Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, VISKOSITAS, DAN SIFAT SENSORIS SOYGURT DENGAN PENAMBAHAN BUBUK KOLANG-KALING Fitriansyah, Hanif; ., Nurhidajah; Syadi, Yunan Kholifatuddin
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 14, No 1 (2024): Kajian Pangan dan Gizi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpg.14.1.2024.66-76

Abstract

Soyghurt is a product produced from the fermentation process of soybean juice which utilizes the bacteria Streptococcus thermophillus and Lactobacillus bulgaricus, these bacteria have been widely used in making yogurt. Soybean juice as a substitute for yoghurt has high nutritional value. The galactoman contained in palm fruit has the potential to act as a prebiotic. This research aimed to analyze total lactic acid bacteria, viscosity, and sensory properties with the addition of palm fruit powder. This research used (RAL) Completely Randomized Design with 1 factor, namely the addition of palm fruit powder (0%, 0.5%, 1%, 1.5% and 2%). The results of this study showed that increasing the concentration of palm fruit powder had no significant effect on lactic acid bacteria but had a significant difference in viscosity and sensory (colour, texture, taste) except aroma. The best treatment was the addition of 2% palm fruit powder with characteristics of total lactic acid bacteria (1.1 x 10^8 colonies/gram), a viscosity of 412.72 Mpa.s, and sensory value had a score of 3.61 (close to like) 
Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Selai Lembaran Labu Kuning dengan Penambahan Tepung Porang Puspitasari, Estiana; Wulandari, Yuni Dyah; Nurrahman; Sya'di, Yunan Kholifatuddin; Yonata, Diode
Pro Food Vol. 11 No. 1 (2025): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v11i1.482

Abstract

Sheet jam is one of the modified spread jam products made in sheet form. One of the food ingredients that can be processed into sheet jam is pumpkin. Pumpkin contains various chemical compounds, such as vitamin A, vitamin C, antioxidants, β-carotene, and phenol. In making pumpkin sheet jam, it is necessary to add hydrocolloids that can improve the physical properties of the resulting sheet jam, one of which is porang flour. The purpose of this study was to determine the effect of adding porang flour on the physicochemical and sensory characteristics of pumpkin sheet jam. The design used in this study was a completely randomized design with a single factor consisting of 5 treatments (0, 1, 2, 3, and 4%). The research procedure began with making pumpkin puree and making sheet jam with a drying time of 6 hours. The results showed that the addition of porang flour with different concentrations had a significant effect on tensile strength, color, vitamin C content, total phenol, antioxidant activity, β-carotene content, and sensory properties (color and texture), but did not affect taste and flavor. The higher the concentration of porang flour added to the pumpkin sheet jam, the higher the tensile strength value and the darker the yellowish color, but the levels of vitamin C, total phenols, antioxidant activity, and β-carotene decreased.
Effects of Gluconacetobacter xylinus Concentrations on the Physicochemical Properties of Bacterial Cellulose from Coconut Water Medium Sya'di, Yunan Kholifatuddin; Wicaksono, Damar Bima; Suyanto, Agus
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 14 No. 4 (2025): August 2025
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtepl.v14i4.1415-1423

Abstract

Utilization of coconut water into a bacterial cellulose product is promising to take advantage of the abundant natural resources. The synthesis of bacterial cellulose using coconut water media requires optimal conditions to achieve the best characteristics as a bioplastic component. This study aims to determine the effect of variations in the concentration of Gluconacetobacter xylinus starter. The type of research is experimental using a one-factor Complete Random Design (RAL) by going through a fermentation process influenced by variations in starter concentrations (5%, 7%, 9%, 11%, 13%, 15%) with test parameters including water vapor permeability, tensile strength, and crystallinity index. The results showed a significant influence (p≤0.05) of water vapor permeability testing, tensile strength testing, and yield testing. The crystallinity index test of the best treatment obtained a concentration of 15%. The best treatment of 15% resulted in the average water vapor permeability (3.84x10-7 g/(m2/day)), tensile strength (69.25 MPa), crystallinity index (91.35%), and yield (75.70%). Bacterial cellulose produced using a 15% starter can be used as bioplastic packaging material and allows for further research by combining it with other materials to obtain the best and most affordable bioplastic formulation.
Penerapan Teknologi Sederhana untuk Meningkatkan Keterampilan Petani Sukun di Kota Semarang Aminah, Siti; Hersoelistyorini, Wikanastri; Alim, Muhammad Rully Syahirul; Sya'di, Yunan Kholifatuddin; Yonata, Diode; Alim, Ilham Khoril; Aziz, Novan Nur Abdul; Amelia, Riska
Jurnal Surya Masyarakat Vol 7, No 2 (2025): Mei 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.7.2.2025.249-262

Abstract

Buah sukun memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan serta menjadi bahan pangan alternatif yang mendukung ketahanan pangan. Pemerintah Kota Semarang, melalui Dinas Pertanian, pada tahun 2021 telah membagikan bibit sukun yang diperkirakan akan mulai berbuah pada tahun 2025. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan buah sukun ini untuk mendukung kemandirian pangan. Namun, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi Dinas Pertanian dan kelompok tani sukun, seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sarana pengenalan teknologi tepat guna, serta minimnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan buah sukun. Oleh karena itu, pengenalan teknologi sederhana dalam pengolahan buah sukun sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Kota Semarang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) dan tenaga penyuluh pertanian. Metode yang digunakan meliputi ceramah dan diskusi untuk memperluas wawasan tentang potensi sukun, serta praktikum untuk meningkatkan keterampilan dalam menerapkan teknologi sederhana seperti pengeringan (drying), emulsifikasi (emulsification), dan pemanggangan (baking). Evaluasi dilakukan melalui pre-test, post-test, dan observasi yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta telah memahami potensi buah sukun dan mengenal prinsip-prinsip teknologi pengolahan pangan sederhana. Peserta juga mampu mengimplementasikan teknologi tersebut dalam pengolahan buah sukun menjadi berbagai produk, seperti tepung, nugget, brownies, muffin, wingko babat, dan saus sambal.
Penerapan Teknologi Sederhana untuk Meningkatkan Keterampilan Petani Sukun di Kota Semarang Aminah, Siti; Hersoelistyorini, Wikanastri; Alim, Muhammad Rully Syahirul; Sya'di, Yunan Kholifatuddin; Yonata, Diode; Alim, Ilham Khoril; Aziz, Novan Nur Abdul; Amelia, Riska
Jurnal Surya Masyarakat Vol 7, No 2 (2025): Mei 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.7.2.2025.249-262

Abstract

Buah sukun memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan serta menjadi bahan pangan alternatif yang mendukung ketahanan pangan. Pemerintah Kota Semarang, melalui Dinas Pertanian, pada tahun 2021 telah membagikan bibit sukun yang diperkirakan akan mulai berbuah pada tahun 2025. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan buah sukun ini untuk mendukung kemandirian pangan. Namun, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi Dinas Pertanian dan kelompok tani sukun, seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sarana pengenalan teknologi tepat guna, serta minimnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan buah sukun. Oleh karena itu, pengenalan teknologi sederhana dalam pengolahan buah sukun sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Kota Semarang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) dan tenaga penyuluh pertanian. Metode yang digunakan meliputi ceramah dan diskusi untuk memperluas wawasan tentang potensi sukun, serta praktikum untuk meningkatkan keterampilan dalam menerapkan teknologi sederhana seperti pengeringan (drying), emulsifikasi (emulsification), dan pemanggangan (baking). Evaluasi dilakukan melalui pre-test, post-test, dan observasi yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta telah memahami potensi buah sukun dan mengenal prinsip-prinsip teknologi pengolahan pangan sederhana. Peserta juga mampu mengimplementasikan teknologi tersebut dalam pengolahan buah sukun menjadi berbagai produk, seperti tepung, nugget, brownies, muffin, wingko babat, dan saus sambal.