Stabilitas lereng merupakan faktor krusial dalam pengelolaan wilayah berbukit, terutama di kawasan yang berkembang pesat seperti Graha Taman Sari, Kecamatan Rumpin. Ketidakstabilan lereng di daerah ini dapat meningkatkan risiko longsor yang berpotensi membahayakan lingkungan, infrastruktur, dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kestabilan lereng berdasarkan sifat fisik dan mekanik tanah, serta memberikan rekomendasi mitigasi risiko. Metode yang digunakan melibatkan pengambilan sampel tanah di lapangan dan pengujian laboratorium untuk menentukan sifat fisik tanah (kadar air, berat volume, dan indeks plastisitas) dan sifat mekanik tanah (kohesi dan sudut geser dalam). Selain itu, tanah diklasifikasikan berdasarkan sistem AASHTO. Stabilitas lereng dianalisis menggunakan Limit Equilibrium Method (LEM) dengan pendekatan Morgenstern–Price untuk menghitung faktor keamanan (safety factor) berbagai kondisi lereng. Geologi Graha Taman Sari terdiri atas dua satuan utama: batupasir yang berselingan dengan batulempung serta endapan aluvial. Hasil menunjukkan bahwa satuan batulempung, dengan kohesi rendah dan sudut geser kecil, lebih rentan terhadap longsor, terutama pada kondisi jenuh air akibat curah hujan tinggi. Salah satu lereng curam dengan dominasi material lempung menunjukkan faktor keamanan kurang dari 1,25, mengindikasikan ketidakstabilan dan perlunya perkuatan. Rekomendasi mitigasi meliputi terasering, pengelolaan drainase untuk mengurangi infiltrasi air, serta pembatasan aktivitas manusia di sekitar lereng rawan. Penelitian ini menegaskan bahwa metode LEM dengan pendekatan Morgenstern–Price efektif untuk mengevaluasi stabilitas lereng dan dapat menjadi acuan dalam mitigasi bencana serta perencanaan wilayah di Graha Taman Sari. Slope stability is a critical aspect of managing hilly areas, especially in rapidly developing regions such as Graha Taman Sari, Rumpin District. Slope instability in this area increases the risk of landslides, posing threats to the environment, infrastructure, and local communities. This study aims to analyze slope stability based on the physical and mechanical properties of the soil and provide risk mitigation recommendations. The methodology involved field sampling and laboratory tests to determine soil physical properties (water content, bulk density, and plasticity index) and mechanical properties (cohesion and internal friction angle). The soil was also classified according to the AASHTO system. Slope stability was analyzed using the Limit Equilibrium Method (LEM) with the Morgenstern–Price approach to calculate the safety factor under various slope conditions. The geology of Graha Taman Sari consists of two main units: sandstone interbedded with claystone and alluvial deposits. The results indicate that claystone units, with low cohesion and a small internal friction angle, are more prone to landslides, especially when saturated due to high rainfall. One steep slope dominated by clay material was found to have a safety factor of less than 1.25, indicating instability and the need for reinforcement. Mitigation recommendations include terracing, improved drainage management to reduce water infiltration, and controlling human activities in landslide-prone areas. This study highlights the effectiveness of the LEM approach using the Morgenstern–Price method for slope stability evaluation and provides a valuable reference for disaster mitigation and land-use planning in Graha Taman Sari.