cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Jurnal Medika Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23031395     EISSN : 25978012     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana menerima naskah dari mahasiswa PSPD FK UNUD, baik berupa karangan asli atau laporan penelitian, ikhtisar pustaka, laporan kasus, maupun surat-surat untuk redaksi. Naskah yang dikirimkan untuk majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana adalah naskah belum pernah atau tidak akan dikirim ke majalah lain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
Arjuna Subject : -
Articles 1,956 Documents
PENGARUH RIWAYAT KELUARGA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA DEWASA MUDA KETURUNAN PERTAMA DARI PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI DENPASAR SELATAN Diah Pradnya Paramita; A.A Wiradewi Lestari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.914 KB)

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit metabolik kompleks yang diperkirakan akan menjadi penyebab kematian urutan ketujuh di dunia dan kini prevalensnya semakin bertambah dengan onset penderita yang semakin dini. Penderita DM tipe 2 akan mewariskan mutasi genetik sel beta pankreas terhadap keturunannya yang menyebabkan gangguan sekresi dan kinerja insulin dalam meregulasi glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor riwayat keluarga menderita DM tipe 2 terhadap kadar glukosa darah pada dewasa muda keturunan pertama pasien DM tipe 2 di Denpasar Selatan. Penelitian dilakukan di Puskesmas II Denpasar Selatan dengan desain cross-sectional, dan teknik consecutive sampling. Total responden adalah 58 orang yang terdiri dari sampel kasus dan kontrol. Kasus merupakan dewasa muda keturunan pertama dari penderita DM tipe 2, sedangkan kontrol adalah dewasa tanpa riwayat keluarga menderita DM tipe 2. Analisis dilakukan dengan membandingkan kadar rerata glukosa darah puasa kasus dan kontrol.DM tipe 2 lebih banyak diderita oleh Ayah dari kelompok kasus dan dominan terjadi pada usia > 45 tahun. Perbedaan rerata kadar glukosa antara kasus dan kontrol (102,41 mg/dL dan 87,93 mg/dL) dinyatakan bermakna secara statistik (p<0,05). Hasil menunjukkan bahwa riwayat keluarga memberikan risiko enam kali lebih besar kepada keturunannya untuk menderita DM tipe 2 (OR=6,27, IK 95%=1,95-20,21). Riwayat keluarga DM tipe 2 berpengaruh terhadap kenaikan kadar glukosa darah puasa dari keturunan pertama penderita DM tipe 2. Kata kunci: Diabetes Mellitus tipe 2, riwayat keluarga Diabetes Mellitus tipe 2, kadar glukosa darah
GAMBARAN KARAKTERISTIK FRAKTUR TERBUKA SHAFT TIBIA DENGAN KASUS TRAUMA PADA ORANG DEWASA DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2017-DESEMBER 2017 Gede Dehandra Dipastraya Wikananda; I G N Wien Aryana; A.A. Gde Yuda Asmara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.665 KB)

Abstract

Fraktur terbuka shaft tibia merupakan kondisi patah tulang dimana fragmen dari patah tulang tersebut berhubungan dengan dunia luar pada bagian shaft dari tulang tibia. salah satu kejadian Trauma yangpaling sering di temukan yaitu di sebabkan oleh kecelakaan bermotor. penelitian ini bertujuan untukmengetahui gambaran karakteristik fraktur terbuka shaft tibia dengan kasus trauma pada orang dewasadi RSUP Sanglah/FK Unud. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif cross sectional,Sumber data berasal dari data sekunder yaitu rekam medis pasien fraktur terbuka shaft tibia pada orangdewasa di RSUP Sanglah/FK Unud pada periode januari 2017-desember 2017. Pengambilan data diambil dengan metode Total Sampling. Distribusi variabel penelitian yaitu jenis kelamin, umur,mekanisme trauma, sisi fraktur terbuka, klasifikasi, periode kejadian sampai penanganan awal, danoperasi. Analisis data di paparkan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukan terdapat45 pasien fraktur terbuka shaft tibia pada orang dewasa, Laki laki merupakan jenis kelamin terbanyakdengan persentase sebesar 68,9%, umur terbanyak yaitu pada kategori umur 18-40 tahun denganpersentase sebesar 64,4%, Mekanisme Trauma terbanyak yaitu high energy dengan presentase sebesar93,3%, sisi fraktur terbuka shaft tibia yang terbanyak yaitu pada sisi kanan dengan presentase sebesar62,2%, Klasifikasi terbanyak yaitu pada klasifikasi Grade 2 dengan presentase sebesar 53,3%, periodekejadian hingga penanganan awal di dapatkan banyak pada periode <6 jam dengan presentase sebesar64,4%, Jenis operasi yang paling banyak dengan metode ORIF PS dengan presentase sebesar 57,8%. Kata kunci : fraktur terbuka, shaft tibia, dewasa, karakteristik, trauma
INTRACRANIAL PRESSURE MONITORING TECHNIQUE Ida Bagus Adi Kayana; Sri Maliawan; I Ketut Siki Kawiyana
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no3 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.939 KB)

