yang kemudian digunakan dalam menentukan nilai SNeff (Structural Number Effective), nilai SNf (Structural Number in Future), serta tebal lapis tambah (overlay). Sedangkan untuk Metode Bina Marga 2013, langkah pertama dalam evaluasi adalah dengan melakukan analisis pemilihan jenis penanganan yang didasarkan pada tiga nilai pemicu yaitu: Pemicu Lendutan, Pemicu IRI, dan Pemicu Kondisi, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan tebal lapis tambah (overlay) melalui pendekatan desain mekanistik dengan cara grafis dan Prosedur Mekanistik Umum (GMP). Perbandingan kedua metode menunjukkan bahwa tebal lapis tambah (overlay) perhitungan Bina Marga 2013, lebih tipis dibandingkan dengan perhitungan AASHTO 1993 untuk asumsi pemodelan yang sama, hal ini dikarenakan metode Bina Marga 2013 menggunakan cara analitis dengan bantuan program CIRCLY sehingga analisa tegangan regangan sebagai respon struktural perkerasan dapat diketahui lebih teliti dan mewakili kondisi yang sebenarnya dilapangan, dibandingkan cara analitis-empiris yang digunakan pada metode AASHTO 1993.Abstract. The purpose of of this research is to analyze structural flexible pavement by using Bina Marga 2013 Method and comparing with AASHTO 1993 Method, both of which are part of the non-destructive evaluation methods. Structural evaluation of flexible pavement by AASHTO 1993 Method carried out based on data deflections d1 and d6 of survey FWD (Falling Weight Deflectometer) to calculate value of Resilient Modulus of subgrade (MR) and Pavement Effective Modulus (EP), and then it used to determine SNeff value (Structural Number Effective), SNf value (Structural Number in the Future), and overlay thickness. While Bina Marga 2013 Method, first step of evaluation is analyzing the choice of treatment which is based on 3 trigger value, ie: Deflection Trigger, IRI  Trigger, and Conditions Trigger, then continued by calculation of overlay thickness through mechanistic design approaches with graphics and General Mechanistic Procedure (GMP). Comparison of the two methods shows that overlay thickness calculation of Bina Marga 2013, is thinner than calculation of AASHTO 1993 for the same modeling assumptions, this is because Bina Marga 2013 using the analytical method with the help of CIRCLY programs so that strain stress analysis of structural as a response of pavement can be determined more accurately and represent the actual conditions on site, compared to analytical-empirical method used in AASHTO 1993 Method.
Determining Regencial Road Handling Priority Using Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) and TOPSIS Method (Case Study: Badung Regency - Bali) Wedagama, D. M. Priyantha
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.965 KB)

