cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
ETTISAL Journal of Communication
ISSN : 25031880     EISSN : 25993240     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
ETTISAL Journal of Communication is published by University of Darussalam Gontor in coorporated with ASPIKOM, APJIKI and ISKI. It is published twice in a year every June and December. At March 2016 ETTISAL Journal of Communication registered with P-ISSN serial number 2503-1880, and at December 2017 also registered with E-ISSN serial number 2503-1880.
Arjuna Subject : -
Articles 172 Documents
Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni Studi Etnografi Komunikasi Bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko( )Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan M. Rifa'i
ETTISAL : Journal of Communication Vol 2, No 1 (2017): Ettisal Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v2i1.1411

Abstract

Tingkeban is a customary tradition of the community in Java for generations which indirectly can increase the confidence of a mother and father candidate to keep praying to be blessed with a sholehih baby branch and sholihah, that is with some ritual behavior done by society, basically is praying to get closer to Allah SWT. The purpose of this research is to see the communication of tingkeban neloni and mitoni rituals that occur in the community In Sumbersuko district Gempol Pasuruan regency. In this study the authors use qualitative methods of study of communication ethnography, because this method can describe, explain, and build relationships of categories and data found. This is in line with the objectives of the study of communication ethnography, to describe, analyze, and explain the communication behavior of one social group. The subject of the research is the seven monthly event consisting of three people and two people who understand and understand the meaning of the seven monthly event. Subject chosen by purposive sampling. The results of the research findings that seven-monthly ritual communication is a ritual activity performed at home or at home from parents of fathers or mothers, and attended by neighboring relatives and village communities Sumbersuko. Communicative events in seven-monthly rituals, topics, functions and objectives, settings, participants, message forms, message content, sequence of actions, interaction rules and norms, Whereas in communicative activities such as who knows and comprehends the implementation of seven monthly events is the host in seven monthly (tingkeban).
“RAINBOW WATER DROPLETS” BUTIR AIR SEBAGAI OBJEK KOMUNIKASI VISUAL PENCIPTAAN FOTOGRAFI EKSPRESI Achmad Oddy Widyantoro
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.2265

Abstract

AbstrakAir merupakan salah satu elemen penting dalam hidup manusia. Mulai dari kehidupan tradisional sampai dengan kehidupan di era modern yang didukung kemajuan teknologi pada saat ini. Air mempunya makna filosofis yang cukup kuat dan bermuatan pesan bagi seluruh makhluk hidup. Dalam bentuk terkecilnya, air ternyata memiliki potensi untuk dijadikan sebagai objek fotografi. Pada tulisan ini, air dijadikan sebagai objek fotografi makro dan fotografi ekspresi. Eksplorasi dilakukan dengan sedemikian rupa untuk menciptakan visualisasi pelangi dengan bantuan Compact Disk dan lighting yang menarik. Penggabungan antara elemen air (alam) dengan objek perwakilan kemajuan teknologi (CD) diharapkan dapat menciptakan sebuah kolaborasi alam dan teknologi dalam penciptaan sebuah karya visual. Dengan menggunakan teknik fotografi makro, maka detail-detail dari butir air dan efek cahaya pelangi dapat terlihat dengan jelas. Sehingga dari hasil yang didapatkan tersebut dapat menimbulkan kesan yang tidak terduga, estetis dan filosofis. Serta tujuan akhir yang dapat dicapai berupa membuka ruang tafsir wacana fotografi yang lebih luas. AbstractWater is one of the most important elements in human life. Starting from the traditional life to the life in the modern era that supported technological advances at this time. Water has a strong and powerful philosophical meaning and a message for all living things. In its smallest form, water turns out to have the potential to serve as a photographic object. In this paper, water is used as an object of macro photography and expression photography. Exploration is done in such a way as to create a rainbow visualization with the help of Compact Disk and interesting lighting. The combination of elements of water (nature) with the object of representation of technological progress (Compact Disc) is expected to create a collaboration of nature and technology in the creation of a visual work. By using macro photography techniques, the details of the grains and the effects of the rainbow light can be seen clearly. So from the results obtained can cause an unexpected impression, aesthetic and philosophical. 
Literasi Media Mahasiswa Guru Pondok Modern Darussalam Gontor Rila Setyaningsih
ETTISAL : Journal of Communication Vol 2, No 2 (2017): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v2i2.1455

Abstract

Abstrak Terjadi sebuah hubungan yang problematik antara remaja dengan media massa. Media memiliki empat fungsi to educate, to infom, to persuade, dan to entertain. Namun di sisi lain media seringkali menularkan pengaruh buruk yang mendegradasi sisi-sisi kemanusiaan dan kemampuan berpikir remaja. Efek buruk media massa tersebut kemudian melahirkan gagasan yang disebut literasi media atau melek media (cerdas bermedia). Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis tahapan literasi media di kalangan mahasiswa guru Pondok Modern Darussalam Gontor. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa kualitatif deskriptif. Data primer diperoleh melalui wawancara semistruktur dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi media mahasiswa guru sebagai subjek dalam penelitian ini berada pada tahap evaluasi. Pada tahap ini audiens memiliki kemampuan berupa menghubungkan antar pesan media yang diterima dengan pengalaman, audiens memiliki hak prerogratif dalam memaknai pesan media untuk dirinya sendiri. Adapun 3 (tiga) diantaranya sudah mampu melakukan content creation. Abstract There is a problematic relationship between adolescents with mass media. Media has four function to educate, to infom, to persuade, and to entertain. But on the other hand the media often transmit bad influences that degrade the sides of humanity and adolescent thinking ability. The bad effects of the mass media then spawned an idea called media literacy. The purpose of this study is to describe and analyze the stages of media literacy among “mahasiswa guru” of Pondok Modern Darussalam Gontor. The method used in this research is qualitative descriptive. Primary data is obtained through unstructured interview and observation, while secondary data obtained through documentation and literature. The result of the research shows that the media literacy ability of “mahasiswa guru” as the subject in this research is at the evaluation stage. At this stage the audience has the ability to connect between media messages received with experience, the audience has a prerogrative right in interpreting media messages for himself. The 3 (three) of them are able to do content creation.  
Saat Perempuan Mengintip Cinta Demaskulinisasi dalam Reality show “Playboy Kabel” Dian Arymami
ETTISAL : Journal of Communication Vol 1, No 1 (2016): ETTISAL Journal Of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v1i1.1058

Abstract

Ditengah unsur voyeurism yang tersaji dalam acara reality show, secara umum bisa dikatakan bahwa acara sejenis selalu memaparkan persoalan kuasa melalui pandangan yang tidak tersadari. Berdasarkan karakteristik utama voyuerisme dan kuasa ini, acara realitas percintaan memaparkan sebuah persoalan yang menarik. Giur yang dibawa dalam acara realitas bertema percintaan tidak semata akses atas ranah privat relasi percintaan, namun sebagai satu kemasan medium hiburan budaya pop secara keseluruhan menjadi wadah kontestasi lebih lanjut atas waham nilai dan identitas perempuan dan laki-laki dalam berelasi ditengah masyarakat. Bila voyuerism merepresentasikan kuasa, maka sekilas acara realitas Playboy Kabel menyajikan deskonstruksi nilai sosial yang menarik untuk ditelaah, dalam posisi kuasa nilai relasi ditengah masyarakat. Tulisan ini berupaya memaparkan sejauh mana deskonstruksi makna kuasa dalam relasi percintaan heteroseksual disajikan dalam acara PlayBoy Kabel. Ketidaksadaran atas unsur voyuerisme dapat bergerak dalam pendulum antara dua titik ekstrem, penstabilan dan deskonstruksi nilai di tengah masyarakat. 
STUDI PENERIMAAN KHALAYAK JOGJA KING MOTOR CLUB TERHADAP SERIAL DRAMA ANAK JALANAN RCTI 2016-2017 Muhammad Nastain; Ririn Apriyanti
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.1927

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang pemaknaan khalayak dalam drama serial Anak Jalanan. Penerimaan khalayak dalam penelitian ini menjelaskan tentang interpretasi audiens dalam memahami pesan media. Penelitian ini berfokus pada penerimaan klub Jogja King Motor (JKC) terhadap repesentasi klub motor dalam serial drama Anak Jalanan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan  pemaknaan (decoding) dan posisi pemaknaan Jogja Klub Motor terhadap kontruksi media tentang klub motor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-konseptual. Subyek penelitian ini adalah klub motor Jogja King (JKC: Jogja king club) yang menjadi informan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Objek penelitian atau yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah pemaknaan khalayak terhadap penggambaran klub motor dalam serial drama Anak Jalanan RCTI. Penelitian ini menggunakan reception analysis untuk mengetahui pemaknaan dan penerimaan klub motor raja Jogja (JKC) atas penggambaran klub motor dalam drama serial AnakJalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil decoding klub motor raja Jogja (JKC) terhadap konstruksi media tentang klub motor dalam serial drama Anak Jalanan RCTI tidak selalu simetris atau linier. Informan sebagai khalayak menggunakan perspektif atau sudut pandang mereka untuk menerima pesan media, menghasilkan keragaman makna (decoding) meskipun mereka berasal dari klub motor yang sama. Keragaman makna (decoding) dari informan memiliki implikasi pada keragaman posisi makna terhadap konstruksi media tentang klub motor dalam serial drama Anak Jalanan RCTI AbstractThis studies discusses about the meaning of audiences in Anak Jalanan serial drama. The audience reception in this study explain about interpretation of the audience in understanding media message. This study focuses in reception of Jogja King Motor club (JKC) to the motor club repesentation in Anak Jalanan serial drama. This study aims to explain the meaning (decoding) and meaning position of Jogja King Motor club to media construction picture about club motor in Anak Jalanan serial drama in RCTI. This study used qualitative approach that aims to reveal symptoms in a holistic-conceptual. The subject of this research is Jogja King motor club (JKC :Jogja king club) who became informants in  providing informations related to the object of research. The object of research or  who became the target in this research is the meaning of audience to motor club descriptionin Anak Jalanan serial drama RCTI. This study used reception analysis to find out the reception and reception position of Jogja king motor club (JKC) to club motor description in Anak Jalanan serial drama. The results showed that meaning (decoding) of Jogja king motor club (JKC) to media construction about motor club in Anak Jalanan serial drama RCTI is not always symmetrical or linear. Informants as audiences used their perspectives or point of view for receiving media message, resulting in diversity of meaning (decoding)  even though they are from the same motor club. Diversity of meaning (decoding) from informants has implications on diversity of meaning position to media construction about motor club in Anak Jalanan serial drama RCTI.  
Film ‘The Candle’ Sebagai Literasi Media Kasus Maraknya Guru Yang Dipidanakan Nur Aini Shofiya Asy'ari
ETTISAL : Journal of Communication Vol 2, No 1 (2017): Ettisal Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v2i1.1412

Abstract

The media has a major influence on the dissemination of information and the formation of public opinion on issues emerging in society. Even the continued problems of certain issues in society may be the impact of the magnitude of media influence itself. Media framing in packing news leads people to certain trends in attitude. The incessant media coverage of the criminalization of teachers violating the Child Protection Act (UU) No.23 of 2002 even triggered more similar cases in other places. Communities may be inspired to report to teachers even if the teacher’s actions do not include child abuse and are merely educational measures. Another impact is the deterioration of teachers’ authority and the decrease in school credibility. An intense media coverage of an issue must be balanced with good media literacy. Currently, there has been a lot of media literacy movements, but still few use film as a medium for media literacy, whereas film is a very effective medium for expressing messages and influencing others as Quick and La Bau (1972: 11) say. The Candle film is the work of UNIDA Gontor Communication Studies students created with the goal of providing media literacy to the public. There were significant results in the change of mindset and attitude  of the students, teachers and guardians as the target of media literacy by using The Candle film.
REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM MOANA noni anggraini
ETTISAL : Journal of Communication Vol 3, No 1 (2018): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v3i1.2263

Abstract

Abstrak  Film animasi Moana menyuguhkan pemahaman baru mengenai citra diri perempuan  tidak hanya ditunjukkan dengan melakukan pekerjaan domestik dan rumah tangga namun dapat memiliki mimpi lain. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi perempuan dalam film Moana dan memberikan edukasi tentang pengetahuan kesetaraan gender.   Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis wacana yang dikembangkan oleh  Jager & Maier dan ditinjau dengan teori representasi.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Moana direpresentasikan sebagai perempuan  yang pemberani, aktif, enerjik, dan mandiri. Konstruksi lain yang coba dibangun dalam karakter Moana bahwa she’s not superwoman karena keahlian dalam melaut tidak didapatkan melalui sihir namun ia terus berlatih dengan orang profesional. Film ini dapat membuka wawasan baru bagi penonton khususnya bagi anak, bahwa perempuan  cantik tidak hanya mereka yang tinggal di kastil, diperlakukan sebagai princess, dan melakukan kesibukan layaknya wanita.   Abstract  This animated film (Moana) presents a new understanding of women's self-image not only demonstrated by doing domestic work and household but can have other dreams. This article aims to describe the representation of women in the film Moana and provide education on the knowledge of gender equality.In this research, the analytical method used is discourse analysis developed by Jager & Maier and reviewed by representation theory. The results of this study indicate that Moana's character is represented as a courageous, active, energetic, and independent woman. Another construction that tried to build in Moana's character that she's not superwoman because of her skill in going to sea is not obtained through magic but she keeps practicing with professionals. This film can open new insights for the audience, especially for children, that beautiful women not only those who live in the castle, treated as princess, and do the bustle like a woman.  
Komunikasi Nonverbal Guru Dan Murid Dalam Pemahaman Pesan Pada Anak Autids Di TKLB Aisyiyah Krian Hartopo Eko Putro
ETTISAL : Journal of Communication Vol 2, No 2 (2017): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v2i2.1454

