cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 964 Documents
Pola Supply Chain pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Wirahadikusumah, Reini D.; Susilawati, Susilawati
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 3 (2006)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.138 KB)

Abstract

Abstrak. Salah satu penyebab rendahnya efisiensi industri konstruksi adalah tingkat fragmentasi yang tinggi. Fragmentasi bukan merupakan suatu fenomena yang harus dicegah, namun perlu dicari solusinya. Salah satu cara adalah melalui penerapan konsep supply chain. Dalam praktek penyelenggaraan konstruksi, persaingan yang terjadi bukan lagi persaingan antar perusahaan secara individu, namun merupakan persaingan antar jaringan supply chain konstruksi. Bahkan disain suatu jaringan supply chain yang buruk dapat meningkatkan biaya pelaksanaan proyek secara signifikan. Di Indonesia, berbagai upaya dalam penerapan konsep supply chain dan pengelolaannya secara efisien perlu didukung oleh suatu pemetaan pola jaringan supply chain konstruksi yang terdapat dalam praktek penyelenggaraan konstruksi. Pemetaan ini dilakukan melalui suatu studi kasus yang meninjau enam proyek yang mencakup tiga perusahaan kontraktor BUMN dan dua lokasi berbeda (Bandung dan Jakarta). Studi kasus dibatasi pada proyek bangunan gedung. Berdasarkan wawancara di lokasi proyek dan di tingkat perusahaan, ditemukan pola umum dan pola khusus jaringan supply chain konstruksi, sebagai refleksi dari jaringan supply chain konstruksi yang terbentuk pada dua kota yang berbeda. Pola umum yang dimaksud adalah pola yang mewakili keenam proyek dalam studi kasus, sedangkan polakhusus adalah pola yang membedakan antara satu proyek dengan proyek-proyek lainnya. Hasil analisis dari kedua kota ini selanjutnya dibandingkan kembali untuk mendapatkan gambaran umum dari enam proyek konstruksi bangunan gedung yang dilakukan oleh tiga kontraktor. Studi ini juga menemukan bahwa peran pengguna jasa dalam pembentukkan jaringan supply chain konstruksi sangat besar.Abstract. The construction industry is highly fragmented, and this has caused inefficiency. Fragmentation in the industry cannot be avoided, rather it should be managed. The application of supply chain concept in construction has significant potentials in dealing with this issue. In the construction industry, the competion among contractors has evolved into competitions among construction supply chains, and an efficient construction supply chain can reduce construction costs. In Indonesia, in order to implement the concept and develop efficient supply chain, the industry first needs to have in-depth descriptions of the various networks depicting construction supply chains. This paper discusses a study investigating a range of patterns of construction supply chains identified in high-rise building projects. A multiple-case study has been performed. The study included six projects involving three experienced contractors in two different cities (Jakarta and Bandung). Based on comprehensive interviews, the study found two different patterns: general patterns (common within the six projects) and specific patterns (distinctive of each project). A comparison analysis was succeeded to identify overall description of the six projects, despite the differences in the locations and in the construction companies. Another finding is the fact that owners play considerable role in structuring the construction supply chains.
Evaluasi Volumetrik Marshall Campuran AC-BC (Studi Kasus Material Agregat di Manado dan Minahasa) Waani, Joice Elfrida
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.729 KB)

