cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 6 (2020)" : 10 Documents clear
Hubungan Jumlah Trombosit dengan Manifestasi Perdarahan pada Pasien Infeksi Virus Dengue Anak yang Dirawat di Beberapa Rumah Sakit di Bandung Tahun 2015 Rana Khairunnisa; Riyadi Adrizain; Fedri R Rinawan
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.358-63

Abstract

Latar belakang. Trombositopenia merupakan salah satu kriteria diagnosis klinis infeksi virus dengue (IVD), perlu yang lengkap sebelum singkatan digunakan Pada kondisi trombositopenia, fungsi trombosit pada hemostasis terganggu dan hal ini dapat menyebabkan integritas vaskular berkurang yang mengarah pada terjadinya perembesan plasma/perdarahan. Perdarahan umum ditemukan pada IVD dan merupakan salah satu tanda bahaya yang harus diwaspadai. Tujuan. Mengetahui hubungan antara jumlah trombosit dan manifestasi perdarahan pada pasien IVD anak.Metode. Penelitian potong-lintang dengan data sekunder rekam medis pasien IVD anak yang dirawat di tujuh rumah sakit di Bandung periode Januari–Desember 2015. Data yang dikumpulkan meliputi jenis kelamin, usia saat terdiagnosis IVD, diagnosis IVD, jumlah trombosit saat dirawat inap, dan manifestasi perdarahan. Analisis data menggunakan Fisher-exact test pada program komputer SPSS 25.0. Penelitian ini telah mengantongi izin etik oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran No. 1383/UN6.KEP/EC/2019.Hasil. Jumlah pasien paling banyak berada pada kelompok usia >5–10 tahun (43,75%) dan didiagnosis DHF (50,83%). Jumlah pasien laki-laki (50%) sama dengan jumlah pasien perempuan (50%). Sebagian besar pasien (75,83%) mengalami trombositopenia (jumlah trombosit terendah ≤ 100.000 sel/mm3). Sebagian besar pasien mengalami perdarahan spontan sedang (93,33%) dengan epistaksis sebagai manifestasi perdarahan terbanyak (87,91%). Nilai signifikansi yang didapatkan dari analisis data adalah p=0,57 (p>0,05).Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara jumlah trombosit dan manifestasi perdarahan pada pasien IVD anak.
Tata Laksana Hiperglikemia dengan Insulin Tight Controlled di Ruang Intensif Anak Desy Rusmawatiningtyas; Nurnaningsih Nurnaningsih
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.346-51

Abstract

Latar belakang. Penelitian tata laksana hiperglikemia dengan insulin dan pengaruhnya terhadap keluaran klinis anak sakit kritis belum banyak dilakukan.Tujuan. Mengetahui keluaran kejadian hipoglikemia, lama rawat inap di ruang intensif, dan angka kematian dalam tata laksana hiperglikemia dengan insulin menggunakan metode tight controlled (gula darah sewaktu/GDS diturunkan sampai kadar 80-120mg/dL) dan metode permissive controlled (GDS diturunkan sampai <150mg/dL).Metode. Menggunakan rancangan uji klinis tak terkontrol dengan randomisasi sederhana. Subyek adalah pasien bukan kasus bedah yang dirawat di Pediatric Intensive Care Unit/PICU RSUP Dr. Sardjito dengan PRISM skor 24 jam pertama ≤8 dan kadar GDS >150mg/dL dalam dua kali pengukuran pada 24 jam pertama perawatan. Subyek dibagi menjadi dua kelompok terapi, yaitu kelompok dengan metode tight controlled dan permissive controlled. Keluaran yang dinilai adalah kejadian hipoglikemia, lama rawat di ruang intensif dan kematian.Hasil. Lima belas anak masuk dalam kriteria inklusi. Sembilan pasien masuk dalam tight controlled dan 6 pasien dalam permissive controlled. Tidak terdapat keluaran hipoglikemia pada kedua kelompok. Didapatkan 66,7% subyek meninggal baik pada grup tight dan perminssive controlled (p=1). Rerata lama rawat tight dan permissive controlled adalah 8,89±5,69 dan 13±9,32 hari (p=0,407).Kesimpulan. Tidak terdapat keluaran hipoglikemia pada kedua kelompok dan tidak ada perbedaan bermakna secara statistik pada mortalitas. 
Perbandingan Pediatric Early Warning Score dengan Nursing Early Warning Score System dalam Mengidentifikasi Deteriorasi Klinis Pasien Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Rismala Dewi; Iqbal Zein Assyidiqie; Bambang Supriyatno
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.333-8

