cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 4 (2017)" : 10 Documents clear
Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Midazolam Buccal dengan Diazepam Intravena dalam Tata Laksana Kejang Akut pada Anak Achmad Rafli; Setyo Handryastuti
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.231-6

Abstract

Latar belakang. Literatur terbaru menunjukkan bahwa midazolam yang diberikan secara non-intravena memungkinkan untuk pemberian yang lebih cepat, sama efektif, dan aman bila dibandingkan dengan diazepam IV dalam mengatasi kejang akut pada anak.Tujuan. Mengetahui efektivitas dan keamanan midazolam buccal dibandingkan dengan diazepam terutama IV sebagai terapi kejang akut pada anak.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik yaitu Pubmed, Cochrane, MEDLINE, Embase dan Google Scholar.Hasil. Telaah sistematis dan meta-analisis menunjukkan menunjukkan bahwa angka kejadian berhentinya kejang dalam 10 menit pada subyek yang diberikan midazolam buccal sama dengan yang diberikan diazepam IV dengan relative risk (RR) 0,92, 95% interval kepercayaan (IK) 0,81-1,05; waktu yang dibutuhkan untuk mengontrol episode kejang setelah pemberian obat anti-kejang pada subyek yang diberikan midazolam buccal lebih tinggi dengan mean difference 0,63; 95% IK 0,38-0,89; efek samping signifikan yang timbul setelah pemberian diazepam IV lebih tinggi, yaitu apnea pada 4/60 subyek. Midazolam buccal memiliki efektivitas dan keamanan yang sama dengan diazepam IV dalam mengatasi kejang.Kesimpulan. Midazolam buccal memiliki efektivitas dan keamanan yang sama dengan diazepam IV dalam mengatasi kejang. Berdasarkan penelitian ilmiah yang telah dipaparkan, efek samping midazolam buccal seperti depresi napas maupun hipotensi jarang terjadi bila dibandingkan dengan diazepam IV.
Efektivitas Seminar pada Perubahan Sikap Ibu dalam Pemberian Dukungan Nutrisi dan Stimulasi selama Pemantauan Tumbuh Kembang Soedjatmiko Soedjatmiko; Hartono Gunardi; Rini Sekartini; Bernie Endyarni Medise; Ikhsan Johnson; Yulianti Wibowo; Ray Wagiu Basrowi
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.597 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.201-8

Abstract

Latar belakang. Kualitas tumbuh kembang balita ditentukan oleh nutrisi, kasih sayang, stimulasi, dan perlindungan terhadap penyakit. Ibu sebagai pengasuh utama anak berperan penting mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga harus memiliki sikap yang baik tentang pemantauan tumbuh kembang saat kunjungan ke tenaga kesehatan. Peningkatan pengetahuan Ibu dapat dilakukan dengan edukasi dan pelatihan.Tujuan. Menganalisis efektivitas seminar pada perubahan sikap ibu dalam pemberian dukungan nutrisi dan stimulasi selama pemantauan tumbuh kembang. Metode. Penelitian desain potong lintang dengan kuesioner pre dan post intervensi dilakukan pada ibu dengan balita. Perubahan sikap ibu dievaluasi dalam pemantauan tumbuh kembang anaknya. Intervensi berupa seminar mengenai kesehatan anak yang diadakan di 6 kota besar di Indonesia dengan purposive sampling peserta yang mengisi lengkap kuesioner. Analisis data digunakan metode paired T-test dalam software IBM SPSS statistics versi 22.Hasil. Terdapat 617 ibu yang mengisi lengkap kuesioner yang diberikan dalam seminar. Terjadi peningkatan yang bermakna (beda mean -0,15±0,26;95%CI -0,17sampai-0,13; p<0,001) pada rerata skor sikap ibu setelah mengikuti seminar yang diadakan oleh peneliti. Sumber informasi yang penting dan berkesan, antara lain, televisi, gawai, media sosial, tenaga kesehatan, dan seminar oleh tenaga kesehatan. Kesimpulan. Pemberian seminar oleh tenaga kesehatan mengubah sikap ibu pada pengasuhan anak selama pemantauan tumbuh kembang dengan efektif (p<0,001).
Profil dan Faktor yang Berhubungan dengan Masalah Perilaku pada Remaja di Kota Sorong Papua Barat Dirgantari Pademme; Retno Sutomo; Lely Lusmilasari
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.42 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.189-95

