cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 6 (2008)" : 12 Documents clear
Karakteristik Sindrom Turner di Jakarta I M Arimbawa; Jose RL Batubara; Bambang Tridjaya AAP; Aman B Pulungan
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.386-90

Abstract

Latar belakang. Sindrom Turner adalah kumpulan gejala dengan karakteristik fisik dan hilangnya satukromosom X baik secara komplit maupun parsial, dan sering pula berupa sel mosaik.Tujuan. Untuk mengetahui karakteristik pasien sindrom Turner yang meliputi kariotip, umur saatdiagnosis, perawakan, kelainan penyerta, status pubertas, kadar follicle stimulating hormone (FSH), danusia tulang.Metode. Penelitian merupakan studi deskriptif. Data diperoleh dari Perkumpulan Turner Jakarta dancatatan medik pasien yang berkunjung ke Poliklinik Endokrin Anak RSCM dari tahun 1997-2006.Hasil. Dari 20 kasus yang berhasil dikumpulkan, 17 di antaranya dengan kariotip 45,X, sisanya mosaik.Rerata umur saat diagnosis adalah 7,75 tahun (rentang 0-15 tahun); rerata berat lahir 2590 gram; perawakanpendek 18 pasien (18/20). Terdapat 8 pasien dengan kelainan penyerta yaitu 4 anak kelainan jantung, 3gangguan telinga, dan 1 orang dengan hipertensi. Saat diagnosis tujuh pasien, mengalami pubertas terlambat.Rerata kadar FSH dari 16 pasien adalah 82,94 IU/liter (rentang 13,8-188 IU/liter). Data usia tulang (16pasien) menunjukkan retarded (11 pasien), dan sisanya average.Kesimpulan. Pada penelitian ini karakteristik utama sindrom Turner adalah kariotip 45,X dengankarakteristik fisik perawakan pendek dan pubertas terlambat disertai kelainan penyerta
Proporsi Seroproteksi Hepatitis B pada Usia 10-12 Tahun dengan Riwayat Imunisasi Dasar Hepatitis B Lengkap pada dua Sekolah Dasar di Jakarta Suraiyah Suraiyah; Hanifah Oswari; Hardiono D Poesponegoro
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.243 KB) | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.423-8

Abstract

Latar belakang. Hepatitis virus B merupakan penyakit yang tersebar di seluruh dunia dan menjadi masalahkesehatan yang serius dan mendesak. Indonesia termasuk daerah dengan endemisitas hepatitis B sedangsampai tinggi, maka sejak tahun 1996/1997 imunisasi hepatitis B di Indonesia telah mencakup 27 propinsi.Pemberian booster sampai saat ini masih kontroversi. Menurut WHO, seroproteksi hepatitis B bertahanpaling sedikit 15 tahun, namun beberapa penelitian menunjukkan penurunan seroproteksi pada vaksinseiring dengan pertambahan waktu.Metode. Studi deskriptif, potong lintang, pada anak kelompok usia 10–12 tahun pasca imunisasi dasarhepatitis B lengkap. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2007 di 2 SD Negeri di Jakarta.Hasil. Dari 100 subjek yang diteliti didapatkan HBsAg negatif pada semua subjek. Usia rerata subjek 130bulan (10 tahun 9 bulan), SB = 6,11. Proporsi seroproteksi 38%, rerata titer anti-HBs pada subjek seropositif188,1 mIU/mL (SB = 97,6). Diantara semua subjek seropositif didapatkan 68,7% dengan respons rendah,26,3% dengan respons sedang, dan 5% subjek dengan respons tinggi.Kesimpulan. Proporsi seroproteksi anti-HBs pada usia 10–12 tahun pasca imunisasi dasar lengkap 38%.Rerata titer anti-HBs pada 38 anak seropositif 188,1 mIU/mL (SB = 97,6). Di antara 38 subjek seropositif,sebagian besar mempunyai respons antibodi antihepatitis B rendah
Faktor Risiko Kejadian Distres Pernapasan pada Anak dengan Pneumonia Karel Anggrek; Ari Lukas Runtunuwu; Audrey Wahani; Lusiana Margaretha
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.445 KB) | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.391-7

