Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

SITOTOKSISITAS NON DENTAL GLASS FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP SEL FIBROBLAS METODE METHYL TETRAZOLIUM TEST Dendy Murdiyanto
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 1. No 1. 2017
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan di kedokteran gigi mulai menggunakan material fiber reinforced composite (FRC) sebagai bahan penyusun alat-alat tertentu seperti gigi tiruan cekat, restorasi onlay,  splinting gigi goyah, pasak gigi dan space maintainer. Penyusun FRC terdiri dari fiber dengan jenis terbanyak glass fiber dan matriks berupa dental composite. Non dental glass fiber merupakan jenis glass fiber yang digunakan pada pembuatan gypsum, patung dan alat-alat otomotif yang mudah dijumpai di pasaran dengan harga terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sitotoksisitas non dental glass fiber reinforced composite terhadap sel fibroblas yang mati.Penelitian ini menggunakan FRC yang diperkuat oleh non dental glass fiber yang telah dianalisa komposisinya dengan scanning electron microscope – energy dispersive x-ray (SEM-EDX). Uji sitotoksisitas dilakukan dengan metode methyl tetrazolium test (MTT) menggunakan sel Vero terhadap air hasil rendaman FRC selama 1, 4 dan 7 hari masing-masing 6 pengulangan  sampel tiap kelompok. Jumlah sel yang mati menunjukkan tingkat sitotoksisitas dan kemudian dianalisa dengan uji Anava satu jalur(α = 0,05).Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kematian sel tertinggi yaitu 8,50 ± 0,34 % pada lama perendaman 4 dan 7 hari, sedangkan rata-rata kematian sel terendah yaitu 8,49 ± 0,35 % pada lama perendaman 1 hari. Berdasarkan pedoman dari Sjögren bahan tidak bersifat sitotoksis jika kematian sel masih dibawah 10%. Uji Anava satu jalur diperoleh p0,05 pada lama perendaman 1, 4 dan 7 hari. Kesimpulan hasil penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan jumlah sel fibroblas yang mati pada lama perendaman 1, 4 dan 7 hari. Non dental glass fiber reinforced composite tidak bersifat sitotoksis terhadap sel fibroblas.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KEPOMPONG ULAT SUTRA (Bombyx moriL.) TERHADAP KEKUATAN TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE Dendy Murdiyanto
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Composite flowable is composite that have low viscocity and have amount of filler 60% from the total weight. The low amount of the filler make resin composite flowable have lower mechanical properties then the conventional resin composite. One of the important mechanical propeties is the diametral tensile strength, the force that make a material elongated and stretch before the material finally break. The additional of fiber can increase the toughness of tensile. Silkworm fiber (bombyx mori L.) actually have high tensile strength until 600Mpa. The objective of this research is to determine the effect of adding cocoon silkworm fiber on flowable composite resin diametral tensile strength and to determine the effect of adding cocoon silkworm fiber on the increase of diametral tensile strength. The study design was post-test-only control design which measures the diametral tensile strength of flowable composite resin with and without the addition of silkworm cocoons fibers. The object for the research was flowable composite resin groups as 32 samples were divided into 2 groups: control group and treatment group. Independent T-Test result showed that there was significant means difference (0.05) with 43,086 MPa for the treatment group and 38,504MPa for the control group. Conclusion of this study was the additional of silkworm cocoons fiber have influence to the diametral tensile strength. The addition of silkworm cocoon fiber increase the diametral tensile strength of flowable composite resin.  
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAPAS (Gossypium sp.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL RESIN KOMPOSIT FLOWABLE Dendy Murdiyanto; Santi Galih Pratiwi
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi) Vol 2. No 1. 2019
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resin komposit mempunyai berbagai macam jenis, salah satunya berdasar karakteristik alirannya adalah resin komposit flowable. Resin ini memiliki viskositas rendah yang menjadikannya mudah diaplikasikan dan filler yang rendah sehingga menyebabkan rendahnya terhadap kekuatan, salah satunya kekuatan fleksural. Cara meningkatkan kekuatan resin komposit flowable dapat dilakukan dengan penambahan serat. Serat alam cukup diminati, salah satu serat alam yaitu serat kapas (Gossypium sp.). Hasil analisis serat kapas tersusun atas selulosa yang menjadikan kekuatan mekanis serat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penambahan serat kapas terhadap kekuatan fleksural resin komposit flowable dan mengetahui pengaruh penambahan serat kapas terhadap peningkatan kekuatan resin komposit flowable. Penelitian ini menggunakan desain penelitian post test-only control design yang mengukur kekuatan fleksural resin komposit flowable tanpa penambahan serat kapas dan dengan penambahan serat kapas. Objek penelitian adalah resin komposit flowable sebanyak 32 sampel dibagi mejadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Hasil Independent t-test menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan (0,05) dengan rata-rata kelompok perlakukan 155,082 MPa dan kontrol 115,898 MPa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan serat kapasberpengaruh terhadap kekuatan fleksural resin komposit flowable. Penambahan serat kapas meningkatkan kekuatan fleksural resin komposit flowable.
EVALUASI SITOTOKSISITAS SERAT DAUN NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) DAN POLYETHYLENE SEBAGAI FIBER REINFORCED COMPOSITE Dendy Murdiyanto; Delta Sukma Andrian
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 6, Nomor 2, Desember 2019
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.937 KB) | DOI: 10.33854/jbd.v6i2.263