Abstract

Latar belakang. Remaja dengan masalah perilaku memiliki kecenderungan melakukan perbuatan merusak atau merugikan bagi dirinya dan orang lain. Faktor terkait dengan masalah perilaku di antaranya jenis kelamin, usia, kedekatan dengan orang tua (hubungan dengan orang tua), keterlibatan orang tua dengan anak yang kurang dan pendidikan orang tua. Tujuan. Mengetahui profil dan faktor yang berhubungan dengan masalah perilaku pada remaja di Kota Sorong Papua BaratMetode. Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2017. Subjek penelitian berjumlah 566 orang siswa/i kelas X yang telah memenuhi kriteria inklusi yang dipilih secara simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah strength and difficulties questionairre (SDQ), Brief family relationship scale (BFRS) dan kuesioner demografi. Analisis data bivariat dengan chi-square dan analisis multivariat regresi logistik.Hasil. Masalah perilaku pada aspek hubungan dengan teman sebaya abnormal 38,87%, aspek emosional abnormal 25,80%, conduct problems abnormal 24,38%, hiperaktivitas abnormal 9,72%, dan prososial abnormal 2,83%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa hanya keeratan hubungan antara orang tua dengan anak yang mempunyai hubungan bermakna dengan masalah perilaku keseluruhan, p=0,001 (p<0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu dan jumlah saudara dengan masalah perilaku keseluruhan (p>0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara orang tua dengan anak yang berhubungan dengan masalah perilaku remaja di Kota Sorong (OR=2,67, CI95% 1,71-4,16, R2=0,03%).Kesimpulan. Terdapat hubungan keeratan antara orang tua dan anak dengan masalah perilaku remaja di Kota Sorong.
Perkembangan diagnosis sepsis pada anak Anindita Wulandari; Sri Martuti; Pudjiastuti Kaswadi
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.858 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.237-44

Abstract

Sepsis merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi dan anak di seluruh dunia. Sepsis awalnya didefinisikan sebagai kecurigaan atau infeksi yang terbukti, disertai kondisi klinis SIRS (systemic inflammatory response syndrome), tetapi definisi tersebut kini ditinggalkan. Sesuai konsensus mengenai sepsis terbaru, sepsis didefinisikan sebagai keadaan disfungsi/gagal organ yang mengancam nyawa, disebabkan oleh respon pejamu yang tidak teregulasi terhadap infeksi. Penilaian disfungsi/gagal organ pada anak menggunakan beberapa sistem penilaian, antara lain, Pediatric Multiple Organ Dysfunction Score (P-MODS), Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD), Pediatric Logistic Organ Dysfunction–2 (PELOD-2), dan pada konsensus terbaru diperkenalkannya sistem Pediatric Sequential Organ Failure Assessment (pSOFA) yang diadaptasi dari sistem Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) dengan hasil validasi menunjukkan bahwa pSOFA memberikan hasil yang sama baik dengan sistem penilaian yang lain. Di Indonesia saat ini, PELOD-2 merupakan sistem penilaian disfungsi organ yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam mendiagnosis sepsis pada anak.
Perbedaan Kadar Thyroid Stimulating Hormone dan Free Thyroxine pada Pasien Talasemia Î’-Mayor dengan Kelasi Besi Deferasirox dan Deferiprone Aries - Krisbiyantoro; Harsono Salimo; Annang Giri Moelyo
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.075 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.209-13

