cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Jurnal Medika Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23031395     EISSN : 25978012     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana menerima naskah dari mahasiswa PSPD FK UNUD, baik berupa karangan asli atau laporan penelitian, ikhtisar pustaka, laporan kasus, maupun surat-surat untuk redaksi. Naskah yang dikirimkan untuk majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana adalah naskah belum pernah atau tidak akan dikirim ke majalah lain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
Arjuna Subject : -
Articles 1,956 Documents
PREVALENSI INFEKSI DENGUE BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN NS1 ANTIGEN PADA PASIEN DI NIKI DIAGNOSTIC CENTER TAHUN 2011-2012 D.P.G. Jananuraga Maharddhika; I Wayan Putu Sutirta Yasa
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PREVALENCE OF DENGUE INFECTION BASED ON NS1 ANTIGEN EXAMINATION IN PATIENTS AT NIKI DIAGNOSTIC CENTER DURING 2011-2012Dengue is a disease caused by infection with dengue virus, which is transmitted by mosquitoes and can cause a variety of clinical manifestation, either asymptomatic or mild symptomatic to fatal. To diagnose accurately, early examination is needed. Nonstructural protein 1 (NS1) antigen is one examination that is used as a new biomarker in the early diagnosis of dengue infection. Several studies have been conducted expressing the importance of NS1 antigen as a biomarker because it can be detected before antibodies are formed.The study design was retrospective study by taking the data of patients undergoing examination dengue NS1 antigen in Niki Diagnostic Center in 2011-2012. The sample selection is done by consecutive sampling. The results obtained from the medical records are then presented descriptively with tables and narration.Patients who did a dengue checkup of NS1 antigen in Niki Diagnostic Center in 2011 amounted to 140 people with 63 men (45.0%) and 77 women (55.0%), whereas in 2012 amounted to 285 people with 166 men (58.2%) and 119 women (41.8%). For the age group with the most number of examination of dengue NS1 antigen is infant 0-5 years consists of 74 persons (52.9%) in 2011 and 161 people (58.2%) in 2012.On examination of dengue NS1 antigen in 2011, resulted in positive dengue infection as many as 18 of the 140 people (12.9%) with the largest group of dengue infection consists of 66.7% women and27.8%adulthood18-40 years. In 2012 examination dengue NS1 antigen positive results obtained dengue infection as many as 34 of 285 people (11.9%) with the largest group of dengue infection of 61.8% male and 47.1% adulthood 18-40 years.
DIAGNOSTIC AND INDICATION OF BLOOD TRANSFUSION IN APLASTIC ANEMIA M Rizqa Fauzi
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no6(2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.893 KB)

Abstract

Aplastic anemia is a disease caused by a failure of the bone marrow to produce blood cells components resulting anemia with pancytopenia. symptoms will arise according to the blood cells decreased. Aplastic anemia is a rare and severe disease. The International Aplastic anemia and agranulocytosis Study found the incidence of aplastic anemia in Europe about 2 than 1,000,000 per year. Incidents in Asia 2 to 3 times higher than in Europe. In China, the incidence is estimated to 7 cases per 1,000,000 people and in Thailand is estimated to 4 cases per 1,000,000 people. The highest frequency at 15 and 25 years, the second highest peak at age 65 and 69 years. The cause of aplastic anemia majority (50-70%) is unknown. Enforcement of diagnosis based on history, physical examination, laboratory investigations and radiological either. One treatment in aplastic anemia is a blood transfusion. Blood transfusion in aplastic anemia is necessary when haemoglobin levels <7 g / dl and platelet count <20.000/?L.
NODUL TIROID SOLITER I Gusti Ayu Prema Yani Sidemen
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.788 KB)

