Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS PERBEDAAN PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI GENDER KONSUMEN PADA PUNCAK TOSERBA BENGKULU Anggriani, Ida; Indasari, Fera
JURNAL EKOMBIS REVIEW Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1058.033 KB)

Abstract

Ida Anggriani, Fera Indasari; The purpose of this study was to the differences in terms of impulsive buying gender determine consumers at Puncak Toserba Bengkulu. This type of research is a comparative study, carried out to compare the similarities and differences of two or more of the facts and object properties in the framework based on certain carefully. Survey respondents as many as 100 people composed of 50 men and 50 women, samples were taken by purposive random sampling technique. Data collection using questionnaire and analysis methods by means of descriptive and quantitative analyzes using independent samples t test trials. Results of this study indicate that there are differences between the purchase impulsive significant gender beetween men and women at Puncak Toserba Bengkulu by comparison Tsig (0,047) <? (0,05). The average difference for the two groups were between to 1,520 ranged 0,019 until 3,021.Keywords: Impulsive Buying, Gender
Factors Affecting Toxic Friendship Communication In WorkOrganizations In Palembang City Pebriana, Rina; Astrid, Gita; Indasari, Fera
Wardah Vol 25 No 1 (2024): Wardah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/azmet184

Abstract

The work environment is a second home for people who have jobs. Communication behavior in friendship is important in building a good social relationship. However, not all friendships can have a positive impact, on the other hand, they can also have a negative impact, such as the term toxic friendship (bad/toxic friendship) in the work environment. This research aims to determine the factors that influence toxic friendship communication in work-organizational life in Palembang City. The theory used in this research is social identity theory. The research method uses quantitative with a total of 50 respondents. The data uses questionnaire data collection techniques via Google Forms. The research results show that if it is known that the KMO MSA value is 0.500 < 0.50 and the Bartlett's Test of Sphericity (Sig.) value is 0.000 < 0.05, then the factor analysis can be continued because it meets the first requirement. The MSA value of all variables studied is > 0.50, so the second requirement in this factor analysis is fulfilled. The extraction value for all variables is >0.50. Thus it can be concluded that all variables can be used to explain factors. The variance explained table and Screen Plot show that 4 component points have an eigenvalue >1, so it can be interpreted that 4 factors are formed in toxic friendship communication that occurs in the work environment in Palembang City. The research results show that friendship dynamics can reveal the emergence of toxic friendships with unhealthy patterns. Friendships in a toxic work environment in the city of Palembang can be characterized by a lack of boundaries in communication, conflicts that are not resolved properly at work, and the emergence of passive aggressiveness at work, or even emotional manipulation
The Relationship Of Narcism Behavior In Tiktok Applications With Adolescent Personality (Study In High School Students (SMA) Negeri 2 Central Bengkulu) Irawan, Dodi; Asnawati, Asnawati; Indasari, Fera
SENGKUNI Journal (Social Science and Humanities Studies) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda (PDM) Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.674 KB) | DOI: 10.37638/sengkuni.2.2.125-130

Abstract

This study aims to determine the relationship between narcissistic behavior on the Tiktok application and the personality of teenagers in high school students (SMA) Negeri 2 Central Bengkulu. This shows that there is a strong and positive correlation between narcissistic behavior on the Tiktok application and the personality of adolescents at SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah. This means that the higher the Narcissism Behavior on the Tiktok Application, the more it will reflect the personality of teenagers at the State 2 Central Bengkulu High School (SMA). From the results of hypothesis testing, the tcount value is 9.21 and then compared with the ttable value with the level of significance set at 95% with a one-way calculation and dk = n-2 = 40-2 = 38, it is known that the ttable value is 1.686. This explains that there is a close relationship between narcissistic behavior in the Tiktok application and adolescent personality in high school students (SMA) Negeri 2 Central Bengkulu.
PENGARUH PROMOSI PARIWISATA TERHADAP PREFERENSI WISATAWAN MANCANEGARA DI KOTA BENGKULU Indasari, Fera; Yanto
Jurnal Kaganga: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.538 KB) | DOI: 10.33369/jkaganga.6.2.154-161