Abstract

Latar belakang. Berbagai macam metode dapat digunakan untuk menilai deteriorasi klinis pasien anak yang masuk di rumah sakit. Skor nursing early warning scoring system (NEWSS) merupakan skor penilaianyang dimodifikasi dari penilaian dewasa, sedangkan pediatric early warning score (PEWS) dikembangkan khusus untuk menilai pasien anak. Penggunaan PEWS untuk mengevaluasi derajat perburukan klinis pasien anak beberapa jam sebelum pasien jatuh pada kondisi kritis. Hingga saat ini, penelitian dan penggunaan skor PEWS masih belum terlalu banyak di Indonesia.Tujuan. Membandingkan skor PEWS dan NEWSS dalam mengidentifikasi deteriorasi klinis pada pasien anak di rumah sakit.Metode. Penelitian dilakukan dengan desain uji potong lintang pada pasien anak yang masuk ke instalasi gawat darurat RSCM sejak bulan November 2019-Januari 2020. Pengambilan subjek secara consecutive sampling dengan kriteria inklusi usia anak 0-18 tahun dan skor NEWSS . Hasil. Diperoleh 81 subjek yang memenuhi kriteria. Sebagian besar dari subjek berjenis kelamin laki (58%), rentang usia toddlers (1-3 tahun) (27%), dengan kasus infeksi sebagai diagnosis pasien terbanyak (53,1%). Sebagian besar pasien juga datang akibat masalah respirasi (31%). Didapatkan skor PEWS berhubungan erat dengan kejadian deteriorasi klinis pasien anak. Seluruh pasien dengan skor PEWS >7 mengalami perburukan klinis. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sensitivitas PEWS lebih baik dibandingkan dengan NEWSS (0,80; 95% CI 0,66-0,90 vs 0,58; 95% CI 0,44-0,72) dan kedua sistem skor memiliki spesifisitas yang sama baiknya (0,93 95% CI 0,77-0,99 vs 0,96; 95% CI 0,82-0,99).Kesimpulan. Kemampuan PEWS lebih baik untuk mendeteksi deteriorasi klinis pada pasien anak bila dibandingkan dengan NEWSS.
Perbandingan Plasmaferesis dan Imunoglobulin untuk Terapi Miastenia Gravis Juvenil Irawan Mangunatmadja; Susanti Himawan; Dheeva Noorshintaningsih
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.386-93

Abstract

Latar belakang. Manfaat imunomodulasi dengan plasmaferesis dan / atau imunoglobulin telah dibuktikan dalam beberapa penelitian tetapi efektivitas komparatifnya sebagai terapi, terutama pada miastenia gravis juvenil, belum diteliti secara luas.Tujuan. Membandingkan efektifitas dan efisiensi terapi miastenia gravis general juvenil dengan plasmaferesis dan imunoglobulin. Metode. Penelusuran pustaka database elektronik, yaitu Pubmed dan Cochrane, dengan kata kunci “Juvenile myasthenia gravis”, “immunoglobulin”, dan “plasmapheresis”.Hasil. Penelusuran literatur diperoleh 2 artikel yang terpilih kemudian dilakukan telaah kritis. Studi oleh Gajdos dkk, dengan level of evidence 1b, menemukan bahwa plasmaferesis dan imunoglobulin tidak memiliki perbedaan keefektifitasan yang bermakna untuk terapi miastenia gravis juvenil general, dengan efek samping pada plasmaferesis ditemukan lebih banyak dibandingkan pada imunoglobulin.Kesimpulan. Berdasarkan penelitian ilmiah yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa imunoglobulin lebih efisien dalam hal harga, prosedur, teknik, dengan efek samping yang lebih sedikit dan keefektifitasan terapi yang sama dibandingkan dengan plasmaferesis.
Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien Qodri Santosa; Muhammad Mukhson; Alfi Muntafiah
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.377-85

