Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Perilaku Kerja, Perceived Stress, dan Social Support pada Mahasiswa Internship Saraswati, Kiky Dwi Hapsari
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i1.352

Abstract

Mahasiswa perlu diberi pembekalan agar lebih siap untuk memasuki dunia kerja. Strategi yang digunakan oleh universitas untuk mengatasinya adalah menyelenggarakan program internship. Tantangan yang harus dihadapi oleh mahasiswa adalah perbedaan situasi dan kondisi di lingkungan kampus dan instansi tempat ia melaksanakan program internship, sehingga perilaku yang ditampilkan pun harus berbeda. Perilaku di tempat kerja atau perilaku kerja (PK) adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang di lingkungan kerjanya (Ivancevich, 2014). Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah emosi, yang dapat disebabkan oleh stress. Sebagai mahasiswa tahun akhir, mereka masih dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas akhir. Tuntutan-tuntutan tersebut dikeluhkan sebagai faktor penyebab stress. Perceived Stress (PS) adalah perasaan atau pikiran yang dimiliki seseorang terhadap hal-hal dalam kehidupannya yang dapat membuatnya stress serta kemampuannya untuk mengatasi stress tersebut (Varghese, Norman, & Thavaraj, 2015). Kedekatan emosi dengan orang lain terbukti berkorelasi dengan well-being seseorang dan melindungi seseorang dari efek stress tingkat tinggi (Ammar, Nauffal, & Sbeity dalam King, Vidourek, Merianos, Singh, 2014). Dukungan emosi akan mengurangi hubungan yang membuat stress-depresi (Felsten, 1998, dalam King, Vidourek, Merianos, Singh, 2014). Dengan kata lain, Social Support (SS) akan membantu seseorang untuk mengatasi stress yang dirasakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran PS dan SS terhadap PK pada mahasiswa internship. Metode penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan Work Behavior Assessment, Personal Resource Questionnaire, dan Perceived Stress Scale. Kuesioner disebarkan pada 52 mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengikuti program internship. Hasil yang didapatkan adalah PS dan SS berperan signifikan terhadap PK (F = 4,296, p < 0,05). Kata kunci: perilaku kerja, perceived stress, social support, mahasiswa, internship
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF EMPLOYEES IN JAVA, INDONESIA Saraswati, Kiky Dwi Hapsari; Teja, Jeannyver
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.1704

