Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN PENGGUNAAN AIR SUMUR UNTUK KEBUTUHAN MINUM DENGAN RISIKO TERJADINYA UROLITIASIS DI WILAYAH KAMPUNG RAGAMUKTI RW 02 DESA CITAYAM ANDRIATI, RIRIS; UTAMI, RAHAYU BUDI; FIRGIANTI, REZA; FAHRIATI, ANDRIYANI RAHMAH
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 6, No 2 (2022): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v6i2.425

Abstract

ABSTRACTThe prevalence of urolithiasis is 5% to 19.1% in West Asia, Southeast Asia, South Asia, and some developed countries (Korea and Japan). Urinary tract stone disease in Indonesia is still the majority of patients in urology clinics. the prevalence of kidney stones is 6%, with the lowest prevalence of 1% and the highest prevalence of 12%. According to the Basic Health Research (Riskesdas), the number of cases of urinary tract stones increased by 4,444 from 6.9% in 2013 to 8.5% in 2018. The purpose of this study was to determine the relationship between the use of well water for drinking needs and the risk of urolithiasis in the Ragamukti village area. RW 02 Citayam Village. This research method uses a quantitative analytical survey. The research design used was cross sectional. The sampling technique was proportional random sampling with the Slovin formula with a sample of 80 respondents and statistical tests using chi square. Results It was found that the use of well water at risk with moderate urolithiasis risk was 37 respondents and the use of well water that was not at risk with moderate urolithiasis risk was 28 respondents. wells for drinking needs with the risk of urolithiasis in the village area of Ragamukti RW 02 Citayam Village. Suggestion It is hoped that health services will provide counseling about the quality of clean water that is suitable for drinking water sources.ABSTRAKUrolitiasis merupakan salah satu dari tiga penyakit gangguan saluran kemih tersering di dunia, dengan prevalensi rata-rata 1-12%. Di beberapa negara di dunia, berkisar 1-20% dan lebih sering terjadi pada pria. Prevalensi urolitiasis adalah 5% sampai 19,1% di Asia Barat, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan beberapa negara maju (Korea dan Jepang). Penyakit batu saluran kemih di Indonesia masih menjadi mayoritas pasien di klinik urologi, prevalensi batu ginjal sebesar 6%, dengan prevalensi terendah 1% dan prevalensi tertinggi 12%. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), jumlah kasus batu saluran kemih meningkat 4.444 dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan air sumur untuk kebutuhan minum dengan risiko terjadinya urolitiasis di wilayah kampung Ragamukti RW 02 Desa Citayam. Metode penelitian ini menggunakan survei analitik kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan propotional random sampling dengan rumus slovin dengan jumlah sampel 80 responden dan uji statistik menggunakan chi square. Hasil diperoleh penggunaan air sumur yang berisiko dengan risiko urolitiasis sedang sebanyak 37 responden dan penggunaan air sumur yang tidak berisiko dengan risiko urolitiasis sedang sebanyak 28 responden. Kesimpulan hasil uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai kemaknaan p-value=0,008 yang artinya terdapat hubungan penggunaan air sumur untuk kebutuhan minum dengan risiko terjadinya urolitiasis di wilayah kampung Ragamukti RW 02 Desa Citayam. Saran diharapkan pelayanan kesehatan melakukan penyuluhan mengenai kualitas air bersih yang layak untuk dijadikan sumber air minum 
PENGARUH PARENTING EDUCATION TERHADAP SELF EFFICACY ORANG TUA DALAM PENGASUHAN ANAK TUNAGRAHITA DI SLB SHANTI KOSALA MASTRIP, KABUPATEN NGANJUK Utami, Rahayu Budi; Andriati, Riris; Nuzulia, Lulu’il Laila
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 8, No 1 (2024): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v8i1.761