Abstract

Abstrak. Kondisi lapis perkerasan jalan yang ada di Manado dan Minahasa, pada umumnya mengalami kerusakan sebelum mencapai umur rencana. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja perkerasan jalan, antara lain: proses pengerjaan, mutu material, beban lalu lintas dan kondisi lingkungan. Evaluasi terhadap mutu material agregat yang umum digunakan dalam campuran konstruksi perkerasan jalan yang ada di Manado dan Minahasa perlu dilakukan karena besarnya pengaruh sifat-sifat fisik agregat terhadap kinerja campuran lapis perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sifat-sifat fisik agregat yang membentuk campuran perkerasan jalan yaitu agregat yang berasal dari daerah Sawangan, Kakaskasen, dan Tateli yaitu material agregat yang umumnya digunakan pada jalan di Manado dan Minahasa. Untuk mengevaluasi kinerja agregat dalam campuran lapisan Aspal Beton (Laston) digunakan analisa Volumetrik. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan melakukan pemeriksaan awal terhadap agregat, kemudian melakukan rekayasa gradasi berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil tahun 2003, sedangkan variasi kandungan aspal dalam campuran bervariasi antara 4,5% hingga 6,5%. Sifat-sifat fisik dan mekanik campuran diperoleh dengan pengujian Marshall. Hasil evaluasi volumetrik campuran AC-BC dengan menggunakan agregat asal ketiga daerah tersebut menunjukkan agregat asal Sawangan adalah yang terbaik untuk digunakan dalam campuran perkerasan jalan dibandingkan dengan agregat yang berasal dari Kakaskasen dan Tateli.Abstract. Condition of existing pavement layers in Manado and Minahasa, in general experience damage before reaching the design life. There are several factors that can affect the performance of pavement systems, among others: the workmanship, materials quality, traffic load and environmental conditions. Evaluation of the quality of aggregate materials commonly used in the mixture of existing pavement construction in Manado and Minahasa needs to be carried out because of the large effect of aggregate physical properties on the performance of pavement mixtures. This research was conducted to examine the physical properties of aggregates derived from Sawangan, Kakaskasen and Tateli. Volumetric analysis was used to evaluate the performance of these aggregates in asphalt concrete mixtures. The experiments were conducted in a laboratory by performing initial inspection on the aggregates and asphalt, then artificial grading based on engineering specification issued  by Department of Settlement and Regional Infrastructure in 2003. Asphalt content varied between 4.5% and 6.5%. Physical property and mechanical testing of mixtures were obtained by Marshall. Evaluation on AC-BC volumetric results using the aggregates from the 3 locations indicated that aggregates from Sawangan is the best material for pavement mixtures compared with that derived from Tateli and Kakaskasen
Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Pesawat Terbang dan Kapal Cepat dengan Data SP (Stated Preference) (Studi Kasus: Rute Palembang - Batam) Sjafruddin, Ade; Lubis, Harun Al Rasyid Sorah; Setiawan, Bambang
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 2 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.649 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini dimaksudkan untuk membangun model pemilihan moda angkutan penumpang antara pesawat terbang dan kapal cepat rute Palembang – Batam melalui pengetahuan atas preferensi pengguna jasa terhadap atribut perjalanan moda yang kemudian dimodelkan untuk memperoleh nilai utilitas dan probabilitas pemilihan masing-masing moda. Perumusan perilaku individu dalam memilih moda angkutan ke dalam model pemilihan moda dilakukan dengan memanfaatkan data SP (Stated Preference). Penelitian ini menggunakan 5 (lima) atribut perjalanan yang dianggap berpengaruh besar dalam perilaku pemilihan moda, yaitu biaya perjalanan, total waktu perjalanan, aksesibilitas menuju Bandara/Pelabuhan, frekuensi keberangkatan, dan tingkat pelayanan/fasilitas di dalam moda. Dari hasil analisis diperoleh persamaan selisih utilitas pesawat terbang dan kapal cepat sebagai berikut:UPT – UKC = -6,727088 – 0,000010 X1 – 1,502469 X2 + 2,363855 X5yang mana :UPT = utilitas pesawat terbangUKC = utilitas kapal cepatX1 = Selisih biaya perjalanan pesawat terbang dan kapal cepatX2 = Selisih total waktu perjalanan pesawat terbang dan kapal cepatX5 = Selisih tingkat pelayanan pesawat terbang dan kapal cepatDan, probabilitas memilih masing-masing moda adalah :     PKC = 1 / 1+exp (UPT –U KC  )PPT = 1 - PKCyang mana :        PPT      = Probabilitas pemilihan pesawat terbangPKC      = Probabilitas pemilihan kapal cepatBerdasarkan analisis sensitivitas, waktu perjalanan merupakan atribut yang paling sensitif mempengaruhi probabilitas pemilihan pesawat terbang dan kapal cepat.Abstract. The objective of the research is to develop mode choice models of passenger transportation between aeroplane and high speed ferry on the Palembang – Batam route by means of travellers’ preference of mode attributes to obtain the utility and choice probability of each mode. The mode choice model was developed based on individual mode choice behaviour which was estimated by applying SP (Stated Preference) data. This research considered five travel service attributes assumed to influence mode choice significantly, namely cost, journey time, accessibility, service frequency, and quality of services.  The resulting difference of utilities between aeroplane and high speed ferry is:UPT – UKC = -6,727088 – 0,000010 X1 – 1,502469 X2 + 2,363855 X5whereUPT = utility of aeroplaneUKC = utilitas of high speed ferryX1 = Cost difference of aeroplane and high speed ferryX2 = Journey time difference of aeroplane and high speed ferryX5 = Service quality difference of aeroplane and high speed ferryAnd, the probability of mode choices are :PKC = 1 / 1+exp (UPT –U KC  )PPT = 1 - PKCwhere:    PPT        = Probability of choosing aeroplanePKC        = Probabilitas of choosing high speed ferryAccording to the sensitivity analysis, journey time is the most sensitive attribute which influences the probability of mode choice. 
Evaluasi Kondisi Fungsional dan Struktural Menggunakan Metode Bina Marga dan AASHTO 1993 Sebagai Dasar dalam Penanganan Perkerasan Lentur Studi Kasus : Ruas Medan - Lubuk Pakam Putra, M. Yoga Mandala; Subagio, Bambang Sugeng; Hariadi, Eri Susanto; Hendarto, Sri
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.065 KB)

