cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Jurnal Medika Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23031395     EISSN : 25978012     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana menerima naskah dari mahasiswa PSPD FK UNUD, baik berupa karangan asli atau laporan penelitian, ikhtisar pustaka, laporan kasus, maupun surat-surat untuk redaksi. Naskah yang dikirimkan untuk majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana adalah naskah belum pernah atau tidak akan dikirim ke majalah lain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
Arjuna Subject : -
Articles 1,956 Documents
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK KUALITAS TIDUR BURUK PADA GURU-GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI DENPASAR Ni Luh Putu Wulan Budyawati; Desak Ketut Indrasari Utami
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.276 KB)

Abstract

Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Melihat data tersebut diatas, terdapat kemungkinan orang dengan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi serta kesiapan fisik dan mental seperti guru SMA, justru memiliki kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Sampel dikumpulkan dengan menggunakan teknik total sampling dengan terlebih dahulu memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index untuk menilai kualitas tidur, Epworth Sleep Scale untuk menilai skala mengantuk, serta Depression, Anxiety, and Stress Scale untuk mengukur skala depresi, cemas dan stres. Sebanyak 67 responden telah memenuhi kriteria sampel. 44,78% responden memiliki kualitas tidur yang buruk, dengan karakteristik: tidak terdapat perbedaan proporsi kualitas tidur buruk pada laki-laki maupun perempuan (50%), dan proporsi kualitas tidur buruk yang paling banyak adalah pada kelompok umur di bawah 30 tahun (33,3%), lama bekerja sebagai guru lebih dari 24 bulan (76,7%), bertugas sebagai guru mata pelajaran dan bukan sebagai wali kelas (56,7%), serta status sudah berkeluarga (73,3%). Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa proporsi kualitas tidur buruk lebih kecil dibandingkan kualitas tidur baik pada guru-guru SMA Negeri di Denpasar. Hal ini sangat mungkin disebabkan oleh karena banyaknya faktor yang menimbulkan kualitas tidur yang buruk. Karakteristik kualitas tidur buruk pada penelitian ini tidak semuanya sama dengan hasil penelitian sebelumnya. Kata Kunci: kualitas tidur buruk, guru SMA, Pittsburgh Sleep Quality Index
INSIDEN DELIRIUM BERDASARKAN SKOR CAM-ICU PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR DI RUANG TERAPI INTENSIF RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2017 – MARET 2017 Maya Paramita Wijaya; I Wayan Aryabiantara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.979 KB)

Abstract

Delirium adalah gangguan pada fungsi kognitif dan perhatian yang terjadi secara akut dan fluktuatif. Insiden delirium tertinggi terjadi di Ruang Terapi Intensif (RTI) yaitu antara 70% hingga 87%. Delirium yang terjadi pada pasien yang dirawat di RTI berkaitan dengan peningkatan mortalitas dan gangguan fungsi kognitif permanen. Akan tetapi, penilaian delirium tidak secara rutin dilakukan padahal tinggi atau rendahnya angka delirium dapat dijadikan indikator dalam menilai kualitas rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden delirium pada pasien dengan ventilator di RTI RSUP Sanglah. Metode yang digunakan adalah potong lintang deskriptif. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dinilai skor Richmond Agitation-Sedation Scale (RASS) dan Behavioral Pain Scale (BPS) untuk menyingkirkan diagnosis banding agitasi dan nyeri. Kemudian pasien yang memenuhi kriteria dilanjutkan dengan pemeriksaan Confusion Assessment Method-Intensive Care Unit (CAM-ICU) untuk mengetahui apakah pasien sedang mengalami delirium atau tidak. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan IBM SPSS Statistik, versi 21 dimana Descriptive Statistics digunakan untuk menghitung distribusi dan karakteristik pasien. Sedangkan perhitungan insiden delirium dengan 95% IK dihitung menggunakan metode Robert Newcombe. Sebanyak 24 pasien memenuhi kriteria penelitian dimana 4 orang mengalami delirium dan 20 orang tidak mengalami delirium. Angka insiden delirium untuk pasien dengan ventilator adalah 16,7% (95% IK: 5,48% - 38,19%). Sedangkan angka insiden untuk pasien dengan ventilator yang tidak mengalami delirium adalah 83,3% (95% IK: 61,81% - 94,52%). Berdasarkan penelitian sebelumnya angka kejadian delirium di RTI dapat mencapai 83% sehingga dapat disimpulkan bahwa insiden delirium yang terjadi di RTI RSUP Sanglah tergolong rendah. Kata kunci: insiden delirium, ventilator, RTI
TUBERCULOUS MASTITIS Ni Wayan Ariani Vitriasari; Putu Anda Tusta Adiputra; Sri Maliawan
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.936 KB)