Abstract

ABSTRACTIntroduction: The cause of ineffective parenting for mentally retarded children is the lack of information about parents' self-efficacy in caring for mentally retarded children. They tend to feel unsure of their abilities, so they seem unable to carry out parenting tasks in accordance with their knowledge. The purpose of this paper is to determine the effect of providing parenting education on parents' self-efficacy in caring for mentally retarded children at SLB Shanti Kosala Mastrip, Nganjuk Regency. Methods: Pre-Experiment research design with One group pre-posttest design approach, carried out on May 17-25, 2023. The population of one parent of a child with intellectual disabilities in SLB Shanti Kosala Mastrip, Nganjuk Regency was 25 respondents. Sampling using total sampling. A sample of 25 respondents. The independent variable is parenting education, the dependent variable is parental self-efficacy. Data collection using questionnaires. Statistikal analysis using Wilcoxon signed rank test with significant level α = 0.05. Results: The results showed that parents' self-efficacy in caring for children with intellectual disabilities in SLB shanti Kosala Mastrip, Nganjuk regency most of the 19 respondents (73.1%) had sufficient self-efficacy before being given parenting education, almost all of them namely 21 respondents (80.8%) had good self-efficacy after being given parenting education. The results of the statistikal test obtained p value 0.000 ≤ α (0.05) so that Ha was accepted, there was an influence of parenting education on parental self-efficacy in caring for children with intellectual disabilities at SLB Shanti Kosala Mastrip, Nganjuk Regency. Conclusions: Providing parenting education can increase knowledge and skills about parental self-efficacy so that there is an increase in good self-efficacy in caring for mentally retarded children. ABSTRAKPendahuluan: Penyebab pola asuh yang tidak efektif bagi anak keterbelakangan mental adalah kurangnya informasi tentang self efficacy orang tua dalam merawat anak keterbelakangan mental. Mereka cenderung merasa tidak yakin dengan kemampuannya, sehingga terkesan tidak mampu menjalankan tugas pengasuhan sesuai dengan ilmunya. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi parenting terhadap tentang self efficacy orang tua dalam merawat anak keterbelakangan mental di SLB Shanti Kosala Mastrip Kabupaten Nganjuk. Metode: Desain penelitian Pre-Eksperimen dengan pendekatan desain pre-posttest One group, dilaksanakan pada tanggal 17-25 Mei 2023. Populasi salah satu orang tua dari anak penyandang disabilitas intelektual di SLB Shanti Kosala Mastrip, Kabupaten Nganjuk sebanyak 25 responden. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel 25 responden. Variabel independen adalah pendidikan parenting, variabel dependen adalah self efficacy orang tua. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis statistikal menggunakan Wilcoxon signed rank test dengan taraf signifikan α = 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa self efficacy orang tua dalam mengasuh anak penyandang disabilitas intelektual di SLB shanti Kosala Mastrip, Kabupaten Nganjuk sebagian besar dari 19 responden (73,1%) memiliki efikasi diri yang cukup sebelum diberikan pendidikan parenting, hampir semuanya yaitu 21 responden (80,8%) memiliki self efficacy yang baik setelah diberikan parenting education. Hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 ≤ α (0,05) sehingga Ha diterima, terdapat pengaruh pendidikan parenting terhadap self efficacy orang tua dalam mengasuh anak penyandang disabilitas intelektual di SLB Shanti Kosala Mastrip Kabupaten Nganjuk. Kesimpulan : Memberikan pendidikan parenting dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang efikasi diri orang tua sehingga terjadi peningkatan efikasi diri yang baik dalam merawat anak keterbelakangan mental.
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Dengan Menstruasi Di SMAN 1 Loceret Kabupaten Nganjuk Nurhayati, Risa; Utami, Rahayu Budi; Mahardini, Fratika
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 1 No. 9 (2024): Juli
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/0k215y05

Abstract

Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui kejadian anemia pada remaja putri yang mengalami menstruasi di SMAN 1 Loceret, Kabupaten Nganjuk. Pengabdian Masyarakat ini menggunakan desain deskriptif dan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2024 di SMAN 1 Loceret, Kabupaten Nganjuk. Populasi Pengabdian Masyarakat adalah seluruh remaja putri kelas X di sekolah tersebut yang sedang menstruasi, dengan jumlah responden sebanyak 37 orang. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah kejadian anemia pada remaja putri yang menstruasi, diukur menggunakan GCU meter dan lembar observasi. Hasil Pengabdian Masyarakat menunjukkan bahwa dari 37 responden, mayoritas 19 remaja (51,3%) mengalami anemia, sedangkan 18 remaja (48,7%) tidak mengalami anemia. Berdasarkan hasil Pengabdian Masyarakat ini, dapat disimpulkan bahwa kejadian anemia pada remaja putri dengan menstruasi di SMAN 1 Loceret cukup tinggi. Oleh karena itu, remaja putri perlu rutin mengonsumsi tablet tambah darah saat menstruasi dan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.
Parenting Style and Stimulation of Psychosocial Development on the Psychosocial Development of Pre-School Children with Stunting Nurhayati, Risa; Rukmawati, Sefrina; Utami, Rahayu Budi; Nurmalita, Deppi; Rahma, Paradita Ayu
Jurnal Kesehatan Vol 15 No 3 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v15i3.4730

