Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Perilaku deformasi batuan lapuk ditinjau dari uji 1-D compression slaking test Laila, Ibnu Abi; Putra, Andius Dasa; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 8 No. 3 (2020): Edisi September 2020
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v8i3.1463

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku deformasi akibat crushing dan slaking melalui uji 1-D Compression Slaking Test terhadap batuan lapuk. Slaking merupakan keadaan tanah atau batuan yang tidak dapat mempertahankan konsistensinya akibat adanya gangguan air.  Penelitian ini dilakukan pada sampel batuan lapuk melalui pengujian 1-D Compression Slaking Test dan pengujian X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui mineral yang terkandung pada setiap batuan. Uji 1-D Compression Slaking Test dilakukan pada tekanan sebesar 9,8; 19,6; 39,2; 78,5; 157; 314 kPa. Hasil pengujian 1-D Compression Slaking Test didapatkan perilaku deformasi yang diakibatkan crushing(∆e1) optimum terjadi pada batuan Bukit Kemuning sebesar 0,510 dan perilaku deformasi yang diakibatkan slaking(∆e2) optimum terjadi pada batuan Pemancar sebesar 0,483.
Pengaruh perubahan ukuran partikel pada batuan lapuk akibat fenomena slaking Azis, M Irvani; Putra, Andius Dasa; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 8 No. 3 (2020): Edisi September 2020
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v8i3.1485

Abstract

Salah satu penyebab batuan mengalami perubahan bentuk yaitu adanya Slaking. Slaking merupakan keadaan tanah atau batuan yang tidak dapat mempertahankan konsistensinya akibat adanya gangguan air. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui mineral penyusun batuan lapuk, dan mengetahui perubahan ukuran partikel batuan lapuk melalui uji Accelerated Slaking Test. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian Accelerated Slaking Test melalui 5 siklus basah-kering (Wetting and Drying), dan pengujian X-Ray Diffraction (XRD). Sampel yang digunakan yaitu batuan lapuk di Kecamatan Lemong dan Kecamatan Pemancar (Kabupaten Pesisir Barat), Kecamatan Semaka (Kabupaten Tanggamus), Kecamatan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran), Kecamatan Teluk Betung (Kota Bandar Lampung), Kecamatan Bukit Kemuning (Kabupaten Lampung Utara), dan Kecamatan Poncowarno (Kabupaten Lampung Tengah). Berdasarkan pengujian Accelerated Slaking Test didapatkan batuan yang tahan terhadap Slaking secara berurutan yaitu batuan Lemong, Poncowarno (1), Teluk Betung Padang Cermin, Bukit Kemuning, Semaka (1), Pemancar, Poncowarno (2), dan Semaka (1). Ketahanan batuan terhadap Slaking dipengaruhi oleh jenis dan mineral penyusun batuan. Kata Kunci: Slaking, XRD, Accelerated Slaking Test, Wetting and Drying, Batuan Lapuk.
Perubahan Nilai Daya Dukung Tanah Lempung Lunak Akibat Stabilisasi Tanah menggunkaan Metode Deep Soil Mixing Pola Panels dengan Kapur 8% Sadil, Salsabila Atalia; Iswan, Iswan; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 2 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i2.1773

Abstract

Palembapang, South Lampung requires proper road construction for public transportation needs. However, the road conditions in the village were found heavily damaged because of poor soil conditions. Therefore, soil stabilization must be carried out. The method of this study is deep soil mixing (DSM), which is soil improvement method by mixing additional materials in the field (in-site). This method is more affordable because they use their soil as theiraggregate and reduce the transportation budget because of stuff supply.The purpose of this study is to determine the change of soil load-bearing capacity due to the variation of distance and the diameter of the DSM stabilization column on soft clay soil and soft clay soil with 8% lime. This study shows that the stabilization of soft clay soil with 8% lime has increased its load-bearing capacity (qu) from 10.368 kg/cm2to 14.69 kg/cm2. The increase of soil load-bearing capacity with the stabilization of the DSM column is proportional to the volume of soil improvement. The largest increase of the soil load-bearing capacity occurred in 1D columns range and 3.75 cm diameter. The distance variation also gives a more significant change compared to the variation of diameter. The most efficient distance and diameter are at the variation of the distance of 1.25D columns range and 2.5 cm diameter.
Hubungan Sifat Sifat Fisik Tanah Yang Dicampur Dengan Kapur Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Pada Tanggul Idrus, S. Tantri Handayani; Iswan, I; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 2 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i2.1778