Abstract

Latar Belakang: Nodul tiroid adalah pembengkakan atau massa pada kelenjar tiroid.Pembedahan merupakan pilihan terapi utama, namun pembedahan yang tidak dilakukandengan baik berisiko tinggi mencederai 2 struktur penting, yakni kelenjar paratiroid dannervus rekuren laringeal. Risiko nodul tiroid akan meningkat seiring pertambahan usiadan kurangnya asupan sodium.Insiden terjadinya nodul tiroid lebih sering ditemukanpada laki-laki dan usia di atas 50 tahun, namun pada kasus ini nodul tiroid soliterditemukan pada seorang perempuan dewasa muda sehingga melatar belakangi penulisuntuk mendiskusikan kasus ini dalam laporan kasus.Kasus: Seorang pasien perempuan 32 tahun dengan keluhan tumbuh benjolan padaleher kiri sejak ± 1 tahun yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin membesar.Pasien tidak mengeluhkan rasa nyeri di daerah benjolan. Gangguan pada saat makanataupun minum, riwayat sesak, dada berdebar-debar, sering berkeringat, ataupunpenurunan berat badan disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umumdalam batas normal.  Pada pemeriksaan status lokalis pada region colli anterior lateralsinistra ditemukan massa lunak yang mobile dengan batas tegas dan ukuran ± 3,2 cm x3,4 cm.Hasil: Hasil pemeriksaan patologi anatomi menunjukkan terdapat degenerasi kistikpada massa tiroid tersebut. Pasien kemudian menjalani tindakan pembedahan, yaknitiroidektomi dengan isthmolobectomy. Tiroidektomi dengan teknik diseksi kapsularpada pasien ini berhasil dibuktikan dengan tidak terdapatnya kerusakan pita suara ataukejang pasca operasi.Kesimpulan: Kondisi pasca tiroidektomi dengan teknik diseksi kapsular pada pasien inibaik, tidak terdapat komplikasi kerusakan pita suara dan nervus rekuren laringeal,pasien hidup, dan luka operasi terawat baik.
DEBRIDEMENT SEBAGAI TATALAKSANA ULKUS KAKI DIABETIK Made Agustya Darmaputra Wesnawa
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.166 KB)

Abstract

Reported a case of female patient 45 years old with diagnose Diabetes Mellitus Type 2 withDiabetic Foot Ulcer Wagner grade 2 at region pedis dextra. Debridement was done in thispatient. The type of debridement was surgical debridement. The purpose of this procedure is toremove necrotic tissue and hyperkeratosis until reach the health tissue. After debridement, thewound was dressed with kassa sterile and elastic bandage. During treatment, there were no pus,bleeding, and unpleasant odor on wound, granulation tissue begin to appear, and pain on thepedis was reduced.
GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN PERAN SERTA KELUARGA PADA KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI DESA TIMBRAH KECAMATAN KARANGASEM PADA JANUARI 2014 Susanty Wahyu Nanurlaili; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.954 KB)

Abstract

Tekanan darah menjadi faktor penting terhadap sistem homeostasis tubuh. Adanya perubahan tekanan darah akan membawa dampak terhadap sistem organ, seperti jantung, ginjal, dan otak. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dilakukan pada bulan Januari 2014. Objek penelitian adalah pasien yang tinggal di Desa Timbrah Kecamatan Karangasem. Teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling dan pemberian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi ysng berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 16 orang (53,3%) dan kurang dari 60 tahun berjumlah 14 orang (46,7%). Angka ketidakberhasilan pengobatan hipertensi sebesar 43,3% diperoleh dari sampel yang tidak memiliki dukungan keluarga. Kepatuhan sampel dalam minum obat juga terbukti cukup buruk (53,8%) sehingga berakibat tidak ada perbaikan yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan darahnya. Untuk mendukung angka keberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan adanya penyuluhan penyakit hipertensi sehingga kepatuhan dan peran serta keluarga dapat meningkat.  
GAMBARAN KUALITAS HIDUP CARE GIVER PASIEN LANJUT USIA DI RSUP SANGLAH Sylvester Auryn; Ni Ketut Sri Diniari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 5 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.12 KB)

Abstract

Increased life expectancy of the population has occurred in the world and Indonesia, which are associated with aging and morbidity. Keeping and caring for a loved one can provide benefits but also provide a burden at the same time which will affect the quality of life of an individual. The purpose of this study was to determine the quality of life of elderly patients care giver at Sanglah Hospital. This study is a cross-sectional descriptive study with data collection conducted on March 1, 2016 - March 7, 2016. From a total of 30 respondents who are caregivers of elderly patients, it is obtained that the majority were female sex (60%) with the largest age group is 20-39 years (50%). Most respondents (63.3%) is the son or daughter of the patient and are still working daily (73.3%). Subjectively, the majority (56.7%) of caregivers think they got a bad quality of life, while in terms of health majority (53.3%) of the caregivers satisfied with their own health. Objectively, as many as 20 people (66.7%) of caregiver already has a relatively good quality of life and 10 people (33.3%) classified as bad in general with the average of 55.77.  More attention is required and also the role of the family to the care giver of elderly patients that will be better given by a multidisciplinary team.
KARAKTERISTIK FRAKTUR FEMUR PROKSIMAL PADA GERIATRI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013 Ni Kadek Sulistyaningsih; I G N Wien Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.022 KB)

