Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Anak Angkat Sebagai Penghalang Penetapan Ahli Warits Perspektif Maqasid Syariah ( Analisis Terhadap Putusan Hakim Pengadilan Agama Pekanbaru Klas 1 No. 181/Pdt.P/2020/PA.Pbr ) Muh Rizki
Yustitiabelen Vol. 7 No. 2 (2021): Desember, 2021
Publisher : Universitas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36563/yustitiabelen.v7i2.367

Abstract

Abstrak. Di Indonesia pengangkatan anak/adopsi diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2020 perihal pengangkatan anak, di dalam pasal 39 poin 1 dijelaskan, dalam hal ini pengangkatan anak hanya dapat dilakukan berdasarkan kepentingan yang terbaik bagi anak dan dapat dilakukan dengan ketentuan adat setempat dan ketentuan peraturan yang berlaku. Hal ini agar pengangkatan anak tidak terjadi kesalah fahaman atau pertikaian di belakang hari, terlebih-lebih apabila orang tua angkatnya meninggal dunia lebih dulu. Sebagaimana dalam putusan hakim Pengadilan Agama Pekanbaru klas 1A Nomor. 181/Pdt.P/2020/PA.Pbr, tentang penetapan ahli warits. Majelis Hakim Pengadilan Agama Pekanbaru menolak penetapan ahli warits disebabkan adanya anak angkat, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan adanya penetapan pengadilan atau secara adat tentang pengangkatan anak tersebut. Berdasarkan uraian ini, maka penulis merasa perlu menganalisis dari asfek yuridis dan filososfis untuk menemukan jawaban mengapa permohonan penetapan ahli warits ini ditolak, dan apa dasar hukum hakim yang digunakan serta bagaimana putusan ini jika dianalisis dengan konsep maqasid syariah. Jenis penelitian dalam tulisan ini adalah penelitian pustaka (library reseach), yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka dengan menggunakan pendekatan hukum normatif dan pilosofis. Adapun kesimpulannya, bahwa anak angkat sangat punya kepentingan terhadap harta tirkah dari alamarhumah, karena para pemohon tidak memasukkan anak angkat sebagai orang yang berhak sebagai pihak dalam perkara aquo, majelis hakim berpendapat permohonan para Pemohon kurang pihak. Maka pertimbangan majelis hakim dengan menggunakan kaedah “Menolak mafsadah didahulukan daripada mengambil kemaslahatan”. Apabila dianalisis perkara ini dengan pisau analisis maqasid syariah yang sesuai dengan prinsip maqasid syariah dan terhimpun dalam empat kulliyatul khams sekaligus, yakni memelihara agama (hifz ad-din), memelihara jiwa (hifz an-nafs), memelihar akal (hifz al-aql dan memelihara harta (hifz al-mal). Abstract. In Indonesia, adoption/adoption is regulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2020 regarding child adoption, in article 39 point 1 it is explained, in this case the adoption can only be carried out based on the best interests of the child and can be carried out with local customary provisions and applicable regulations. This is so that the adoption of a child does not cause misunderstandings or disputes later in life, especially if the adoptive parents die first. As in the decision of the Pekanbaru Religious Court class 1A No. 181/Pdt.P/2020/PA.Pbr, regarding the determination of heirs. The Pekanbaru Religious Court Panel of Judges rejected the determination of heirs due to the presence of an adopted child, although there is no evidence to show that there was a court order or custom regarding the adoption of the child. Based on this description, the author feels the need to analyze from the juridical and philosophical aspects to find answers to why the application for the determination of heirs was rejected, and what is the legal basis of the judge used and how this decision is analyzed with the concept of maqasid sharia. The type of research in this paper is library research, namely legal research carried out by examining library materials or secondary data using normative and philosophical legal approaches. As for the conclusion, that the adopted child is very interested in the tirkah property of the alamarhumah, because the petitioners do not include the adopted child as a person who has the right as a party in the aquo case, the panel of judges is of the opinion that the petition of the petitioners is lacking in parties. Then the consideration of the panel of judges using the method "Rejecting mafsadah takes precedence over taking benefit". When analyzed this case with a maqasid sharia analysis knife which is in accordance with the principles of maqasid sharia and is compiled in four kulliyatul khams at once, namely maintaining religion (hifz ad-din), preserving soul (hifz an-nafs), preserving reason (hifz al-aql and maintain property (hifz al-mal).
Pendekatan Maqashid Syariah Terhadap Konsep Makanan Halalan Thoyyiban Dalam Islam Siti Maheran; Asrizal Saiin; Muhammad April; Muh Rizki
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 4 No 01 (2022)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v4i01.435