Abstract

Pendahuluan: Fiber reinforced composite (FRC) adalah material yang terdiri dari matriks yang diperkuat dengan fiber. Polyethylene merupakan fiber yang sering digunakan dalam perawatan kedokteran gigi, karena memiliki sifat mekanis yang baik. Penggunaan serat daun nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) sebagai bahan biomaterial tambahan pada komposit merupakan salah satu inovasi baru dalam pembuatan komposit secara alami. Tanaman Nanas juga memiliki nilai ekonomis, mudah ditemukan dan biaya pengolahan serat nanas yang murah. Tujuan penelitian untuk mengetahui sitotoksisitas polyethylene dan serat daun nanas sebagai FRC terhadap sel fibroblas. Bahan yang digunakan penelitian ini adalah serat polyethylene (CONSTRUCT KerTM, USA), serat nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dan resin komposit (CubeFlow, Korea). Metode: Desain penelitian post test-only control group design, dengan dua kelompok perlakuan, kelompok pertama adalah polyethylene FRC dan kelompok kedua adalah serat daun nanas FRC dengan jumlah total sampel sebanyak 32 buah. Masing-masing bahan dimasukkan ke dalam cetakan berukuran 2x2x25mm yang diinkubasi selama 7 hari. Sitotoksisitas diuji dengan melihat Optical Density sel fibroblas (Vero cell) yang dihitung berdasarkan jumlah kristal formazan yang terbentuk menggunakan ELISA plate reader. Hasil: Rerata presentase viabilitas sel fibroblas pada kelompok polyethylene FRC sebesar 93,38 ± 0,92 dan kelompok serat daun nanas FRC sebesar 93,25 ± 0,93. Hasil Independent t-test menunjukkan tidak ada perbedaan  yang bermakna antara kedua kelompok perlakuan (p>0,05). Simpulan: Tidak terdapat perbedaan jumlah sel hidup pada kelompok Polyethylene FRC dan kelompok serat nanas FRC. Polyethylene FRC dan serat nanas FRC tidak bersifat sitotoksik terhadap sel fibroblas.
Potensi Penambahan Pati Jagung, Ubi Kayu, Beras Ketan Dan Sagu Pada Alginat Terhadap Perubahan Dimensi Dendy Murdiyanto; Ariyani Faizah; Mahmud Khalifa; Amira Khansa Nabila
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.749 KB)