Abstract

Membentuk preferensi wisatawan dalam memilih Kota Bengkulu sebagai lokasi destinasi yang wajib dikunjungi merupakan sebuah hal yang harus dilakukan mengingat bahwa adanya visi dari yang dibuat oleh pemerintahan Kota Bengkulu adalah "Visit Wonderful Bengkulu 2020". Peningkatan jumlah wisatawan asing semakin meningkat, tetapi jumlah tersebut masih sangat jauh tertinggal daripada daerah-daerah yang lebih dulu dikenal dengan sangat baik oleh tourist mancanegara, ini karena promosi masih belum effective dilakukan Penelitian ini berjudul Pengaruh Promosi Pariwisata terhadap preferensi wisatawan mancanegara di Kota Bengkulu, tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh promosi pariwisata terhadap preferensi wisatawan mancanegara di Kota Bengkulu. Untuk mencapai tujuan visit Bengkulu maka pemerintah sudah selayaknya memberikan perhatian yang lebih untuk menjalankan promosi pariwisata mengingat promosi akan sangat membantu calon wisatawan untuk mengetahui bagaimana keadaan tujuan wisatanya.Kata Kunci : Promosi, pariwisata, visit, Bengkulu, pemandangan.
Malay Islamic Branding Consistency: Building A University Identity Indasari, Fera; Saputra, Sepriadi; Anggriani, Ida; Syafitri, Nur
EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Vol 13 No 1 (2025): Januari
Publisher : UNIVED Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/ekombis.v13i1.7278

Abstract

The State Islamic University in Palembang City is an institution that must establish a credible identity and strong reputation to attract high-quality students. To achieve this, it is essential to maintain consistent branding, with a focus on a Malay-Islamic identity. This study, titled Consistency of Malay-Islamic Branding: Building University Identity, aims to explore how consistent branding efforts can help build the university's identity. The theoretical framework for this study is based on branding consistency, derived from Fritz Heider's Balance Theory (1946). The study employs a qualitative approach, utilizing in-depth interviews. The findings reveal several key challenges: inconsistent branding initiatives, limited resources and organizational structure, a restricted role of public relations in branding, suboptimal engagement of lecturers as brand ambassadors, and a lack of structured evaluations for assessing branding consistency at the State Islamic University in Palembang City.
Konstruksi Identitas Remaja Dalam Pemakaian Tas Branded: Studi Kasus Pada Mahasiswa FEBI Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Junita, Susan; Yusalia, Henny; Indasari, Fera
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 3: April 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i3.8747

Abstract

Konstruksi identitas adalah proses dimana seseorang membangun, mendefinisikan, memproyeksikan gambar dirinya melalui interaksi dengan simbol-simbol tertentu di lingkungan sosial dan budaya mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana mahasiswa mengkonstruksikan identitas dirinya dalam pemakaian tas branded. Identitas sebagai peran yang dimainkan di depan audiens sosial dengan menggunakan simbol seperti fashion, gaya bicara, atau aksesoris seperti tas branded untuk menyampaikan pesan tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang memungkinkan analisis mendalam mengenai konstruksi identitas seperti apa yang ingin disampaikan oleh pemakai tas branded. Hasil penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa membangun makna menggunakan tas branded sebagai cara untuk menunjukkan gaya hidup, selera fashion, dan kelas sosial mereka yang dianggap dapat meningkatkan rasa percaya diri, memberikan validasi sosial, dan membangun citra diri yang diinginkan dilingkungan kampus. Selain itu, proses pembentukan makna melalui pemakaian tas branded dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks antara individu, faktor-faktor seperti pengaruh teman sebaya, media sosial, dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus menjadi pendorong utama pembentukan identitas mahasiswa melalui pemakaian tas branded.  
Membangun ketahanan mental remaja perempuan melalui edukasi Body Neutrality di Tiktok Indasari, Fera; Pebriana, Rina; Fadli, Najmi Muhammad
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 8, No 2 (2025): Mei
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v8i2.2665