Abstract

Abstract. Determining road handling priority is considered as a complicated multicriteria decision making problem. In so doing, the Analytic Hierarchy Process (AHP) has been widely used to weight the importance. Fuzziness and vagueness however, are typical in many decision-making problems, so that fuzzy sets could be integrated with the pairwise comparison as an extension of the AHP. This study uses Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) and TOPSIS method in determining regencial road handling priority for road links under severe circumstances in Badung regency in Bali province. Data are taken from a previous study, which had also been conducted for Badung regencial road handling priority using the AHP and SK.NO.77/KPTS/Db/1990 method. The weights of main and sub criteria are determined using FAHP and subsequently the ranking of road links is determined using TOPSIS method. The AHP method gave somewhat different result to ‘SK.NO.77/KPTS/Db/1990’ method. On the other hand, FAHP and TOPSIS method produce the same result to ‘SK.NO.77/KPTS/Db/1990’ method. This is probably best explained by the fact that they similarly considered traffic volumes as the most significant factor. FAHP and TOPSIS method however, are preferred to the AHP and SK.NO.77/KPTS/Db/1990 method in determining regencial road handling priority in Badung regency.Abstrak. Prioritas penanganan jalan merupakan salah satu tugas berat dan penting yang dihadapi oleh pengambil keputusan pada pemerintah daerah. Pada kenyataannya, penentuan penanganan jalan dapat dilihat sebagai permasalahan pengambilan keputusan yang melibatkan banyak kriteria yang bersifat kompleks. Metode proses hirarki analitik (AHP) telah banyak digunakan untuk menentukan bobot kriteria di dalam penentuan prioritas penanganan jalan. Akan tetapi karena keragu-raguan merupakan hal yang lazim terjadi di dalam pengambilan keputusan, maka teknik fuzzy dapat dikombinasikan ke dalam metode AHP. Pada studi ini penentuan prioritas penanganan jalan kabupaten untuk kondisi rusak berat di Kabupaten Badung, Bali dilakukan dengan metode Fuzzy AHP (FAHP) dan TOPSIS. Data penelitian digunakan dari studi sebelumnya di Kabupaten Badung yang menggunakan metode AHP dan SK.NO.77/KPTS/Db/1990. Metode FAHP digunakan untuk pembobotan kriteria sedangkan metode TOPSIS digunakan untuk penentuan urutan ruas jalan yang akan mendapat penanganan. Metode AHP memberikan hasil yang sedikit berbeda dengan metode SK.NO.77/KPTS/Db/1990. Sementara itu FAHP dan metode TOPSIS memberikan hasil yang sama dengan metode SK.NO.77/KPTS/Db/1990. Hal ini kemungkinan karena kedua metode tersebut menggunakan volume lalu lintas sebagai faktor yang paling berpengaruh pada penelitian ini. FAHP dan metode TOPSIS lebih disarankan untuk digunakan di dalam penentuan prioritas penanganan jalan di Kabupaten Badung.
Modulus Kekakuan Campuran Beraspal yang Mengandung Butiran Ban Bekas Sebagai Agregat Pengganti Sebagian Adibroto, Fauna; Siswosoebrotho, Bambang Ismanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 4 (2003)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.02 KB)

Abstract

Abstrak. Selama dua dekade terakhir, metoda untuk perencanaan perkerasan lentur dikembangkan berdasarkan metoda analitik, dimana dalam pemakaian metoda ini sangat diperlukan untuk mengetahui modulus kekakuan dari material perkerasan. Tujuan utama dari penelitian yang diuraikan dalam tesis ini adalah untuk menentukan dan membandingkan nilai modulus kekakuan dari campuran beraspal yang mengandung butiran ban bekas sebagai agregat pengganti sebagian dengan campuran beraspal Konvensional. Campuran Hot Rolled Asphalt (HRA) tipe C (BS594.1992) dipilih dalam penelitian ini, dan pengaruh butiran ban bekas pada campuran selanjutnya diselidiki dalam penelitian ini dan nilai kadar aspal optimum untuk masing-masing campuran tersebut ditentukan dengan analisa Marshall. Abstract. During last two decade method of flexible pavement design developed based on analytical method, by which the use of this method stiffness is strongly required modulus of pavement material. The main research objective described in this thesis is to predict and compare stiffness modulus of bituminous mixtures containing scrap rubber tire as partially aggregate replacement with the conventional bituminous mixtures. A Hot Rolled Asphalt (HRA) type C (BS 594.1992) was selected for investigation and the influences of scrap rubber tire as partially aggregate replacement in the mixture were investigated and the optimum bitumen content was determined.
Tinjauan Nilai Faktor Modifikasi Respon (R) dan Faktor Kuat Lebih (O) pada Struktur Gabungan Rangka Baja dan Rangka Beton Bertulang dengan Analisis Pushover Prabowo, Andy; Lase, Yuskar
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.891 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.1.8