Abstract

Latar belakang. Distres pernapasan pada pneumonia merupakan kegawatan medis pada anak yang seringterjadi akibat berbagai faktor.Tujuan. Mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian distres pernapasan padaanak dengan pneumonia.Metode. Desain penelitian analitik observasional, cross sectional. Subjek penelitian adalah semua anakpneumonia berusia 2-24 bulan yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU Prof. Dr. R.D.KandouManado Juni - Nopember 2005. Subjek dibagi menjadi kelompok pneumonia dengan dan tanpa distrespernapasan.Hasil. Dari 68 kasus pneumonia, didapatkan 35 (51,5%) disertai distres pernapasan dan 33 (48,5%)tanpa distres pernapasan. Lama pendidikan ayah, lama pendidikan ibu, jumlah leukosit saat masuk rumahsakit, lama sakit di rumah, keluarga perokok dan hasil biakan darah mempengaruhi terjadinya distrespernapasan pada anak dengan pneumonia.Kesimpulan. Lama pendidikan ayah, lama pendidikan ibu, jumlah leukosit, lama sakit di rumah dankeluarga perokok mempengaruhi terjadinya distres pernapasan pada anak dengan pneumonia. Secarabersama-sama faktor lama sakit di rumah, keluarga perokok dan hasil biakan mempunyai hubungan dengankejadian distres pernapasan pada anak dengan pneumonia
Evaluasi Penggunaan Metode Prechtl untuk Menilai Kualitas Gerakan Spontan Bayi Muda Sehat: Pengalaman RSU Dr. Soetomo Surabaya Ahmad Suryawan; Komang Ayu Witarini; Risa Etika; Fatimah Indarso; Irwanto Irwanto; Moersintowati B. Narendra; Sylviati M. Damanik
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.375 KB) | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.363-9

Abstract

Latar belakang. Penilaian kualitas gerakan spontan pada bayi dengan metode “General movements (GMs)”dari Prechtl mempunyai validitas tinggi untuk memprediksi risiko gangguan perkembangan anak. MetodeGMs masih relatif baru di Indonesia, sehingga dibutuhkan evaluasi aspek praktikalnya untuk dapatdiaplikasikan secara optimal.Tujuan. Mengetahui kondisi paling optimal untuk menilai kualitas gerakan spontan bayi muda sehatmenggunakan metode GMs dari Prechtl.Metode. Dilakukan rekaman video secara berurutan pada bayi yang memenuhi kriteria inklusi lahir sehat,cukup bulan, tanpa risiko, dan mendapat persetujuan tertulis dari orangtua, lahir di RSU Dr Soetomo-Surabaya pada kurun waktu Desember 2006-Januari 2007. Teknik perekaman dilakukan sesuai standarisasiPrechtl, dengan berbagai variasi waktu dan kondisi. Analisis video rekaman dilakukan secara persepsiGestalt oleh salah satu peneliti, yang sebelumnya telah mendapat kursus dan sertifikat metode GMs.Parameter aspek praktikal untuk evaluasi digolongkan: optimal dan tidak optimal.Hasil. Tidak didapatkan penolakan dari orang tua untuk seluruh 56 bayi yang memenuhi kriteria inklusi.Tiga (5,4%) video yang tidak dapat dianalisis karena faktor kesalahan teknis perekaman. Kualitas GMslebih optimal untuk dianalisis apabila perekaman dilakukan pada waktu siang hari dibandingkan waktupagi (p=0,026) atau malam (p=0,045), dan dilakukan 30 menit sebelum waktu minum, dibandingkan 30menit sesudahnya (p=0,032). Tingkat kesulitan analisis tidak berbeda bermakna apabila perekamandilakukan di tempat yang khusus dibandingkan dilakukan di boks (p=0,156) atau inkubator (p=0,466).Kesimpulan. Metode Prechtl dapat diterapkan dengan praktis dan optimal apabila pengambilan videodilakukan pada waktu siang hari dan 30 menit sebelum waktu minum. Tempat pengambilan rekamantidak mempengaruhi segi kepraktisannya
Perbandingan Fungsi Kognitif Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat dan yang Tidak Mendapat ASI Eksklusif Lony Novita; Dida A. Gurnida; Herry Garna
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.429-34

