Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Motivasi dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Terhadap Frekuensi Menggosok Gigi Thioritz, Ernie; Asridiana, Asridiana; Safri, Mutmainna
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 21 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masalah yang muncul pada kebiasaan buruk menggosok gigi pada anak usia sekolah dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan perhatian dari orang tuanya. Perhatian disini dapat menjadi motivasi yang dapat mendorong anak untuk berbuat. Motivasi yang baik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Terdapat masalah gigi dan mulut yang dialami selama masa pandemi COVID- 19 yaitu tenggorokan kering, bau mulut dan gusi berdarah saat menggosok gigi ketika menggunakan benang gigi, kemudian nyeri pada gusi atau mulut, dan adanya lubang pada gigi yang baru terbentuk. Adapun cara khusus perilaku menggosok gigi selama pandemi covid-19 seperti menggosok gigi 2 kali sehari,pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, penggunaan obat kumur antiseptik sesuai anjuran, membersihkan sisa makanan dengan dental floss, dan menggunakan sikat gigi khusus yaitu sikat gigi interdental Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi dan perilaku terhadap frekuensi menggosok gigi siswa SD Negeri 2 Petasia Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah selama pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jenis pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 51 anak. Analisis data menggunakan chi-square. Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap frekuensi menggosok gigi siswa selama pandemi COVID-19 (p=0,706).Sedangkan hasil uji statistik antara perilaku terhadap frekuensi menggosok gigi siswa selama pandemi COVID-19 menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0.046). Kata kunci: Motivasi, Perilaku, Menggosok Gigi
Penggunaan Terapi Musik Instrumental untuk Mengurangi Kecemasan Pasien Pada Saat Pencabutan Gigi Permanen di Puskesmas Asridiana, Asridiana; Liasari, Ira; Abdullah, Nurwiyana; Zalsabila, Nabila
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 22 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v22i2.308

Abstract

Dental and oral health is one of the supporting factors for public health. Tooth extraction procedures are the most common cause of dental anxiety. One way to reduce dental anxiety is through nonpharmacological interventions. Music therapy is an example of nonpharmacological intervention. The purpose of this study was to determine the effect of instrumental music therapy on the patient's anxiety level during permanent tooth extraction at the Community Health Center. This type of research is a quasi-experimental research group pre-test and post-test design. The sampling technique used was consecutive sampling where the samples taken were patients with indications for tooth extraction who came to visit the Batang Community Health Center as many as 30 patients. Data analysis in this study used a paired t-test to see the difference. The results of this study found significant differences in the anxiety levels of patients who were not given music therapy (p>0.12) and those who were given music therapy (p>0.01). This study concluded that there was no significant effect of anxiety levels before and after tooth extraction in patients who did not receive music therapy. Whereas for patients who received music therapy there was a significant influence of anxiety levels before and after tooth extraction.
PELATIHAN MEDIA PILLOW BOOK SEBAGAI EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SEKOLAH DASAR Widyastuti, Nugraheni; Jumriani, Jumriani; Wahyudadi, Badai Septa; Asridiana, Asridiana
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i1.2018

Abstract

Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil riskesdas pada tahun 2013, masalah gigi dan mulut di Indonesia sebanyak 25,9 % (2013) menjadi 45,3% (2018) , Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 36,2 % (2013) menjadi 55,55% (2018). Permasalahan yang ditemukan di sekolah dasar paling banyak adalah karies gigi. Salah satu faktor penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan anak sehingga mengakibatkan kurangnya kesadaran anak dalam menjaga kebersihan gigi. Untuk meningkatkan pengetahuan anak dapat dilakukan dengan promosi kesehatan gigi. Penggunaan media masih kurang efektif, maka dari itu perlunya inovasi dan pengembangan yaitu menggunakan inovasi media pillow book. Tujuan pengabdian untuk meningkatkan pengetahuan guru dan siswa dengan promosi kesehatan melalui media pillow book. Metode yang digunakan pelatihan kepada guru dan penyuluhan pada anak tentang kesehatan gigi dan mulut melalui media pillow book. Untuk mengevaluasi kegiatan, baik sebelum dan sesudah pelatihan dan penyuluhan pada guru dan siswa diberikan kuesioner. Hasil kegiatan pengabdian adalah adanya peningkatan pengetahuan guru dan siswa.  Kesimpulan nya adalah pelatihan media pillow book dapat meningkatkan pengetahuan guru dan siswa.
Edukasi Dini Bijak Menggunakan Obat Kumur Herbal Dari Garam Himalaya Sebagai Usaha Preventif Untuk Mencegah Perkembangbiakan Bakteri Pada Rongga Mulut Pada Kader Posyandu Kel. Karunrung Asridiana, Asridiana; Thioritz, Ernie; Abdullah, Nurwiyana
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 6, No 1 (2025): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jpk.v16i1.3484