Abstract

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi fungsional dan struktural pada perkerasan lentur di Jalan Lintas Timur Sumatera Ruas Medan-Lubuk Pakam, serta memberi rekomendasi penanganan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Evaluasi fungsional perkerasan dilakukan berdasarkan metode Bina Marga yaitu mengkombinasikan nilai IRI (International Roughness Index) dan SDI (Surface Distress Index), sedangkan evaluasi struktural perkerasan dilakukan dengan menganalisa nilai lendutan dari pengukuran FWD (Falling Weight Deflectometer) yang dianalisa menggunakan metode AASHTO 1993 dengan outputnya adalah nilai SN (Structural Number), dimana perbandingan SNeffective /SNfuture menghasilkan nilai SCI (Structural Condition Index) yang menentukan apakah suatu perkerasan memerlukan overlay atau tidak. Berdasarkan hasil analisis fungsional dengan mengkombinasikan nilai IRI dan SDI menggunakan metode Bina Marga menghasilkan kondisi jalan masingmasingsegmen antara lain sedang dan rusak ringan. Analisis struktural menunjukan hasil diseluruh segmen menghasilkan nilai SCI<1 yang berarti seluruh segmen telah membutuhkan lapis tambah (overlay).Abstract. The aim of this study was to conduct a functional and structural evaluations on the flexible pavement of East Trans-Sumatra Highway, that is Medan-Lubuk Pakam Link, as well as to give maintenance recommendations based on the results of this evaluation. The functional evaluation was performed using Bina Marga method that combines the IRI (International Roughness Index) and SDI (Surface Distress Index) values, whereas the structural evaluation of pavement was conducted by analyzing the deflection value from the FWD (Falling Weight Deflectometer) equipment. The measurement was analyzed by using the AASHTO 1993 method where SNeffective/SNfuture resulted the SCI value (Structural Condition Index) that determines whether a given pavement requires an overlay or not.  Based on the results of the Functional Analysis through a combination of the IRI and SDI values, it was revealed that the road condition in each segment was fair and slightly damaged. While the structural analysis showed that all segments had an SCI value of less than one, meaning that all segments need an overlay.
Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi Hendriatiningsih, S.
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.75 KB)