Abstract

Latar belakang. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor nutrisi terutamapemberian ASI eksklusif. Hubungan antara ASI eksklusif dan perkembangan kognitif telah diketahui padaanak usia sekolah tetapi pada bayi belum banyak diketahui dan belum ada penelitian yang mengukur IQpada bayi khususnya di Indonesia.Tujuan penelitian. Membandingkan fungsi kognitif bayi berusia 6 bulan yang diberi ASI eksklusi danbukan ASI eksklusif.Metode. Penelitian cohort ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2007. Subjek penelitian bayi usia 4 bulanyang mendapat ASI eksklusif dan noneksklusif yang bertempat tinggal di lingkungan Puskesmas CigondewahBandung diikuti sampai usia 6 bulan. Perkembangan kognitif dinilai dengan skala Griffith dan dikonversikanmenjadi nilai IQ. Dampak ASI eksklusif terhadap perkembangan kognitif dianalisis dengan uji t.Hasil. Dari 86 bayi yang diteliti, 8 bayi drop out, 39 ASI eksklusif dan 39 bayi noneksklusif. Tidak adaperbedaan karakteristik subjek dan karakteristik orangtua subjek. Rata-rata IQ bayi ASI eksklusif 128,3(8,8), rentang IQ bayi ASI eksklusif 112-142 sedangkan bayi ASI noneksklusif rata-rata 114,4 (12,1), rentangIQ 82-137. Kelompok ASI eksklusif IQ di atas rata-rata 32 bayi dan di bawah rata-rata 7 bayi sedangkan ASInoneksklusif IQ di atas rata-rata 19 bayi dan di bawah rata-rata 20 bayi. Pemberian ASI noneksklusif berpeluangterjadinya IQ di bawah rata-rata 1,68 kali lebih besar dibandingkan di atas rata-rata (x2=9,57; p=0,002).Kesimpulan. Dari aspek fungsi kognitif pemberian ASI eksklusif memberikan hasil lebih baik dibandingdengan yang tidak mendapat ASI eksklusif
Skleroderma pada Anak Melissa Gandi; Qatrah D. Seprida; Tina W. Wisesa; Zakiudin Munasir
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1778.144 KB) | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.398-405

Abstract

Dilaporkan seorang anak perempuan, N, usia 4 tahun 5 bulan, dengan diagnosis skleroderma lokal tipemorfea generalisata. Etiologi dan patogenesis penyakit ini belum jelas. Pada pemeriksaan fisis didapatkanmakula hipopigmentasi multipel, plakat hiperpigmentasi difus yang sklerotik, fleksi kontraktur jari tangandan kaki serta atrofi kulit punggung tangan dan kaki. Tidak ada keterlibatan organ dalam. Pemeriksaanhistopatologis menunjukkan penebalan kolagen di dermis dan tidak tampak adneksa kulit. Pengobatanterdiri dari krim pelembab, obat antifibrotik dan fisioterapi. Pasien membaik dengan pemberian krim urea10% dan D-penisilamin. Prognosis baik karena morfea generalisata akan mengalami resolusi spontandalam 3-5 tahun, meskipun dapat menyebabkan kecacatan permanen berupa fleksi kontraktur residual,hiperpigmentasi dan atrofi kulit
Profil Kasus Artritis Idiopatik Juvenil (AIJ) Berdasarkan Klasifikasi International League Against Rheumatism (ILAR) Ariz Pribadi; Arwin AP Akib; Taralan Tambunan
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.152 KB) | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.370-4