Abstract

Performance is the main indicator for the company to measure productivity. Only productive employees will be retained by the company. Therefore competition in the professional world forces employees to work hard. They often neglect their Psychological Well-Being (PWB), whereas PWB is proved to correlate with work performance and organization’s effectiveness (Wright and Cropanzo in Robertson and Cooper, 2009). PWB is when a person shows that he is healthy, well, functions optimally and succeed despite life’s existential challenges (Ryff and Keyes, 1995). Ryff (1995) mentioned several factors that affect PWB, including age, gender, and culture. This study aims to obtain an overview of PWB of employees working in Java, Indonesia. A quantitative approach is done by distributing the PWB Scale to 544 employees in six provinces. The result shows that the PWB is above average (mean= 3.49). According to gender, there is a significant difference between the PWB of male and female employees (p<0.05). Also, employees who are in the range of 26-30 years old show better PWB (mean = 3.56) than older employees. We concluded that the PWB of employees in Java Island, Indonesia, is high. Male employees show better PWB than female (mean = 3.50). It indicates that male employees perceive that the opportunity to be more well-being are given more than female in their work place. Furthermore, PWB increases until when employees are 30 years and decreases as they grow older.  It indicates that the younger ones perceive more opportunity to be well-being than older employees. Kinerja adalah indikator utama bagi perusahaan untuk mengukur produktivitas. Hanya karyawan yang produktif yang akan dipertahankan oleh perusahaan. Maka, persaingan di dunia profesional memaksa karyawan untuk bekerja keras. Mereka sering mengabaikan Kesejahteraan Psikologi (PWB) mereka, meskipun PWB terbukti berkorelasi dengan kinerja kerja dan efektivitas organisasi (Wright dan Cropanzo dalam Robertson dan Cooper, 2009). PWB adalah ketika seseorang menunjukkan bahwa dia sehat, baik, berfungsi secara optimal dan berhasil meskipun ada tantangan existensial hidup (Ryff dan Keyes, 1995). Ryff (1995) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi PWB, termasuk usia, jenis kelamin, dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang PWB karyawan yang bekerja di Jawa, Indonesia. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan mendistribusikan Skala PWB kepada 544 karyawan di enam provinsi. Hasilnya menunjukkan bahwa PWB di atas rata-rata (rata-rata = 3,49). Menurut jenis kelamin, ada perbedaan yang signifikan antara PWB karyawan pria dan wanita (p <0,05). Selain itu, karyawan yang berada dalam kisaran umur 26-30 tahun menunjukkan PWB yang lebih baik (rata-rata = 3,56) daripada karyawan yang lebih tua. Kami menyimpulkan bahwa PWB karyawan di Pulau Jawa, Indonesia, tinggi. Karyawan laki-laki menunjukkan PWB yang lebih baik daripada perempuan (rata-rata = 3,50). Ini menunjukkan bahwa karyawan laki-laki menganggap bahwa kesempatan untuk menjadi lebih sejahtera diberikan lebih banyak daripada perempuan di tempat kerja mereka. Selain itu, PWB meningkat hingga saat karyawan berusia 30 tahun dan menurun seiring bertambahnya usia. Ini menunjukkan bahwa karyawan yang lebih muda menganggap lebih banyak peluang untuk menjadi lebih sejahtera daripada karyawan yang lebih tua.Kata kunci: Kesejahteraan Psikologis; Para karyawan; Kerja; Jawa; Indonesia
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI DENGAN PERILAKU EXTRA ROLE Dewi, Fransisca Iriani R.; Saraswati, Kiky Dwi Hapsari
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.182 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i2.3027

Abstract

Kinerja suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja para anggotanya. Kinerja yang maksimal dapat dicapai bila setiap anggota melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Seiring dengan perkembangan zaman, tugas dan tanggung jawab yang perlu dipenuhi pelaksanaannya bukan hanya berkisar pada tugas dan tanggung jawab pokok, namun juga yang bersifat informal dan tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaannya, yang disebut sebagai perilaku extra role. Dalam banyak penelitian sebelumnya, telah dibuktikan bahwa perilaku extra role berperan signifikan dalam pencapaian kinerja, baik secara individual maupun organisasional. Istilah perilaku extra role lalu dikembangkan menjadi perilaku kewargaan organisasional (PKO) dengan lima dimensi, yaitu altruism, conscientiousness, sportsmanship, civic virtue, dan courtesy. Berdasarkan konsep ini, Penulis menyelenggarakan sebuah workshop sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan organisasi. Sasaran workshop adalah pengurus dan anggota organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang St. Laurensius, Tangerang. Workshop ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 April 2018 dan dihadiri oleh 35 orang pengurus dan anggota organisasi. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat peningkatan pengetahuan mengenai konsep organisasi dan perilaku extra role antara sebelum dan setelah diadakannya workshop. Selain itu, secara umum, peserta merasa materi workshop ini menarik, mudah dipahami, bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, serta memerlukan materi sejenis untuk pengembangan diri mereka.
PENELUSURAN MINAT-BAKAT UNTUK SISWA SMA DI YOGYAKARTA Rostiana, Rostiana; Saraswati, Kiky Dwi Hapsari
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.06 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1897

