Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Covid-19; Studi Kasus Retrospektif Pasien Covid Rumah Sakit Rujukan Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2021 Rinawati, Diana; Nuraeni, Hanny Siti; Ridwanulloh, Muhammad
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 10 No 2 (2024): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/higiene.v10i2.42745

Abstract

Kesehatan masyarakat sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu bangsa, dimana kesehatan mempunyai peranan penting dalam membentuk generasi muda yang kompetitif dan mampu berfikir kreatif. Penyakit infeksi dalam beberapa tahun terakhir sangat mengancam kesehatan masyarakat dunia terutama penyakti yang disebabkan oleh virus baru yang disebut SARS-CoV-2 dengan nama penyakit coronavirus diseases 2019 (COVID 19). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian COVID-19, mengetahui hubungan usia dengan kejadian COVID-19, mengetahui hubungan penyakit penyerta dengan kejadian COVID19. Methode penelitian deskriptif dengan jumlah sampel minimal ditentukan secara pusposif sebanyak 335 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan anatar jenis kelamin, usia dan penyakit penyerta terhadap kejadian COVID-19 di Rumah Sakit Umum kabupaten Tangerang. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara penyakit penyerta dengan jenis kelamin dan kadar Hb, sedangkan antara penyakit penyerta dan umur pasien terdapat hubungan pada pasien COVID-19.H
Pooled Serum in House sebagai Bahan Kontrol untuk Pemantapan Mutu Internal Nuraeni, Hanny Siti; Armal, Hadits Lissentiya; Astriani, Ranti Dwi
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v3i1.827

Abstract

One method used to carry out internal quality control at the analytical stage is to use control serum. . For some clinical laboratories, especially primary clinical laboratories where the number of clinical examinations is still small, the use of commercial control serum for quality control is not affordable because the cost is very expensive. Production of control materials from pooled blood serum can be used as an alternative to expensive production controls. The aim of this study was to find out whether serum collected at home can be used as a control material to carry out quality tests by determining its homogeneity and stability.The implementation process includes taking samples, sample from 48 person and then making pooled serum, examining pooled serum, homogeneity and stability tests, determining reference value ranges, and analyzing results. The combined serum that has been made is homogeneous and stable in the parameters of glucose and total cholesterol, while it is unstable in uric acid. The pooled serum value range for glucose is 49-86 mg/dL, total cholesterol 196-288 mg/dL and uric acid 1.36-3.70 mg/dL. The results of making pooled serum as a control material are declared homogeneous and stable in terms of glucose and total cholesterol parameters so that it can be used as quality control in daily activities. Suggestions for future researchers to add other parameters related to clinical chemistry examinations.
Stabilitas Bahan Kontrol Buatan Sendiri Untuk Pemeriksaan Hemoglobin Astriani, Ranti Dwi; Nuraeni, Hanny Siti; Barlian; Hamtini
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v3i1.828

Abstract

Pemantapan Mutu Laboratorium bertujuan menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Di bidang hematologi, pemeriksaan hemoglobin merupakan beban kerja utama, maka diperlukan suatu bahan kontrol yang selalu tersedia. Salah satu aspek pemantapan kualitas laboratorium adalah penggunaaan bahan kontrol sebagai pemantauan kinerja pemeriksaan. Di negara berkembang, ketidaktersediaan dan harga bahan kontrol komersial menjadi masalah tersendiri. Bahan kontrol buatan sendiri dapat menjadi alternatif untuk memangkas biaya kendali mutu pemerikasaan laboratorium. Bahan kontrol buatan sendiri berasal dari 2 kantong darah yang dibuat menjadi hemolisat dengan kadar hemoglobin rendah, normal, dan tinggi, kemudian masing-masing ditentukan kadarnya menggunakan rerata ± standar deviasi. Selanjutnya, dilakukan uji homogenitas dan uji stabilitas untuk mengetahui apakah hemolisat (kontrol Hb) yang telah dibuat stabil dan homogen sehingga layak dijadikan bahan kontrol Hemoglobin. Pada bahan kontrol buatan sendiri kadar Hb rendah yaitu 5,4-5,6 g/dL, Hb normal 12,48-12,60, dan Hb tinggi 16,27-16,40 sedangkan pada kontrol Hb yang berasal dari pabrikan, kadar Hb rendah 5,2-5,8 g/dL, Hb normal 12,2-13,2 g/dL, dan Hb tinggi 15,9-17,3 g/dL. Uji homogenitas dan stabilitas menunjukan bahwa baik hemolisat maupun pabrikan memberikan hasil uji homogen dan stabil. Perbedaan bermakna terdapat pada nilai homogenitas dan stabilitas Hb rendah antara Hemolisat dan pabrik (Sig.000) sedangkan nilai homogenitas dan stabilitas Hb normal dan tinggi pada hemolisat dan pabrik tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Bahan kontrol buatan sendiri dengan kadar Hb rendah, normal, dan tinggi didapatkan homogen dan stabil. Uji t independen menunjukan adanya perbedaan bermakna kadar Hb rendah antara hemolisat dan pabrikan.
PENENTUAN NILAI RUJUKAN LAJU ENDAP DARAH PADA WANITA USIA 20-50 TAHUN Nuraeni, Hanny Siti; Astriani, Ranti Dwi; Shufiyani, Shufiyani; Destriana, Destriana
jitek Vol 11 No 1 (2023): September 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jitek.v11i1.1113

