Dari sisi ekonomi, cabai rawit termasuk komoditas dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi yang tercermin dari kontribusi dalam perkembangan inflasi Indonesia. Hal ini disebabkan permintaan konsumen terhadap komoditas cabai rawit cukup tinggi sementara ketersediaan cabai rawit dipasaran sangat minim. Hal inilah yang menyebabkan harga jual cabai rawit di pasaran mengalami peningkatan signifikan (Wehfany et al., 2022). Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui kecamatan di Kabupaten Jember yang merupakan sektor basis cabai rawit. (2) mengetahui derajat lokalita dan (3) mengetahui derajat spesialisasi komoditas cabai rawit di Kabupaten Jember. Metode yang digunakan adalah metode analitik dan deskriptif dan analisis data (1) Location Quetiont (LQ) (2) analisis lokalita (Lp) dan (3) analisis spesialisasi (Sp). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) sektor basis komoditi cabai rawit di Kabupaten Jember berada di 29 Kecamatan dari 31 Kecamatan yaitu Kecamatan Ajung, Ambulu, Arjasa, Bangsalsari, Balung, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Panti, Pakusari, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, dan Wuluhan, dengan nilai LQ rata-rata yaitu 2,21 yang artinya Kabupaten Jember dapat memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri sebesar 1 dan untuk ekspor ke wilayah lain sebesar 1,21 (2) Karakteristik persebaran komoditas cabai rawit di wilayah Kabupaten Jember tidak terlokalita dengan nilai koefisien rata-rata lokalita sebesar 0,07. (3) Karakteristik pengusahaan komoditas cabai rawit di Kabupaten Jember tidak terspesialisasi dengan nilai koefisien spesialisasi rata-rata sebesar 0,09.