Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang kompleks dan multidimensional. Meskipun prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2023, angka kejadian di beberapa wilayah seperti Sumatera Barat masih tergolong tinggi. Pengabdian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi pendekatan multisektoral dalam penanggulangan stunting di Korong Teluk Belibi Selatan dan Kampung Baru, Padang Pariaman dengan lintas sektor bidang kebidanan, keperawatan, gizi, kesehatan lingkungan dan kesehatan gigi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Sasaran pengabdian ini adalah ibu hamil, menyusui, anak usia 0 – 23 bulan dan 24 – 59 bulan, remaja dan wanita usia subur. Aspek yang dinilai pada kegiatan ini adalah status gizi anak, keaktifan kunjungan ibu hamil, nilai indeks karies gigi anak dengan metode deft dan sanitasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk tenaga kesehatan, kader, dan institusi pendidikan, telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan sanitasi. Sebanyak 30% anak mengalami status gizi kurang atau stunting dan rata – rata skor indeks karies gigi anak adalah 2,1 dengan kategori rendah. Namun, masih ditemukan tantangan berupa kondisi sanitasi yang buruk, seperti tidak tersedianya tempat pembuangan sampah, jarak sumber air yang tidak memenuhi standar, serta kurangnya fasilitas jamban sehat. Masalah ini meningkatkan risiko penyakit menular yang berdampak pada status gizi anak. Kesimpulan pengabdian ini adalah masyarakat Korong Teluk Belibi Selatan dan Kampung Baru masih memiliki risiko stunting. Oleh karena itu, kegiatan pemeriksaan kesehatan perlu dilaksanakan intensif untuk mencegah risiko stunting lebih tinggi.