Abstract

In embankment planning, it is necessary to consider the influencing factors such as the materialfor making the embankment, slope stability, guard height, slope protection, the width of theembankment, the slope and dumping facilities. Some areas in Indonesia do not have good qualitysoil. For instance, the soil in Palembapang Village, Kalianda, South Lampung. Regarding theissues, soil maintenance is mandatory to be done to increase the physical parameters of the soil sothat the carrying capacity of the soil is maintained. The results shows that at the mixture rate of0%, 4%, 8%, 12% and 16%, the lime is classified as CL (clay low plasticity)which indicates nonorganicclay with low to medium plasticity. The lab testing result of the sample of natural soilshows cohesion value of 0,1813 kg/cm2 and shear angle value of 20o. After stabilizing processwas done using additives, the cohesion value and shear angle value were significantly increasing.It proves that lime can increase soil density as both value increased. In the natural soil sample,the value of the safety factor was still below the safe limit. Another lime additive was added to thesoil sample with lime addition of 16%. None of the safety factor limits were below average afterthe process. In conclusion, lime additive can decrease the plasticity (liquid limit and plasticityindex), enhancing strength and durability, reducing water absorption and soil development aswell as strengthening the stability of the embankment.
Hubungan Sifat-Sifat Fisik Tanah dan Aktivitas Tanah Terhadap Nilai Koefisien Permeabilitas Yang Dipengaruhi Campuran Semen Berdasarkan Uji Laboratorium Ariana, S. Indira Adhi; Iswan, Iswan; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 2 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i2.1807

Abstract

Soil is the materials that has a very important role to support the construction on it. Soil permeability value for every construction is different. Such differences affect the strength of a civil construction to be built. The problem that is caused by settlement as seen in Palembapang, Umbul Ligoh, the soil is soft in the rainy season and its bearing capacity becomes low, so it makes a lot of construction problems. Therefore it is necessary to attempt to manipulate the soil permeability value by adding cement as an additive ingredients with the percentage of 0%, 4%, 8% and 12% to a soil permeability values obtained in order to meet the standard of civil construction to be built. Cement has very fine particles so that it can fill the soil pores and has a function as a strong binder. In testing physical properties, the soil includes the classification of A-7-6 soil or poorly categorized soil types.Due to cement addition into soft clay, compaction with the standard proctor experienced a decrease the optimum moisture content (OMC) and an increase in the weight of maximum dry volume, then in the permeability test, the permeability coefficient decreased 2,52%. The composition of the cement mixture affects the value of soil permeability. The lower permeability value follows the amount of cement mixture on the soil. The most change on permeability coefficient was recorded by the sample mixed with 12% of cement.
Analisis Potensi Kerentanan dan Risiko Bencana di Wilayah Kabupaten Tanggamus Melianita, Revi; Putra, Andius Dasa; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 3 (2021): Edisi September 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i3.1896

Abstract

Tanggamus merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki banyak wilayah berpotensi tinggi terhadap terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dan bahaya gunung api, baik yang disebabkan oleh fenomena geologi maupun oleh iklim. Kejadian bencana alam seringkali menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang besar sehingga perlu dilakukan kajian pengurangan risiko terhadap bencana. Dalam penelitian ini dilakukan delineasi wilayah-wilayah yang memiliki tingkat ancaman, kerentanan, kapasitas dan resiko bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan gempa bumi yang dibagi menjadi 3 klasifikasi kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hasil analisis yang diperoleh dari delineasi pembuatan peta risiko bencana tanah longsor menunjukkan bahwa wilayah yang termasuk dalam klasifikasi kelas rendah seluas 187.364,82 ha, kelas sedang 71.454,95 ha dan kelas tinggi 26.726,24 ha, untuk bencana banjir kelas rendah 220.592,08 ha, kelas sedang 34.404,94 ha dan kelas tinggi 30.548,99 ha serta gempa bumi kelas rendah 92.341,21 ha, kelas sedang 112.376,12 ha dan kelas tinggi 80.828,67 ha. Wilayah yang memiliki tingkat ancaman bencana tinggi, perlu diantisipasi dan diminimalkan risiko akibat bencana, sehingga perencanaan dan penyusunan pembangunan tata ruang serta wilayah sangat diperhitungkan terutama daerah dengan tingkat kerentanan yang tinggi terhadap bencana. Kata kunci : Ancaman, Kerentanan, Kapasitas dan Risiko Bencana.
Potensi dan Nilai Indeks Kerawanan Bencana Alam di Kabupaten Lampung Selatan Sari, Fitri Indah; Putra, Andius D.; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 3 (2021): Edisi September 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i3.1904

Abstract

Pemetaan risiko bencana gempa bumi, banjir dan tsunami disusun dengan mengklasifikasikan tingkat ancaman, kerentanan dan kapasitas dalam menghadapi bencana menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Parameter pemetaan ancaman gempa bumi didasarkan dari kepadatan penduduk dan letak sesar atau patahan. Pemetaan ancaman banjir menggunakan parameter daerah aliran sungai dan data kejadian bencana. Sedangkan ancaman bencana tsunami menggunakan beberapa parameter yaitu, jarak dari pusat gempa, kelerengan topografi, jarak dari sungai, keterlindungn lahan, morfologi garis pantai dan keberadaan pulau penghalang. Penentuan parameter, klasifikasi dan pembobotan indeks kerentanan dan kapasitas mengacu pada Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 2 Tahun 2012. Kabupaten Lampung Selatan tidak memiliki risiko tinggi terhadap bencana gempa bumi, Kecamatan yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap bencana banjir adalah Way Sulan, Candiuro, Katibung, Sidomulyo, Palas dan Sragi. Sedangkan Kecamatan yang memiliki risiko tinggi terhada bencana tsunami adalah Katibung, Sidomulyo, Kalianda, Rajabasa, Bakauheni, Ketapang dan Sragi.
Analisis Nilai Indeks Kerawanan Bencana Kabupaten Lampung Barat H, Nabila; Putra, Andius D; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 3 (2021): Edisi September 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i3.1905