Abstract

High school students who have graduated will usually continue to university at their desired major. Unfortunately, there are still schools and parents who do not fully know the correlation between the suitability between students' interests and talents and the success of their studies. As a result of this lack of knowledge, students often fail to receive the right guidance when choosing majors in college. In addition to being successful in their studies and not encounterin problems stemming from choosing the incorrect major, knowing students’ interests and talents can help students to choose the career path that they will pursue after graduation. Interest is the interaction between desires, hopes, experiences or needs that move a person to prefer certain things, while talent is a personal characteristic that directs someone to achieve success (Reed & Wolniak, 2005). In this Community Service activity, the author conducted a Psychology test to acquire an overview of interests and talents in BOPKRI 1, Yogyakarta, 11th grade high school students. The activity carried out in the school environment was attended by 269 students who majored in Mathematics and Natural Sciences, Social Sciences, and Language and Culture. The output of this activity is a description of the intelligence, interests, talents, and recommendations of majors that can be chosen. These results can be used by students, parents, and schools as a reference to determine the college majors suitable for students. ABSTRAK: Siswa SMA yang telah lulus biasanya akan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan jurusan yang diinginkannya. Sayangnya, masih ada saja sekolah maupun orang tua yang belum sepenuhnya mengetahui korelasi antara kesesuaian antara minat dan bakat siswa dengan keberhasilan studi. Akibat dari kurangnya pengetahuan ini, siswa seringkali tidak mendapatkan arahan yang tepat ketika ingin menentukan jurusan di bangku kuliah. Selain agar berhasil dalam studinya dan tidak mengalami masalah karena salah mengambil jurusan, lebih jauh lagi, dengan mengetahui minat dan bakat dapat membantu siswa untuk memilih jalur karir yang akan ditekuninya nanti setelah lulus. Minat adalah interaksi antara keinginan, harapan, pengalaman atau kebutuhan yang menggerakan seseorang untuk menyukai hal tertentu, sedangkan bakat adalah karakteristik pribadi yang mengarahkan seseorang untuk meraih kesuksesan (Reed & Wolniak, 2005). Pada kegiatan Pengabdian Masyarakat ini, Penulis melaksanakan Tes Psikologi untuk mendapatkan gambaran minat dan bakat pada siswa kelas XI SMA BOPKRI 1, Yogyakarta. Kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah ini diikuti oleh 269 orang siswa yang mengambil jurusan MIPA, IPS, serta Bahasa dan Budaya. Luaran dari kegiatan ini berupa gambaran tentang kecerdasan, minat, bakat, dan rekomendasi jurusan yang dapat dipilih. Hasil tersebut dapat digunakan oleh siswa, orang tua, dan pihak sekolah sebagai referensi untuk menentukan jurusan yang akan diambil ketika siswa kuliah nantinya.
PENELUSURAN BAKAT DAN MINAT PADA SISWA SMPK HARAPAN BALI Basaria1, Debora; Saraswati, Kiky D. H.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.242 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i1.4315

Abstract

Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di berbagai sektor pekerjaan, tentunya dibutuhkan penelusuran bakat dan minat sejak dini pada seorang individu. Ketika individu memasuki usia remaja, pada umumnya mereka sudah mulai memiliki pemikiran mengenai pekerjaan yang ingin mereka geluti di masa depan. Pendidikan di Indonesia saat ini memiliki kebijakan penjurusan bagi siswa dimulai sejak mereka duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA). Terkait dengan hal tersebut, maka penting kiranya dibuat sebuah kegiatan penelusuran bakat dan minat sejak usia sekolah menengah pertama (SMP), dengan harapan mereka akan lebih matang dalam memilih jurusan saat akan memasuki sekolah menengah atas. Kegiatan ini juga dapat mempersiapkan siswa untuk serius menyelesaikan sekolah menengah pertama mereka dengan nilai yang memadai untuk dapat diterima di jurusan yang mereka inginkan. Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan diketahui 66% dari 487 siswa SMPK Harapan Bali memiliki kapasitas intelegensi yang berada dalam kategori rata-rata. Dari penelusuran bakat dan minat didapatkan hasil 23% dari 487 siswa memiliki minat di area social, 22% siswa memiliki minat di area artistik dan entrepreneur. 16% siswa memiliki minat di area investigative, 11% siswa memiliki minat di area clerical dan 6% sisanya memiliki minat di area realistic. Dari hasil ini dapat disimpulkan hampir lebih dari 50% dari total keseluruhan siswa lebih menyukai jurusan yang non-eksakta.
Peran Modal Psikologis dan Dukungan Sosial terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Universitas X Kiky D. H. Saraswati; Daniel Lie; Roland B Pribadi
Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan Vol 15, No 1 (2022): Provitae
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/provitae.v15i1.18376