Abstract

Latar belakang. Talasemia β Mayor merupakan kelainan herediter yang disebabkan gangguan produksi rantai globin. Transfusi rutin menyebabkan kelebihan besi yang tertimbun dalam jaringan sehingga menyebabkan kardiomiopati, gangguan liver, dan komplikasi endokrin. Tiroid merupakan kelenjar endokrin yang berperan penting bagi anak. Pengendapan besi di kelenjar tiroid dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid. Pemberian kelasi besi deferiprone dan deferasirox dan pengaruhnya pada kadar TSH dan FT4 perlu dievaluasi lebih lanjut.Tujuan. Menganalisis perbedaan kadar TSH dan FT4 pada pasien anak dengan talasemia β mayor menggunakan kelasi besi deferiprone dan deferasirox Metode. Penelitian analitik dengan rancangan potong lintang (cross sectional) terhadap 43 pasien talasemia β mayor anak berusia 9-18 tahun pada bulan April sampai Juni 2017. Pemilihan subjek dilakukan secara consecutive sampling. Data di analisis dengan SPSS 20 mengunakan uji t independen dan uji man whitney.Hasil. Rerata usia pasien 12,5+3,12 tahun. Rerata kadar TSH kelompok deferiprone dan deferasirox adalah 3.051,78 IU/ml dan 2.351,29 IU/ml. Sedangkan rerata kadar FT4 untuk kelompok deferiprone dan deferasirox 15.424,12 mmol/l dan 15.822,75 IU/ml. Tidak terdapat perbedaan kadar TSH dan FT4 pada kelompok yang mendapatkan deferasirox dan deferiprone berturut-turut nilai TSH (p=0,148; p>0,05) dan FT4 (p=0,836; p>0,05). Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan kadar TSH dan FT4 pada pasien talasemia beta mayor yang mendapatkan kelasi deferasirox maupun deferiprone.
Profil dan temuan klinis pasien perdarahan saluran cerna di Departemen Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito 2009 - 2015 Galih Akbar Pinandhito; Titis Widowati; Wahyu Damayanti
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.986 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.196-200

Abstract

Latar belakang. Perdarahan saluran cerna pada anak merupakan salah satu tanda bahaya sehingga diagnosis dan pengobatan dini sangat penting.Tujuan. Mengetahui etiologi dan temuan klinis perdarahan saluran cerna anak yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito.Metode. Penelitian retrospektif menggunakan rekam medis pasien anak berusia kurang dari 18 tahun yang menjalani endoskopi dan kolonoskopi karena perdarahan saluran cerna dari Januari 2009 hingga Juni 2015. Data rekam medis yang tidak lengkap tidak diikutkan sertakan dalam penelitian.Hasil. Dari 55 pasien yang memenuhi syarat, terdapat 27 (49%) pasien perdarahan saluran cerna atas dan 28 (51%) pasien perdarahan saluran cerna bawah. Varises esofagus adalah etiologi terbanyak perdarahan saluran cerna atas 10 (37%), sedangkan untuk perdarahan saluran cerna bawah adalah kolitis 17 (60%). Perdarahan saluran pada anak lebih sering terjadi pada perempuan usia 1-6 tahun 29 (53%). Gejala yang lebih sering terjadi yaitu hematemesis 13 (24%) dan hematokezia 27 (49%). Keluhan perdarahan saluran cerna atas terbanyak adalah nyeri perut 13 (48%) sedangkan saluran cerna bawah adalah diare 8 (29%). Anemia berat ditemukan pada 5 (19%) pasien perdarahan saluran cerna atas dan 1 (4%) pasien perdarahan saluran cerna bawah.Kesimpulan. Varises esofagus merupakan penyebab tersering perdarahan saluran cerna atas sedangkan saluran cerna bawah adalah kolitis. Anak yang datang dengan keluhan nyeri perut dan diare harus dipikirkan salah satu penyebabnya adalah perdarahan saluran cerna.
Pengaruh Pemberian Amylase Resistant Starch Terhadap Durasi Diare dan Kadar Secretory Immunoglobulin A pada Anak dengan Diare Akut Trisna Resti Yanti; Yusri Dianne Jurnalis; Fadil Oenzil; Gustina Lubis
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.628 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.226-30