Abstract

Lampung Barat merupakan suatu kawasan atau wilayah yang memiliki potensi bencana alam yang cukup besar. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPBD Provinsi Lampung diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat merupakan wilayah dengan jumlah kejadian bencana terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi ancaman, kerentanan, dan risiko bencana alam. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner, Dinas Kesehatan, BPBD, dan BPS Kabupaten Lampung Barat. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka tingkat ancaman gempa bumi yang diperoleh termasuk dalam kriteria kelas rendah (58,94%), sedang (21,54%), dan tinggi (19,5%). Tingkat ancaman longsor dalam kriteria kelas rendah (57,09%), sedang (19,79%), dan tinggi (21,52%). Tingkat ancaman banjir yang termasuk dalam kriteria kelas rendah adalah (7,76%), sedang (12,29%), dan tinggi (19,18%). Sedangkan tingkat risiko bencana gempa yang termasuk dalam kriteria kelas rendah adalah (11,7%), sedang (54,2%), dan tinggi (29%). Tingkat risiko longsor termasuk dalam kelas rendah (11%), sedang (38%), dan tinggi (35%). Tingkat risiko banjir termasuk dalam kriteria kelas rendah (34%), sedang (42%), dan tinggi (15%). Disimpulkan bahwa Kabupaten Lampung Barat perlu meningkatkan kualitas infrastruktur dan pemeliharaan dari potensi risiko bencana.
Analisis Indeks Risiko dan Potensi Kebencanaan (Studi untuk Wilayah Kabupaten Lampung Tengah) Pangestu, Halsa Dinar; Putra, Andius Dasa; Syah, Aminudin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 3 (2021): Edisi September 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i3.1906

Abstract

AbstrakKabupaten Lampung tengah merupakan salah satu daerah yang rawan terhadap bencana alam. Hal ini sesuai pada data Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan BNPB tahun 2018 sebesar 131,20. Sehingga menuntut suatu alternatif penanganan yang dapat mengurangi kerugian di masa yang akan datang, maka dilakukan pemetaan daerah risiko bencana untuk memberikan informasi lokasi-lokasi yang memiliki risiko terjadi bencana.Penentuan parameter, klasifikasi dan pembobotan indeks ancaman, kerentanan dan kapasitas mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 tentang pedoman umum pengkajian risiko bencana yang dimodifikasi sesuai situasi dan kondisi wilayah penelitian.Berdasarkan hasil pemetaan risiko bencana diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Kecamatan yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap bencana gempa bumi, kekeringan dan banjir yaitu kecamatan Terbanggi Besar, Gunung Sugih, Bandar Mataram, Kota Gajah, Trimurjo, Selagai Lingga, Kalirejo, Seputih Mataram, Bumi Nabung, dan Seputih Surabaya. Berdasarkan hasil kajian tersebut diketahui bahwa daerah dengan tingkat risiko tinggi terhadap bencana gempa bumi, kekeringan, dan banjir perlu diatur di dalam rencana pola tata ruang Kabupaten Lampung Tengah untuk menghasilkan penggunaan ruang yang efisien dan meminimalkan risiko bencana.Ini adalah bagian Kata kunci : Ancaman, Kerentanan, Kapasitas, Risiko.
Pengaruh Suhu Pemeraman terhadap Kinerja Fly Ash untuk Tanah Lempung Lunak Auli, Septriza; Putra, Andius Dasa; Syah, Aminudin; Iswan, Iswan
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 9 No. 3 (2021): Edisi September 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v9i3.1953

Abstract

One of the construction problems that is often encountered in the world, including Indonesia, is the construction of highways carried out on soft soil subgrade. In general, the improvement of soft subgrade is carried out with special modifications or handling, one of which is by stabilization so the subgrade can be used based on the standards. The use of fly ash as a stabilization material is considered an effective option because of its economical price and the elements in it have the ability to harden and increase strength when reacting with water. This study aims to find out the improvement of soft soil quality that has been mixed with several variations of fly ash seen from parameters such as Atterberg Limits and CBR. By reviewing the highest temperature conditions that ever happened in Indonesia based on Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) and relating it with temperature conditions in the field, the study also reviewed the influence of high temperatures of 40°C on these parameters. The results are a decrease in the maximum dry density and an increase in the optimum moisture content. In addition, the value of the Atterberg Limit decreased significantly. The largest CBR value is shown in the addition rate of fly ash by 10% with a 7-day curing time at a temperature >40°C.Keywords: soft soil, soil stabilization, fly ash, high curing temperature, CBR