cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Medicina
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 234 Documents
A CHILD WITH TETRALOGY OF FALLOT PRESENTING WITH COMPLICATIONS OF INFECTIVE ENDOCARDITIS, CEREBRAL ABSCESS, AND UNDERNUTRITION Yasmin, AA Ayu Dwi Adelia; Gunawijaya, Eka
Medicina Vol 46 No 1 (2015): Januari 2015
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.99 KB)

Abstract

Tetralogy of Fallot  (TOF)  is a congenital heart disease  that consists of  four anatomical anomalies,namely ventricular septal defect, pulmonary stenosis or obstruction of the right ventricular outflowtract, right ventricular hypertrophy, and overriding aorta. Tetralogy of Fallot is frequently associatedwith complications that could affect morbidity and mortality because of its complex cardiac lesions.Good understanding of the natural history and complications of this disease is very important to guidethe management of patients. We reported a 4-year old girl with classic TOF with complications ofinfective  endocarditis,  cerebral  abscess,  and undernutrition. Despite  optimal medical  therapy,  thepatient?s condition showed no satisfying improvement. Since the parents were refused to take moreaggressive measure by undergoing surgical therapy, so that patient care remains focused on supportiveand palliative aspects. [MEDICINA 2015;46:37-41].Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan suatu penyakit jantung kongenital yang terdiri dari empat anomalianatomis, antara lain ventricular septal defect, pulmonary stenosis atau obstruksi pada right ventricleoutflow tract, hipertrofi ventrikel kanan, dan overriding aorta. Tetralogy of Fallot sering disertai denganberbagai  komplikasi  yang  dapat mempengaruhi morbiditas  dan mortalitas  karena  kelainan  inimerupakan kelainan kongenital kardiak yang kompleks. Pemahaman yang baik mengenai perjalananalamiah  dan komplikasi  penyakit  ini  sangat  penting untuk mengetahui  penatalaksanaan  pasien.Kami melaporkan seorang anak perempuan berusia 4 tahun dengan TOF klasik yang juga menderitakomplikasi endocarditis infektif, abses serebral, dan gizi kurang. Walaupun telah memperoleh terapimedikamentosa  yang  optimal,  kondisi  pasien  tidak menunjukkan  perbaikan  yang memuaskan.Orangtua  pasien  telah menolak  pemberian  tindakan  yang  lebih  agresif,  yaitu  dengan  terapipembedahan,  oleh  karena  itu  penatalaksanaan  pasien  lebih  difokuskan  pada  aspek  suportif  danpaliatif. [MEDICINA 2015;46:37-41].
A AND D SURFACTAN PROTEINS IN LUNG IMMUNE SYSTEM Linawati, Ni Made
Medicina Vol 43 No 1 (2012): Januari 2012
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The surfactant associated proteins of  the lung are component of  lung innate immunity. Its functions in host defence is mediated by surfactant associated protein A and D. surfactant associated protein A and D are collectins familly, both synthesized and secreted by many cells in different parts of our body. (MEDICINA 2012;43:46-48).
Lesi talamus sebagai faktor risiko perburukan neurologis pada stroke perdarahan intraserebral supratentorial akut Suryawati, Ni Nyoman Ayu; Nuartha, AABN; P, Thomas Eko
Medicina Vol 47 No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.457 KB)