Abstract

In order to compete with other job seekers, a university graduate should have adequate provisions. In addition to knowledge and skills, they also need to possess readiness to enter the workplace, which is known as work readiness. Work readiness is characterized by having a number of skills, knowledge, basic attitudes, and practical understanding that enable an individual to work productively and to achieve the goals of the organization. Work readiness is influenced by individual internal and external factors. In this study, the internal factor studied is psychological capital, namely an individual’s positive psychological state of development characterized by self-efficacy, hope, optimism, and resilience. Furthermore, the external factor studied is social support, namely the perception or actualization of care  or assistance  from a  social network. This research implemented a non-experimental quantitative method, by distributing the Work Readines Inventory developed by Brady (2010), the Psychological Capital Questionnaire developed by Luthans et al. (2007), and the Personal Resources Questionnaire (PRQ2000) developed by Weinert (2003) to 124 students of University X in Jakarta, Indonesia. The results showed that work readiness of the students of University X is significantly influenced by psychological capital (F= 131.291; p< 0.000) and social support (F= 67.007; p< 0.000).
PERAN MODAL PSIKOLOGIS DAN DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA INTERNSHIP Jessica Chandhika; Kiky D.H. Saraswati
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i1.3406

Abstract

Penambahan peluang kerja tidak sebanding dengan peningkatan jumlah tenaga kerja dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, perusahaan biasanya menggunakan sistem seleksi yang ketat, sehingga dapat membedakan kesiapan para kandidat, utamanya yang baru saja menyelesaikan pendidikannya untuk bekerja secara formal. Kesiapan Kerja adalah dimilikinya keahlian, pengetahuan, dan sikap dasar, serta pemahaman praktis yang memungkinkan lulusan memberikan kontribusi produktif bagi tujuan organisasi. Kesiapan Kerja dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang berperan adalah Modal Psikologis. Modal Psikologis adalah keadaan psikologis yang positif pada diri individu yang ditandai dengan self- efficacy, optimisme, harapan, dan resiliensi. Sedangkan salah satu faktor eksternal yang berperan adalah Dukungan Organisasi, yaitu persepsi karyawan terhadap sejauh mana organisasi memberi nilai positif terhadap kontribusi mereka serta peduli terhadap kesejahteraan mereka. Dukungan Organisasi telah ditemukan memiliki konsekuensi penting terhadap kinerja dan kesejahteraan karyawan. Suatu organisasi yang siap dalam memberikan imbalan terhadap usaha kerja karyawan dan memenuhi kebutuhan sosio-emosional akan meningkatkan komitmen karyawan dalam bekerja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data diambil dengan menyebarkan kuesioner Work Readiness, Survey of Perceived Organizational Support, dan Psychological Capital pada mahasiswa peserta program internship di Perguruan Tinggi X, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Modal Psikologis dan Dukungan Organisasi memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Kesiapan Kerja (F= 14.349, p< 0,000). The increase in employment opportunities is not proportional to the increase in the number of workers over time. To acquire high quality workforce, companies use a strict selection system in order to distinguish the readiness of candidates, especially those who have just completed their education to work formally. Work Readiness is the possession of basic skills, knowledge and attitudes, as well as practical understanding that enable graduates to productively contribute to organizational goals. Work Readiness can be influenced by two factors, namely internal and external factors. One such internal factor is Psychological Capital. Psychological Capital is a positive psychological state within an individual that is characterized by self-efficacy, optimism, hope, and resilience. Meanwhile, one of the external factors is Organizational Support that is employee perception of the extent to which the organization gives a positive value to their contribution and care for their well-being. Organizational support has been found to possess important consequences on employee performance and welfare. An organization that is ready to reward employees' work effort and meet their socio-emotional needs will increase employees’ work commitment. This research is a quantitative research. Data were taken by distributing the Work Readiness, Survey of Perceived Organizational Support, and Psychological Capital questionnaires to students participating in the internship program at X University, Jakarta. The result of this study indicates that Psychological Capital and Organizational Support significantly contribute to Work Readiness (F = 14,349, p <0,000).
PERAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN PERSEPSI PELUANG KERJA TERHADAP INTENSI PINDAH KERJA Yudhistira Victoria; Zamralita Zamralita; Kiky Dwi Hapsari Saraswati
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.906

