Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Dominant genera of plant-parasitic nematodes in kepok banana (Musa acuminata x balbisiana) cultivation in Pidie, Indonesia: English Nasution, Siti Shofiya; Chamzurni, Tjut; Fitria, Cut; Izzati, Raichan
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 22 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v22i2.26494

Abstract

Banana (Musa spp.) is a vital agricultural commodity in Indonesia. In Pidie Regency, Aceh, Indonesia, production declined significantly by 46% between 2021 and 2023, partly due to infestations by plant-parasitic nematodes. This study aimed to identify the dominant genera of parasitic nematodes in the kepok banana (Musa acuminata × balbisiana) cultivar grown in Padang Tiji District, Pidie, Indonesia, using soil samples collected from three villages. Four nematode genera were identified: Pratylenchus, Helicotylenchus, Meloidogyne, and Xiphinema. Pratylenchus was dominant in Tunong Tanjong and Keupula Tanjong fields, while Helicotylenchus predominated in Tuha Peudaya. The highest nematode abundance was recorded in the Tunong Tanjong field, averaging 33,973.4 individuals per 10 g of soil. These findings provide valuable baseline data for nematode pest management and support the development of targeted control strategies to enhance sustainable banana cultivation in the region.
Fiber and ash content of fermented palm oil fronds using liquid organic supplements as potential feed ingredients for ruminant Pratama, Said Mirza; Dahlan, Abdullah; Annisa, Yulia; Izzati, Raichan; Resthu, Muhammad
Aceh Journal of Animal Science Vol 8, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/ajas.8.2.31726

Abstract

Inadequate feed causes low productivity of livestock, which is indicated by a slow rate of development and low body weight. Alternative non-conventional feed ingredients derived from oil palm waste have shown the potential to be used as livestock feed. Therefore, this study aimed to evaluate the fiber and ash content of palm fronds fermented with liquid organic supplements. The waste raw material was obtained after grinding the palm fronds and followed by a fermentation process using liquid organic supplements. This process was continued with fiber and ash analysis at the Laboratory of Nutrition Science and Feed Technology, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University. A complete randomized design was employed with four treatments using liquid organic supplements at levels of 0%, 4%, 6%, and 8%, with four replications. The measured parameters were water content, crude fiber, ash, and nitrogen-free extract (NFE). The results showed that the addition of liquid organic supplements had no significant effect (P0.05) on the levels of crude fiber, ash, NFE, and water content. Among all treatments, the results were observed in the P3 treatment (8%) which had the lowest crude fiber content and ash content, namely 22 0.589 and 3.72 0.112, as well as had the highest NFE and water content of 78.15 0.501 and 57.9 0.304, respectively. This indicated that the use of liquid organic supplements had the potential to improve the quality of oil palm midrib fiber and positivelyimpactanimalfeed.
Implementasi Teknologi Informasi dalam Manajemen Recording pada Peternakan Kambing Perah Rakyat di Dusun Mon Alue Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Pratama, Said Mirza; Resthu, Muhammad; Koesmara, Hendra; Izzati, Raichan; Asril, Asril; Asridiana, Asridiana; Al-Adam, Koji; Ammar, Muhammad
Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS) Vol 4, No 1 (2024): PETAMAS JUNI 2024
Publisher : Departemen of Animal Science, Agriculture Faculty, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/petamas.v4i1.39405

Abstract

Produktivitas ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya manajemen. Rekording pada ternak merupakan bagian manejemen yang tidak bisa dipisahkan dalam pemeliharaan ternak. Rekording ataupun pencacatan sangat penting dalam rekam jejak segala macam kegiatan, produksi, kesehatan, dan untung ataupun kerugian usaha peternakan. Tanpa adanya pencacatan peternak akan kesulitan dalam menilai keberhasilan usaha peternakan yang telah dilakukan selama ini dan sulitnya peternak dalam menentukan program yang dilaksanakan. Oleh karena itu, pencacatan perlu dilakukan oleh suatu usaha peternakan agar lebih efisien dalam bekerja. Kendalanya peternak masih belum adaptif dalam menggunakan teknologi informasi sebagai bagian dari sistem recording, peternak lebih menggunakan cacatan konvensional bahkan ada yang tidak mencatat sama sekali. Pencatatan manual dapat hilang dan lapuk kkarena dimakan usia sehingga dengan adanya teknologi informasi data yang telah tersimpan dapat di duplikasi, disimpan lebih lama, dan dapat diolah kembali. Hasil pelaksanaan pengabdian di Dusun Mon Alue Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar menunjukkan peternak antusias dalam kegiatan demonstrasi. Kesimpulan dari pengabdian ini adalah peternak menjadi lebih adaptif dalam penggunaan teknologi informasi pada usaha peternakan mereka.
Evaluasi Variasi Porositas Berdasarkan Berat Isi dan Densitas Partikel pada Sampel Tanah Lahan Uji Purgawa, Khairun; Izzati, Raichan; Chairunnisya, Raden Ayu; Zulwanis; Lainufar, Putri Aulia
Berkala Ilmiah Pertanian Vol. 8 No. 4 (2025): November 2025 (in press)
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bip.v8i4.53735

Abstract

Tanah berperan penting dalam menjaga keseimbangan siklus air dan karbon,  beberapa sifat fisiknya adalah berat isi tanah (bulk density, BD), densitas partikel (ρS), dan porositas (f) . Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan ketiga parameter tersebut untuk memahami implikasinya terhadap fungsi ekologis tanah dan pengelolaan lahan berkelanjutan. Analisis terhadap 11 sampel menunjukkan variasi BD antara 1,29–1,79 g cm⁻³, ρS antara 1,67–3,33 g cm⁻³, dan porositas antara 10,64–56,53%. Hasil menunjukkan korelasi negatif antara BD dan porositas, sedangkan hubungan ρS dan porositas cenderung positif. Nilai BD tinggi menunjukkan kondisi tanah padat dan berpori rendah, sementara ρS yang tinggi pada sampel tertentu berkaitan dengan porositas yang lebih baik akibat dominasi mineral kuarsa dan bahan organik. Pola ini menegaskan bahwa pengelolaan lahan intensif dan penggunaan pupuk anorganik berulang tanpa keseimbangan bahan organik dapat meningkatkan pemadatan dan menurunkan kualitas pori. Dengan demikian, pemantauan jangka panjang terhadap sifat fisika tanah menjadi penting dalam mitigasi degradasi dan perencanaan pengelolaan tanah berkelanjutan.