Abstract

Stroke merupakan salah satu kegawatdaruratan di bidang neurologi. Insidens stroke di Indonesia adalah 12,1 per 1000 penduduk tahun 2013, sama banyak antara wanita dan lelaki dengan mortalitas di Indonesia sebesar 22%, (21,2% untuk stroke iskemik dan 28,2% untuk stroke perdarahan). Perdarahan talamus sering menimbulkan penurunan kesadaran akibat kerusakan sistem ascending reticular activating system bagian rostral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa lesi talamus merupakan faktor risiko perburukan neurologis pada penderita stroke perdarahan intraserebral supratentorial akut. Rancangan penelitian ini adalah kohort prospektif pada 60 orang penderita stroke perdarahan intraserebral supratentorial akut dari Maret-Oktober 2015. Subjek dibagi 2 kelompok, masing-masing 30 subjek dengan lesi di daerah talamus dan lesi bukan talamus berdasarkan hasil CT scan kepala. Hubungan antar-variabel dinyatakan dengan risiko relatif (RR) (IK95%) dengan tingkat kemaknaan (P)<0,05. Pada analisis data didapatkan hubungan bermakna antara lesi talamus dengan perburukan klinis neurologis [RR=7,98 (IK95% 2,23 sampai 28,52), P=0,001]. Kami menyimpulkan bahwa lesi talamus secara bermakna merupakan faktor risiko terjadinya perburukan klinis neurologis pada penderita stroke perdarahan intraserebral akut. Stroke is one of the emergency case in neurology. Incidence of stroke in Indonesia was 12.1 per 1000 population in 2013, and women were equally affected as men; mortality among stroke patients in Indonesia was 22% (21.2% for ischemic stroke and 28.2% for haemorrhagic stroke). Thalamic hemorrhage often cause decrease of consciuosness due to damage of rostral ascending reticular activating system. The purpose of this study was to know whether thalamic lesion is a risk factor of worsening neurology in acute supratentorial intracerebral stroke patients. This study was prospective cohort design involving 60 acute supratentorial intracerebral stroke patients from March until October 2015. Subjects were divided into 2 groups consist of 30 subjects for each group (thalamic lesion and another location in head) based on head CT scan. Association between variable was expressed in relative risk (RR) (95%CI) with level of significance P<0.05. Data analysis revealed that there were association between thalamic lesion and worsening of clinical neurology [RR=7.98 (95%CI 2.23 to 28.52), P=0.001]. We conclude that thalamic lesion is a a risk factor of worsening of clinical neurology in acute haemorrhagic stroke patient.
HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN SEKSIO SESAREA DAN KEJADIAN BRONKIOLITIS PADA ANAK Yuliana, Yuliana; Subanada, Ida Bagus
Medicina Vol 45 No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.871 KB)

Abstract

Bronkiolitis sering mengenai anak usia kurang dari 2 tahun yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi tiap tahunnya. Beberapa penelitian menunjukkan adanya faktor-faktor yangmeningkatkan risiko terjadinya bronkiolitis, salah satunya persalinan seksio sesarea. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persalinan seksio sesarea dan kejadian bronkiolitispada anak. Penelitian ini menggunakan metode kasus kontrol yang dilakukan terhadap 60 pasien bronkiolitis sebagai kasus dan 60 pasien bukan bronkiolitis sebagai kontrol. Data diperoleh darirekam medis dan anamnesis langsung dari keluarga pasien anak usia lebih dari 1 bulan dan kurang dari 3 tahun yang dirawat inap di Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Udayana/RSUPSanglah pada periode Januari 2013 sampai Maret 2013. Data dianalisis dengan uji Kai-kuadrat dan analisis multivariat (regresi logistik) dengan tingkat kemaknaan á = 0,05 (IK 95%). Dari data dasarsubjek penelitian didapatkan median usia 8 (1-36) bulan, laki-laki 63,3%, berat lahir rendah 15,8%, kehamilan kurang bulan 10,8%, malnutrisi 39,2%, pemberian ASI eksklusif 34,2%, vaksinasi BCG93,3%, riwayat atopi pada keluarga 16,7%, dan paparan asap rokok 27,5%. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara persalinan seksio sesarea dengan kejadian bronkiolitis {RO2,36 (IK 95% 0,89 sampai 6,25), P=0,76}. Paparan asap rokok mempunyai risiko lebih besar untuk terjadinya bronkiolitis {RO 2,87 (IK 95% 1,19 sampai 6,96), P=0,015}. Disimpulkan bahwa persalinanseksio sesarea tidak bermakna meningkatkan kejadian bronkiolitis. Paparan asap rokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya bronkiolitis. [MEDICINA. 2014;45:19-24].
HIPNOTERAPI-SPIRITUAL PADA PENANGANAN ANAK-ANAK DENGAN POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER SETELAH BOM BALI 2002 Bagus Jaya Lesmana, Cokorda; Suryani, Luh Ketut
Medicina Vol 38 No 2 (2007): Mei 2007
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efektivitas penerapan metode hipnoterapi spiritual terhadap posttraumatic stress disorder (PTSD) pada anak-anak yang menjadi korban peledakan bom. Anak-anak berumur 6-12 tahun yang menjadi korban peledakan bom teroris di Kuta, Bali pada tahun 2002, dan terdiagnosis dengan PTSD menjadi subyek dalam penelitian ini. Metode terapi yang digunakan merupakan terapi kelompok menggunakan teknik hipnoterapi-spiritual. Secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan dengan kesembuhan 77% pada kelompok eksperimen (N=48) pada 2 tahun follow up dibandingkan dengan 24% perbaikan yang ditunjukkan pada kelompok kontrol (N=178). Kesimpulan dari metode hipnoterapi-spiritual adalah sangat efektif, juga secara ekonomi. Teknik ini memiliki potensi sebagai bentuk terapi PTSD pada budaya-budaya lain.
KEMATIAN JANTUNG MENDADAK PADA WANITA UMUR 37 TAHUN DENGAN MIOKARDIOPATI HIPERTROFIK VAKUOLAR Armerinayanti, Ni Wayan; Sumadi, I Wayan Juli; Mulyadi, Ketut
Medicina Vol 46 No 2 (2015): Mei 2015
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.533 KB)