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis peran dari kualitas kehidupan kerja dan persepsi peluang kerja terhadap intensi pindah kerja karyawan PT. X berperan terhadap intensi pindah kerja. Intensi pindah kerja adalah keinginan individu untuk keluar dari suatu organisasi dan berpindah ke organisasi lain. Kualitas kehidupan bekerja adalah persepsi pekerja terhadap suasana dan pengalaman pekerja di tempat kerja mereka. Sedangkan persepsi terhadap peluang kerja adalah proses tanggapan yang terjadi dalam diri individu terhadap keadaan pasar tenaga kerja. Tinggi dan rendahnya kesesuaian keadaan antara pencari kerja dan pekerjaan yang ditawarkan akan menentukan besarnya intensi karyawan untuk meninggalkan organisasi. Penelitian ini melibatkan 300 responden yang merupakan karyawan PT. X. Metode survei secara online melalui portal karyawan berbentuk closed-ended question diberikan kepada responden. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai F sebesar 70,780 dengan signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,05) dan nilai R2 sebesar 0,323 yang berarti terdapat peran yang signifikan antara kualitas kehidupan kerja dan persepsi peluang kerja terhadap intensi pindah kerja karyawan di PT. X dengan kontribusi sebesar 32,3%, sedangkan kontribusi peran kualitas kehidupan kerja adalah 30% dan kontribusi persepsi peluang kerja adalah 3,7%. Intervensi yang dilakukan adalah menyusun program pelatihan dan memperbaiki uraian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini.
WORK PERFORMANCE: THE IMPACT OF WORK ENGAGEMENT, PSYCHOLOGICAL CAPITAL, AND PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT Kiky Dwi Hapsari Saraswati; Mirda Sari Ningtyas Dara Pertiwi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.7992.2020

Abstract

Work performance, undoubtedly, is the key of organizational success. Therefore, it is very important to find out the antecedents which will significantly lead to work performance. Unlike other organizations, mental hospital is a unique institution delivering a different kind of service, both to the patients as well as the family of the patients. Adding to the fact, nurses play a very important role in determining the performance of the hospital. Current study aimed to investigate the contributions of work engagement, psychological capital, and perceived organizational support towards work performance. This was a quantitative non-experimental research employing four questionnaire distributed to 140 nurses from all positions, ranging from junior to senior,  and conducted in a mental hospital in Jakarta, Indonesia. The questionnaires distributed to participants were 47-item Individual’s Work Performance, 3-item Utrecht Work Engagement Scale, 24-item Psychological Capital Questionnaire, and 8-item Survey of Perceived Organizational Support. The results of the study found that work engagement played a significant role towards work performance (F=42.402, p<0,05). Moreover, psychological capital and perceived organization support contributed a significant impact towards work engagement (F=3.678, p<0.05). Tidak diragukan lagi bahwa kinerja adalah kunci keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, mengetahui anteseden yang secara signifikan akan mengarah pada kinerja sangat penting. Tidak seperti organisasi lain, rumah sakit jiwa adalah institusi unik yang memberikan layanan yang berbeda, baik untuk pasien maupun keluarga pasien. Ditambah juga perawat memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan kinerja rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kontribusi keterlibatan kerja, modal psikologis, dan dukungan organisasi yang dirasakan terhadap kinerja kerja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan empat kuesioner yang didistribusikan kepada 140 perawat dari berbagai posisi, mulai dari junior hingga senior, dan dilakukan di sebuah rumah sakit jiwa di Jakarta, Indonesia. Kuesioner yang dibagikan kepada peserta adalah Individual’s Work Performance yang terdiri dari 47 item, Utrecht Work Engagement Scale yang terdiri dari 3 item, Psychological Capital Questionnaire yang terdiri dari 24 item, dan Survey of Perceived Organizational  Support yang terdiri dari 8 item. Hasil penelitian menemukan bahwa keterlibatan kerja berperan penting terhadap kinerja kerja (F = 42,402, p <0,05). Selain itu, modal psikologis dan dukungan organisasi yang dirasakan berkontribusi secara signifikan pada keterlibatan kerja (F = 3,678, p <0,05).
PENELUSURAN MINAT BAKAT UNTUK SISWA SMA SK DI JAKARTA BARAT Kiky Dwi Hapsari Saraswati; Jessica Chandhika; Daniel Lie
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9461