Abstract

Latar belakang : Alginat adalah gel hidrokoloid yang sebagian besar mengandung air yang mana air akan menguap jika cetakan diletakkan di udara terbuka sehingga menyebabkan penyusutan (sineresis) atau akan mengembang bila direndam dalam air (imbibisi). Pada dasarnya dimensi alginate sudah baik, namun jika tidak segera diisi dengan bahan gypsum kedokteran gigi dapat menyebabkan dimensi yang cepat berubah sehingga akan mempengaruhi akurasi hasil cetakan. Upaya yang dilakukan untuk memperlambat perubahan dimensi bahan cetak alginat yaitu dengan melakukan modifikasi bahan cetak alginate dengan pati alami. Pati yang berpotensi menjadi bahan modifikasi yaitu pati jagung, pati ubi kayu, pati beras ketan putih dan pati sagu. Tujuan : Mengkaji penambahan pati jagung, pati ubi kayu, pati beras ketan putih dan pati sagu pada bahan cetak alginat dalam menghambat perubahan dimensi. Metode : Jenis penelitian ini adalah litterature review, pencarian artikel publikasi pada Google Schoolar, PubMed dan Science Direct menggunakan kata kunci yang telah ditentukan yaitu bahan cetak alginat, perubahan dimensi dan pati alami. Pertanyaan (PICOS, P = populasi, I= intervensi, C = pembanding, O = hasil, S = jenis studi) format tersebut digunakan untuk formulasi selama pelaporan yang menunjukkan tinjauan sistematis. Kesimpulan : Penambahan pati jagung, pati ubi kayu, pati beras ketan putih dan pati sagu pada bahan cetak alginat dapat menghambat perubahan dimensi karena adanya reaksi dari kandungan amilosa dan amilopektin.
Cytotoxicity Study of Composite Restorative Materials in Dentistry Dendy Murdiyanto; Arny Try Kartinawati; Dannu Larezha
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 15th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.234 KB)

Abstract

Composite resin is one of the dental restorative materials that is currently often used in dental practice. Composite resin is currently widely used for restoration because it has a color that almost resembles the color of natural teeth so that it will produce a very satisfying aesthetic. However, composite resins also have several disadvantages, including cytotoxicity. This literature review aims to determine whether dental composite resin restoration materials are cytotoxic. Methacrylate-based resin monomers such as Bis-GMA, TEGDMA, and UDMA are cytotoxic. Incomplete polymerization of composite resins can produce residual monomers that will come into contact with the oral environment and can cause irritation to the soft tissues of the oral cavity and also the pulp. The composite resin monomer has cytotoxicity. The order of the most cytotoxic composite resin monomers was Bis-GMA > UDMA > TEGDMA
Improving oral health knowledge for little dentists at elementary school level in Kartasura District Dendy Murdiyanto; Ariyani Faizah; Nilasary Rochmanita Suparno; Septriyani Kaswindiarti; Juwita Raditya Ningsih; Dwi Kurniawati
Community Empowerment Vol 7 No 9 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.6957

Abstract

Dental and oral health problems, especially dental caries, are a disease that affects almost half of the world's population. The largest proportion of dental health problems in Indonesia is dental caries. The predisposing factors for dental caries are knowledge and behavior. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) in elementary schools is needed in an effort to increase knowledge and awareness of dental and oral health. The problems faced by SD/MI Kartasura are that UKGS activities have not been running continuously and the lack of facilities and infrastructure to support dental and oral health programs. Solutions to increase dental and oral health knowledge for little dentists at elementary school the method of implementing activities includes identifying partner problems (surveys), making starter kits for little dentists, making educational media, training little dentists and accompanying teachers, implementing routine programs by little dentists, monitoring and evaluation. This activity is able to increase the knowledge of little dentists in maintaining dental and oral health.
Peluang dan Tantangan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada Prodi Kedokteran Gigi Dendy Murdiyanto; Nilasary Rochmanita Suparno; Nendika Dyah Ayu Murika Sari; Ikmal Hafizi; Juwita Raditya Ningsih; Aprilia Yuanita Anwaristi
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan kebijakan yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menghadapi revolusi 4.0. Mahasiswa dapat mengambil SKS di luar perguruan tinggi. Prodi Kedokteran Gigi memiliki ilmu yang membutuhkan body of knowledge yang baik dan rigid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peluang dan tantangan implementasi MBKM di Kedokteran Gigi UNiversitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Metode yang digunakan adalah survei deskriptif. Jumlah responden adalah 17 dosen tetap FKG UMS dan 346 mahasiswa S1 FKG UMS. Hasil penelitian adalah pengetahuan dosen tentang kebijakan MBKM masih kurang dan jumlah SKS yang dapat dikonversikan adalah kurang dari 10 SKS. Mahasiswa juga belum menyiapkan diri untuk menjadi bagian dalam kegiatan MBKM. Kesimpulannya adalah MBKM jika diterapkan di FKG UMS memerlukan penyesuaian kebijakan sehingga tidak mengurangi waktu pembelajaran dan mempengaruhi capaian pembelajaran lulusan mahasiswa.
PERUBAHAN DIMENSI BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PELARUT EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) Dendy Murdiyanto; Vega Rasiditya Andryant Putra
Cakradonya Dental Journal Vol 13, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.412 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v13i1.20910

Abstract

Bahan cetak alginat kedokteran gigi dapat menjadi media penularan infeksi dan mudah mengalami perubahan dimensi. Metode disinfeksi alternatif perlu dilakukan dengan mencampurkan bahan alam kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang memiliki manfaat anti fungi dan anti bakteri serta bersifat desinfektan sebagai pelarut bahan cetak alginat tanpa mempengaruhi dimensi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai pelarut bahan cetak alginat terhadap perubahan dimensi dan mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai pelarut bahan cetak alginat terhadap perubahan dimensi. Desain penelitian posttest-only control group design dengan cara mengukur selisih volume akhir dengan volume awal menggunakan jangka sorong ketelitian 0,01 mm. Kelompok perlakuan larutan ekstrak kayu manis dibagi menjadi 5 konsentrasi yaitu kontrol, 5%, 10%, 20%, dan 40%. Hasil penelitian dengan uji One-Way ANOVA menunjukkan nilai p=0,066 (p0,05) yang berarti tidak terdapat pengaruh ekstrak kayu manis sebagai pelarut bahan cetak alginat terhadap perubahan dimensi. Simpulan penelitian bahwa ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai pelarut bahan cetak alginat tidak berpengaruh terhadap perubahan dimensi. Peningkatan konsentrasi ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) hingga 40% sebagai pelarut bahan cetak alginat juga tidak berpengaruh terhadap perubahan dimensi.
Antifungal Test of Telang Flower Ethanol Extract (Clitoria Ternateal) as a Mouthwash Against Candida Hendri Andrian; Dendy Murdiyanto; Aprilia Yuanita Anwaristi; Nur Ariska Nugrahani
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 02 (2023): Periode April-June, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.533 KB)

Abstract

Candidiasis is a disease of the oral cavity caused by fungal changes Candida albicans from sapophytes to pathogens. CI love albicanslive in the human body as saprophytes and can turn into pathogens if there are risk factors such as poor oral hygiene, low immunity, and other factors. So that preventive action can be done by usingmouthwash that can inhibit the growth of bacteria or fungi, one of which is the use of butterfly pea flower extract. Objective: To determine the effectiveness of ethanol flower extract mouthwash in inhibiting growth Candida albicans. Research methods: This research is a true quantitative experimental laboratory test only control group design with a total of 36 samples consisting of positive control, negative control, and basic mouthwash added with 20%, 30%, 40%, and 50% ethanol extract. Research result: There were significant differences between the butterfly pea flower ethanol groups at concentrations of 20%, 30%, 40%, and 50% to the negative control group. So that the ethanol extract of butterfly pea flowers has inhibitory or antifungal power on growth Candida albicans. Conclusion: Mouthwash ethanol extract of butterfly pea flower concentration of 50% is the best concentration in inhibiting growth Candida albicans compared to other groups.