Abstract

Head injury is the most significant cause of increased morbidity and mortality. An estimated 1.4 million head injuries occur each year, with and more than 1.1 million come to the Emergency Unit. On each patient head injury, an increase in intracranial pressure (ICP) related to poor outcomes and aggressive therapy to increased ICP can improve the outcomes. ICP monitoring is the most widely used because of the prevention and control of ICP as well as maintain the pressure increase perfusion of cerebral (Cerebral Perfusion Pressure/CPP) is the basic purpose of handling head injury. There are two methods of monitoring ICP that is an invasive methods (directly) and non-invasive techniques (indirectly). The method commonly used, namely intraventricular and intraparenkimal (microtransducer sensor) because it is more accurate but keep attention to the existence of the risk of bleeding and infection resulting from installation. Monitoring of ICT can determine the actions that avoid further brain injury, which can be lethal and irreversibel.
KARAKTERISTIK SERTA FAKTOR RESIKO KEMATIAN AKIBAT TENGGELAM BERDASARKAN DATA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH 2010 – 2012 Rizki Usaputro; Kunthi Yulianti
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 5 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.155 KB)

Abstract

Tenggelam didefinisikan sebagai kematian karena asfiksia dalam 24 jam akibatterendam pada air. Kematian akibat tenggelam menjadi salah satu ancaman bagipariwisata Bali yang memiliki banyak pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikarakteristik kematian dan faktor resiko penyebab kematian pada kasus tenggelam. Padapenelitian yang bersifat deskriptif cross-sectional ini diteliti karakteristik serta faktorresiko pada kasus kematian akibat tenggelam menurut data Bagian Ilmu KedokteranForensik RSUP Sanglah tahun 2010 – 2012.  Variabel yang diteliti meliputi umur, jeniskelamin, kewarganegaraan, tempat tenggelam, korban diotopsi atau tidak, serta faktorresiko tenggelam. Hasil yang didapat dari penelitian yaitu terdapat 97 kasus tenggelam.Sampel yang memenuhi kriteria tercatat sebanyak 71 kasus, dimana 20 diantaranyadilakukan otopsi.  Berdasarkan jenis kelamin, korban terbanyak adalah laki-laki(84,5%). Kelompok 21-30 tahun menjadi korban tenggelam yang paling banyak.Korban berkewarganegaraan Indonesia paling tinggi (40,8%), serta tempat terjadinyakejadian tenggelam di air laut terbanyak dengan 53,5%. Dari jumlah yang diotopsisebanyak 10 orang (50%) memiliki salah satu faktor resiko tenggelam. Simpulan daripenelitian ini adalah faktor resiko yang banyak menyebabkan kematian pada korbantenggelam adalah trauma fatal, penyakit penyerta, serta riwayat konsumsi alkoholsebelum tenggelam. Saran kepada pihak yang berwenang adalah memastikan semuaorang yang melakukan aktifitas di air telah dalam kondisi yang baik.
MANAGEMENT OF INTERNAL HEMORRHOID WITH RUBBER BAND LIGATION PROCEDURE I Made Arya Winangun; Putu Anda Tusta Adiputra; Sri Maliawan; Ketut Siki Kawiyana
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 10 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.641 KB)

Abstract

Hemorrhoid is regarded as the cases most seen in population. The prevalence of this cases about 4,4% with the incidence 12 of 1.000 patient. The current management of hemorrhoid is lifestyle modification, conservative management such as farmacology, minimally invasive treatment and more aggressive therapy using surgical procedure. Rubber band ligation was one of the minimally invasive procedures. This procedure was easy, inexpensive, and can be done outpatient using simple tools without complicated procedure like hemorrhoidectomy. Some studies explained rubber band ligation effectively done in internal hemorrhoid grade II and grade III even this procedure still had minimal complication such as bleeding and unpleasentness
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KOGNITIF PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II , JANUARI-FEBRUARI 2014 I Gusti Ayu Harry Sundariyati; Nyoman Ratep; Wayan Westa
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.403 KB)

