Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa Alkadafi, Muammar; Afrizal, Afrizal; April, Muhammad
Journal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (JPMI)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPKM) Universitas Prasetiya Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21632/jpmi.5.1.1-13

Abstract

The purpose of this service is to increase the capacity of BUMDes managers and improve the performance of BUMDes institutions in Kuindra District, Indragiri Hilir Regency. The Service Method, using the Participatory Rural Appraisal (PAR) method. The PAR method prioritizes the participation of BUMDes managers consisting of the Director, Secretary, Treasurer of the BUMDes from 5 (five) villages that are the target of capacity building activities in the form of training. There are 3 (three) stages of activities carried out. First, pre-test, participatory discussion related to the constraints of BUMDes management. Second, transfer of knowledge to BUMDes managers. Third, post-test evaluation of the achievement of activities. The result of dedication. Capacity building for BUMDes managers in this service activity has succeeded in increasing the capacity of the individual, organizational and capacity levels in the BUMDes management system. At the individual capacity level, BUMDes managers already have knowledge about the duties and functions as managers. Skills in planning business units, making financial reports using Microsoft excel. Meanwhile, at the organizational and system level, there is a change in the management of BUMDes based on existing regulations, structuring institutional administration, making decisions through village deliberations. The service team suggested to BUMDes managers to utilize village funds (DD), Provincial financial assistance (BANKEU) effectively in supporting BUMDes business development, explore village potential for business unit development by conducting business feasibility studies first, collaborate between BUMDes to expand the BUMDes market.
Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Kutalaga Jaya Abadi Kota Sawahlunto April, Muhammad; Husnaidi, Arfan
Jurnal Rumpun Ilmu Ekonomi Vol. 2 No. 2 (2024): JRIE (JUNI)
Publisher : Basecamp Economics PubMed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12531418

Abstract

This study looks into the relationship between occupational health and safety (OHS), pay, and employee performance at PT Kutalaga Jaya Abadi. With the use of questionnaires, documentation, and interviews, data is gathered quantitatively. Purposive sampling was used to select the sample, and 47 respondents were included. Data analysis using multiple linear regression with traditional assumption tests and hypothesis testing was conducted using the SPSS 26 software. The results showed that employee performance is positively and significantly impacted by Occupational Health and Safety (OHS). Employee performance is positively impacted by compensation as well. The study's findings demonstrated the simultaneous effects of remuneration and occupational health and safety (OHS) on worker performance. Additionally, there is a direct correlation between worker performance (Y) and Occupational Health and Safety (OHS) (X1) and Compensation (X2).
IMPLEMENTASI KEMITRAAN PEMERINTAH-SWASTA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU April, Muhammad; Alkadafi, Muammar; Ilyas, Ilyas
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.5793