Abstract

Stunting is a condition of impaired growth in children under five caused by chronic malnutrition, particularly within the first 1,000 days of life, resulting in children being too short for their age. This issue is crucial because stunting also impacts children's motor skills and psychosocial development. The problem of malnutrition predominantly occurs in developing countries, where approximately 80% of stunted children are found in 24 countries across Asia and Africa. Indonesia has the highest prevalence, followed by India, China, Nigeria, and Pakistan. This study analyzes the influence of parenting styles and psychosocial stimulation on preschool-aged children experiencing stunting development. The research design uses an analytical observational method with a cross-sectional approach. The study sample consists of stunted children aged 3-6 years and their parents in Nganjuk Regency, totaling 150 respondents. Sampling was conducted purposively, and data were collected through the PSDQ questionnaire for parenting style, the EC HOME for psychosocial stimulation, and the KMME for psychosocial development. Multiple linear regression analysis was employed, with a significance level of (α=0.05). The analysis results indicate a significant effect of psychosocial stimulation on the psychosocial development of stunted children, with a p-value of 0.001≤α=0.05. Responsive parenting and active parent-child interaction are crucial in supporting children's development. Therefore, it is essential to improve children's nutritional status through proper caregiving approaches to ensure they grow with normal nutritional status and achieve optimal development in the future.
Edukasi Tindakan Pencegahan Stunting pada Ibu dengan Balita Usia 2-5 Tahun di Posyandu Nanas Desa Nglaban Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk Nurhayati, Risa; Utami, Rahayu Budi; Zanah K. N, Nur Anisa Miftahul
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 4 (2025): Februari
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/q0ffxn37

Abstract

Stunting menjadi salah satu dampak dari permasalahan gizi yang panjang atau kronis disebabkan oleh kekurangan gizi akibat ketidakcukupan gizi masa lalu. Untuk mengurangi dampak terjadinya stunting tersebut, diperlukan adanya beberapa tindakan pencegahan stunting dengan salah satunya melalui edukasi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk Mengedukasi Tindakan Pencegahan Stunting Pada Ibu dengan Balita Usia 2-5 Tahun di Posyandu Nanas Desa Nglaban Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Pengabdian masyarakat ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita tidak mengalami stunting pada usia 2-5 tahun berjumlah 15. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa dari 15 ibu, hampir setengahnya 6 ibu (40%) memiliki tindakan pencegahan baik, hampir setengahnya 5 ibu (33%) memiliki tindakan pencegahan cukup, dan hampir setengahnya 4 ibu (27%) memiliki tindakan pencegahan kurang selanjutnya dilakukan edukasi tentang pencegahan stunting pada balita.  Hasil pengabdian masyarakat didapatkan tindakan pencegahan ibu hampir setengahnya dalam kategori baik. Hal ini dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan tentang tindakan pencegahan, penghasilan keluarga dan jumlah anak. Sehingga diharapkan dengan pencegahan ibu yang baik dalam tindakan pencegahan stunting pada anak dapat tercapai.
PEMBERIAN MAKANAN BERNUTRISI (TELUR) TERHADAP PERUBAHAN LUKA PASIEN KHITAN DI KLINIK DINAS KESEHATAN TENTARA (DKT 05.09.10) NGANJUK Hutama, Fitra Handika; Utami, Rahayu Budi; Purwanto, Edi
JURNAL SABHANGA Vol. 4 No. 2 (2022): JURNAL SABHANGA
Publisher : LPPM STIKes SATRIA BHAKTI NGANJUK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53835/jssbn.v4i2.58

Abstract

Introduction: This study aims to determine the changes in the wound of circumcised patients in the control group and the case group.The method in this study was to provide nutritious egg food to the control group and not to give egg nutritious food to the case group. This research was conducted at the Army Health Service Clinic (DKT 05.09.10) Nganjuk, involving 18 respondents. Based on this research, it can be seen that of the 9 respondents in the treatment group all experienced rapid wound healing, while 9 respondents in the case group all experienced slow wound changes. From the results of the Wilcoxon sign rank test statistic, it shows that value is 0.000 (0.05), so Ha is accepted and H0 is rejected. Coclusion Eggs are one of the food sources of animal protein that contain protein, fat, vitamins and minerals, so that eggs have good benefits in wound healing.