Abstract

Media sosial sering mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis, memengaruhi kesehatan mental perempuan. Body neutrality muncul sebagai gerakan untuk melawan krisis kepercayaan diri ini. Pengabdian masyarakat di MTSN 1 Palembang dilakukan melalui pelatihan tentang body neutrality bagi siswi kelas IX untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang citra tubuh dan kesehatan mental di era digital, menggunakan TikTok sebagai media edukasi. Metode yang digunakan berupa workshop dan praktik pembuatan video, disertai analisis kuesioner dan karya siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa program ini memberikan dampak positif, membantu siswa melihat tubuh secara fungsional, mengurangi ketergantungan pada penilaian eksternal, dan meningkatkan penerimaan diri. Edukasi melalui TikTok terbukti efektif dalam membangun ketahanan mental siswa, khususnya dalam menghadapi tekanan standar kecantikan yang tidak realistis.
Pengaruh Beauty dan Fashion Influencer Media Sosial Tiktok terhadap Perilaku Remaja (Studi Sekolah Menengah Kejuruan Mandiri Palembang) Gustine, Yolanda Ayuni; Saputra, Sepriadi; Indasari, Fera
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Beauty Influencer dan Fashion Influencer di TikTok terhadap perilaku remaja di SMK Mandiri Palembang. Populasi penelitian terdiri dari siswi sekolah tersebut, dengan sampel sebanyak 80 orang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan teori Uses and Gratifications sebagai landasan, yang mencakup lima aspek kebutuhan: kognitif, afektif, interaktif personal, sosial integratif, dan pelepasan ketegangan. Pengujian hipotesis menggunakan uji F menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,01, yang lebih kecil dari batas 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa hipotesis nol (H₀) ditolak, sementara hipotesis alternatif (Ha) diterima untuk kedua variabel. Dengan demikian, Beauty Influencer dan Fashion Influencer secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perilaku remaja.
Perilaku Fear of Missing Out pada Partisipasi Gen Z dan Gen X terhadap Aksi Peduli Pantai di Kota Bengkulu Humairah, Aisyah Aprilia; Kaitaginting, Eras; Indasari, Fera
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 5 No. 5 (2025): EduTIK : Oktober 2025
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/s6rtpz63

Abstract

FoMO merujuk pada rasa takut tertinggal atau tidak ikut serta individu pada suatu kegiatan yang diperbincangkan oleh orang-orang di sekitar berdasarkan kelompoknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku generasi Z yang dikenal sebagai generasi digital yang dominannya ikut kegiatan karena FoMO dan bergabung kelompok, tapi berbeda dengan generasi X yang berada pada rentang usia lebih matang secara sosial, lebih banyak kepada inisiatif atau keasadaran. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan sumber relevan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku FoMO memiliki pengaruh signifikan terhadap identitas sosial generasi. FoMO berkaitan erat dengan kebutuhan individu untuk mempertahankan identitas sosial dalam kelompok. Bukan tanpa alasan jika individu bergabung dalam kelompok walau hanya sekedar ikut - ikutan. Dalam konteks FoMO, individu bergabung dalam kelompok karena individu mempersepsikan dirinya sama atau identik dengan anggota lain dalam kelompok yang sama. Individu juga memperoleh identitas sosial, yang dimana merupakan hal penting karena setiap individu memiliki dorongan kuat untuk menganggap bahwa dirinya baik dan memiliki identitas serta harga diri melalui keterlibatan sosial yang diakui. Sebagian besar partisipasi mereka dalam kegiatan sosial dipicu oleh keinginan untuk tidak tertinggal dari teman-teman mereka dalam representasi suatu kegiatan. Penelitian ini menegaskan bahwa FoMO dapat menjadi pendorong partisipasi sosial, terutama ketika individu merasa keterlibatan dalam suatu kegiatan menjadi kunci untuk mempertahankan keberadaan sosial dan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Generasi Z menunjukkan gejala FoMO yang lebih kuat. Berbeda dibandingkan dengan Generasi X, yang partisipasinya lebih didorong oleh kesadaran pribadi daripada tekanan sosial.