Abstract

 Mouthwash should not be used carelessly because if used incorrectly it can cause side effects even though it has many benefits. Mouthwash is a liquid antiseptic that has been proven to help eliminate bad breath. This liquid removes bacteria from places that are difficult to reach with a toothbrush. Mouthwash has several benefits for maintaining dental and oral health, including: reducing dental plaque, preventing caries and cavities, and treating mouth inflammation. Mouthwash has several advantages, but also has several disadvantages, such as: drying the mouth, worsening mouth inflammation, and triggering allergic reactions. The purpose of this activity is to educate posyandu cadres and the general public about how to make mouthwash for their own use, how to use mouthwash that is made by themselves, and how to use mouthwash that is sold freely. This community service will be carried out in May - July 2024 in Karunrung Village, Rappocini District, Makassar, starting from exploration, licensing, and implementation of counseling, education on the manufacture and use of mouthwash to prevent the growth of bacteria in the oral cavity.Obat kumur tidak boleh digunakan sembarangan karena jika digunakan secara tidak tepat dapat menyebabkan efek samping meskipun banyak manfaatnya. Obat kumur adalah antiseptik cair yang telah terbukti membantu menghilangkan bau mulut. Cairan ini menghilangkan bakteri dari tempat yang sulit dijangkau dengan sikat gigi Obat kumur memiliki beberapa manfaat untuk menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut, antara lain: mengurangi plak gigi, mencegah karies dan gigi berlubang, serta mengatasi radang mulut. Obat kumur memiliki sejumlah keunggulan, namun juga memiliki sejumlah kelemahan, seperti: mengeringkan mulut, memperparah radang mulut, dan memicu reaksi alergi. Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi para kader posyandu dan masyarakat umum tentang cara membuat obat kumur untuk digunakan sendiri, cara penggunaan obat kumur yang dibuat sendiri, dan cara menggunakan obat kumur yang dijual bebas. Pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2024 di Kelurahan Karunrung, Kecamatan Rappocini Makassar mulai dari penjajakan, perizinan, dan pelaksanaan penyuluhan, edukasi pembuatan dan penggunaan obat kumur untuk mencegah perkembangbiakan bakteri dalam rongga mulut.
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Karies Gigi dan Mulut Anak Di SD Islam Paropo Kota Makassar Asridiana, Asridiana; Thioritz, Ernie; Yunita Arifin, Sarti
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 24 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v24i1.1417

Abstract

Socioeconomic status is a person's particular position relative to other people in a group or class of society. Increasing socio-economic status is a risk factor for dental caries and is generally measured from indicators such as income, education level, lifestyle and dental health behavior. The aim of this research was to determine the socio-economic status of parents and the dental and oral caries status of children at Paropo Islamic Elementary School in Makassar City by looking at parents' income, education and employment. The method used in this research is total sampling with bivariate analysis using a correlation test by looking at socio-economic status, which is classified based on the income, education and employment of parents. The study utilized a sample of 84 students from Paropo Islamic Elementary School in Makassar City.. The results obtained from this study showed that children at Paropo Islamic Elementary School had a high frequency of caries as many as 52 students (61.90%). For the results of parents' socio-economic calculations seen from parents' income using the Mann-Whitney correlation calculation, it shows p value = 0.841, and for parents' occupation it shows p value = 1,000, while for parents' education it shows p value = 0.943. Based on this research, it can be concluded that there is no relationship between socio-economic status and the dental caries status of children at Paropo Islamic Elementary School, Makassar City.     Keywords: Social; economy; dental caries