Abstract

Latar belakang: Jumlah lansia di Dunia terus mengalami peningkatan yang diikuti dengan peningkatan jumlah geriatri beserta berbagai komplikasinya. Salah satu komplikasi dari proses degeneratif tersebut adalah fraktur femur proksimal. Resiko mengalami komplikasi ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka kasus osteoporosis pada geriatri. Fraktur femur secara umum dapat dengan segera memperburuk kualitas hidup lansia akibat timbulnya kecacatan atau komplikasi lain yang lebih buruk dan tak jarang kematian. Namun, hingga saat ini penelitian mengenai fraktur femur proksimal di Indonesia, khususnya di Bali masih sangat jarang dilakukan. Bahkan hingga saat ini belum terdapat data mengenai kejadian fraktur femur pada geriatri di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari fraktur tersebut pada geriatri di RSUP Sanglah-Denpasar. Metode: Penelitian deskriptif observasional dilakukan pada 66 pasien fraktur femur proksimal berusia di atas 45 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar selama bulan Januari 2013 hingga Desember 2013. Data diperoleh dari catatan rekam medis di ruang perawatan Bangsal Angsoka serta ruang penyimpanan rekam medis RSUP Sanglah. Analisa statistik dilakukan dengan program SPSS. Hasil: Didapatkan 66 pasien fraktur femur yang terdiri dari 45 (68,2%) wanita. Rata -rata umur sampel 67,71+13,46 tahun. Dari total sampel diperoleh kelompok usia lansia beresiko (>70 tahun) sebanyak 32 (48,5%) pasien. Berdasarkan tipe fraktur femur didapatkan fraktur pada leher femur sebanyak 21 (31,8%) pasien, fraktur intertrokanter 32 (48,5%) pasien dan fraktur subtrokanter sebanyak 13 (19,7%) pasien. Intensitas trauma dibagi menjadi low- energy trauma (47,0%) dan high-energy trauma (53,0%). Simpulan: Karakteristik dari fraktur femur proksimal pada geriatri di RSUP Sanglah Tahun 2013 adalah lebih banyak terjadi pada wanita, berjenis fraktur intertrokanter, kelompok umur lansia beresiko, dan intensitas trauma penyebab fraktur tersering adalah high-energy trauma.
HUBUNGAN GOLONGAN DARAH TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI RSUP SANGLAH Pande Putu Firsta Widyaning; I Made Gede Dwi Lingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.384 KB)

Abstract

Demam Berdarah Dengue telah menjadi salah satu  masalah kesehatan utama di dunia karena tingkat insidennya yang masih sangat tinggi meskipun angka kematiannya semakin menurun seiring tahun. Angka kematian ini dapat meningkat apabila tidak mendapatkan penanganan dengan baik sehingga pasien jatuh ke derajat DBD yang berat yakni syok. Terdapat beberapa faktor yang dapat memperberat derajat DBD. Salah satu faktornya adalah golongan darah. ;Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan golongan darah terhadap meningkatnya derajat DBD serta mencaritahu hubungan tiap-tiap golongan darah terhadap derajat keparahan DBD. Dilakukan penelitian cross sectional dengan pemilihan sampel secara total sampling terhadap anak usian 0 hingga 12 tahun yang mnederita DBD mulai grade I hingga IV berdasarkan kriteria WHO. Pemeriksaan golongan darah menggunakan metode slide test. Korelasi dihitung menggunakan uji chi square. berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa golongan darah berhubungan dengan meningkatnya derajat keparahan DBD (IK 95% >7.814 p=0.026). Berdasarkan perhitungan odd ratio didapatkan pengaruh tiap golongan darah sebagai berikut golongan darah A (OR=0,31348 IK95% 0,1-1,5), B (OR=0,308642 IK95% 0,1-1,2), O (OR=4,854369 IK95% 1,4-7,4) dan AB (OR=0,694444 IK95% 0,1-4,5). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara golongan darah dengan menigkatnya derajat keparahan DBD, dan golongna darah O memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan ketiga golongan darah lainnya.
Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Esensial di Rumah Bekam Denpasar Mei-Juni Tahun 2014 Bahar Sangkur G Sangkur G; Dini Nurmuharomah; Inge Nandya; Ni Putu Diah; Nurtyana Utami; I Nyoman Sutarsa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.414 KB)