Abstract

Adolescence is a transitional period from the development of children to adults. At this stage of development, selecting a university course is a difficult task for students because they are still unsure about their own identity. Many of them still like to try out and follow what their friends do. The choice of university course is very important because it determines the continuity of the students’ studies in the university. Currently, SK High School does not have a psychologist in helping the students to understand their own aptitude and interest. Hence, a community service activity based on aptitude and interest test was carried out and conducted by a group of lecturers from Faculty of Psychology Universitas Tarumanagara (who are also psychologists). This aptitude and interest test was attended by 20 high school students of class XII and they completed five tests (Culture Fair Intelligence Test; Tes Administrasi, Keuangan, dan Dagang; Rothwell Miller Interest Blank; Pemeriksaan Teknik Pasti; Tes House Tree Person) to measure three aspects (intelligence, aptitude, and interest). Results were shown in the report format, consisting of description of the three aspects; a summary of students’ strengths, weaknesses, and suggestions for improvements; and recommendation university course. This report can be used by students, parents, and the school as a reference to assist students in selecting the most appropriate university courseABSTRAK:Masa remaja merupakan masa peralihan dari tahap perkembangan anak-anak menjadi dewasa. Di tahap perkembangan ini, pemilihan jurusan menjadi hal yang sulit bagi para siswa karena mereka masih belum memiliki ketetapan mengenai jati diri mereka sendiri. Banyak di antara mereka yang masih suka coba-coba dan ikut-ikutan teman. Pemilihan jurusan di perguruan tinggi sendiri merupakan hal yang sangat penting karena akan menentukan kelangsungan studi para siswa di perguruan tinggi. Sekarang ini Sekolah Menengah Atas (SMA) SK tidak memiliki psikolog yang dapat membantu para siswa untuk memberikan gambaran mengenai minat-bakat mereka. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis penelusuran bakat-minat dilaksanakan dan dilakukan oleh dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara yang juga berprofesi sebagai psikolog. Tes bakat dan minat diikuti oleh 20 siswa SMA kelas XII dan mereka menyelesaikan lima tes (Culture Fair Intelligence Test; Tes Administrasi, Keuangan, dan Dagang; Rothwell Miller Interest Blank; Pemeriksaan Teknik Pasti; serta Tes House Tree Person) untuk mengukur tiga aspek yaitu inteligensi, minat dan bakat. Hasil ditunjukkan dalam bentuk laporan yang terdiri dari gambaran pada ketiga aspek tersebut; ringkasan singkat mengenai kekuatan, kelemahan, dan saran peningkatan untuk mahasiswa tersebut; dan rekomendasi jurusan di perguruan tinggi. Laporan dapat digunakan oleh siswa, orang tua, dan pihak sekolah sebagai referensi untuk membantu para mahasiswa dalam memilih jurusan di penguruan tinggi.