Abstract

Kematian mendadak pada orang dewasa merupakan dasar masalah melakukan bedah mayat untukmencari penyebab kematian. Kasus seorang wanita umur 37 tahun ditemukan mati di dalamkamarnya, mayat dalam keadaan kaku, terdapat lebam mayat dan resapan darah subkutis kepala.Bedah mayat dilakukan di Rumah Sakit Kupang menemukan paru, otak, hati tidak menunjukkankelainan, sedangkan jantung dengan miokardium ventrikel kiri tebalnya 2 cm. Pada pemeriksaanhistopatologi jantung, sel-sel miokardium membengkak, mengandung vakuola jernih, inti sel terdesakke pinggir, tidak terdapat nekrosis, perdarahan, penebalan dari pembuluh darah, dan infiltrat neutrofil,pada pewarnaan periodic acid schiff menunjukkan hasil yang negatif. Pada pemeriksaan otak tidakdapat dibuktikan adanya penimbunan glikogen pada sel-sel glia. Berdasarkan temuan patologidisimpulkan kelainan tersebut adalah miokardiopati hipertrofik vakuolar tipe kardiak stadium IIIyang mengakibatkan kegagalan jantung atau aritmia sebagai penyebab kematian. [MEDICINA2015;46:135-8].Sudden death of adult people is a basic reason to do the autopsy to define exactly the causa of mortis.A case of a 37 year old woman found dead in her room and her deadly body has already in rigor and livormortis, also with blood spot on subcutaneous part of the head. The autopsy was held in general hospitalof Kupang, and there was no disorders found in the lung, brain, hepar, and the thickness of left myocardiacventrikel of heart is 2 cm. On histologic examination of heart specimen, myocardiac cells were swollen,with clear vacuolar, the nuclei displaced to periphery, there was no necrosis, haemorrhagic, thickeningof vascular, and neutrophil infiltrate. Periodic acid schiff staining has showed negative result. Therewas no evidence of glycogen storage on glial cells in brain examination. Based on pathologic finding weconcluded that the disorder was vacuolar hypertropic cardiomyopathy, cardiac type, stage III causingheart failure or arrhythmias as the causa of mortis. [MEDICINA 2015;46:135-8].
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PABRIK ROTI Setiawathi, NP; Sudipta, M; Sagung Puteri, AA; Sari Wulan, DS
Medicina Vol 44 No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.231 KB)

Abstract

Debu tepung gandum yang masuk ke saluran nafas pekerja pabrik roti dapat menyebabkan penyakitpada saluran napas yaitu rinitis akibat kerja (RAK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiprevalensi dan faktor-faktor risiko yang terkait dengan RAK pada pekerja pabrik roti di PT R. Penelitiandeskriptif analitik dengan desain potong lintang dilakukan di perusahaan roti PT R, bulan Januari2013. Sampel diambil secara consecutive sampling, dilakukan analisis bivariat dan multivariat dengantingkat kemaknaan (P) < 0,05. Dari 82 orang, RAK didapat pada 23 orang (28%). Rinitis akibat kerjapada kelompok terpapar debu gandum sebesar 59% sedangkan kelompok tidak terpapar 8%. Dari 6faktor yang diteliti seperti usia, masa kerja, riwayat atopi, merokok, paparan debu gandum, danpemakaian APD, setelah dilakukan analisis regresi logistik hanya paparan debu gandum yang terbuktisecara bermakna meningkatkan risiko kejadian RAK pada pekerja pabrik roti sedangkan yang lainnyatidak terbukti (IK95% 3,3 sampai 52,8 OR=13,2 P<0,05). Prevalensi RAK pada pekerja pabrik rotiadalah 28%. Paparan debu gandum terbukti secara bermakna meningkatkan risiko RAK pada pekerjapabrik roti. [MEDICINA 2013;44:87-92].
THE ROLE OF MECHANOTRANSDUCTION IN OSTEOPOROSIS PATOPHYSIOLOGY **, Yuliana
Medicina Vol 43 No 3 (2012): September 2012
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.403 KB)