Abstract

Latar belakang. Skema yang dibuat oleh American college of rheumatology (ACR) tentang juvenilerheumatoid arthritis dan skema yang dibuat oleh European league against rheumatism (EULAR) tentangjuvenile chronic arthritis, sering dipertentangkan dalam membuat klasifikasi dan kriteria diagnosis.International League Against Rheumatism (ILAR), berupaya untuk mempertemukan ketidaksepahamanini dengan membuat klasifikasi dan kriteria diagnosis artritis idiopatik juvenil (AIJ).Tujuan. Mengetahui proporsi dan profil pasien reumatik anak berdasarkan klasifikasi ILARMetode. Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan untuk memperoleh profil pasien AIJ berdasarkankriteria dan klasifikasi ILAR di RSCM. Populasi anak dengan keluhan artritis diambil dari data rekammedis sejak 1 Januari 2001 hingga 31 Desember 2006.Hasil. Penelitian menemukan 71 pasien AIJ (35,9%) dari 198 pasien dengan keluhan utama artritis.Enampuluh delapan pasien merupakan pasien artritis reumatoid juvenil (ARJ) (34,3%), sedangkan 3 pasienditemukan dari pasien artritis juvenil lainnya. Tipe oligoartritis persisten merupakan jenis terbanyak yangditemukan (40,8%).Kesimpulan. Penggunaan klasifikasi dan kriteria diagnosis ILAR pada penelitian ini hanya mampumenangkap tiga pasien (1,6%) yang tidak tertangkap jika menggunakan klasifikasi dan kriteria ACR
Gambaran Kadar Natrium dan Kalium Plasma Berdasarkan Status Nutrisi Sebelum dan Sesudah Rehidrasi pada Kasus Diare yang Dirawat Di Departemen IKA RSCM Hasri Salwan; Agus Firmansyah; Aswitha Boediarso; Badriul Hegar; Muzal Kadim; Fatima Safira Alatas
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.406-11

Abstract

Latar belakang. Pemberian cairan rehidrasi parenteral dapat mengatasi gangguan natrium (Na) dan kalium(K) plasma pada anak dengan diare. Status nutrisi dapat mempengaruhi perbaikan gangguan Na dan Kplasma saat rehidrasi. Respon perbaikan kadar Na dan K plasma pada anak diare dengan status nutrisikurang dan buruk (NKB) berbeda dengan anak status nutrisi baik (NB)Tujuan Menilai pengaruh status nutrisi terhadap kadar Na, K plasma, dan perubahannya pada saat dehidrasidan rehidrasi.Metode. Penelitian potong lintang retrospektif terhadap data sekunder pasien diare yang dirawat diDepartemen IKA RSCM dengan rehidrasi mengunakan cairan KAEN 3B. Kelompok penelitian dibagi menjadikelompok nutrisi baik (NB) dan kelompok nutrisi kurang dan buruk (NKB). Jumlah subjek penelitian 32pada setiap kelompok. Faktor perancu yaitu muntah, demam, terapi oralit, dan gambaran klinis diare.Hasil. Status nutrisi BB/TB kelompok NB 105,1±10,7 dan kelompok NKB 78,2±12,0, dengan nutrisi buruknya28,1%. Pada kelompok NB, kadar Na dehidrasi 135,4±8,17 meq/l, rehidrasi 138,6±6,73 meq/l, meningkat3,2±8,70 meq/l. Pada kelompok NKB, kadar Na dehidrasi 134,3±7,12 meq/l, rehidrasi 132,2±5,23 meq/l,menurun 1,8±6,14 meq/l. Pada kelompok NB, kadar K dehidrasi 3,6±0,86 meq/l, rehidrasi 3,9±0,81 meq/l,meningkat 0,36±0,90 meq/l. Pada kelompok NKB, kadar K dehidrasi 3,7± 0,82 meq/l, rehidrasi 3,9±0,70meq/l, meningkat 0,26±0,70 meq/l. Kesemuanya tidak berbeda bermakna (p>0,05) antara gizi baik atau kurang/buruk. Dari semua variabel perancu muntah (p=0,009) dan komplikasi (p=0,026) yang tersebar tidak merata.Kesimpulan. Tidak didapatkan perbedaan kadar Na dan K saat dehidrasi, rehidrasi, dan perubahannyapada kelompok NB dan NKB 
Peran Eritropoetin pada Anemia Prematuritas I Nyoman Sartika; Wayan Retayasa; Made Kardana; Ida Bagus Mudita
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.375-80