Abstract

Cupping is a therapy that aims to rid the body of blood containing toxins by slicing thin or small punctures on the skin surface. So far growing public confidence especially Muslims that cupping could be hypertension therapy based on reason that cupping was the recommended therapeutic from Prophet Muhammad can cope with various diseases. However, nowadays, there is not may evidence based data that support this matter. Regarding of this matter, the study was conducted with the aim to illustrate the impact of cupping therapy on reduction of blood pressure in patients with essential hypertension who underwent cupping at Rumah Bekam Denpasar by using quantitative descriptive approach. This research involving 27 samples from May until June 2014. The blood pressure measurements were taken before and after cupping using two different types of sphygmomanometer to minimize bias. The result showed that there is a decrease in blood pressure in hypertensive patients undergoing cupping, where the use of digital sphygmomanometer blood pressure decrease of 8.54 mmHg for systole and 5.53 mmHg for diastole. While the use of mercury sphygmomanometer, a decrease in blood pressure were obtained at 7.44 mmHg for systole and 4.59 mmHg for diastole. Conclusion on this study showed that cupping can decrease the blood pressure on patients with hypertension. Keyword : Cupping, hypertension, blood pressure reduction
FAKTOR RISIKO PAPARAN HORMON REPRODUKSI WANITA PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH DENPASAR Ni Gusti Putu Raka Ariani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.792 KB)

Abstract

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, kanker payudara dan kanker leher rahim adalah beberapa macam penyakit yang sering ditemui pada pasien rawat inap maupun rawat jalan. Hal ini membuktikan tingginya angka morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan akibat kanker payudara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kanker payudara pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Kota Denpasar yang berhubungan dengan paparan hormon reproduksi wanita. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan metode kasus kontrol age-matching. Pengambilan sampel menggunakan non probability sampling jenis consecutive berjumlah 40 orang kasus dan 40 orang kontrol. Variabel yang diteliti adalah riwayat keluarga, usia menarche, menopause, riwayat melahirkan, terapi hormon pengganti, dan penggunaan kontrasepsi hormonal. Analisis data dilakukan secara bivariat dengan McNemar test. Dari hasil analisis didapatkan riwayat keluarga menderita kanker payudara (OR=2.333; IK95%:0.718-7.587), riwayat menarche (OR=0,234; IK95%:0,061-0,964), menopause (OR=2,149; IK95%:0,707-6,530), riwayat pernah melahirkan (OR=0,243; IK95%:0,061-0,960), terapi hormon pengganti (OR=1,588; IK95%:0,412-6,122), kontrasepsi hormonal (OR=1,00; IK95%:0,293-3,412). Riwayat pernah melahirkan merupakan satu-satunya faktor protektif terhadap kanker payudara. Kata Kunci: kanker payudara, faktor risiko, paparan hormon estrogen, RSUP Sanglah Denpasar

Page 4 of 196 | Total Record : 1956


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 9 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 6 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 5 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 3 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 1 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 9 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 5 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 4 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 2 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): Vol 11 No 06(2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 11 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 9 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 3 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 2 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 6 (2020): Vol 9 No 06(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 12 (2018): Vol 7 No 12 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 11 (2018): vol 7 no11 2018 E-jurnal medika udayana Vol 7 No 10 (2018): Vol 7 No 10 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 9 (2018): Vol 7 No 9 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 7 (2018): Vol 7 No 7 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 6 (2018): Vol 7 No 6 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 4 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 3 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 2 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 1 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 12 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 10 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 9 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 8 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 7 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 6 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 2 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 12 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 9 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 5 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 4 (2016): E-jurnal medika udayana vol 5 no 3(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 2(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 1(2016):e-jurnal medika udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 11(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 10(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 9(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 8(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 7(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 5(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 11(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 7 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 5 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 4 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 2 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana vol 2 no 12 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 10 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 9 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no6(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no5(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no3 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no1 (2013):e-jurnal medika udayana Vol 1 No 1 (2012): e-jurnal Medika Udayana More Issue