Abstract

Telah terjadi pergeseran struktur demografi Indonesia, yaitu meningkatnya proporsi lansia sebesar 7,59% dari seluruh penduduk Indonesia yang membawa tantangan di berbagai bidang salah satunya bidang kesehatan. Masalah kesehatan yang seringkali mengiringi lansia adalah gangguan fungsi kognitif. Berbagai penelitian menunjukkan usia dan tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor terjadinya gangguan fungsi kognitif pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi status kognitif pada lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kubu II. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara kuantitatif dengan rancangan deskriptif cross sectional. Variabel – variabel yang akan diteliti, diukur dan dikumpulkan secara simultan atau pada satu waktu yang bersamaan. Metode pengambilan sampel adalah dengan menggunakan angket/kuisioner, dengan responen yang dipilih secara consecutive, yaitu lansia yang datang ke Puskesmas Kubu II hingga didapatkan 84 sampel. Data yang terkumpul dianalisis dengan perangkat lunak komputer menggunakan analisis univariate dan bivariate. Penelitian ini menunjukkan 54,8% responden mengalami probable cognitive impairment (PCI) dengan 73,1% nya berusia diantara 75-90 tahun dan 68,4% dari 54,8% lansia yang mengalami probable cognitive impairment tidak mengenyam pendidikan dasar. Jadi simpulan pada penelitian ini adalah sebagian besar lansia di wilayah kerja Puskesmas Kubu II mengalami penurunan fungsi kognitif. Dimana usia tertinggi yang mengalami gangguan kognitif adalah pada kelompok usia 75-90 tahun dan lansia yang tidak mengenyam pendidikan dasar.    
PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA PESERTA YOGA DI KOTA DENPASAR Lusia Nasrani; Susy Purnawati
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stres adalah ketegangan emosional atau fisik yang dapat berasal dari setiap peristiwa atau pikiran yang membuat seseorang merasa frustrasi, marah, atau gugup. Jenis kelamin berpengaruh pada tingkat stres, yaitu tingkat stres yang lebih tinggi sering dijumpai pada perempuan. Latihan yoga dapat menurunkan stres baik pada laki-laki dan perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat stres antara laki-laki dan perempuan pada peserta yoga di kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 180 peserta yoga laki-laki dan perempuan di sepuluh tempat yoga di kota Denpasar. Instrumen  dalam  penelitian  ini adalah  kuesioner  Depression  Anxiety  Stress  Scale (DASS-42). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dengan simple linear regression, dan analisis multivariat dengan uji multiple regression. Hasil penelitian didapatkan prevalensi stres pada peserta yoga di Denpasar adalah 40%. Sebagian besar subjek penelitian berjenis kelamin perempuan (72,2%), rata-rata berusia 37 tahun, lulusan Perguruan Tinggi (73,3%), berpendapatan per bulan lebih dari Rp 3.500.000, dan sudah menikah (62,2%). Terdapat perbedaan tingkat stres antara laki-laki dan perempuan pada peserta yoga di kota Denpasar (p= 0,000).
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP PADA PASIEN SUSPECT INFEKSI VIRUS DENGUE DI RUMAH SAKIT SURYA HUSADHA DENPASAR FEBRUARI-JULI 2014 Ni Luh Putu Pranena Sastri; Anak Agung Wiradewi Lestari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.414 KB)

Abstract

Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis infeksi virus dengue salah satunya dengan pemeriksaan darah lengkap. Penelitian ini untuk mengetahui distribusi pasien suspect infeksi virus dengue berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin serta mengetahui gambaran hasil pemeriksaan darah lengkapnya. Rancangan penelitian descriptive cross sectional, menggunakan seluruh data hasil pemeriksaan darah lengkap pasien suspect infeksi virus dengue yang melakukan pemeriksaan di Laboratorium Rumah Sakit Surya Husadha Denpasar bulan Februari-Juli 2014. Dari 424 sampel, diperoleh 222 (52,4%) lelaki dan 202 (47,5%) perempuan. Terdapat 47 (11,1%) usia 0-5 tahun, 85 (20%) usia 6-11 tahun, 116 (27,4%) usia 12-25 tahun, 122 (28,5%) usia 26-45 tahun, 40 (9,4%) usia 46-65 tahun dan 14 (3,3%) usia >65 tahun. Dari hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan semua variabel memiliki nilai tidak normal baik itu menurun atau meningkat, dengan jumlah sampel bervariasi. Beberapa variabel pemeriksaan darah lengkap dengan jumlah sampel paling banyak pada nilai tidak normal yaitu platelet (menurun, 79,2%), jumlah dan persentase neutrofil (menurun, 70,3% dan 70%), jumlah eosinofil (meningkat, 42,7%) dan jumlah basofil (meningkat, 52,6%). Pada penelitian ditemukan sampel paling banyak yaitu pasien suspect infeksi virus dengue usia 26-45 tahun dan jenis kelamin lelaki. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada pasien infeksi virus dengue dengan melihat apakah terdapat perubahan dari hari ke hari selama pasien di rumah sakit dan hubungannya dengan grade penyakit.
IDENTIFIKASI BAKTERI Eschercia coli SEROTIPE O157 DENGAN MEDIA SORBITOL MACCONKEY AGAR (SMAC) PADA DALUMAN (Cylea berbata) DARI PEDAGANG ES DALUMAN DI KOTA DENPASAR I Made Wira Kusuma; Made Agus Hendrayana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.816 KB)