Abstract

Eritropoetin merupakan molekul glikoprotein yang terdiri dari 165 asam amino dan 4 gugus karbohidratdengan berat molekul sekitar 34 k dalton. Peran eritropoetin dalam produksi sel darah merah melaluimeningkatkan survival, proliferasi dan diferensiasi dari progenitor eritroid pada sumsum tulang. Eritropoetinberikatan dengan reseptor selanjutnya terjadi aktivasi ras/mitogen intraselular yang berperan dalam proliferasisel. Regulasi produksi eritropoetin adalah peran dari hypoxia-inducible transcription factor-1 (HIF-1). Padabayi yang lahir prematur terjadi penurunan kadar Hb yang berlebihan dibandingkan dengan bayi cukupbulan. Banyak faktor yang mempengaruhi anemia prematuritas, salah satu di antaranya adalah kurang responeritropoetin terhadap penurunan kadar Hb. Penggunaan eritropoetin rekombinan mengurangi frekuensitransfusi darah dan meningkatkan retikulosit dengan cepat. Eritropoetin rekombinan belum merupakanstandar pengobatan anemia prematuritas secara universal
Nilai APGAR, Trauma Lahir Mekanik dan Mortalitas Neonatal Dini pada Bayi Lahir dengan Presentasi Bokong Di RSUPN Cipto Mangunkusumo Wynda Felisia; Asril Aminullah; Sudigdo Sastroasmoro
Sari Pediatri Vol 9, No 6 (2008)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp9.6.2008.412-6

Abstract

Latar belakang. Presentasi bokong merupakan bentuk malpresentasi tersering yang ditemukan pada kehamilancukup bulan, sekitar 3%-4% kelahiran. Fasilitas dan pelayanan kebidanan telah banyak mencatat kemajuan,namun mortalitas dan morbiditas bayi presentasi bokong 2-3 kali lebih tinggi dibanding presentasi kepala.Tujuan. Mengetahui gambaran nilai APGAR, trauma lahir mekanik dan mortalitas neonatal dini padabayi presentasi bokong.Metode. Penelitian retrospektif pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong di RSUPN CiptoMangunkusumo pada 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2005. Kriteria inklusi adalah bayipresentasi bokong yang lahir hidup, usia gestasi >28 minggu. Kriteria eksklusi apabila dijumpai lahir matidan malformasi kongenital berat.Hasil. Terdapat 386 bayi lahir dengan presentasi bokong yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Mortalitasneonatal dini lebih sering terjadi pada persalinan pervaginam dibanding bedah kaisar (12,2% vs 2,8%). NilaiApgar menit ke-5 <7 lebih sering pada persalinan pervaginam dibanding bedah kaisar (12,9% vs 4,0%). Traumalahir mekanik lebih sering pada persalinan pervaginam dibanding bedah kaisar (14/139, 10,1% vs 15/247, 6,1%)Kesimpulan. Mortalitas neonatal dini, nilai Apgar rendah dan trauma lahir mekanik pada bayi presentasibokong lebih sering terjadi pada persalinan pervaginam

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue