Nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing mengacu pada perubahan-perubahan terbaru dari nilai tukar. Perubahan nilai tukar oleh banyak hal seperti cadangan devisa, inflasi maupun suku bunga yang berkaitan dengan perubahan nilai tukar dari mata uang suatu negara. Penelitian ini menganalisis pengaruh cadangan devisa, inflasi, dan suku bunga terhadap nilai tukar negara-negara regional ASEAN pasca COVID-19. Data diambil dari periode sebelum maupun setelah puncak pandemi yaitu dari tahun 2019-2024 untuk mengamati dampak jangka pendek hingga menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan devisa memiliki peran signifikan dalam stabilisasi nilai tukar, dengan negara-negara yang memiliki cadangan devisa tinggi cenderung memiliki nilai tukar yang lebih stabil. Inflasi ditemukan memiliki hubungan negatif dengan nilai tukar, dimana peningkatan inflasi domestik menyebabkan depresiasi mata uang. Sementara itu, suku bunga menunjukkan pengaruh yang bervariasi tergantung pada kebijakan moneter masing-masing negara. Studi ini menyimpulkan bahwa dalam konteks pemulihan ekonomi pasca COVID-19, kebijakan yang berfokus pada pengelolaan cadangan devisa dan pengendalian inflasi lebih efektif dalam menjaga stabilitas nilai tukar dibandingkan penyesuaian suku bunga.