Abstract

Abstrak. Adanya peningkatan kebutuhan ruang yang semakin tinggi serta didukung oleh regulasi yang berlaku khususnya di daerah padat, memungkinkan perluasan vertikal bangunan. Perluasan vertikal seringkali dilakukan dengan menambah struktur rangka baja yang berdiri di atas struktur eksisting dari rangka beton bertulang. Sistem pemikul beban lateral pada struktur yang diperluas dapat menggunakan kinerja gabungan rangka momen baja dan rangka momen beton bertulang sebagai kesatuan sistem rangka momen. Adanya perbedaan material struktur mempengaruhi pemilihan nilai R (faktor modifikasi respon) untuk perhitungan beban gempa. Nilai R untuk kategori sistem rangka pemikul momen gabungan baja dan beton belum secara eksplisit diatur oleh SNI 1726:2012. Maka dari itu, tulisan ini bertujuan untuk meninjau nilai R serta Ωo (faktor kuat lebih) pada struktur gabungan rangka momen baja sebagai struktur atas dan struktur rangka beton bertulang sebagai struktur bawah. Tinjauan yang dilakukan terbatas pada struktur yang berada pada kondisi kegempaan seperti di Kota Jakarta dengan kondisi Tanah Lunak (SE). Nilai R pada struktur gabungan ditetapkan terlebih dahulu untuk melakukan perancangan elemen struktur. Kemudian dilakukan analisis pushover sehingga diperoleh kurva gaya terhadap deformasi struktur untuk memverifikasi nilai R dan Ωo yang mampu dicapai. Konsep yang dipakai dalam menghitung nilai R dan Wo mengacu ATC-19 dan ATC-34 serta FEMA P-695. Abstract. A significant increasing of the space demand and supported by the applicable regulation especially in the congested areas, give the possibility to extend the building vertically. The extention can be done by adding the steel frame structures above the existing reinforced concrete structures. Thus, the lateral force resting system of the steel and reinforced concrete hybrid structures relies on the acting performance of the steel and concrete moment frames concurrently. This structural material distinction implies the selection of R (Response Modification Factor) value. The R value for hybrid steel-concrete moment resisting frame system has not been stipulated on SNI 1726:2012. Therefore, this paper aims to review the R and Ωo (overstrength factor) value of the hybrid steel-concrete moment resisting frame systems where the steel frames stands above the concrete frames. The review is limited to the structures having similar seismic condition as Jakarta with soft soil condition (Site Class SE). The R value on the hybrid structures is determined prior to structural elements design. Pushover analysis is then performed in order to obtain the load versus deformation curve for the recalculation of R and Ωo. The calculation concept of R and Ωo follows ATC-19 and ATC-34 including FEMA P695.
Metodologi Perhitungan Required Rate of Return berdasarkan Cumulative Prospect Theory: Studi Kasus Proyek Investasi Jalan Tol Wibowo, Andreas
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 2 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1178.066 KB)

Abstract

Abstrak. Salah satu faktor mendasar yang perlu dipertimbangkan saat menawarkan proyek-proyek jalan tol ke sektor swasta adalah bahwa proyek tersebut harus layak secara finansial. Dalam konteks yang lebih sempit, keatraktivan biasanya diukur dari NPV atau IRR. Dengan demikian isu menentukan tingkat diskonto atau minimum acceptable/attractive rate of return yang tepat menjadi salah satu isu yang sangat krusial. Tulisan ini menawarkan metodologi perhitungan required rate of return (RRR) yang sistematis untuk proyek infrastruktur berbasis total risk approach yaitu risiko sistematis dan risiko non-sistematis. Capital asset pricing model dan certainty equivalent method yang dikombinasikan dengan cumulative prospect theory diaplikasikan untuk mengestimasi premium risiko sistematis dan risiko non-sistematis. Tiga proyek jalan tol yang diselenggarakan dengan kontrak build, operate, transfer dijadikan studi kasus dalam makalah ini untuk keperluan ilustrasi aplikasinya dengan hasil RRR untuk masing-masing proyek. Abstract. One of the underlying factors needing to be considered when offering toll road projects to the private sector is that they must be financially feasible. In the narrower context, the attractiveness of a project is usually measured via NPV or IRR. Accordingly, the issue of determining the correct discount rate or minimum acceptable/attractive rate of return becomes one of the critical issues. This paper presents a systematic computational methodology for determining the required rate of return (RRR) of infrastructure projects based on the total risk approach i.e. systematic and non-systematic risks. The capital asset pricing model and the certainty equivalent method combined with the cumulative prospect theory are applied to estimate systematic and non-systematic risk premium. A total of three toll road projects implemented under build, operate, transfer (BOT) contracts are taken as case studies for application illustrations with individual required rate of return resulted for each project.
Kajian Penerapan Outsourcing pada Perusahaan Kontraktor dan Konsultan Soemardi, Biemo W; Santoso, Teguh L
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 2 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.914 KB)