Abstract

Latar belakang. Cairan rehidrasi oral (CRO) merupakan terapi utama dalam tata laksana diare. Berbagai upaya dilakukan untuk penyempurnaan CRO agar menjadi lebih efektif dengan penambahan probiotik, prebiotik, zink, dan protein polimer. Amylase resistant starch adalah polisakarida yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim α-amilase dan berperan sebagai prebiotik. Tujuan. Mengetahui pengaruh pemberian amylase resistant starch terhadap durasi diare dan kadar secretory immunoglobulin A (sIgA) pada anak dengan diare akut Metode. Studi eksperimental tidak tersamar pre and post-test group design dilakukan pada 24 anak diare akut dehidrasi sedang berumur 6 - 60 bulan yang dirawat di RSUP dr. M. Djamil dan RSUD Rasidin Padang pada bulan Maret 2016 - Juni 2017. Subjek dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan intervensi yang diberikan amylase resistant starch. Uji statistik digunakan t test dan Mann-Whitney test.Hasil. Kelompok intervensi memiliki durasi diare yang lebih pendek (72,67±19,04) jam dibandingkan dengan kontrol (85,08±11,05) jam. Perubahan kadar sIgA lebih tinggi pada kelompok intervensi (8,13 ng/ml) dibandingkan dengan kelompok kontrol (4,27 ng/ml).Kesimpulan. Pemberian amylase resistant starch pada anak dengan diare akut akan memperpendek durasi diare meningkatan kadar secretory immunoglobulin A. 
Hepatotoksisitas pada Anak Penderita Human Immunodeficiency Virus di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Lidiya Siska; Adi Utomo Suardi; Aggraini Alam
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.214-9

Abstract

Latar belakang. Gangguan hati merupakan masalah pada pasien HIV. Sebagian besar pasien HIV dengan gangguan hati tidak menunjukkan gejala sehingga gangguan hati baru diketahui saat pemeriksaan enzim hati.Tujuan. Mengetahui prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan hepatotoksisitas pada anak pasien HIV di Rumah Sakit Hasan Sadikin BandungMetode. Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 52 anak HIV. Dilakukan pengambilan data demografis, antropometri serta pemeriksaan CD4 dengan metode flow cytometri, SGOT dan SGPT dengan metode spektrofotometri UV dengan pyridoxal-5-phosphate. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan uji chi square, Fisher exact dan Mann Whitney.Hasil. Usia rata-rata pasien pada penelitian ini yaitu 8,2±3,5 tahun. Dua puluh delapan (54%) subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki. Kadar median SGOT, yaitu 28 U/L (15‒49 U/L) dan median SGPT yaitu 21 U/L (6‒47 U/L). Sebanyak 7 Anak (14%) subjek penelitian didapatkan hepatotoksisitas ringan dengan nilai fungsi hati 1,25‒2,5 kali batas atas normal. Faktor yang berhubungan dengan hepatotoksisitas tidak berbeda bermakna.Kesimpulan. Pada anak pasien HIV didapatkan angka kejadian gangguan fungsi hati 14%. Tidak terdapat hubungan kejadian hepatotoksisitas dengan faktor lama terapi antiretroviral, stadium klinis, derajat imunodefisiensi, jenis antiretroviral, terapi kotrimoksazol, terapi antituberkulosis, dan kadar CD4.
Kejadian Demam Neutropenia pada Anak dengan Keganasan Sarah Rafika Nursyirwan; Endang Windiastuti
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.220-5

Abstract

Latar belakang. Demam merupakan salah satu manifestasi awal dari infeksi berat, terutama selama periode neutropenia. Infeksi menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien kanker. Data mikroorganisme tersering beserta sensitivitasnya dapat memberikan pola dan menjadi petunjuk tata laksana pasien anak dengan demam neutropenia.Tujuan. Mengetahui kejadian demam neutropenia pada pasien anak dengan keganasan. Metode. Penelitian potong lintang retrospektif dilakukan pada 65 pasien usia 0-18 tahun dengan penyakit keganasan yang dirawat di Departemen Kesehatan Anak, RSCM Jakarta dalam kurun waktu satu tahun sejak 1 April 2015 sampai dengan 30 April 2016. Diagnosis keganasan ditegakkan berdasarkan aspirasi sumsum tulang atau biopsi tumor. Dilakukan pengumpulan dan analisis data kejadian demam neutropenia, kejadian infeksi, serta pola sensitivitas antibiotik dari isolat patogen.Hasil. Keganasan darah (LLA dan LMA) lebih sering ditemukan daripada tumor padat. Dalam satu tahun terjadi 83 episode rawat karena demam neutropenia. Bakteremia tersering disebabkan oleh bakteri Gram positif (6,4%) dibandingkan Gram negatif (5,7%). Hasil kultur dari sampel darah, urin, tinja, sputum, dan apusan luka tersering adalah steril (55,2%). Luaran pasien demam neutropenia yang meninggal tersering didapatkan pada pasien LMA (18,8%), LLA (17,2%), rabdomiosarkoma (12,5%), limfoma maligna non Hodgkin (LMNH) (10%), diikuti tumor padat lainnya. Sensitivitas antibiotik tertinggi didapatkan pada vankomisin.Kesimpulan. kejadian demam neutropenia lebih sering terjadi pada pasien dengan keganasan darah. Patogen ditemukan pada sebagian pasien dengan demam neutropenia. Penyebab terbanyak bakteremia adalah bakteri Gram positif. Sensitivitas antibiotik tertinggi didapatkan pada vankomisin. Data mengenai pola sensitivitas antibiotik terbaru diperlukan untuk pedoman tata laksana pasien demam neutropenia.
Perbedaan Kadar Troponin T dan Troponin I Serum pada Berbagai Derajat Infeksi Virus Dengue Anak Anthony Sudjadi; Dzulfikar DLH; Rahmat Budi Kuswiyanto
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.183-8

Abstract

Latar belakang. Perbedaan kadar troponin T diketahui berhubungan dengan derajat infeksi virus dengue, tetapi belum diketahui pada troponin I.Tujuan. Mengetahui perbedaan kadar troponin T dan I pada berbagai derajat infeksi virus dengue anak.Metode. Penelitian observasional analitik, rancangan potong lintang pada anak kelompok demam dengue (DD), demam berdarah dengue tanpa syok (DBD), dan sindrom syok dengue (SSD) di RSUP Dr.Hasan Sadikin, RSUD: Majalaya, Cibabat, dan Kota Bandung. Troponin T dan I diperiksa saat awal perawatan dan fase pemulihan. Analisis: uji Kruskal Wallis +analisis post hoc, dan uji Wilcoxon.Hasil. Didapat 49 anak infeksi virus dengue. Hasil pemeriksaan kelompok DD, DBD, dan SSD (berturut-turut) adalah troponin T awal: 3,32, 3,0, 9,01 pg/mL, pemulihan (kurang jelas, lebih baik disebutkan rerata hari ke berapa sakit): 3,0, 3,0, 6,21 pg/mL, Troponin I awal: 2,10, 2,25, 14,20 ng/L, pemulihan: 2,10, 1,50, 14,35 ng/L. Perbedaan kadar troponin T awal: p=0,015, pemulihan: p=0,009, troponin I awal: p=0,032, pemulihan: p=0,062. Perbedaan pemeriksaan awal dan fase pemulihan kelompok DD, DBD, dan SSD (berturut-turut): Troponin T: p=0,420, 0,055, 0,248, Troponin I: p=0,202, 0,077, 0,285.Kesimpulan. Terdapat perbedaan kadar troponin T dan I pada berbagai derajat infeksi virus dengue anak, kecuali kadar troponin I fase pemulihan. Tidak terdapat perbedaan kadar troponin T dan I antara awal perawatan dan fase pemulihan.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue