Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS KINERJA EQUIPMENT SEBAGAI DASAR DALAM PENYUSUNAN MAINTENANCE STRATEGY Grahita Prisca Brilianti; Muhammad Kusumawan Herliansyah
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.856 KB)

Abstract

PT. Pertamina merupakan pemain lama bisnis BBM di Indonesia. Salah satu visi keterpaduan aset unit pengolahannya yaitu maintenance excellence tahun 2020. Perumusan visi sudah dilakukan tahun 2017, sebagai pondasi pembentukan maintenance strategy. Selanjutnya, diperlukan tindakan proactive untuk mengetahui posisi kinerja equipment sehingga diketahui area mana yang perlu peningkatan dan strategi pemeliharaan yang tepat untuk mewujudkan maintenance excellence. Tindakan proactive dilakukan tahun 2018-2019 yang sekaligus tujuan dari penelitian ini yaitu pertama mengidentifikasi equipment produksi kritis, kemudian menganalisis kinerja equipment tersebut, dan tahap akhir mengidentifikasi prioritas jenis kerusakan yang terjadi pada equipment kritis. Selanjutnya hasil tersebut untuk merumuskan maintenance strategy dengan harapan maintenance strategy yang telah terbentuk akan diterapkan tahun 2020. Dalam mengidentifikasi equipment kritis digunakan Diagram Jack-Knife. Kemudian menganalisis kinerja equipment kritis tersebut dengan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE). Tahap akhir, mengidentifikasi prioritas jenis kerusakan pada equipment kritis menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasil menunjukkan terdapat 6 equipment kritis. Keenam equipment tersebut akan dibagi menjadi 4 prioritas. Analisis pengukuran kinerja equipment kritis tergolong masih kurang baik karena nilai OEE jauh di bawah standar global sebesar 85%. Hasil identifikasi prioritas jenis kerusakan pada equipment kritis, menunjukkan jenis kerusakan yang menjadi prioritas adalah kerusakan pada bearing.Kata kunci: Diagram Jack-Knife; Failure Mode and Effect Analysis (FMEA); Maintenance Strategy; Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Pelatihan Pemasaran dan TKDN Produk bagi IMKM Batik Kayu Krebet Binaan PLUT-KUMKM DIY Fitrihana, Noor; Suparmanto, Nova; Brillianti, Grahita Prisca
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i3.1967

Abstract

Salah satu IMKM yang berada di wilayah Yogyakarta adalah Sentra Kerajinan Batik Kayu Krebet. Dalam menjalankan bisnis usahanya, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi mengenai pemasaran melalui digital dan kurangnya pemahaman mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk dalam pengadaan barang/ jasa, Sehingga kegiatan PkM yang dilakukan yaitu Pelatihan Pemasaran dan TKDN Produk dengan tujuan yaitu memberikan tambahan wawasan kepada para pelaku IMKM Batik Kayu Krebet tentang konsep digital marketing untuk memasarkan produk yang lebih luas, melatih dan mensimulasikan penggunaan media digital Sibakul Jogja. Selain itu juga memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk memahami konsep, prosedur, manfaat penerapan, dan perhitungan TKDN di sektor industri kecil. Tahapan pelaksanaan meliputi: Persiapan, Pengkajian, Pelaksanaan, Evaluasi, Penyusunan Laporan dan Publikasi. Kegiatan pengabdian diikuti oleh 38 peserta yang merupakan IMKM atau sanggar-sanggar yang berada di Krebet binaan PLUT-KUMKM DIY. Kegiatan berhasil terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan awal berdasarkan indikator keberhasilan dari segi teori (pengetahuan) dan keterampilan yang dinilai melalui peningkatan persentase pemahaman pada hasil pre-test dan post test serta evaluasi kegiatan yang diisi oleh peserta. Semua pertanyaan mengalami peningkatan persentase untuk indikator “Sangat Memahami” dan “Memahami” setelah post-test, sebaliknya terjadi penurunan persentase untuk indikator “Sangat Tidak Memahami” dan “Tidak Memahami” untuk semua pertanyaan. Dapat disimpulkan bahwa ada dampak yang signifikan dirasakan oleh peserta dari segi pengetahuan dan keterampilan dengan tingkat keberhasilan tinggi mencapai 100%. Secara keseluruhan kegiatan tingkat kepuasan peserta tinggi (Sangat Puas 18,9%, Puas 75,7%, dan Tidak Puas 5,4%). Marketing and TKDN Product Training for the Batik Wood SMEs of Krebet Assisted by PLUT-KUMKM DIY Abstract One of the MSMEs in the Yogyakarta area is the Krebet Wooden Batik Craft Center. In conducting its business, there are still several obstacles faced regarding digital marketing and a lack of understanding about the Domestic Content Level (TKDN) in the procurement of goods/services. Therefore, the Community Service Program (PkM) conducted was Marketing and TKDN Product Training with the aim of providing additional insights to the MSME Krebet actors about the concept of digital marketing to market products more broadly, training, and simulating the use of the Sibakul Jogja. Additionally, the program provided knowledge and skills to understand the concept, procedures, benefits of implementation, and calculation of TKDN in the small industry sector. The implementation stages included: Preparation, Assessment, Implementation, Evaluation, Report Preparation, and Publication. The community service activity was attended by 38 participants from MSMEs or workshops in Krebet guided by PLUT-KUMKM DIY. The activity was successfully carried out in accordance with the initial objectives, based on success indicators in terms of theory (knowledge) and skills, as assessed through the increase in understanding percentages from pre-test and post-test results, and activity evaluations filled out by the participants. All questions showed an increase in the percentage of the "Very Understanding" and "Understanding" indicators after the post-test, while there was a decrease in the percentage for the "Very Not Understanding" and "Not Understanding" indicators for all questions. It can be concluded that there was a significant impact felt by the participants in terms of knowledge and skills, with a high success rate reaching 100%. Overall, the activity had a high level of participant satisfaction (Very Satisfied 18.9%, Satisfied 75.7%, and Not Satisfied 5.4%).
Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Batik untuk Guru Seni Budaya di Yogyakarta Wening, Sri; Fitrihana, Noor; Suparmanto, Nova; Brillianti, Grahita Prisca
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i3.1968

Abstract

Guru memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda tentang seni dan budaya, termasuk batik. Oleh karena itu, meningkatkan kompetensi guru dalam bidang batik akan memiliki dampak yang signifikan dalam mengembangkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap seni dan budaya. Tujuan diadakannya kegiatan PkM ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membuat batik tulis dan desain batik berbasis kompetensi, melatih guru dalam yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya di Yogyakarta, dan mendapatkan sertifikat kompetensi batik BNSP. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan: 1) Tahap Persiapan, bersama mitra berupa perencanaan program, bahan materi, pendaftaran, dan seleksi peserta sesuai dokumen kelengkapan yang dikirimkan meliputi biodata, surat keterangan pengalaman, dan surat tugas sekolah. 2) Tahap Pelaksanaan, mengacu kepada Modul Kompetensi & Buku Kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yaitu rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/ atau keahlian serta sikap kerja. 3) Tahap Evaluasi berupa Pre-test, Post-Test, Sertifikasi Uji Kompetensi oleh LSP, dan Evaluasi Kegiatan. Hasil olah data statistik antara nilai pre-test dan post-test menggunakan uji hipotesis Paired t-test diperoleh nilai p sangat kecil (jauh di bawah 0.05), menunjukkan bahwa pelatihan dan sertifikasi kompetensi batik pada skema pembatik tulis dan skema gambar motif secara signifikan efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta. Hasil uji kompetensi sesuai target keberhasilan bahwa 19 dari 20 peserta atau 95% dinyatakan sudah “Kompeten” dan mendapatkan sertifikat BNSP. Hasil evaluasi untuk aspek materi, fasilitator, fasilitas dan kelengkapan kegiatan, dan proses sertifikasi menunjukkan bahwa kegiatan memiliki kualitas yang baik dan tingkat kepuasan peserta yang tinggi (50% Puas dan 50% Sangat Puas). Batik Training and Competency Certification for Arts and Culture Teachers in Yogyakarta Abstract Teachers have an important role in educating the younger generation about arts and culture, including batik. Therefore, improving teachers' competencies of batik will have a significant impact on developing students' understanding and appreciation of art and culture. The purpose of this community service program (PkM) is to enhance knowledge and skills in batik-making and design based on competency, train teachers who are members of the Yogyakarta Arts and Culture Subject Teachers Association (MGMP), and obtain BNSP batik competency certificates. The activities were carried out in several stages: 1) Preparation Stage: This included program planning, material preparation, participant registration, and selection based on submitted documents such as biodata, experience certificates, and school assignment letters. 2) Implementation Stage refers to the Competency Module and Workbook according to the Indonesian National Work Competency Standards (SKKNI), which encompass the formulation of work abilities including aspects of knowledge, skills, and/or expertise, as well as work attitudes. 3) Evaluation Stage: This involved pre-tests, post-tests, competency certification by the Professional Certification Institute (LSP), and activity evaluation. The results met the success target, with 19 out of 20 participants (95%) being declared "Competent" and receiving BNSP certificates. Statistical data analysis using the Paired t-test hypothesis test between pre-test and post-test scores yielded a very small p-value (well below 0.05), indicating that the batik training and competency certification in the batik-making and motif design schemes were significantly effective in improving participants' skills. The evaluation results for aspects of material, facilitators, facilities and activity completeness, and the certification process showed high quality and a high level of participant satisfaction (50% Satisfied and 50% Very Satisfied).
Analisis Pemenuhan TKDN Produk Pada Industri Kreatif Sektor Fesyen, Kuliner, dan Kerajinan DI Yogyakarta Fitrihana, Noor; Brilianti, Grahita Prisca; Suparmanto, Nova
MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah Vol. 20 No. 1 (2025): Manajemen IKM
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/mikm.20.1.45-54