Abstract

Abstrak. Outsourcing merupakan salah satu bentuk strategi yang umum diterapkan oleh perusahan-perusahaan konstruksi guna meminimalkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak efektif bagi pembiayaan tenaga kerja yang jumlahnya berfluktuasi sesuai dengan jumlah proyek yang diperoleh dan dikerjakan perusahaan. Makalah ini membahas upaya untuk mengetahui kemungkinan adanya pola khusus outsourcing yang diterapkan oleh perusahaan kontraktor dan konsultan Informasi mengenai adanya berbagai pola outsourcing diperoleh melalui survei dua tahap yang melibatkan perusahaan yang melakukan outsourcing serta tenaga yang direkrut melalui mekanisme outsourcing tersebut. Meski terdapat beberapa persamaan, pada dasarnya outsourcing yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor berbeda dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan konsultan. Jika perusahaan-perusahaan kontraktor cenderung menekankan aspek kuantitas, dalam menerapkan outsourcing perusahaan konsultan cenderung untuk lebih menekankan pada aspek kualitas. Perbedaan tersebut tampak antara lain pada latar belakang, paradigma dan mekanisme penetapan besaran bonus yang berbeda dalam menerapkan outsourcing.Abstract. Outsourcing is a strategy commonly applied by construction companies to minimize ineffective labor expenses due to the fluctuation of number of projects obtained and executed by the construction companies. This paper discusses an attempt to determine whether there is an effective outsourcing pattern specifically implemented by construction contractors and consultants. Information on different outsourcing schemes are acquired through two-steps survey involving respondents from contractor and consultant companies, as well as the outsource. Despite their general similarities, in principle contractors and consultant companies are employing different outsourcing patterns. Contractors tend to focus on quantitative aspects whilst consultants are more interested in qualitative aspects of the outsource. These differences are reflected, among others in the background, paradigm as well bonus payment mechanism in applying outsourcing.
Kajian Peran Serta Petani Terhadap Penyesuaian Manajemen Irigasi untuk Usaha Tani Padi Metode SRI (System of Rice Intensification) di Petak Tersier Daerah Irigasi Cirasea, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Wiyono, Agung; Legowo, Sri; Nugroho, Joko; Nugroho, Christian Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 1 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.425 KB)

Abstract

Abstrak. Budidaya dan penerapan metode SRI (System of Rice Intensification) sifatnya sangat kompleks, dengan adanya teknologi pertanian yang terkait dengan aspek sosial-budaya masyarakat petani dan pengemban kebijakan, lambat laun akan mendorong terjadinya perubahan pada manajemen irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti seberapa besar pengaruh dari peran serta petani dalam upaya menyesuaikan manajemen irigasi untuk usaha tani padi metoda SRI di daerah irigasi Cirasea, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dengan responden 88 orang kelompok tani SRI dan 14 orang dari instansi, diperoleh hasil penelitian: variabel kelembagaan (X1), Irigasi(X2), dan Partisipasi Petani dan Sistem Pendukung(X3), secara bersama-sama berpengaruh terhadap Penyesuaian Manajemen Irigasi SRI (Y) nilai korelasi 0,672. (Hubungan kuat), dimana persamaan regresinya adalah Y= 6,957 + 0,239 X1 - 0,327 X2 + 0,604 X3. Partisipasi Petani dan Sistem Pendukung (X3) merupakan faktor dominan yang paling berperan dalam memprediksi tingkat penyesuaian manajemen irigasi SRI dengan nilai koefisien regresi 0,604. Dari sisi institusi didapatkan Pilihan untuk Berpartisipasi (X1), Tekanan Sosial Dalam Bertingkah Laku (X2) dan Kontrol dalam Tingkah Laku (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Itensi (Y) dengan nilai korelasi 0,783 (Hubungan kuat), dimana persamaan regresinya adalah Y= 0,854 - 0,286 X1 + 0,558 X2 + 0,693 X3. Variabel Kontrol dalam Tingkah Laku (X3)merupakan faktor dominan yang paling berperan dalam memprediksi variabel Itensi (Y) dengan nilai koefisien regresi0,693.Abstract. Cultivation and application of the SRI (System of Rice Intensification) method are very complex, with the presence of agriculture technology associated with socio-cultural aspects of farming communities and policy holders, eventually leading to changes in irrigation management. The purpose of this study was to test how much the influence of farmers participation in irrigation management efforts to adjust the SRI method of rice farming in irrigated areas Cirasea, Bandung regency, West Java. With 88 respondents from SRI farmer groups and 14 respondents from the agency, they obtained the results of the research: institutional variables (X1), Irrigation (X2), and Farmer Participation and Supports System (X3). They affect SRI Irrigation Management Adjustment (Y)  values correlation of 0.672 (Strong relationship) with the regression equation Y= 6,957 + 0,239 X1 - 0,327 X2 + 0,604. Farmer Participation and Support System (X3) are the most dominant factors play a role in predicting the level of irrigation management SRI adjustments to the value of regression coefficient of 0.604. In the case of agencies found that the Option To Participate (X1), Social Pressure In Practice Acting (X2) and Control of Behavior (X3) jointly affect Itensi (Y) with a 0.783 correlation value (strong ties). With the regression equation Y= 0,854 - 0,286 X1 + 0,558 X2 + 0,693, the unknown variable in the Control of Behavior (X3) is the most dominant factors play a role in predicting Itensi variable (Y) with a regression coefficient value of 0.693.
Pemodelan Curah Hujan-Limpasan Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) dengan Metode Backpropagation Hadihardaja, Iwan K.; Sutikno, Sugeng
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 4 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.384 KB)