Abstract

Abstrak. Salah satu pekerjaan penting dalam surveying rekayasa adalah melakukan stake-out titik rencana desain geometri baik horisontal maupun vertikal di permukaan bumi. Untuk memenuhi akurasi titik stake-out yang diinginkan, standard deviasi titik stake-out yang dicapai harus lebih kecil dari standar deviasi titik stake-out yang diinginkan. Standar deviasi titik stake-out yang dicapai dalam setting-out sudut dan jarak dipengaruhi oleh standar deviasi titik ikat dan akurasi peralatan yang digunakan. Untuk mengaplikasikan stake-out titik di permukaan bumi, diperlukan pemilihan peralatan surveying sesuai standar deviasi titik stake-out yang diinginkan. Metode hitungan data stake-out titik ini bermanfaat untuk aplikasi stake-out titik yang membutuhkan akurasi tinggi.Abstract. Of important tasks on engineering surveying is the staking out of points on geometric design, either horizontally or vertically. In order to satisfy the required accuracy, the achieved accuracy should be smaller than the required one. The achieved point standard deviation using setting-out of angle and distance on field was influenced by known point standard deviation and instrument accuracy. Stake-out data computation methods in this study are rather valuable in the special application which require high accuracy.
Pengembangan Model Korelasi antara Modulus Resilien dengan Modulus Dinamis untuk Campuran Stone Matrix Asphalt Suaryana, Nyoman; Subagio, Bambang Sugeng; Kosasih, Djunaedi; Sjahdanulirwan, Sjahdanulirwan
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.614 KB)

Abstract

Abstrak. Parameter yang berhubungan dengan sifat mekanistik bahan, seperti modulus kekakuan sangat diperlukan baik untuk perencanaan tebal lapisan perkerasan jalan maupun untuk mengevaluasi kinerja campuran beraspal. Mengingat campuran beraspal merupakan material yang tidak bersifat elastis sempurna maka pemakaian istilah modulus elastis kurang tepat digunakan. Sebagai gantinya digunakan beberapa istilah seperti modulus resilien dan modulus dinamis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan korelasi antara dua parameter modulus campuran beraspal tersebut, khususnya pada campuran SMA (Stone Matrix Asphalt). SMA yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu dengan serat selulosa sebagai bahan penstabil dan dengan asbuton butir sebagai bahan penstabil. Berdasarkan hasil pengujian pengaliran aspal (draindown) terlihat asbotun butir dapat berfungsi sebagai penstabil SMA. Nilai modulus resilien dan modulus dinamis SMA akan berkurang apabila temperatur pengujian bertambah. Sementara dengan turunnya frekwensi pembebanan maka nilai modulus resilien dan modulus dinamis akan menurun juga. Korelasi antara modulus dinamis dengan modulus resilien pada kondisi frekwensi pembebanan dan temperatur yang sama cukup baik dengan R2 = 0,97 dimana nilai modulus dinamis sekitar 0,9 dari nilai modulus resilien. Abstract. Parameters that are related to the mechanistic properties of material, such as the modulus is an important factor both for thick layers design and for pavement performance evaluation. It is well known that most paving materials are not elastic but experience some permanent deformation after each load application and term of elastic modulus inappropriate to use. Another alternative that can be used is the terms such as dynamic modulus and resilient modulus. The purpose of this research is to develop a correlation between the two modulus parameters, especially for the SMA mix (Stone Matrix Asphalt). SMA is used can be divided into two, i.e. with cellulose fibers as a stabilizer and with granular asbuton as stabilizer. Based on the results of the draindown asphalt  testing, granular asbotun can serve as a stabilizer. The value of dynamic and resilient modulus will be reduced when the temperature testing increased. While the decrease of loading frequencies will be reduced the value of dynamic and resilient modulus. Correlation between the dynamic modulus and the resilient modulus quite well with R2 = 0.97 on the same conditions of temperature and loading frequency, where the dynamic modulus value about 0.9 the resilient modulus value.
Kaji Ulang Penentuan Tarif dan Sistem Penggolongan Kendaraan Jalan Tol di Indonesia Karsaman, Rudy Hermawan
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 2 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.62 KB)

