FoMO merujuk pada rasa takut tertinggal atau tidak ikut serta individu pada suatu kegiatan yang diperbincangkan oleh orang-orang di sekitar berdasarkan kelompoknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku generasi Z yang dikenal sebagai generasi digital yang dominannya ikut kegiatan karena FoMO dan bergabung kelompok, tapi berbeda dengan generasi X yang berada pada rentang usia lebih matang secara sosial, lebih banyak kepada inisiatif atau keasadaran. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan sumber relevan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku FoMO memiliki pengaruh signifikan terhadap identitas sosial generasi. FoMO berkaitan erat dengan kebutuhan individu untuk mempertahankan identitas sosial dalam kelompok. Bukan tanpa alasan jika individu bergabung dalam kelompok walau hanya sekedar ikut - ikutan. Dalam konteks FoMO, individu bergabung dalam kelompok karena individu mempersepsikan dirinya sama atau identik dengan anggota lain dalam kelompok yang sama. Individu juga memperoleh identitas sosial, yang dimana merupakan hal penting karena setiap individu memiliki dorongan kuat untuk menganggap bahwa dirinya baik dan memiliki identitas serta harga diri melalui keterlibatan sosial yang diakui. Sebagian besar partisipasi mereka dalam kegiatan sosial dipicu oleh keinginan untuk tidak tertinggal dari teman-teman mereka dalam representasi suatu kegiatan. Penelitian ini menegaskan bahwa FoMO dapat menjadi pendorong partisipasi sosial, terutama ketika individu merasa keterlibatan dalam suatu kegiatan menjadi kunci untuk mempertahankan keberadaan sosial dan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Generasi Z menunjukkan gejala FoMO yang lebih kuat. Berbeda dibandingkan dengan Generasi X, yang partisipasinya lebih didorong oleh kesadaran pribadi daripada tekanan sosial.