Abstract

Abstrak. Hubungan curah hujan-limpasan telah dikembangkan secara terus-menerus dengan menerapkan artificial intelligence sebagai alternatif pemodelan yang pada penelitian ini menggunakan black box model yakni Jaringan Syaraf tiruan (artificial neural network). Dengan menggunakan model kotak hitam (black box model) tersebut, maka dalam penerapanya tidak membutuhkan pengetahuan yang komplek antar elemen-elemen dalam suatu sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang juga tidak secara eksplisit merepresentasikan hubungan antar elemen dalam DAS dan proses interaksi curah hujan-limpasan. Sehingga perubahan antar elemen di dalam suatu DAS tidak perlu diketahui sepanjang hujan dan limpasan diukur dengan akurat dari waktu ke waktu, oleh karena itu pemodelan dapat dilakukan secara lebih sederhana dengan hanya memiliki input hujan dan output limpasan didalam pengembangan model tersebut. Studi kasus yang digunakan adalah data curah hujan tengah bulanan dan debit limpasan DAS Way Sekampung – Pujorahayu, selama kurun waktu 19 tahun. Data curah hujan merupakan input sedangkan data debit merupakan variable output. Dari hasil penelitian ini diperoleh kofisien korelasi tertinggi sebesar 0,813 atau 81,3%. Dalam studi ini disimpulkan bahwa secara umum ANN dapat diterapkan dalam pemodelan curah hujan-limpasan, walaupun hasilnya belum terlalu akurat oleh karenamasih ada penyimpangan.Abstract. Rainfall-runoff relation has been developed continuously by applying artificial intelligence as one of the black box model alternative called Artificial Neural Network. By applying black box model, it is not necessary to apply complexity of knowledge due to interrelated elements in a river basin in which it is not explicitly representing the relation of the elements and interaction process of the rainfall-runoff modeling. Consequently, the changes of the elements in a river basin is not necessary to be quantified as long as rainfall dan runoff is observed accurately from time to time, furthermore, the modeling can be applied within less complexity due to rainfall and runoff data observation as an input and output, respectively. The case study applied to the river flow on the way Sekampung River in Lampung Province. The data used is rainfall data and stream flow discharge data in the middle of the month on the water level station Pujorahayu, for 19 years from 1983 up to 2001. The rainfall data is input and stream flow is a variable output. Learning method that is used reduced gradient. From the result of this research got correlation coefficient 0,813 or 81,3% the tallest. The conclusion of this research is the generally ANN can implementated in the rainfall run off modeling, although the result is not extremely accurate yet because of the deviation between observation and result of the model.

Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 32 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 1 (2003) Vol 10, No 1 (2003) More Issue