Abstract

The command to consume food that is lawful and good has been clearly and clearly conveyed by Allah swt in the Qur'an, and it can be understood in the concept of maqashid ash-syariah. This study aims to understand how the maqashid sharia concept can provide an approach in understanding the intent and purpose of halalan thoyyiban food in Islam. The method used in this research is descriptive qualitative research method with Jenie. The results of this study are that food halalan thoyyiban in Islam is the embodiment of the main elements of the objectives of the Shari'a (maqashid ash-syariah), namely maintaining religion (hifdz ad-Diin), guarding the soul (hifdz an-Nafs), guarding reason (hifdz al-'Aql), guarding offspring (hifdz an-Nasl), and guarding property (hifdz al-Mal).
Wakaf atas Royalti sebagai Hak Ekonomi dalam Intellectual Property Rights Asrizal Saiin; Pipin Armita; Muhammad Rizki; Zulfa Hudiyani
Al-Awqaf: Jurnal Wakaf dan Ekonomi Islam Vol 12 No 2 (2019): Al-Awqaf: Jurnal Wakaf dan Ekonomi Islam
Publisher : Badan Wakaf Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47411/al-awqaf.v12i2.65

Abstract

Di dalam undang-undang wakaf, sudah memuat di dalamnya ketentuan yang menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dapat beralih dan dialihkan seperti wakaf. Padahal Hak Kekayaan Intelektual bukanlah benda nyata (material). Berangkat dari persoalan inilah, penulis tertarik untuk meneliti tentang Hak Kekayaan Intelektual sebagai objek wakaf. Metode pendekatan penelitian dalam karya tulis ini adalah penelitian pustaka, jenis kajian kualitatif dengan menggunakan metode analisis dokumen. Kajian ini dibagi menjadi empat metode pokok, yaitu, metode penentuan subjek, bentuk kajian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Adapun temuannya adalah mengenai wakaf dalam Hak Kekayaan Intelektual yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2014 tentang Wakaf dijelaskan kategorinya di dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Pasal 21. Pada poin b, dijelaskan bahwa benda bergerak selain uang yang dapat diwakafkan dalam Hak Kekayaan Intelektual yaitu berupa: a) hak cipta, b) hak merk, c) hak paten, d) hak desain industri, e) hak rahasia dagang, f) hak sirkuit terpadu, g) hak perlindungan variates tanaman, dan atau hak lainnya. Hukum Indonesia tentang wakaf mengkategorikan Hak Kekayaan Intelektual sebagai benda immaterial yang memiliki nilai dengan adanya royalti yang didapat oleh pencipta dari Hak Kekayaan Intelektual tersebut. Pencipta berhak untuk mengalihkan hak yang dimilikinya atas royalti yang didapat olehnya sesuai keinginannya, salah satunya adalah dengan cara mewakafkannya. Wakaf benda immaterial tersebut diperbolehkan karena sudah dipandang umum oleh tradisi masyarakat Indonesia.
Education of Honesty and Sincerity in The Qur'an as Part of Humanity Asrizal Saiin; Candra Wesnedi; Zaitun Zaitun; Muh. Rizki
Al-Riwayah : Jurnal Kependidikan Vol 14 No 1 (2022): Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan
Publisher : LPPM IAIN Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47945/al-riwayah.v14i1.424

Abstract

The Qur'an regulates how to portray human qualities as desired by Allah. The purpose of this research is to study and recognize the nature of humanity in the form of honesty and sincerity based on the Qur’an, so that it can convince humans that honesty and sincerity are important and must exist in humans. The method used in this paper is a qualitative method with a literature review. This research is descriptive-analytical. The data that has been collected is then analyzed by the deductive method. From this research, it is known that honest and sincere nature is an important trait and must be possessed by a human being. Al-Qur'an very much describes the nature of honesty and sincerity. The verses of the Qur'an that explain the nature of honesty and sincerity are found in Surah Maryam (19): 50; as-Syu'ara (26): 84; an-Nisa (4): 125; al-Baqarah (2): 125; as-Shaffat (37): 102-107; at-Taubah (9): 119; an-Nahl (16): 105; al-Ahzab (33): 24; Muhammad (47): 31; Ali 'Imran (3): 179; ash-Shaff (61): 2-3; QS at-Taghabun (64): 16.
The Development of Modern Islamic Law In The Lembaga Bahtsul Masa'il Nahdlatul Ulama Zulfan Efendi; Asrizal Saiin; Muhammad April; Muh. Rizki
Journal of Nahdlatul Ulama Studies Vol 3, No 1 (2022): Journal of Nahdlatul Ulama Studies
Publisher : Lakpesdam PCNU Kota Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/jnus.v3i1.48-64

Abstract

Nahdlatul Ulama is a major Islamic organization in Indonesia. In deciding a law, Nahdlatul Ulama has a forum called the Lembaga Bahtsul Masa'il (LBM). This paper examines the developments in the determination of Islamic law by the Lembaga Bahtsul Masa'il. The method used is a qualitative research method with a normative approach. While the data sources used are secondary data sources with data processing and analysis in five stages, namely editing, grouping, verification, analysis, and drawing conclusions. The results obtained are that the Lembaga Bahtsul Masa'il in establishing a law is always developing. As a forum for determining NU's Islamic law, the Lembaga Bahtsul Masa'il not only always discusses fiqh issues, but also discusses other issues outside of fiqh, namely modern issues regarding state policies and legislation that are in direct contact with the interests and welfare of the community, such as the issue of protection of religious communities through laws; Implementation of Religious Education in Schools (Improved PP No. 55 of 2007); Organizing cheap and quality regional head elections; Natural Resources (SDA) for the welfare of the people; Shortening the waiting period for prospective pilgrims and managing Hajj finances; Protection of Indonesian Migrant Workers and Marriage Registration for Indonesian Muslim Migrant Workers abroad; and Improving the management of BPJS Kesehatan.
DESINFEKTAN TANAMAN LIMBAH ROKOK Muhammad Rizki; Nurul Farhin; Fita Ramadhani; Edy Safitri
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 3 No. 2 (2021): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol3.iss2.art4

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu masyarakat sekitar, sehingga dapat meminimalisir  sampah yang ada, salah satu dari berbagai sampah tersebut adalah limbah rokok, karena jika dibiarkan terus menerus masalah limbah rokok yang dihasilkan dari industri rokok ini akan mengancam lingkungan, sehingga dapat menimbulkan pencemaran. Pada kenyataannya limbah rokok masih menjadi persoalan cukup serius dan belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal limbah rokok ini yang sebagian besar komponennya adalah tembakau mempunyai potensi untuk dijadikan desinfektan dalam kegiatan bercocok tanam. Selain proses pembuatan desinfektan tanaman dari limbah rokok ini terbilang cukup mudah, juga desinfektan ini berbahan dasar alami dan tentunya juga ramah lingkungan sehingga akan sangat bagus digunakan dalam jangka Panjang maupun pendek. Selain itu desinfektan ini mudah dibuat dan dapat dijadikan alternatif bagi para petani disebabkan mahalnya desinfektan kimia saat ini. Dengan melihat beberapa keunggulan dari hal diatas, kami tertarik untuk merekayasa limbah puntung rokok menjadi sesuatu yang berdaya guna bagi petani.
Contribution of Pesantren to Prevent Social Conflict Asrizal Saiin; Pipin Armita; Muhammad Rizki
Millah: Journal of Religious Studies Vol. 20, No. 1, Agustus 2020 Pendidikan Islam Berkemajuan di Tengah Entitas Kultural
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol20.iss1.art4

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk meluruskan pemahaman di masyarakat bahwa Pesantren adalah sumber terjadinya konflik sosial. Sebenarnya, pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai pembentukan etika sosial. Seiring dengan berkembangnya globalisasi dan era modernisasi sekarang ini, fungsi-fungsi  Pesantren  tidak hanya sebagai lembaga pendidikan Islam, akan tetapi ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, mentransfer ilmu-ilmu keislaman, memelihara tradisi keislaman, dan menciptakan generasi Islam yang mampu bersaing di era globalisasi. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau studi dokumentasi dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Berdasarkan data yang terkumpul, diketahui bahwa  pesantren  di  samping  sebagai  lembaga pendidikan Islam,   juga merupakan  lembaga pendidikan masyarakat  dan  tetap mendapat  kepercayaan  di  mata  masyarakat. Apabila sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat, maka akan terwujud suatu bentuk pendidikan Islam yang dapat mengatasi masalah masyarakat, salah satunya adalah konflik sosial.
A Critique of Misogynistic Hadith Reasoning in the Case of Marital Rape: A Study of Abu Hurairah's Hadith on Prohibition of Wife Refusing Husband's Invitation Afrilian, Andre; Rizki, Muh.
JURNAL AT-TURAS Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/at-turas.v10i2.6881

Abstract

Biological relations between husband and wife are an obligation and one of the factors of harmony in the household, in Islam it has been regulated in detail about this matter, one of which is regarding the husband's invitation to his wife to have sex has been regulated by naṣ shar'i both in the Qur'an and hadith, in the hadith narrated by Abu Hurairah the prophet once said that the wife who refuses the husband's invitation to have sex will be cursed by the angels. Many internal and external Muslims consider this hadith as a form of misogynistic and marital rape behavior. This paper seeks to address this feminist speculation as a misogynistic hadith. The research method used is descriptive-analytical technique with a normative-sociological approach and library research that examines in more depth the meaning of the naṣ hadith in question from the books of hadith experts as well as the views and ideas of the scholars regarding the hadith through takhrij hadith so that its quality and validity in fiqh are known. The results of this paper cite the view of the hadith scholars, the husband does not have full power over his wife, she can refuse her husband's invitation if she is sick, tired, menstruating and others, and the opposite applies that the husband must fulfill his wife's invitation if there is no urgent reason that allows him to refuse his wife's invitation to have intercourse, because the fulfillment of biological rights in the household is an obligation for both husband and wife.
RAJA ALI HAJI'S PHILANTHROPIC THOUGHT: THE ROLE OF CULTURE AND LANGUAGE IN THE FORMATION OF URBAN MALAY IDENTITY Rizki, Muh.; Yusdani, Yusdani; Marazi, Hamidullah; Rahmawati, Rahmawati
AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam Vol 29 No 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/akademika.v29i1.8796

Abstract

This article explores Raja Ali Haji's philanthropic thoughts with an emphasis on the central role of culture and language in shaping Malay identity. As a 19th century Malay intellectual, Raja Ali Haji made significant contributions to the preservation and development of Malay culture and language, as reflected in his works, such as Gurindam Dua Belas, Kitab Pengetahuan Bahasa and Bustan al-Katibbin. Through a historical and literary analysis approach, this article aims to understand the concept of Raja Ali Haji's cultural philanthropy and its impact on the formation of Malay identity. By using a historical and literary analysis approach, the aim is to understand the concept of Raja Ali Haji's cultural philanthropy and its impact on the formation of Malay identity, especially in urban communities. This research reveals that Raja Ali Haji's thoughts remain relevant in the context of preserving Malay cultural and linguistic identity in the modern era. It can be seen that the thought is implemented in Malay terms, "Adat bersendi syara', syara' bersendi Kitabullah." The Malay community prioritizes adat as the basis of the concept considered in overcoming problems and answering the challenges of preserving Malay culture and language in the contemporary era. This article provides valuable insights into how the concepts of cultural and linguistic philanthropy can be adopted to address the challenges of preserving Malay culture and language in modern times.
DIALEKTIKA HARMONISASI ASAS-ASAS HUKUM ISLAM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KELUARGA MELALUI MEDIASI NON LITIGASI DI INDONESIA Zaki, Muhammad; Akmalul Rizal, M.; RIZKI, MUH.
Syakhsia Jurnal Hukum Perdata Islam Vol 25 No 1 (2024): Januari-Juni
Publisher : Islamic Civil Law Departement of Shari'a Faculty at Islamic State University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37035/syaksia.v25i1.10784

Abstract

Banyaknya kasus mengenai sengketa keluarga yang tidak kunjung selesai secara litigasi akan tetapi secara non litigasi bahkan lebih banyak lagi permasalahan keluarga yang diselesaikan khususnya di Indonesia yang mana jalur non litigasi menggunakan beberapa peran dan pihak yaitu mediator, toko agama, adat, menariknya dalam beberapa kasus dapat diselesaikan dengan banyak mengacu pada ajaran agama yang kembali diperkuat dan mediator pun dapat menyelesaikan permasalahan dengan kesepakatan dari pihak yang berperkara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kajian pustaka dan lapangan melalui wawancara, hasil dari tulisan ini bahwa sengketa keluarga secara non litigasi di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh masyarakat dan juga cara penyelesaiannya sesuai dengan tuntunan agama islam baik dari Al qur'an maupun Hadis, Akan tetapi perlu dibenahi lagi sedikit tentang non litigasi ini seperti tidak berat sebelah dalam menyelesaikan permasalahan dan sengketa secara non litigasi belum menunjukkan terselesaikannya permasalahan keluarga secara tuntas.