Abstract

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah instrumen kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Implementasi dan pemenuhan TKDN dalam industri kecil (IK) khususnya di industri kreatif menghadapi tantangan tersendiri. Kajian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan pemenuhan TKDN-IK untuk menjadi mitra pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa. Penelitian ini mengevaluasi empat variabel: bahan/ material, tenaga kerja, biaya tidak langsung pabrik, dan biaya pengembangan. Responden dalam penelitian adalah pelaku usaha di industri kreatif pada bidang usaha fesyen, kuliner, dan kerajinan di DI Yogyakarta, dengan penarikan sampel secara purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, studi lapangan, observasi, dokumentasi, serta FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan TKDN-IK di sektor fesyen, kuliner, dan kerajinan sudah cukup baik pada beberapa aspek, seperti penggunaan bahan baku lokal dan pengelolaan biaya operasional. Namun, aspek-aspek seperti penyediaan bahan lokal, pelatihan tenaga kerja, keselamatan kerja, serta sertifikasi masih menjadi tantangan yang perlu diperbaiki. Kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya informasi, proses administrasi yang rumit, serta persepsi. Untuk mendukung pemenuhan TKDN-IK, diperlukan upaya lebih lanjut dari pemerintah dalam hal sosialisasi, pendampingan, serta penyederhanaan prosedur sertifikasi.
Improving The User Interface of a Dealer Management System (DMS) via Design Thinking: A Case Study at Wuling Motors Indonesia Putra, Perdana Suteja; Brilianti, Grahita Prisca; Istiqomah, Silvi; Aqidawati, Era Febriana; Afraah, Sayyidah Maulidatul
Teknoin Vol. 30 No. 2 (2025)
Publisher : Faculty of Industrial Technology Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/teknoin.vol30.iss2.art3

Abstract

PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) has used a Dealer Management System (DMS) for over five years; however, users report a cumbersome interface, non‑functional menus, and suboptimal task efficiency. This study applies a Design Thinking approach (empathize, define, ideate, prototype, test) to redesign the DMS user interface and improve user experience. We conducted interviews in the empathize stage (n=20) to build personas and journey maps, and performed formative usability testing with three user roles—dealer administrators, sales staff, and IT support—(n=9; 3 per role). Usability was evaluated using the System Usability Scale (SUS) and cognitive walkthroughs. Results show a quantitative improvement in usability (SUS: existing = XX.X, prototype = YY.Y; Δ = YY.Y − XX.X), alongside reduced steps for key tasks and clearer navigation. The study contributes a sector‑specific DMS redesign for the Indonesian automotive context and a transparent DT‑based process that other enterprise systems can replicate.