Abstract

Abstract : The waste problem in Pekanbaru City is a social and environmental problem that is currently urgently needed to be resolved. Pekanbaru City Government policy gives authority to third parties, with a public-private partnership (PPP) model in implementing waste management. This research aims to explore the factors causing the ineffectiveness (effectiveness) of waste management in Pekanbaru City using the Public-Private Partnership (PPP) model. The research approach uses qualitative data analysis, data obtained through observation, interviews, relevant documents. Interviews were conducted with key informants, which were then matched or compared with the results of field observations, documents, to produce data credibility. The research results concluded that the public-private partnership (PPP) model was not effective in solving the waste service problem. Unclear contract management between local government (DLHK) and the private sector, lack of space for broad public participation to get involved, public awareness of sorting organic and inorganic waste, discipline in disposing of waste at legal TPSs at predetermined hours is lacking or not even implemented nicely. This is a factor causing ineffective policy implementation. Research suggestions, the policy implementation model uses a complete "collaborative governance" model, namely the penta helix or multiple helix interconnected governance (ICG) model by building a "policy network" among many stakeholders (government, private sector, community, universities and community groups that relevant) as a driving agent for policy implementation to maximize community participation in waste management. Keywords : implementation; policy; collaboration, participation. Abstrak : Permasalahan sampah di Kota Pekanbaru merupakan masalah sosial lingkungan yang saat ini mendesak untuk diselesaikan. Kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru memberikan kewenangan kepada pihak ketiga, dengan model kemitraan pemerintah-swasta (PPP) dalam implementasi pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor penyebab tidak berhasil gunanya (efektifitas) pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru dengan model kemitran Pemerintah-Swasta (PPP). Pendekatan penelitian menggunakan analisas data kualitatif, data diperoleh melalui obeservasi, wawancara, dokumen yang relevan. Wawancara dilakukan dengan informan kunci, yang selanjutnya dicocokkan atau dibandingkan dengan hasil observasi lapangan, dokumen, untuk menghasilkan kredibilitas data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, model kemitraan pemerintah-swasta (PPP) tidak efektif menyelesaikan masalah pelayanan persampahan. Manajemen kontrak yang tidak jelas, antara pemerintah daerah (DLHK) dengan pihak swasta, kurangnya ruang partisipasi publik secara luas untuk terlibat, kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik, keidisiplinan membuang sampah pada TPS legal pada jam yang telah ditentukan kurang atau bahkan tidak dilaksanakan secara baik. Hal ini menjadi faktor penyebab tidak efektifnya implementasi kebijakan. Saran penelitian, model implementasi kebijakan menggunakan model “collaboratif governance” yang utuh yaitu model penta helix atau multiple helix interconnected governance (ICG) dengan membangun “jaringan kebijakan” pada banyak stakholders (pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan kelompok-kelompok masyarakat yang relevan) sebagai agen penggerak implementasi kebijakan untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Kata Kunci : implementasi; kebijakan; kolaborasi, partisipasi.
ANALISIS PENGAWASAN PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMROH (PPIU) DI KOTA PEKANBARU Syaputra, Leo; April, Muhammad
SOSEBI: Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial Ekonomi dan Bisnis Islam Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/sosebi.v5i1.10865

Abstract

Abstrak: Ibadah haji adalah ibadah wajibnya umat islam (bagi orang yang mampu) dan termasuk rukun islam yang ke 5, Masa tunggu pelaksanaan Ibadah haji sangat lama sehingga menjadikan umrah (haji kecil) sebagai alternatif untuk melaksanakan ibadah ke tanah suci mekkah. Kehadiran beragam biro perjalanan sebagai penyelenggara perjalanan ibadah umrah di Indonesia (PPIU) adalah pilihan utama dalam melaksanakan ibadah umrah. Banyak masalah pelayanan dan perlindungan jemaah oleh penyelenggara perjalanan ibadah haji dan umrah, hal ini semakin diperburuk dengan kasus penipuan yang melibatkan biro perjalanan haji dan umrah di pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengawasan terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) di Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif melalui wawancara mendalam dengan Kasi Haji dan Umrah Kementrian Agama Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan PPIU di Kota Pekanbaru oleh Kementerian Agama Kota Pekanbaru dan Kementerian Agama Provinsi Riau belum optimal. Hal ini disebabkan jenis pengawasan rutin belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, terutama terkait dengan Inspeksi Lapangan, karena satuan tugas untuk memantau langsung ke lapangan belum berjalan sebagaimana mestinya. Kata Kunci: Analisis; Pengawasan; PPIU Abstract: The Hajj pilgrimage is a mandatory worship for Muslims (for those who are able) and is included in the 5th pillar of Islam. The waiting period for the implementation of the Hajj pilgrimage is very long, making Umrah (minor hajj) an alternative to performing the pilgrimage to the holy land of Mecca. The presence of various travel agencies as organizers of Umrah pilgrimage trips in Indonesia (PPIU) is the main choice in performing the Umrah pilgrimage. There are many problems with the service and protection of pilgrims by the organizers of the Hajj and Umrah pilgrimage trips, this is further exacerbated by cases of fraud involving Hajj and Umrah travel agencies in Indonesia, especially in Pekanbaru. This study aims to analyze the supervision of Umrah Pilgrimage Travel Organizers (PPIU) in Pekanbaru City. The method used in this study is qualitative with a descriptive approach through in-depth interviews with the Head of Hajj and Umrah Section of the Ministry of Religion of Riau Province. The results of the study indicate that the supervision of PPIU in Pekanbaru City by the Ministry of Religion of Pekanbaru City and the Ministry of Religion of Riau Province is not optimal. This is because the type of routine supervision has not been fully implemented properly, especially related to Field Inspection, because the task force to monitor directly in the field has not run properly. Keywords: Analysis; Supervision; PPIU
Urgensi Kafa’ah dalam Perkawinan untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah Qomarsyah, Nurharisa Marwati; Nelli, Jumni; April, Muhammad
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28225

Abstract

Kafaah merupakan suatu ketentuan yang sifatnya harus ditentukan dengan sebaik-baiknya oleh masing-masing calon mempelai yang hendak melaksanakan perkawinan, sehingga dapat terwujudnya pernikahan yang harmonis dan berlangsung dalam jangka waktu lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat terkait praktek kafaah sebelum dilakukannya perkawinan, menjelaskan maksud dari kafaah yang merupakan unsur penting dalam suatu perkawinan. Penelitian ini dilakukan dengan meneliti buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan jurnal-jurnal, serta dokumentasi yang menunjang data penelitian. Studi ini menggunakan pendekatan normatif dan dianalisi secara kualitatif, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif guna mendapatkan data yang falid. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa yang dimaksud dengan kafa’ah ialah setara atau kesetaraan, baik dari segi hartanya, nasabnya, kecantikan atau ketampanannya dan agamanya. Masyarakat seharusnya memahami terkait konsep kafa’ah agar dapat meminimalisir pertengkaran dan perpisahan dalam rumah tangga, sehingga dapat terwujudnya keluarga yang sakinah.
PERFECTION OF SEX FOR THE INTERSEX (KHUNṠA) TO GET MARRIED: Maqāṣid Syarīah Perspective on Corrective Surgery April, Muhammad; Saiin, Asrizal
Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 14 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ahwal.2021.14205

Abstract

This paper sheds light on the reasons for performing corrective surgery for intersex person to get married. The data were collected through the examination of works on intersex. The results of this study reveal that Islamic law, following the maqāṣid syarīah approach, allows the intersex person to perform corrective surgery with/without the intention of marriage. The choice to conduct corrective surgery does not violate the five principles of maqāṣid syarīa: the principle of religion (ḥifẓ ad-dīn), the principle of the soul (ḥifẓ an-nafs), the principle of mind (ḥifẓ al-‘aql), the principle of descent (ḥifẓ an-nasl), and the principle of property (ḥifẓ al-māl).  However, corrective surgery is limited to the people who biologically have sexual disorders and the surgery must be safe according to medical science.Artikel ini menjelaskan alasan melakukan operasi kelamin bagi orang interseks untuk menikah. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara menelaah berbagai literatur yang membahas interseks. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa berdasarkan pendekatan maqāṣid syarīah, hukum Islam membolehkan orang interseks melakukan operasi penyempurnaan kelamin, baik disertai niat untuk menikah maupun tidak terlebih dahulu. Pilihan untuk melakukan operasi penyempurnaan kelamin tidak melanggar kelima prinsip maqāṣid syarīah, yakni prinsip agama (ḥifẓ ad-dīn), prinsip jiwa (ḥifẓ an-nafs), prinsip akal (ḥifẓ al-‘aql), prinsip keturunan (ḥifẓ an-nasl), dan prinsip harta (ḥifẓ al-māl).Namun, operasi penyempurnaan kelamin hanya dapat dilakukan bagi orang yang memang benar-benar secara biologis mengalami kelainan seksual. Dan operasi yang dilakukan harus memenuhi standar ilmu kedokteran. 
ANALISIS PENGAWASAN PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMROH (PPIU) DI KOTA PEKANBARU Syaputra, Leo; April, Muhammad
SOSEBI: Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial Ekonomi dan Bisnis Islam Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/sosebi.v5i1.10865

Abstract

Abstrak: Ibadah haji adalah ibadah wajibnya umat islam (bagi orang yang mampu) dan termasuk rukun islam yang ke 5, Masa tunggu pelaksanaan Ibadah haji sangat lama sehingga menjadikan umrah (haji kecil) sebagai alternatif untuk melaksanakan ibadah ke tanah suci mekkah. Kehadiran beragam biro perjalanan sebagai penyelenggara perjalanan ibadah umrah di Indonesia (PPIU) adalah pilihan utama dalam melaksanakan ibadah umrah. Banyak masalah pelayanan dan perlindungan jemaah oleh penyelenggara perjalanan ibadah haji dan umrah, hal ini semakin diperburuk dengan kasus penipuan yang melibatkan biro perjalanan haji dan umrah di pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengawasan terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) di Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif melalui wawancara mendalam dengan Kasi Haji dan Umrah Kementrian Agama Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan PPIU di Kota Pekanbaru oleh Kementerian Agama Kota Pekanbaru dan Kementerian Agama Provinsi Riau belum optimal. Hal ini disebabkan jenis pengawasan rutin belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, terutama terkait dengan Inspeksi Lapangan, karena satuan tugas untuk memantau langsung ke lapangan belum berjalan sebagaimana mestinya. Kata Kunci: Analisis; Pengawasan; PPIU Abstract: The Hajj pilgrimage is a mandatory worship for Muslims (for those who are able) and is included in the 5th pillar of Islam. The waiting period for the implementation of the Hajj pilgrimage is very long, making Umrah (minor hajj) an alternative to performing the pilgrimage to the holy land of Mecca. The presence of various travel agencies as organizers of Umrah pilgrimage trips in Indonesia (PPIU) is the main choice in performing the Umrah pilgrimage. There are many problems with the service and protection of pilgrims by the organizers of the Hajj and Umrah pilgrimage trips, this is further exacerbated by cases of fraud involving Hajj and Umrah travel agencies in Indonesia, especially in Pekanbaru. This study aims to analyze the supervision of Umrah Pilgrimage Travel Organizers (PPIU) in Pekanbaru City. The method used in this study is qualitative with a descriptive approach through in-depth interviews with the Head of Hajj and Umrah Section of the Ministry of Religion of Riau Province. The results of the study indicate that the supervision of PPIU in Pekanbaru City by the Ministry of Religion of Pekanbaru City and the Ministry of Religion of Riau Province is not optimal. This is because the type of routine supervision has not been fully implemented properly, especially related to Field Inspection, because the task force to monitor directly in the field has not run properly. Keywords: Analysis; Supervision; PPIU
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM HUKUM ISLAM DI INDONESIA Hanif, Muhammad Daffa; April, Muhammad; Nelli, Jumni
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 9 No. 2 (2025): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga menurut perspektif Islam serta hukum positif di Indonesia. Dalam Islam, keseimbangan antara hak dan kewajiban merupakan prinsip utama dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Suami memiliki tanggung jawab utama dalam memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri, sementara istri memiliki kewajiban untuk menaati suaminya dalam perkara yang ma’ruf serta menjaga kehormatan rumah tangga. Selain perspektif Islam, penelitian ini juga mengkaji hak dan kewajiban suami istri berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Undang-Undang Perkawinan di Indonesia untuk memahami bagaimana hukum nasional mengatur hubungan dalam rumah tangga. Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sumber data yang digunakan meliputi Al-Qur’an, hadis, kitab-kitab fikih klasik dan kontemporer, serta peraturan perundang-undangan seperti Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif untuk memahami konsep hak dan kewajiban suami istri dalam konteks hukum Islam dan hukum positif di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam dan hukum nasional menekankan keseimbangan serta keadilan dalam hubungan suami istri. Suami memiliki hak untuk ditaati dalam perkara yang ma’ruf dan diperlakukan dengan baik oleh istri, sementara istri berhak mendapatkan nafkah yang layak serta perlakuan yang penuh kasih sayang. Implementasi hak dan kewajiban yang seimbang ini berperan penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga serta menciptakan lingkungan keluarga yang Islami dan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Abstract This research aims to analyze the rights and obligations of husbands and wives in a household from the perspective of Islam as well as positive law in Indonesia. In Islam, the balance between rights and obligations is a fundamental principle in building a harmonious household. The husband has the primary responsibility to provide for and protect his wife, while the wife is obligated to obey her husband in matters that are considered good (ma’ruf) and to maintain the honor of the household. In addition to the Islamic perspective, this study also examines the rights and obligations of husbands and wives based on the Compilation of Islamic Law (KHI) and the Marriage Law in Indonesia to understand how national law regulates household relationships. This research was conducted using qualitative methods with a literature study approach. The data sources include the Qur'an, hadith, classical and contemporary fiqh texts, as well as legislation such as the Compilation of Islamic Law (KHI) and Law Number 1 of 1974 concerning Marriage. The analysis was performed using a descriptive approach to understand the concepts of rights and obligations of husbands and wives within the context of Islamic law and positive law in Indonesia. The findings indicate that both Islam and national law emphasize balance and justice in the husband-wife relationship. The husband has the right to be obeyed in matters that are good and to be treated well by his wife, while the wife is entitled to receive adequate financial support and loving treatment. The implementation of these balanced rights and obligations plays a crucial role in maintaining household harmony and creating a family environment that is Islamic and compliant with existing laws in Indonesia.
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM HUKUM ISLAM DI INDONESIA Hanif, Muhammad Daffa; April, Muhammad; Nelli, Jumni
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 9 No. 2 (2025): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga menurut perspektif Islam serta hukum positif di Indonesia. Dalam Islam, keseimbangan antara hak dan kewajiban merupakan prinsip utama dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Suami memiliki tanggung jawab utama dalam memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri, sementara istri memiliki kewajiban untuk menaati suaminya dalam perkara yang ma’ruf serta menjaga kehormatan rumah tangga. Selain perspektif Islam, penelitian ini juga mengkaji hak dan kewajiban suami istri berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Undang-Undang Perkawinan di Indonesia untuk memahami bagaimana hukum nasional mengatur hubungan dalam rumah tangga. Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sumber data yang digunakan meliputi Al-Qur’an, hadis, kitab-kitab fikih klasik dan kontemporer, serta peraturan perundang-undangan seperti Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif untuk memahami konsep hak dan kewajiban suami istri dalam konteks hukum Islam dan hukum positif di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam dan hukum nasional menekankan keseimbangan serta keadilan dalam hubungan suami istri. Suami memiliki hak untuk ditaati dalam perkara yang ma’ruf dan diperlakukan dengan baik oleh istri, sementara istri berhak mendapatkan nafkah yang layak serta perlakuan yang penuh kasih sayang. Implementasi hak dan kewajiban yang seimbang ini berperan penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga serta menciptakan lingkungan keluarga yang Islami dan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Abstract This research aims to analyze the rights and obligations of husbands and wives in a household from the perspective of Islam as well as positive law in Indonesia. In Islam, the balance between rights and obligations is a fundamental principle in building a harmonious household. The husband has the primary responsibility to provide for and protect his wife, while the wife is obligated to obey her husband in matters that are considered good (ma’ruf) and to maintain the honor of the household. In addition to the Islamic perspective, this study also examines the rights and obligations of husbands and wives based on the Compilation of Islamic Law (KHI) and the Marriage Law in Indonesia to understand how national law regulates household relationships. This research was conducted using qualitative methods with a literature study approach. The data sources include the Qur'an, hadith, classical and contemporary fiqh texts, as well as legislation such as the Compilation of Islamic Law (KHI) and Law Number 1 of 1974 concerning Marriage. The analysis was performed using a descriptive approach to understand the concepts of rights and obligations of husbands and wives within the context of Islamic law and positive law in Indonesia. The findings indicate that both Islam and national law emphasize balance and justice in the husband-wife relationship. The husband has the right to be obeyed in matters that are good and to be treated well by his wife, while the wife is entitled to receive adequate financial support and loving treatment. The implementation of these balanced rights and obligations plays a crucial role in maintaining household harmony and creating a family environment that is Islamic and compliant with existing laws in Indonesia.
Digitalisasi Administrasi Pemerintahan Desa: Upaya Meningkatkan Pelayanan Publik di Desa Sungai Pinang Alkadafi, Muammar; Rachmad, Ferizal; April, Muhammad
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i3.19881

Abstract

Background: The high expectations of the community in Sungai Pinang Village for digital-based administrative services highlight the need for a transformation in the working system of village officials towards more modern and efficient service delivery. This community engagement programme aims to shift the village administrative service system from manual to digital through the implementation of a village public service application. Method: The programme applied the Participatory Rural Appraisal (PRA) method with a participatory planning approach involving local stakeholders. The stages consisted of observation, interviews, and pre-tests to identify the needs and readiness of village officials, followed by training on both manual and digital administrative systems in collaboration with PT Digital Desa Indonesia. Results: The activities demonstrated a significant improvement in the knowledge and skills of village officials, alongside a shift in working practices towards digitalisation. The implementation of the digital village application had a positive impact on the efficiency, effectiveness, and quality of administrative services, while also enhancing transparency and public satisfaction. Conclusion: This programme successfully encouraged the transformation of village administrative services through participatory approaches, training, and technical assistance. It strengthened the capacity of village officials and fostered governance that is modern, adaptive, participatory, and data-driven.