Abstract

Osteoporosis is o[en encountered by elderly people. It can cause fracture. This disease can be prevented by doing physical activity. Osteocyte as mechanosensory cell, has important role in mechanotransduction system. There are four anabolic transduction signals, i.e. Wnt pathway, BMP/transforming growth factor (TGF)-pathway, ER pathway, and growth hormone/insulin-like growth Factor (IGF)-I pathway. Any disorder on mechanotransduction system will cause osteoporosis.
JARAK ANCANG-ANCANG MEMPENGARUHI HASIL LOMPATAN PADA NOMOR LOMPAT JAUH Sandi, I Nengah
Medicina Vol 38 No 3 (2007): September 2007
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lompat jauh adalah bagian dari nomor lompat yang bertujuan untuk memindahkan titik berat tubuh jauh ke depan tanpa jatuh ke belakang saat mendarat. Hasil tersebut dipengaruhi oleh jarak ancang-ancang. Untuk menguji asumsi tersebut maka dilakukan penelitian dengan rancangan sama subjek. Sampel berusia 11 tahun dipilih 19 orang secara acak sederhana dari laki-laki kelas V SD 7 Pedungan yang berjumlah 44 orang. Setiap sampel diberikan 3 perlakuan yaitu; lompat jauh dengan ancang-ancang 10m, 15m, dan 20m. Uji one way Anova dengan LSD dipakai untuk menganalisis data pada tingkat kemaknaan 0,05. Beda rerata hasil lompat jauh dari ancang-ancang 15m terhadap ancang-ancang 10m dan ancang-ancang 20m berturut-turut 16,65cm dan 18,42cm dengan nilai p 0,04 dan 0,03 (p < 0,05). Jadi lompatan terjauh dihasilkan dari ancang-ancang 15m dengan beda bermakna terhadap kedua ancang-ancang tersebut. 
SITOHISTOLOGI KARSINOMA PLEOMORFIK PARU Hartayati, Made Dwi; Primadi, LP; Mulyadi, K
Medicina Vol 45 No 3 (2014): September 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.876 KB)

Abstract

Karsinoma pleomorfik paru adalah kelompokpoorly differentiated non-small  cell karsinoma  terdiridari komponen spindle dan/atau giantcell yang berdiferensiasi buruk, memiliki sifat agresif, metastaselimfogen,  dan  hematogen  serta  prognosis  buruk. Diagnosis  sitologi  karsinoma  pleomorfik  parudaritrans-thoracal biopsy tumor primer sering mendapat kesulitan.Dilaporkan satu kasus karsinomapleomorfik paru didiagnosis dengan trans-thoracal biopsy dan histologi dari reseksi paru.Wanita 31tahun dengan keluhan batuk-batuk darah.Pada foto dada ditemukan tumor paru lobus inferior parukiri,  dilakukanCT-scan  dengan  hasil  karsinoma  paru  lobus  inferior  kiri  bawah  stadium  II.Padapemeriksaan  sitologi  ditemukan  sel-sel  ganas  adenum,  spindle,  dan  sel  datia  yang  disimpulkankarsinoma  pleomorfik  paru.Pemeriksaan makroskopis  reseksi  lobus  bawah  paru  kiri  berukuran12x6x3cm,  tampak  tumor  diameter  2,5cm  rapuh  dengan nekrosis  dan  tidak  tampak  pembesarankelenjar sekitar bronkus segmentalis.Mikroskopis, didapatkan kelenjar ganas, sel-sel ganas bentukspindle dan sel-sel datia. Pasien didiagnosis karsinoma pleomorfik paru berdasarkan temuan klinis,radiologi, sitologi, danhistopatologi. [MEDICINA 2014;45:204-207].

Page 11 of 24 | Total Record : 234