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi guru dan murid dalam pemahaman pesan pada anak autis di TKLB Aisyiyah Krian. Penelitian ini menggunakan deskripsi kualitatif yang mana hanya memaparkan situasi dan peristiwa. Data yang nantinya dihadirkan berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang yang diamati dan dipaparkannya. Informan pada penelitian ini ada 7 (tujuh) orang yang terdiri dari 1(satu) orang guru TKLB, 3 (tiga) orang tua anak autis dan 3 (tiga) murid autis di TKLB Aisyiyah Krian. Dalam penelitian ini dapat dilihat guru sering memberikan pemahaman pesan dengan murid autis dengan komunikasi verbal dan non-verbal. Namun komunikasi yang sering diperlihatkan oleh murid autis adalah komunikasi non-verbalnya. Disini pemahaman pesan yang disampaikan oleh guru terhadap murid autis yang lainnya berbeda-beda. Dalam penelitian ini komunikasi non-verbal sering digunakan oleh guru dalam memberikan penyampaian pesan terhadap anak autis. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa gerakan dan sentuhan siswa autis lebih dominan digunakan sebagai cara berkomunikasi sehari-hari mereka. AbstractThis study uses qualitative descriptions, which only describe the situations and events. Data that will be presented is in the form of speech or writing and behavior of people observed and exposed. The informants in this study are 7 (seven) people consisting of 1 (one) teacher TKLB, 3 (three) parents of children with autism and 3 (three ) students autism in TKLB Aisyiyah Krian. In this study it can be seen teachers frequenlty provide an understanding of the message with autistic students with verbal and non-verbal communication. But the communication often shown by autistic students is non-verbal communication. Hence, the understanding of messages provided by teachers to other autistic are students varies. In this study, interpersonal communication is very helpful in giving teachers delivering messages to children with autism. From the results of this study it can be seen that the movement and touch of autistic students are more dominantly used as a way of their daily communication. 
Media Sosial dan Multikulturalisme Dikalangan Pemuda Surakarta Buddy Riyanto
ETTISAL : Journal of Communication Vol 4, No 1 (2019): ETTISAL Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v4i1.3070

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya isue ujaran kebencian dan konflik sosial sebagai konten di media sosial, yang ternyata berdampak pada kekacauan dalam kehidupan bermasyarakat. Di Indonesia ujaran kebencian telah mampu merubah perilaku masyarakat, merubah suasana damai menjadi ketakutan, kerukunan menjadi intoleran, saling curiga, dan memunculkan konflik antar kelompok secara terbuka. Penelitian yang mengambil obyek pemuda Surakarta ini mendeskrisikan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pemuda Surakarta sebagai dampak paparan isue multikulturalisme dalam konten media sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik focus group discussion serta wawancara mendalam terhadap informan terpilih secara purposive. Analisis dilakukan secara interaktif selama proses penelitian. Kesimpulan penelitian menunjukkan ada beragam dampak di kalangan pemuda Surakarta terkait isue multikulturalisme dalam konten media sosial.                                                                              This research is motivated by the rise of the issue of utterances of hatred and social conflict as content on social media, which is questioned about how to deal with difficulties in society. In Indonesia the utterances of hatred have been able to change society, turn peace into difficulties, harmony becomes intolerant, mutual suspicion, and openly conflicts between groups arise. The research that took the object of the Surakarta youth described the changes in the knowledge, attitudes and behavior of Surakarta youth in response to the issue of multiculturalism in social media content. Data collection was carried out with focus group discussion techniques and interviews with informants selected purposively. Analysis is carried out interactively during the research process. The conclusions of the study indicate that there is a variety among Surakarta youths regarding the issue of multiculturalism in social media content.
COMMUNITY RELATIONS DALAM KONTEKS IMPLEMENTASI “CSR”(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) Siti Muyasaroh
ETTISAL : Journal of Communication Vol 1, No 1 (2016): ETTISAL Journal Of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ettisal.v1i1.1057

Abstract

Pergeseran pemaknaan dan level implementasi di lapangan mengenai konsep dan praktik CSR, telah membuka ruang untuk meletakkan program tersebut tidak lagi sebagai sesuatu kegiatan, melainkan sebagai sebuah program yang harus di rencanakan dibawah naungan kebijakan perusahaan. Menjalin hubungan dengan komunitas hanya sebagai langkah awal untuk mewujudkan program besar sebagai bagian dari tanggungjawab  kepada masyarakat dan atau publiknya. Keterlibatan komunitas bukanlah sebagai sasaran program itu sendiri, lebih dari itu harus ditempatkan sebagai mitra dalam menghadapi persoalan bersama.

Page 3 of 18 | Total Record : 172