Abstract

Latar belakang. Hiperbilirubinemia merupakan masalah umum yang sering dijumpai pada bayi baru lahir. Tata laksana hiperbilirubinemia neonatal dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi dan fototerapi merupakan metode yang paling sering digunakan. Fototerapi konvensional menurunkan kadar bilirubin lebih lama dibanding fototerapi intensif sehingga berpotensi menyebabkan inefisiensi. Saat penelitian ini dilakukan, RSUD Prof.dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto hanya memiliki alat fototerapi konvensional.Tujuan. Mengevaluasi pengelolaan hiperbilirubinemia neonatal dengan fototerapi konvensional. Metode. Penelitian crossectional melibatkan 157 subjek dengan kiteria inklusi adalah hiperbilirubinemia neonatal, yang dirawat inap pada Januari–September 2018 di RSMS Purwokerto, dengan menggunakan data sekunder rekam medis. Analisis data dan statistik digunakan SPSS dan uji Wilcoxon digunakan untuk mengalisis perbedaan antara kadar bilirubin serum total (BST) pra dan pascafototerapi. Hasil. Sebanyak 157 bayi (13,08 %) dirawat dengan hiperbilirubinemia, dengan usia tersering 3 hari. Rerata lama fototerapi 60,27 jam. Analisis komparatif antara kadar BST pra dan pascafototerapi, terdapat penurunan BST yang signifikan (p <0,001) dari 17.23±5.04 mg/dL (prafototerapi) menjadi 10,18±2,02 mg/dL (pascafototerapi). Rerata lama rawat inap 4,48±4,47 hari. Kecepatan penurunan kadar bilirubin 0,12 mg/dL per jam. Kesimpulan. Fototerapi konvensional efektif menurunkan kadar BST hiperbilirubinemia neonatal, tetapi tidak efisien.
Hubungan antara Derajat Fungsi Motorik Kasar dan Status Gizi pada Anak Serebral Palsi Tipe Spastik Ratih Eka Pujasari; Kusnandi Rusmil; Dadang Hudaya Somasetia
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.364-70

Abstract

Latar belakang. Serebral palsi (CP) merupakan penyebab disabilitas kronik tersering pada anak. Anak CP mengalami pertumbuhan kurang baik, seiring dengan bertambah beratnya derajat fungsi motorik kasar. Tebal lipat kulit (TLK) dan lingkar lengan atas (LLA) merupakan parameter antropometri yang dapat digunakan untuk menilai status gizi anak CP tipe spastik.Tujuan. Menganalisis hubungan derajat fungsi motorik kasar dengan status gizi pada anak CP tipe spastikMetode. Penelitian dengan rancang potong lintang. Subjek adalah anak usia 1-18 tahun telah terdiagnosis CP tipe spastik, kontrol ke klinik neuropediatri, ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi (IKFR) RS.Hasan Sadikin Bandung dan klinik sekolah luar biasa Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Bandung, dipilih secara consecutive sampling pada Mei-Juni 2019. Dilakukan pemeriksaan derajat fungsi motorik kasar menggunakan gross motor function classification system (GMFCS), pengukuran LLA dan TLK triseps. Uji statistik menggunakan Uji chi–kuadrat, dengan nilai kemaknaan p<0,05.Hasil. Enam puluh anak CP tipe spastik mengikuti penelitian, terdiri dari 28 laki-laki dan 32 perempuan. Terdapat 28 anak (46,7%) memiliki status gizi kurang dan 2 anak (3,3%) memiliki status gizi lebih berdasarkan LLA. Terdapat 12 anak (20%) memiliki status gizi kurang berdasarkan TLK triseps. Tidak terdapat hubungan antara derajat fungsi motorik kasar dan status gizi berdasarkan LLA p= 0,388 dan TLK p=0,605. Terdapat hubungan topografi dengan status gizi berdasarkan LLA p=0,016.Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara derajat fungsi motorik kasar dan status gizi.
Gambaran Cairan Serebrospinal pada Pasien Anak dengan Infeksi Susunan Saraf Pusat di Rumah Sakit Rujukan Jawa Barat Ariel Bagoes Prakoso; Mia Milanti Dewi; Adhi Kristianto Sugianli
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.339-45

Abstract

Latar belakang. Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) dapat memberikan dampak permanen, seperti ganguan fungsi kognitif dan fisik apabila terlambat mendapatkan penanganan. Perubahan komposisi cairan serebrospinalis (LCS) dapat digunakan sebagai indikator pada infeksi SSP. Studi kepustakaan pada karakteristik perubahan komposisi LCS masih sulit ditemukan sehingga diperlukan studi lebih lanjut mengenai hal ini.Tujuan. Mengetahui gambaran LCS pada pasien anak dengan infeksi susunan saraf pusat.Metode. Deskriptif potong lintang terhadap rekam medis pasien anak dengan infeksi susunan saraf pusat rawat inap di RSUP Dokter Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2015-Agustus 2019.Hasil. Dari 211 subjek penelitian dengan rentang usia 1 bulan hingga 18 tahun diperoleh rerata usia 7,18, median usia 5, dan standar deviasi usia 6,53. Diperoleh pada kelompok usia 1 bulan-2 tahun 39,8%, 3-6 tahun 14,7%;, 7-12 tahun 12,8%; dan 13-18 tahun 32,7%. Diperoleh 45,5% sampel merupakan infeksi tuberkulosis (TB), 21,3% sampel infeksi virus, 9,5% sampel infeksi bakteri, dan 23,7% sampel infeksi tidak spesifik.Kesimpulan. Pemeriksaan LCS sangat penting dilakukan untuk menunjang diagnosis infeksi SSP. Sebagian besar LCS menunjukkan gambaran infeksi yang disebabkan oleh TB
Protokol Evaluasi Infeksi Jamur dan Parasit Pre dan Pasca-Transplantasi Hati pada Anak Mulya Rahma Karyanti; Nina Dwi Putri; Hanifah Oswari
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.394-400

Abstract

Infeksi jamur menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas paling penting pada pasien pasca-transplantasi hati yang mendapat beberapa imunosupresan. Candida species dan Aspergillus species adalah infeksi jamur paling invasif. Infeksi Candida species dilaporkan menjadi etiologi penyebab infeksi jamur tertinggi pada transplantasi hati. Selain infeksi jamur, parasit juga dilaporkan menjadi penyebab infeksi pada transplantasi hati khususnya pada pasien berasal dari daerah endemis. Artikel ini bertujuan untuk membuat protokol evaluasi infeksi jamur dan parasit pada transplantasi hati anak.
Nilai Prediktif Persepsi Maternal Terhadap Status Nutrisi Anak Usia 0-2 Tahun Putu Satya Pratiwi; Ni Made Chandra Mayasari; Ni Luh Putu Ariastuti; I Gusti Lanang Sidiartha
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.352-7

Abstract

Latar belakang. Ibu merupakan subjek pertama yang mengenali permasalahan kesehatan anak sehingga persepsi maternal yang baik terkait permasalahan gizi anak, memungkinkan identifikasi dini dan tatalaksana yang sesuai.Tujuan. Studi ini bermaksud untuk menilai sejauh mana ketepatan persepsi ibu akan keadaan malnutrisi pada anak.Metode. Penelitian ini merupakan studi potong-lintang analitik yang melibatkan sebanyak 84 ibu yang memiliki anak berusia 0 hingga 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan.Hasil. Rerata usia ibu adalah 28,27 tahun, sebanyak 55,9% merupakan lulusan SMA/sederajat, dan 65,5% tidak bekerja. Rerata usia anak adalah 7,98 bulan, 57,1% anak laki-laki. Prevalensi anak dengan status gizi kurang, gizi lebih dan stunting masing-masing sebesar 8,3%, 9,5% dan 7,1%. Nilai prediktif positif dan negatif persepsi ibu terhadap status nutrisi anak gizi kurang, gizi lebih, dan stunting berturut-turut adalah 25%, 20%, 0% dan 93,4%, 94,9% dan 92,1%.Kesimpulan. Persepsi ibu dalam mengeksklusi gangguan nutrisional pada anak lebih bisa diyakini oleh klinisi, dibandingkan dalam mengidentifikasi. Inadekuasi persepsi ibu dalam mengidentifikasi kejadian malnutrisi masih cukup jamak, menyebabkan pentingnya partisipasi aktif dari penyedia layanan kesehatan dalam mengidentifikasi dan menangani malnutrisi pada anak.
Profil Hemodinamik Anak dengan Sindrom Syok Dengue Berdasarkan Pemeriksaan Ultrasonic Cardiac Output Monitor Ida Bagus Gede Suparyatha; Siska Permanasari Sinardja; I Nyoman Budi Hartawan; I Wayan Gustawan; Dyah Kanya Wati; I Made Gede Dwi Lingga Utama
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.371-6

Abstract

Latar belakang. Pemantauan hemodinamik secara klinis masih merupakan tantangan klinisi dalam menangani kasus Sindrom syok dengue (SSD) anak. Pengukuran parameter hemodinamik dengan USCOM dapat menilai fungsi jantung dan status hemodinamik secara kuantitatif dan real-time, dengan harapan intervensi adekuat dapat diberikan untuk mengurangi morbiditas.Tujuan. Mengetahui profil hemodinamik secara kuantitatif pada anak dengan SSD.Metode. Penelitian ini merupakan pilot study pada tahun 2016 dengan mengukur parameter hemodinamik menggunakan USCOM. Pengukuran dilakukan saat awal terdiagnosis SSD selama perawatan di RSUP Sanglah. Hasil. Hasil USCOM pada 69 subjek menunjukkan rerata cardiac index, systemic vascular index, kontraktilitas jantung, dan tingkat perfusi yang rendah, yaitu 3,03 (±1,06) L/min/m2, 27,4 (±9,7) ml/m2, 0,92 (±0,27) m/s, 474 (±188) ml/min, dengan rerata afterload yang sangat tinggi, yaitu 2.409 (±950) ds cm-5m2.Kesimpulan. Terdapat hasil USCOM serupa pada SSD kompensata maupun dekompensata, dengan luaran syok hipodinamik. Kewaspadaan tentang komplikasi yang akan terjadi pada tiap kasus SSD dapat membantu klinisi untuk mencapai luaran yang lebih baik.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue