Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ANALISIS SENYAWA BIOAKTIF DALAM MINYAK SENGKAWANG (Shorea Sumatrana) DENGAN GC-MS Puspita, Dhanang; Wulandari, Triastuti Setyo; Wahyu, Franszesca Dwi; Rahardjo, Monika
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.219 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v18i2.2153

Abstract

Sengkawang adalah buah yang memiliki nama ilmiah (Shorea sumatrana) atau meranti yang mengandung lemak nabati yang bermanfaat bagi tubuh dan dapat diaplikasikan menjadi penyedap nasi, obat, coklat dan lem. Dalam biji Sengkawang terdapat senyawa golongan asam lemak dengan berbagai manfaat untuk kesehatan, pangan dan kosmetik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis komponen dan manfaat senyawa bioaktif pada minyak Sengkawang. Metode yang digunakan adalah mengekstrak minyak dengan pelarut hexana dan analisis metode GC-MS. Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Fakultas Biologi UKSW dan laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro pada bulan Januari-Maret 2019. Terdapat 20 senyawa bioaktif yang berhasil diidentifikasi dari minyak Sengkawang yang bermanfaat dibidang pangan, farmasi, gizi dan kosemetik. Berdasarkan 20 senyawa bioaktif yang dianalisis minyak Sengkawang mengandung senyawa golongan asam lemak essensial yang bermanfaat diantaranya antioksidan, anti kanker, anti inflamasi dan anti jamur.
Utilization of Canistel (Pouteria campechiana) into Butter as a Vitamin A Supplement Puspita, Dhanang; Rahardjo, Monika; Sanubari, Theresia Pratiwi Elingsetyo; Kurniawan, Yosia Agung
Jurnal Dunia Gizi Vol 1, No 2 (2018): Edisi Desember
Publisher : Study Program of Nutrition, Public Health Faculty, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v1i2.3014

Abstract

Canistel fruit (Pouteria campechiana) is one of the plants that originates from Central America. In Indonesia, canistel is rarely found and not utilized optimally. Canistel contains very high carotenoids which can be used as food coloring and vitamin A supplements. Butter from canistel is an effort to increase the nutritional and economic value of this fruit. Objectives; the purpose of this study was to use the canistel into butter and see the acceptance of the researchers. Method; the study was conducted in September 2018, at the Food Technology Food Process Laboratory, Faculty of Medicine and Health Sciences, Satya Wacana Christian University. This study uses laboratory experimental methods with various prescription formulations. Results; organoleptic test results obtained differences in color, aroma, taste, texture and overall from 3 variants butter. Butter from canistel showed a positive trend toward the acceptance of panelists. This product has good potential in the utilization of canistel into butter. Conclution; utilization of canistel in the development of food products can be used as a food diversification that is rich in nutrients as well as a good impact to help nutritional intake, especially of vitamin A.
KARAKTERISTIK FISIK DAN SENSORI ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN KARAMEL MADU Rahardjo, Monika; Sihombing, Monang; Anggraeni, Maria Kristina
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.996 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i2.16970

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik dan sensori es krim dengan penambahan karamel madu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembuatan karamel madu, pembuatan es krim, analisa fisik yang meliputi overrun, pH, kemanisan, waktu pelelehan, serta analisa sensori.  Karamel madu yang dibuat menggunakan tiga macam perlakuan yaitu light caramel, medium caramel, dan dark caramel. Analisa sensori menggunakan uji atribut dengan parameter rasa nutty, buttery, toasty, fruity dan uji hedonik menggunaan 50 panelis tidak terlatih. Medium caramel memiliki waktu pelelehan yang paling lama dan kemanisan yang paling tinggi. Es krim dengan penambahan light honey caramel menghasilkan skor panelis paling tinggi dengan poin 4.2. Hasil uji atribut menunjukkan karakteristik rasa light honey caramel memiliki rasa nutty dan buttery yang dominan, medium honey caramel memiliki rasa dominan toasty dan buttery, dan dark honey caramel memlikiki rasa dominan toasty. Dapat disimpulkan bahwa es krim dengan penambahan medium honey caramel menghasilkan es krim dengan karakteristik fisik dan sensori yang paling disukai panelis.
Optical Properties and Relative Determination of Caffeine in Black Tea Liquor Monika Rahardjo; Ferry Fredy Karwur; Ferdy Semuel Rondonuwu
Jurnal Sains Dasar Vol 8, No 2 (2019): October 2019
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v8i2.20781

Abstract

Caffeine is one of main quality parameter for teas, known for its ability to increase alertness, and has a slightly bitter flavor. As quality parameter, caffeine content will later determine flavor and aroma profile for teas that affect the price in global market. There were many factors that affected chemical compounds in tea, one of it was growth altitude. This research aimed to characterize caffeine spectra from tea liquor using UV-Vis visible which later can be used to relate caffeine content with the altitude of tea sample plantation. The optical transition of caffeine from brewed tea leaves liquor was measured from a variety of black tea products produced according to quality standards for global market. A total of 63 tea samples from four different grades (FANN, PekoFANN, FANN2, and Dust) and from 12 different tea estates in Indonesia have been replicated in their optical transitions and classified on the basis of caffeine content. It was found that caffeine content in tea products may vary depending on the grade and origin of the tea plantation. FANN grade has higher caffeine content that other grades while products from highland tea plantation generally have more caffeine content for all tea grades.
KARAKTERISTIK FUNGSIONAL DAN UJI SENSORI COOKIES YANG MENGGUNAKAN TAMBAHAN TEPUNG BEKATUL (RICE BRAN) Monika Rahardjo; Sarlina Palimbong; Silvia Mutiara Istimur
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.041 KB)

Abstract

Cookies merupakan biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan, penampang potongnya bertekstur padat, dan biasanya terbuat dari tepung gandum. Penggunaan gandum di Indonesia saat ini menduduki peringkat dua importir gandum terbesar di dunia. Bekatul merupakan limbah dalam proses penggilingan gabah dan penyosohan beras yang mengandung serat pangan yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan cookies. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi ukuran partikel tepung gandum dan bekatul yang paling disukai dan penambahan tepung bekatul terbaik pada cookies, serta mengetahui karakteristik fungsional cookies. Metode yang digunakan adalah uji Hedonik untuk mengetahui tingkat penerimaan produk dan kemudian dilakukan uji kadar serat kasar dengan metode Gravimetri. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktorial yaitu; faktor 1 : perbedaan ukuran partikel tepung yaitu 30 mesh (P1), 45 mesh (P2), 60 mesh (P3) dan faktor 2 : penambahan tepung bekatul yaitu 0 g tepung bekatul (F0), 50g tepung bekatul (F1), 100g tepung bekatul (F2) dengan 3 kali ulangan. Hasil uji sensori dari 50 panelis, 56% diantaranya memilih sampel P3F1 yaitu ukuran partikel tepung 60 mesh dan penambahan 50g tepung bekatul dengan rata-rata tingkat penerimaan 4,25 dari skala 5. Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa sampel P3F1 mengandung rataan kadar serat kasar sebesar 17,31% per 2g sampai. Jika sebesar 200g cookies dikonsumsi maka dapat memenuhi kebutuhan serat harian tubuh manusia. Kata kunci : cookies, serat kasar, tepung bekatul, uji sensori
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR VACUUM DRYING PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEPUNG BAWANG HITAM (Allium sativum) Aurelia Roswita Avilla Hermes; Monika Rahardjo; Monang Sihombing
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.619 KB)

Abstract

Bawang putih yang di fermentasi menjadi bawang hitam, mengandung kadar senyawa organosulfur yang lebih tinggi dan memiliki efek antioksidan yang lebih kuat. Proses pemanasan menimbulkan banyak reaksi kimia pada bawang putih, seperti pencoklatan enzimatik dan reaksi Maillard, yang menyebabkan warnanya berubah dari putih dan kuning menjadi coklat tua. Selama proses pemanasan, senyawa yang tidak stabil dan tidak berbau sedap di bawang putih diubah menjadi senyawa stabil dan tidak berbau. Teknologi vacuum drying merupakan salah satu metode pengeringan dengan menggunakan tekanan rendah sehingga dapat mengeluarkan air dari bahan lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional. Pengolahan dengan pengeringan pada bahan pangan dapat mempengaruhi komponen bioaktif baik secara positif maupun negatif. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur vacuum drying terhadap aktivitas antioksidan tepung bawang hitam. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan perlakuan variasi suhu pengeringan yang terdiri dari tiga taraf pengeringan yaitu suhu 60ºC, 70ºC, dan 80ºC. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Berdasarkan penelitian, aktivitas antioksidan tertinggi adalah pada perlakuan pengeringan dengan temperatur 80ºC yaitu sebesar 82,936%. Hasil uji ANOVA menyatakan bahwa temperatur vacuum drying berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan tepung bawang hitam. Aktivitas antioksidan dapat dipengaruhi oleh adanya pemberian perlakuan pengeringan. Kata kunci : antioksidan, bawang hitam, DPPH, tepung bawang hitam, vacuum drying.
PEMANFAATAN LIMBAH ABON SAPI MENJADI SEASONING INSTAN Monika Rahardjo; Monang Sihombing; Catarina Arti Dwiastuti
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.796 KB)

Abstract

Abon adalah jenis produk olahan pangan yang terbuat dari daging yang di suwir-suwir atau dipisahkan seratnya kemudian ditambahkan bumbu-bumbu dan digoreng.  Proses pengolahan abon umumnya menghasilkan produk samping berupa kaldu sapi dari proses perebusan dagingnya. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kaldu sapi dari industri pangan menjadi seasoning instan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan  rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu pengeringan yang terdiri dari 4 taraf yaitu 60, 70, 80 dan 90°C dan konsentrasi maltodekstrin yang terdiri dari 4 taraf yaitu 10%,15%, 20% dan 25%. Analisa yang dilakukan meliputi uji kadar protein dan uji kelarutan. Berdasarkan hasil analisa pada produk didapatkan hasil bahwa perlakukan terbaik dari produk seasoning instan diperoleh pada pengeringan dengan temperatur 60°C dan penambahan konsentrasi maltodekstrin 10%. Kata kunci : abon, kaldu, pengeringan, maltodekstrin
Gambaran Konsumsi Gula, Garam dan Lemak Penduduk Dusun Batur Kidul Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang R.L.N.K. Retno Triandhini; Monika Rahardjo; Magdalena Putranti
Journal of Health (JoH) Vol 5 No 1 (2018): Journal of Health - Januari 2018
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.047 KB) | DOI: 10.30590/vol5-no1-p1-11

Abstract

The prevalence of non-contagious diseases such as diabetes mellitus, hypertension and obesity are increasing from year to year. Unhealthy diet such as excessive consumption of sugar, salt and fat is one of the factors causing these diseases. The result of data analysis shown that 21.5% of respondents had consumed sugar exceeding the recommendation of Permenkes no 30 year 2013 (>50 gram/day), 73.7% of respondents consume salt exceeding the recommendation of Permenkes no 30 year 2013 (5 gram/day), and as many as 7% of respondents consume fat exceeds the recommendation Permenkes no 30 year 2013 (> 67% gram /day). The highest consumption of salt and fat occurs in the age group of 56 - 65 years, while the highest sugar consumption occurs in the age group 40 - 45 years. Based on sex, women tends to consume sugar, salt and fat higher than men. Consumption of salt and sugar of respondents is high. This needs special attention because excessive salt and sugar consumption can cause non-contagious diseases such as hypertension and Diabetes Mellitus type 2, whose prevalence in Indonesia is increasing.
Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Senyawa Volatil pada Pembentukan Flavor Biji Kopi Robusta Jonathan Namora; M. Sihombing; M. Rahardjo
xxxx-xxxx
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Namora J. Sihombing M. Rahardjo M. 2020. effect of drying method on volatile compounds in the formation of robusta coffee beans flavor. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020, Palembang 20 Oktober 2020. pp. xx. Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).The coffee beans drying process still depended on conventional methods, while also influenced by an uncertain climate. This paper is aimed to review the coffee beans drying methods through conventional, greenhouse, cabinet, heat pump, and microwave drying methods upon the volatile compounds content, then get the best drying method. By GC-MS analysis with 0-40 minutes of retention time, founded 6 dominant compounds that are important within flavor formation, such methanethiol; 2,3-butadione; 2,3-pentadione; hexanal; 2-ethylpyrazine; and 2-ethyl-6-methylpyrazine. Seen from effectiveness of drying time, microwave become the best instrument to choose. However inefficient on breaking the precursor into volatile compounds, while heat pump dryer is the most effective method to reduce the water content. Meanwhile, it has ineffectiveness as microwave does. Drying cabinet is the most recommended method, due its temperature stability, and able to reach the effective temperature of Maillard reaction (>120 ˚C), the most important reaction on flavor’s characteristic formation. 
Efek penambahan oats pada formulasi cookies gandum dilihat dari karakteristik fisik dan sensorinya Monika Rahardjo; Ristia Widi Astuti; Dhanang Puspita; Monang Sihombing

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/tp.v11i1.1714

Abstract

This research aims to determine the effect of oats addition in wheat cookies formulation seen from physical and sensory characteristics. Six formulations used in this research consist of wheat flour and oats mixture namely Control (100%:0%), Formulation 1 (80%:20%), Formulation 2 (60%:40%), Formulation 3 (40%:60%), Formulation 4 (20%:80%), and Formulation 5 (0%:100%). Based on analysis of variance result at α = 5%, there was a significant difference in the value of hardness and work from control and all variation of cookies’ formulation. It was also found that the decreasing composition of wheat flour and increasing composition of oats caused a decrease in the value of hardness and work. The addition of oats in the formulation of wheat cookies increases the level of brightness (L), decreases the value of a* (red tone), and increases the value of b* (yellow tone) of cookies. From sensory evaluation, compared to controls, the addition of oats in the formulation increased the acceptance rating for color parameter for all formulation, taste parameter for Formulation 2 until 5, and overall parameter for Formulation 2 and 3, while for the texture parameter, the addition of oats did not provide an increased in the acceptance rating.