Abstract

Tuberculous mastitis is a condition marked pathologyly with involvement extensively mamma lobules with epitheloid granuloma with various degree of caseation, what consist of Langhan's cells giant, cells of epiteloid, mononuclear cell infiltrate, with surrounding fibrosis, and with micro forming of abscess, which because of infection of Mycobacterium tuberculosis. Tuberculous mastitis happened more often at developing countries than developed countries, and especially happened at reproductive woman. The risk factors of this disease are lactation, multiparity, trauma, history of previous suppurative mastitis, and acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Diagnose of tuberculous mastitis can be confirm by anamnesis, physical examination, and also some additional diagnostic test such as mammography, ultrasonography, computerized tomography scan (CT scan), scintimammography, magnetic resonance imaging (MRI), 3D magnetic resonance mammography, Gd-DTPA enhanced dynamic MRI, cytology, histopatology, culture, polymerase chain reaction (PCR), X-Ray, dan Mantoux skin test. Anti-tuberculous therapy forms the mainstay of treatment and conservative surgery is restricted to selected cases.
TETANUS GENERALISATA DENGAN JARINGAN NEKROTIK DIGITI III PEDIS SINISTRA: SEBUAH LAPORAN KASUS Ngurah Putu Puja Astawa
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 4 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.139 KB)

Abstract

Laporan ini membahas kasus tetanus generalisata dengan jaringan nekrotik digiti III pedis sinistra pada pasien perempuan berusia 66 tahun. Telah dilakukan debridementuntuk perawatan luka dan pemasangan nasogastric tube. Diberikan terapi Humantetanus imunoglobulin(Tetagam) 3.000 IU secara intramuskular. Pemberian antibiotikceftriaxone 2x1 gram intravena, metronidazole 3x500 mg intravena, diazepam 20 mgdalam D5% ( 20 tetes per menit), dan diet cair 6x200 cc setiap 24 jam. Selamaperawatan kondisi pasien membaik.
MANAGEMENT OF EXTRIMITY FRACTURE IN EMERGENCY DEPARTMENT Putu Sukma Parahita; Putu Kurniyanta
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 9 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.771 KB)

Abstract

Fracture injuries in the extremities are accounted for 40% of the incidence of fractures in the United States and causes high morbidity (physical suffering, lost time, and mental stress). High-energy fractures of the lower limbs can also cause life threatening condition like major vascular injury, crush syndrome, and compartment syndrome. Initial treatment in the emergency room is essential to save lives and to save the fractured extremities. Primary survey (securing the airway, breathing and circulation) and the secondary survey will be able to quickly and accurately identify dangerous early complication of fractures, such as major arterial injury, crush syndrome and compartment syndrome.
PERITONITIS PRIMER AKIBAT DARI PENGGUNAAN KATETER VENA UMBILIKALIS PADA NEONATUS : SEBUAH LAPORAN KASUS Made Melly Mulandari
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.172 KB)