Abstract

Indonesia memiliki angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi, dimana kontaminasi makanan oleh Eschercia coli merupakan salah satu penyebab diare. Es daluman merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat Bali yang dalam pembuatan sampai penyajian daluman sangat rentan akan kontaminasi bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri E.coli khususnya serotipe O157 pada daluman yang dijual pedagang es daluman di Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian studi eksploratif pada 10 sampel daluman yang didapatkan dengan teknik nonrandom sampling. Digunakan media Tryptic Soy Broth (TSB) sebagai penyubur koloni bakteri, McConkey sebagai isolasi bakteri gram negatif, dan media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) sebagai media identifikasi Eschercia Coli. Penanaman pada media Sorbitol MacConkey Agar (SMAC) dilakukan apabila didapatkan koloni E. coli pada media EMBA. Pada sepuluh sampel yang ditanam di media McConkey dari media penyubur TSB, hanya satu sampel dengan kode DF yang menunjukan koloni berwarna merah jambu yang dicurigai koloni Eschercia Coli. Akan tetapi setelah ditanam pada media EMBA, pada sampel DF tidak menunjukan koloni yang berwarna hijau metalik. Pada pengamatan mikroskopik yang diambil dari koloni McConkey, sampel dengan kode DA, DD, dan DJ diamati koloni bakteri yang berbentuk basil berwarna merah dan pada sampel dengan kode DB, DC, DE, DF, DG, DH, dan DI diamati koloni bakteri berbentuk kokobasil berwarna merah. Dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan kontaminasi E. coli pada sepuluh sampel daluman dari pedagang es daluman di wilayah kota Denpasar (0%).
GAMBARAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PASIEN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS DI POLIKLINIK THT-KL RSUP SANGLAH TAHUN 2013 Ni Luh Putu Diaswari Predani; Komang Andi Dwi Saputra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 8 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.311 KB)

Abstract

Hearing loss is one of the most significant health problem which associated with many enduring difficulties. This study was conducted to determine hearing loss in CSOM patients, identify CSOM type and hearing loss description in CSOM patients. This study was carried out by using audiometric test from Audiology Division in ENT Policlinic Sanglah Hospital in 2013. The study material is audiometric test result by its sex characteristic, age, CSOM type, type of hearing loss and degree of hearing loss. Of 46 patients we found 62 ears of CSOM cases. The study result found 56.5% patients was female, 28.3% within age 31-40 years and benign type of CSOM 87.1%. The main results show: hearing description in CSOM patient are 16.1% with normal hearing and 83.9% with hearing loss; the most type of hearing loss is mild conductive hearing loss. Thus, it is concluded that hearing loss is often seen in CSOM patients. The result of this study could be applied to find more relation of hearing loss in CSOM patients. Keywords: chronic suppurative otitis media, hearing loss

Page 5 of 196 | Total Record : 1956


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 9 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 6 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 5 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 3 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 1 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 9 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 5 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 4 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 2 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): Vol 11 No 06(2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 11 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 9 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 3 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 2 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 6 (2020): Vol 9 No 06(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 12 (2018): Vol 7 No 12 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 11 (2018): vol 7 no11 2018 E-jurnal medika udayana Vol 7 No 10 (2018): Vol 7 No 10 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 9 (2018): Vol 7 No 9 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 7 (2018): Vol 7 No 7 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 6 (2018): Vol 7 No 6 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 4 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 3 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 2 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 1 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 12 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 10 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 9 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 8 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 7 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 6 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 2 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 12 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 9 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 5 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 4 (2016): E-jurnal medika udayana vol 5 no 3(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 2(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 1(2016):e-jurnal medika udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 11(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 10(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 9(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 8(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 7(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 5(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 11(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 7 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 5 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 4 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 2 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana vol 2 no 12 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 10 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 9 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no6(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no5(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no3 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no1 (2013):e-jurnal medika udayana Vol 1 No 1 (2012): e-jurnal Medika Udayana More Issue