Abstract

ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate) is one of the parameters used for health checks. The ESR value is used to determine the presence of inflammation and infection and monitor disease. The reference value is an examination used to see a normal rather than a laboratory examination of a patient. The problem is that the current ESR reference values ​​refer to lab parameter insert kits and WHO, where reference values ​​may vary between geographic regions, age groups, gender and race. Based on the International Council for Standardization in Hematology (ICSH) and ISO 15189 Clause 5.2.2, the range of reference values ​​must be stated based on the local area minimum of 120 samples. The population used in this research was Periuk sub-district, Tangerang City, is 191 and the sample was 126 people with a random sample. Determining the reference value range in this study used primary data using statistical calculations based on CLSI EP28-A3C guidelines, namely the 2.5 and 97.5 percentiles. The research results obtained a degree of ESR reference values ​​of 0-39 mm/hour. Suggestions for further research are to determine reference values ​​based on gender and racial distance.
Correlation of Dermatophagoides Pteronyssinus with Serum Der-P Spesific Ige and Igg4 Nuraeni, Hanny Siti; Wibowo, Heri; Kwarta, Cytyta Putri; Rengganis, Iris
jitek Vol 13 No 1 (2025): September 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jitek.v13i1.1925

Abstract

Repeated exposure to allergens induces an increase in regulatory T cells that produce interleukin 10 (IL-10) that can lead to B cells switching to immunoglobulin G4 (IgG4). Allergen-specific IgE was used as marker of allergen exposure but was only detected in atopic subjects, not in normal subjects. Therefore, an immunological marker that could be used to scan for exposure is needed. This study was conducted to determine Dermatophagoides pteronyssinus (Der p) density, serum IgE and IgG4-specific Der p levels, and to determine the correlation of Der p density with specific serum levels of IgE and IgG4 Der p in normal and atopic subjects. We calculated the amount and density of Der p in house dust mites (HDM) using the Fain and Hart (1986) method and measured Der p serum levels of IgE and IgG4 using indirect ELISA. We found that the most dominant HDM species was Der p. IgE-specific Der p level in atopic asthma patients were higher than in normal patients (p=0.002), whereas IgG4-specific Der p level in both atopic asthma and normal patients did not exhibit significant differences (p= 0.667). The density of Der p demonstrated a positive correlation with IgG4-specific Der p levels (Spearman r=0.388, p=0.008) compared to IgE-specific Der p.Compared to IgE, the density of Der p demonstrated a correlation with Der p-specific serum IgG4 levels, which means that Der p-specific IgG4 can be used to determine the exposure and accumulation of Der p in the residence of subjects.
Preeclampsia support group sebagai upaya pemberdayaan kader dalam pencegahan dan pengendalian preeklampsia Patricia, Venny; Yani, Ahmad; Nuraeni, Hanny Siti; Astriani, Ranti Dwi; Rumiatun, Darti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.22228