Abstract

Abstrak. Salah satu parameter investasi jalan tol adalah terkait dengan besarnya tarif tol yang akan dikenakan. Banyak metoda yang bisa digunakan sebagai pendekatan penentuan tarif tersebut, e.g Metoda Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan (BKBOK), Kemauan Membayar (Willingness To Pay atau WTP) ataupun juga Kemampuan Membayar (Ability To Pay atau ATP) dll. Sejalan dengan perubahan-perubahan kondisi yang terjadi, besaran tarif yang diperoleh dari metoda-metoda tsb seyogyanya dicek dan dievaluasi secara berkala. Hal ini juga sekaligus dikaitkan dengan aspek penggolongan tarif menurut klasifikasi kendaraan dan pengaruhnya terhadap pergerakan dan ruang yang diperlukan, maupun terhadap kerusakan yang ditimbulkan pada perkerasan. Untuk itu diperlukan suatu kajian untuk meninjau kesesuaian tarif dan penggolongan tersebut pada kondisi saat ini. Tulisan ini mengulas cara penetapan tarif dan penggolongan tersebut berikut usulan-usulan yang diajukan berbagai pihak. Akhirnya keputusan pemerintah dan rekomendasi tindak lanjut diberikan pada akhir tulisan. Abstract. One of the toll investment parameters is related to the tariff applied. Many methods could be used to calculate that tariff, e.g Vehicle Operating Cost and Time Saving, Willingness To Pay or WTP and Ability To Pay or ATP etc. In accordance with the latest condition, the tariff determined from those methods should be checked and evaluated regularly. This should be also related to vehicle classification aspects and their impact on space required and damaging effect to pavement. Therefore, it is required to study the suitability of tariff determination in existing condition. This paper discusses the tariff and vehicle classification including the suggestion proposed by some parties. The government final decision and recommendation are given at the end of this paper.
Program Eksperimental Perilaku Siklik Pilar Persegi Berongga Jembatan dengan Beton Berkekuatan Ultra Tinggi Rahman, Mohammad Junaedy; Budiono, Bambang; Surono, Awal; Pane, Ivindra
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.967 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.2.4

Abstract

Abstrak. Makalah ini membahas perilaku histeretik pilar beton bertulang berpenampang bujursangkar berongga (Hollow Rectangular Section Pier, HRSP) dengan mengaplikasikan material beton berkekuatan ultra tinggi (Ultra High Strength Concrete, UHSC). Program eksperimental dilaksanakan pada dua model spesimen HRSP-UHSC yang dibebani kombinasi gaya aksial tekan yang konstan dan perpindahan lateral siklik quasi static melalui aktuator pada loading frame. Pembebanan lateral berbasis pada control perpindahan sesuai ACI-374.1-05 (2005). Gaya aksial tekan diaplikasikan pada HRSP-70 dan HRSP-60 dengan rasio masing-masing sebesar 0.075fc’Ag. dan 0.15fc’Ag. Hasil ekeperimental menunjukkan bahwa peningkatan rasio gaya aksial tekan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kekuatan geser pilar, namun selanjutnya pilar mengalami degradasi kekuatan lebih cepat dengan pencapaian drift ratio dan faktor daktilitas perpindahan yang menurun. HRSP-70 mampu mencapai drift ratio 5.80% dengan faktor daktilitas perpindahan 5.35, sedangkan faktor daktilitas perpindahan HRSP-60 menurun menjadi 4.58 pada drift ratio 3.50%. Kecenderungan ini mengakibatkan HRSP-70 mampu mengakomodir  degradasi kekakuan dari keadaan leleh pertama sampai pada kondisi batas hingga 82.99%, sedangkan pada HRSP-60 hanya sekitar 77.86%. Begitu pula pendisipasian energi pada HRSP-60 menurun 39.46% setelah gaya aksial tekan dinaikkan sebesar 50%.Abstract. This paper discusses the hysteretic behavior of Hollow Rectangular Section Piers (HRSP) by applying Ultra High Strength Concrete (UHSC) material. The experimental program conducted in two models of HRSP-UHSC specimens were loaded by combination of a constant axial compression force and quasi static lateral cyclic loads through actuators on the loading frame. The lateral loads were based on displacement controls in ACI 374.1-05 (2005). The constant axial compression forces were applied into the HRSP-70 and HRSP-60 of 0.075fc’Ag and 0.15fc’Ag, respectively. The experimental results indicate that the increasing of the axial compression force ratio enhances the shear strength significantly, but then it experiences higher strength degradations with lower attainment of drift ratio and displacement ductility factor. The HRSP-70 achieved a displacement ductility factor of 5.35 at drift ratio of 5.80%, while HRSP-60 achieved a displacement ductility factor of 4.58 at drift ratio of 3.50%. This trend resulted that HRSP-70 was able to accommodate the stiffness degradation of the first yield state to the ultimate conditions up to 82.99%, while the HRSP-60 was only about 77.86%. Similarly, the energy dissipation of HRSP-60 decreased by 39.46% after the constant axial compression force had been increased 50% from previous specimen.
Pemodelan Retak pada Struktur Beton Bertulang Nuroji, Nuroji; Besari, Mohamad Sahari; Imran, Iswandi
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.391 KB)