Abstract

Peritonitis primer merupakan infeksi ruang peritoneal yang biasa terjadi pada pasien dengan ascites yang tidak berhubungan dengan penyakit abdominal maupun retroperitoneal. Kasus peritonitis primer oleh karena sepsis umbilikal yang terjadi dari pemasangan kateter umbilikal sebanyak 8 kasus dari 32 bayi baru lahir yang mengalami peritonitis. Laporan ini membahas kasus peritonitis primer pada bayi perempuan 22 hari yang menunjukkan infeksi dari penggunaan kateter vena umbilikalis. Pencitraan foto BOF dicurigai suatu pneumoperitoneum. Dilakukan pembedahan laparotomi pada pasien untuk menegakkan diagnosis dan drainase cairan ascites. Pasien dirawat di ruang NICU, diberikan terapi cairan, oksigen dan antibiotik pilihan (Cefoperasone sulbactam + Amikacin selama 7 hari). Setelah 5 hari kondisi pasien membaik sehingga dipindahkan ke ruang perawatan bayi.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MENOPAUSE DI DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM I Gusti Agung Wedanta Mahadewi; Susy Purnawati
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 8(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menopause berarti berhentinya siklus menstruasi yang dialami oleh seorang wanita. Rata-rata umur menopause di Indonesia adalah 50-52 tahun. Salah satu gejala psikis yang sering ditemukan pada wanita menopause adalah kecemasan. Wanita menopause rentan terpengaruh terhadap emosi dari fluktuasi hormon. Kecemasan merupakan salah satu penyakit psikiatri yang memiliki prevalensi tinggi. Prevalensi kecemasan premenopause dengan ketegori ringan sebanyak 53,3% dan mereka memiliki respon yang beragam terhadap menopause.Tahun 2013 prevalensi penduduk Indonesia yang mengalami gangguan mental emosional termasuk didalamnya kecemasan adalah 6,0% dan di Bali 4,4%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dan pengetahuan ibu terhadap proporsi kecemasan pada menopause di Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, dengan sampel sebanyak 115 responden. Desain penelitian ini adalah cross sectional analitik dengan pemilihan sampel secara simple random sampling.Untuk variabel bebas yang diteliti adalah dukungan suami dan tingkat pengetahuan yang diukur dengan instrument kuisioner.Data yang diperoleh dari penelitian diolah menggunakan SPSS. Hasil penelitian yang dilakukan Ibu menopause yang mendapat dukungan suami kurang dengan proporsi kecemasan ringan sebesar 0 orang (0%) lebih kecil dibanding dengan Ibu menopause pada proporsi kecemasan berat sebesar 14 orang (93,3%) dengan nilai p=0,000.Ibu menopause yang memiliki pengetahuan baik dengan proporsi tingkat kecemasan ringan sebanyak 0 (0%) lebih kecil dibandingkan dengan Ibu menopause yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan proporsi kecemasan sedang sebanyak 7 orang (7,2%) namun sama dengan Ibu menopause yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan proporsi kecemasan berat sebanyak 0 (0%) dengan nilai p= 0,501.  
PERBEDAAN PREVALENSI DEPRESI PADA KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DAN KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WARMADEWA Luh Made Mustikayanthi Devi; Ni Ketut Sri Diniari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.198 KB)

Abstract

Depression is a psychiatric disorder most frequently encountered and the most common cause of morbidity and mortality compared with other psychiatric disorders. The physical and mental burden on medical students is quite heavy, because they must undergo preclinical studies along with hospital duties as a co-assistant. This constant disruption may have a tendency to cause depression. The purpose of this study was to determine the prevalence differences of depressive disorders in two co-assistant groups who have different external environments. This study is a descriptive analytic cross sectional approach undertaken in Denpasar Sanglah Hospital and Sanjiwani Hospital in February-March 2016 on medical students from two different universities. Data were collected using common questionnaires, Lie-Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI) and Beck’s Depression Inventory (BDI). Then the prevalence of depressive disorders was calculated in each group and the data analyzed by independent t-test. Total respondents of this study amounted to 68 people, each of 34 people in each group. The prevalence of depression of each of the 34 respondents was 35% (12 people) on a Udayana University co-assistant and by 32% (11 people) on a Warmadewa University co-assistant. With independent t-test results obtained p = 0.801 (p> 0.05) for a score of depression in Udayana University co-assistant and Warmadewa University co-assistant. The results show the value of p = 1.0 (p> 0.05) between the Udayana University co-assistant men and women, as well as the value of p = 0.285 (p> 0.05) between the Warmadewa University co-assistant men and women. The prevalence of depression in Udayana University co-assistant was 35% and 32% in Warmadewa University co-assistant. There was no significant difference between the average incidence of depression in Udayana University co-assistant and Warmadewa University co-assistant. It was also found that there was no significant relationship between the level of depression by gender. 
DEFISIENSI SELENIUM (SE) SEBAGAI FAKTOR RISIKO DILATED CARDIOMYOPATHY (DCM) DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH, BALI : STUDI KASUS – KONTROL Luh Nyoman Ananda Mahayati; I Wayan Wita
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.449 KB)