Abstract

AbstrakPreeklampsia merupakan salah satu penyumbang utama angka kematian ibu di Indonesia. Salah satu upaya menurunkan preeklampsia adalah melalui penyuluhan terhadap kader mengenai preeklampsia, deteksi dini, serta pencegahannya. Kader merupakan perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan di tingkat desa sehingga dapat diberdayakan dalam upaya pencegahan dan pengendalian preeklampsia, terutama dalam memberikan pemahaman kepada ibu hamil di wilayah masing-masing. Dalam pengabdian ini, dilakukan penyuluhan dan pendampingan mengenai deteksi dini preeklampsia kepada para kader. Sasaran kegiatan ini adalah para kader di 14 desa di kecamatan Padarincang, kabupaten Serang, Banten. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader mengenai pencegahan dan pengendalian preeklampsia serta deteksi dini preeklampsia pada ibu hamil melalui pemeriksaan tekanan darah dan protein urine melalui pemanfaatan support group. Kegiatan dilakukan dalam 4 tahapan yaitu pengurusan perizinan, penyuluhan, skrining preeklampsia, serta monitoring dan evaluasi keberlanjutan program. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan kader mengenai preeklampsia, deteksi dini, dan upaya pencegahannya mengalami peningkatan sesudah diberi penyuluhan. Pengetahuan dan keterampilan kader dengan kategori baik yaitu sebesar 15% sebelum diberikan penyuluhan dan meningkat menjadi sebesar 55% setelah diberikan penyuluhan. Support group yang dibentuk terbukti efektif dalam membangun komunikasi dan koordinasi dalam upaya pencegahan dan pengendalian preeklampsia di wilayah kecamatan Padarincang. Untuk menjamin keberlanjutan program, preeclampsia support group tetap digunakan sebagai sarana koordinasi antara para kader, bidan desa, tenaga kesehatan lainnya di puskesmas, aparatur desa dan kecamatan, serta tim pengabdian. Kata kunci: bidan; hipertensi; kader; preeklampsia; proteinuria. AbstractPreeclampsia is one of the main contributors to maternal mortality rates in Indonesia. One effort to reduce preeclampsia is through educating cadres since they are an extension of health workers so that they can be empowered in efforts to prevent and control preeclampsia, especially in providing understanding to pregnant women in their areas. In this community service, education and assistance regarding the early detection of preeclampsia were provided to cadres. The target was cadres in 14 villages in Padarincang, Serang district, Banten. This activity aimed to increase cadres' knowledge and skills regarding the prevention and control of preeclampsia as well as the early detection of preeclampsia in pregnant women through checking blood pressure and urine protein through the use of support groups. Activities were carried out in 4 stages, namely processing activity permits, counseling, preeclampsia screening, and monitoring and evaluating program sustainability. The results of the service showed that the cadres' knowledge and skills regarding preeclampsia, early detection, and prevention efforts had increased after being given counseling. The knowledge and skills of cadres in the good category were 15% before being given counseling and increased to 55% after being given counseling. The support group was proven to be effective in building communication and coordination in efforts to prevent and control preeclampsia in the Padarincang sub-district area. To ensure the continuation of the program, the support group is still used as a means of coordination between cadres, midwives, community health center authorities, village and sub-district officials, and the community service team. Keywords: midwife; hypertension; cadre; preeclampsia; proteinuria.
Gambaran C-Reaktif Protein (CRP) Pada Pasien Demam Tifoid di Laboratorium Klinik Pinang Sari 2 Nuraeni, Hanny Siti; Fadillah, Muhammad Arief; Khayan, Khayan; Saputra, Tomy
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 1 No. 1 (2022): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.463 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i1.431

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit sistemik akut pada saluran pencernaan yang masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Angka kejadian demam tifoid di Indonesia diperkirakan sekitar 350-810 per 100.000 penduduk dan morbiditas yang cenderung meningkat setiap tahun sekitar 500-100.000 penduduk dengan angka kematian sekitar 0,6-5 %. Angka kejadian demam tifoid berbeda di setiap daerah. Berdasarkan laporan dari 31 RS di kota Tangerang demam tifoid menepati urutan ke tiga dari sepuluh penyakit teratas di kota tangerang. Dengan pasien rawat inap sebanyak 4.979 kasus. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran C-Reaktif Protein (CRP) pada pasien demam tifoid di Klinik Pinang Sari 2. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Klinik Pinang Sari 2. Metode yang dilakukan adalah imonokromatografi dengan alat epithod 616 yang terdapat hasil widal pada pasien dengan titer O >1/320 atau H >1/320. Hasil penelitian dari 40 sampel terdapat 37 (92,5%) sampel yang menunjukan hasil tinggi (>5g/dl) dan 3 (7,5%) sampel menunjukan hasil normal (<5g/dl). Pada hasil widal dengan titer 0 >1/320 tinggi CRP sebanyak 17 (42,5%) sampel dan dengan titer >1/320 tinggi CRP sebanyak 0 (0%) sampel.