Abstract

Abstrak. Paper ini menyajikan pemodelan retak pada struktur beton bertulang dengan menggunakan nonlinear finite element. Pemodelan retak yang digunakan dalam studi ini adalah discrete crack untuk mensimulasikan diskontinuitas regangan. Discrete crack dimasukkan ke dalam struktur ketika tegangan utama tarik pada titik nodal telah mencapai kuat tarik beton. Penerapan discrete crack ini hanya dilakukan jika hasil kombinasi tegangan didominasi oleh tegangan normal tarik. Meskipun demikian, jika tegangan utama tarik pada Gauss point telah melampaui tegangan tarik beton, retak diperlakukan sebagai retak tersebar dengan merubah perilaku material dari isotropik menjadi orthotropik. Untuk menggambarkan arah dan pola retak retak yang benar, pemasukan discrete crack ke dalam struktur tidak hanya dilakukan dengan melakukan pemisahan titik nodal yang tegangannya telah mencapai kuat tarik beton, tapi juga merotasi retak ke arah tegak lurus terhadap arah tegangan utama tarik dan menggeser titik nodal di ujung retak sejauh perambatan retaknya. Beberapa benda uji dengan kasus yang berbeda yaitu Beam J4 (Burns and Siess 1962), Beam OA (Bresler dan Scordelis 1963) dan Beam A4 (Ahmad et al. 1986). dianalisis untuk memvalidasi model. Model ini bukan hanya mampu menunjukkan bahwa respon struktur dari model sangat mendekati hasil pengujian eksperimental, tapi juga dapat menggambarkan pola retak yang benar.Abstract. This paper presents a crack model for reinforced concrete structures by using nonlinear finite element method. The crack model used in this study is a discrete crack to simulate strain discontinuity, Discrete cracks are inserted into the structure when the principal tensile stress of nodes have reached the tensile strength of concrete. Insertion of discrete cracks into the structure is only performed when resulting stress combinations are dominated by normal tension stress. Nevertheless, if the principle tension stress on a Gauss point has exceeded the tensile strength of concrete, the craks is treated as a smeared crack with a change in material behavior from one isotropic to another orthotropic character. To find the appropriate direction and pattern of cracks, insertion of discrete cracks into the structure is not only performed by node separation at nodes which have reached the tensile strength of concrete, but also by rotation of the crack perpendicular to the direction of the principle tension stress and dragging the crack-tip node as far as the crack has propagated. Some specimens with different cases e.i Beam J4 (Burns and Siess 1962), Beam OA (Bresler dan Scordelis 1963) and Beam A4 (Ahmad et al. 1986) were analyzed to validate the model. The model is not only able to shows that the structure response is very close to the experimental test, but also can describe the proper crack pattern.
Simulasi Dampak Peningkatan Demand terhadap Energi Listrik dalam Pemodelan Pengoperasian Waduk Kaskade Hadihardaja, Iwan Kridasantausa; Martha, Eva Vannya; Soekarno, Indratmo
Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 1 (2004)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.449 KB)