Abstract

Selenium (Se) merupakan salah satu mineral yang paling sering dikaitkan dengan DCM, terutama setelah kejadian endemik penyakit Keshan di Cina. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah defisiensi selenium merupakan faktor risiko terjadinya DCM di RSUP Sanglah, Bali. Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol retrospektif, dimana data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner SQFFQ yang berisi riwayat konsumsi bahan-bahan makanan tertentu dan penelusuran lebih lanjut terhadap karakteristik demografis dan klinis subyek penelitian dilakukan dengan rekam medis. Total 60 subyek penelitian terbagi menjadi 30 orang sebagai kelompok kasus dan 30 orang sebagai kelompok kontrol. Konsumsi selenium harian ditemukan lebih tinggi pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol (45,54?g vs 28,11?g). Konsumsi selenium tidak memengaruhi terjadinya DCM (OR = 1; IK 95% = 0,98-1,03; p = 0,43). Dua variabel menunjukkan hubungan yang signifikan dengan DCM, diantaranya hipertensi (OR = 10; IK 95% = 2,94; p = <0,001) dan merokok (OR = 5,69; IK 95% = 1,59-20,33; p = 0,007). Faktor genetik, DM tipe 2, PJK, dan konsumsi alkohol menunjukkan nilai OR >1 namun tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan DCM. Kemoterapi ditemukan sebagai faktor protektif. Defisiensi selenium bukan merupakan faktor risiko terjadinya DCM sehingga terdapat faktor risiko lain yang kemungkinan lebih berpengaruh terhadap terjadinya DCM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar penelitian lebih lanjut guna mengetahui faktor-faktor risiko DCM. Kata kunci : Defisiensi selenium, dilated cardiomyopathy/DCM, penyakit Keshan
KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN KONJUNGTIVITIS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR PERIODE JANUARI-APRIL 2014 Maulidia Laela Insani; I Gede Made Adioka; IGA Artini; Agung Nova
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 7 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Conjunctivitis is a common disease in the community. Until now there has been no study to find out the characteristics and management of conjunctivitis in Denpasar. This study was conducted to find out the characteristics and management of out-patient with conjunctivitis in Indera Hospital Denpasar period January to April 2014. This study was descriptive, in which the data were retrospective and taken cross-sectionally on Juny 2014. From 160 cases found in Indera Hospital Denpasar during the period of January to April 2014, it was known that most cases were male (53.125%), age group 31 to 40 years old (18.75%), predilecting location in both eyes (59.375%) with clinical sign of red eye (100%). Mostly prescribed therapeutic agents for conjunctivitis are eye drop preparations with antibiotic and lubricant. Keywords: Conjunctivitis, Characteristics, Management

Page 8 of 196 | Total Record : 1956


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 9 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 6 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 5 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 3 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 1 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 9 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 5 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 4 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 2 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): Vol 11 No 06(2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 11 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 9 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 3 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 2 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 6 (2020): Vol 9 No 06(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 12 (2018): Vol 7 No 12 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 11 (2018): vol 7 no11 2018 E-jurnal medika udayana Vol 7 No 10 (2018): Vol 7 No 10 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 9 (2018): Vol 7 No 9 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 7 (2018): Vol 7 No 7 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 6 (2018): Vol 7 No 6 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 4 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 3 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 2 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 1 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 12 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 10 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 9 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 8 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 7 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 6 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 2 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 12 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 9 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 5 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 4 (2016): E-jurnal medika udayana vol 5 no 3(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 2(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 1(2016):e-jurnal medika udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 11(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 10(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 9(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 8(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 7(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 5(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 11(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 7 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 5 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 4 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 2 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana vol 2 no 12 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 10 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 9 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no6(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no5(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no3 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no1 (2013):e-jurnal medika udayana Vol 1 No 1 (2012): e-jurnal Medika Udayana More Issue