Abstract

Abstrak. Peningkatan kebutuhan (demand) terutama air baku non irigasi pada dewasa ini relatif tidak dapat terkendali secara sistemik dalam kerangka tata ruang. Hal ini antara lain disebabkan oleh pertumbuhan kegiatan ekonomi yang mendorong arus urbanisasi yang sangat cepat dan terpusat pada suatu wilayah tertentu. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang merupakan wilayah hidrologis yang mendukung keberlanjutan sumber air relatif tetap dan bahkan berkurang dari waktu ke waktu akibat pengembangan DAS yang tidak berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, dalam rangka pemanfaatan sumber air secara optimal pada suatu DAS berkaitan dengan sistem pengoperasian waduk untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan air baku perlu diwaspadai dampak peningkatan kebutuhan tersebut terhadap keberlanjutan layanan energi listrik sesuai dengan target perencanaan pembangunan suatu waduk. Dalam pemodelan ini dilakukan penelitian apakah dampak tersebut sangat signifikan terutama selama periode musim kering. Disamping itu, juga dilakukan simulasi analisa trade off antara kepentingan produksi energi listrik dan pemenuhan kebutuhan air baku dan irigasi untuk periode musim kering, normal dan basah untuk mengetahui tingkat layanan masing-masing kepentingan. Studi kasus penelitian ini dilakukan di Waduk Kaskade Citarum (Saguling, Cirata dan Jatiluhur), Jawa Barat. Analisa ini akan menghasilkan keluaran prioritas tingkat layanan masing-masing kepentingan berkaitan dengan produksi energi listrik dan pemenuhan kebutuhan berdasarkan target masing-masing energi dan kebutuhan tersebut. Model tersebut diselesaikan dengan Programa Non Linier (PNL) dengan metode Generlized Reduced Gradient (GRG) berdasarkan skenario memaksimalkan energi dengan perubahan prosentasi total kebutuhan air baku (20%D, 40%D, 60%D, 80%D, 100%D, 110%D) dan irigasi dengan pola (pattern) kebutuhan yang sama yang harus dipenuhi. Hasil simulasi dan pemodelan menunjukkan bahwa peningkatan kebutuhan dihilir akan dapat memberikan penurunan energi yang relatif signifikan terutama pada musim kering.Abstract. Increase of demand especially for raw water of non irrigation at this time is relatively uncontrollable systematically in spatial framework. This is becuase of the economic growth that stimulates urbanization rapicly and centralized in certain region. River basin as the hidrology region that support the sustainability of water resource is relatively constant and decrease from time to time affected by the river basin development without considering environmental aspect. Therefore, in order to utilize water resource for meeting energy and water demand, it is necessary to consider both interests in which the demand increase may affect the energy production and influence the sustainability of services for both interests based on the targets of the reservoir development. In this research, the model is developed in order to see the effect and the livel of significancy especially during dry period. On the other hand, the simulation has been carried out to analyze the trade off between energy production and water demand (irrigation and non irrigation) during dry period. This study is carried out in Cascade Citarum Reservoir (Saguling, Cirata dan Jatiluhur) in Citarum River Basin, West Java. Level of service will be the output of the trade off analysis between the interests of the energy production and water demand based on the each target. The model is solved by using Non Linear Programming (NLP) with Generalized Reduced Gradient (GRG) Method based on the the scenario of maximizing energy within different water demand (20%D, 40%D, 60%D, 80%D, 100%D, 110%D). The result of simulation model shows that the demand increase would affect the decrease of energy production and it is relatively significant especially during the dry period.

Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 32 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10 No 1 (2003) Vol 10, No 1 (2003) More Issue